Adakah Sesuatu yang Mustahil untuk Tuhan? By Ps. Jose Carol

JPCC Kota Kasablanka Service 3 (21 January 2018)

This is My Story Testimony – Erninta Afryani (DATE Sudirman), Ninta mempunyai pengalaman buruk saat berpacaran di masa SMA, dimana orang tua pacar melihat Ninta secara negatif, dan menyuruh anaknya untuk putus dengan-nya. Kejadian ini membuat ninta merasa tidak layak, dan membuat dirinya masuk ke dalam keterikatan seksual dalam hubungan selanjutnya.

Ninta kemudian pindah ke jakarta dan bergabung ke JPCC, dia mengikuti beberapa kelas gereja seperti kelas Counseling yang bernama COC.

Di dalam sesi doa “breaking the stronghold”, ada fasil coc yang menanyakan Ninta akan keterikatan seksual dan kemudian langsung mendoakan dirinya, Ninta mengalami kebebasan dan juga tidak lagi terikat dengan masa lalu.

Seiring dengan berjalan-nya waktu, ninta dipertemukan dengan begitu banyak orang yang bisa saling menguatkan dalam hal dan keterikatan yang sama.

Ninta belajar bahwa Mengakui dosa kepada Tuhan bukan hal yang mudah, tetapi Tuhan akan memberikan kekuatan pada saat itu terjadi, Ingat dan ketahui bahwa rancangan Tuhan buat hidup kita semua selalu indah.

Sungguh kesaksian yang luar biasa, Tema tahunan kita di 2018 adalah Reimagine, adapun tema kita ini diambil dari ayat berikut.

Opening Verse – “Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: “Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?” Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Abraham: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.” ‭‭Kejadian‬ ‭18:11-14‬ ‭TB‬‬

Ada 2 hal yang Sara ragukan akan janji Tuhan. Pertama, Sara berpikir bahwa dia akan tidak hamil seperti maria, dan membutuhkan proses yang alamiah.

Kedua, Sara juga meragukan akan nafsu birahi yang dia punya karena proses menopause, dan juga apakah Abram juga mempunyai kemampuan seksual yang cukup.

Karrna kedua hal yang “mustahil” ini, Sara menjadi tertawa. Abram langsung ditegur Tuhan karena kejadian ini. Kita melihat bahwa ada istri yang tidak percaya tetapi suaminya tetap ditegur Tuhan, tetapi mengapa Sara tertawa?

Judul kotbah saya, adalah “Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan?”.

Saya juga ingin melempar pertanyaan Ini kepada anda semua disini. Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan dalam karir, mimpi, pernikahan, keluarga dan kehidupan kita semua?

Kehidupan yang Tuhan percayakan kepada kita adalah kehidupan yang benar-benar hidup, bertumbuh dan berbuah lebat, serta penuh dengan pengharapan dan tujuan kepada sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Ada freshness dan tingkat perjalanan iman yang lebih dalam bersama Tuhan, itulah a Purposeful life.

Jangan hanya menjadi “Que Sera Sera” atau sekedar ikut arus saja dalam menjalani kehidupan, Reimagine is something you start spiritually.

Membayangkan apa yang bisa dan dapat terjadi, dan juga Tuhan inginkan terjadi dalam hidup kita, semua ini harus dimulai dan diawali secara rohani. Seperti hal-nya Abram dan Sara harus percaya terlebih dahulu sebelum mereka bisa mempunyai anak.

Di dalam perjanjian lama, ada seorang bernama Nuh yang mendapat pewahyuan dari surga. Dia diharuskan untuk membuat barang yang baru bernama “Bahtera”, yang belum ada dan dia tidak pernah lihat sebelumnya.

Nuh mengalami kebingungan pada awalnya, meski dia sudah mendapat ukuran dan spesifikasi akan bahtera tersebut, Perlu diingat juga bahwa Nuh tidak pernah melihat banjir atau hujan sebelumnya karena pada saat itu, semua itu belum pernah terjadi di bumi.

Nuh memperkatakan apa yang belum ada sebelumnya, dan dia tempatkan semua ini dalam imajinasi-nya, karena itu kita juga harus bisa melakukan hal yang sama, terutama akan hal-hal yang terlihat mustahil di dalam hidup kita, agar apa yang mustahil ini bisa kita wujudkan dan lahirkan di dalam hidup kita semua, dan kemudian bisa memberkati banyak orang di sekeliling kita.

Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan untuk Dia lakukan dalam hidup kita semua?

Start Journaling and Writing, Catat apa yang anda perlu catat saat ini, apalagi jika ada yang Roh Kudus katakan mengenai mimpi dan visi yang anda punya. Catatlah baik secara digital ataupun visual melalui buku. Kita tidak menghargai apa yang tuhan percayakan kepada kita kalau kita tidak menulisnya.

Segala seusatu diawali dari dimensi yang tidak kelihatan, sebelum dimanifestasikan di dalam dimensi yang kelihatan.

Imagination is the ability to form a mental image of something that is not perceived through the senses.

Contoh : Ada seorang wanita yang memakai hak atau heels sepanjang 15 cm, dan dia sedang berjalan dan tiba-tiba berhadapan dengan 3 jalur, ada jalur yang penuh dengan batu-batuan berkelikir, kemudian ada juga jalur dengan rerumputan yang panjang, dan terakhir ada jalur aspal.

Imajinasi wanita ini akan segera muncul sebelum dia berjalan, dan membuat dia mengambil keputusan untuk mengambil jalan yang terbaik baginya disaat mengenakan heels tinggi untuk melalui salah satu jalur tersebut.

Imaginasi tidak hanya terbatas dengan melihat gambaran secara mental atau rohani, tetapi kita bisa menggunakan semua indra yang kita punya untuk membayangkan sensasinya, Imaginasi adalah awal dari penciptaan.

Imagination is the beginning of creation. Imajinasi bisa merubah seluruh keberadaan masa depan anda.

To Reimagine, diperlukan beberapa hal yaitu:

Supporting Verse – “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.” ‭‭Kejadian‬ ‭12:1-5‬ ‭TB‬‬

Dari kisah diatas, kita melihat bahwa Abram harus meninggalkan kota-nya, yang meliputi budaya, perspektif kehidupan, kesukaan, cara makan serta kehidupan, bangsa, bahasa, dan setelahnya harus mulai belajar budaya, bahasa serta bangsa yang baru, dan semua ini dilakukan saat dia berusia 75 tahun.

1. Change.

Tuhan memerintahkan Abram untuk meninggalkan budaya, perspektif kehidupan, kesukaan, cara makan serta kehidupan, bangsa dan bahasa yang dia miliki sebelumnya, agar dia bisa mendapatkan perspektif yang baru.

Kita tidak bisa lepas dari kata “Change” untuk membayangkan ulang atau Reimagine, akan sulit untuk membayangkan hal yang berbeda jika kita mempertahankan perspektif kita. Kita tidak akan pernah bersyukur jika kita tidak mendapatkan perspektif yang berbeda.

Ada beberapa orang yang tidak pernah keluar dari perusahaan atau pekerjaan-nya, atau bahkan dari rumahnya. Terkadang kita harus meninggalkan tempat dimana kita berada agar bisa berada di posisi yang kita tidak mau ada sebelumnya, agar bisa mendapatkan perspektif yang Tuhan mau kita lihat.

Mengapa kita sering mendengar akan banyak orang yang suka berpikir bahwa di negara lain bisa bersih dan kenapa di negara kita sendiri tidak? Kita perlu keluar atau berubah agar bisa mendapat perspektif yang baru.

Sometimes you need to leave where you are in order to get to the position you need to be to gain the pespective God wants you to be.

2. Separation

Supporting Verse – “Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.” ‭‭Kejadian‬ ‭13:14-16‬ ‭TB‬‬

Setelah Tuhan menyuruh Abram meninggalkan kota, budaya, bahasa dan bangsa-nya sebelumnya, Abram pergi dan juga membawa keponakan-nya yang bernama Lot.

Mereka berdua mengalami usaha yang penuh dengan kesuksesan, tetapi dikarenakan adanya pertengkaran antar gembala Abram dan gembala Lot, meskipun tidak terlihat adil, Abram akhirnya memutuskan untuk mengalah dan berpisah dengan Lot serta merintis kembali usahanya di lokasi yang berbeda dengan keponakan-nya.

Abram tahu bahwa berkat-nya tidak bergantung pada lokasi atau tempatnya, dan meski Lot mempunyai tanah yang paling subur, Abram tetap diberkati oleh Tuhan.

Seringkali kita dituntut agar berpisah dari hal-hal yang membebani dan menghalangi kita dari melihat serta menerima janji Tuhan di dalam hidup kita.

Sometimes it takes further separation of us from things that hindrance us from Seeing, and Imagining what God wants us to see.

3. Time

Supporting Verse – “Abram menjawab: “Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Lagi kata Abram: “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku.” Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian: “Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.” Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” ‭‭Kejadian‬ ‭15:2-5‬ ‭TB‬‬

Kita tahu bahwa Tuhan membawa Abram keluar dari keberadaan-nya untuk kedua kalinya, dan bahkan mungkin lebih dari dua kali, agar Abram bisa melihat perspektif yang baru, keturunan sebanyak bintang di langit, itulah keturunan Abram nantinya.

It takes time, Semua ini, baik dari fase change, menuju separation adalah suatu proses yang harus dilalui Abram, seringkali kita butuh waktu untuk bisa melihat apa yang tuhan akan lakukan dalam hidup kita.

Di dalam sebuah perjalanan akan selalu ada Proses yang membutuhkan waktu agar kita bisa melihat rencana Tuhan.

Supporting Verse – “Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.” ‭‭Markus‬ ‭8:22-25‬ ‭TB‬‬

Dari kejadian diatas, Yesus membawa orang buta ini keluar dari kampung, dan menyembuhkan-nya dengan cAra meludahinya.

Pertanyaan saya, Mengapa Yesus perlu menarik orang ini keluar dari kampung sebelum menyembuhkan-nya? Apa mungkin kuasa Yesus terbatas secara teritorial?

Menurut saya, Kemungkinan besar jika Dia menyembuhkan orang ini di kampungnya, dengan adanya budaya dan kebiasaan yang ada di kampung itu, perubahan akan sulit dilakukan, karena itu si orang buta ini dibawa keluar dari kampung, budaya dan bangsanya, karena orang buta ini perlu waktu dan proses agar dia bisa melihat apa yang akan Tuhan lakukan pada dirinya.

Si orang buta ini perlu waktu untuk bisa menerima kuasa Yesus. Setelah Yesus menaruh tangan ke mata orang itu baru kemudian dia bisa melihat dengan jelas.

Sharing Ps. Jose – Tuhan akan membawa kita semakin lama semakin tajam dan semakin detail, Saya ingat bahwa 30 tahun yang lalu saya melihat dan memimpikan masa depan bangsa ini, bahwa akan ada generasi baru yang rapih, bersih, cinta kepada Tuhan dan bangsa ini, serta mengasihi keluarganya.

20 tahun yang lalu mimpi saya ini semakin tajam, dan saya percaya 5 tahun ke depan mimpi saya ini akan semakin akurat, dan saya percaya akan terciptakan juga generasi yang tidak suka buang sampah sembarangan.

Imajinasikan karena hal ini bisa terjadi dalam mimpi dan visi hidup kita semua.

4. Failure

Failure is not an option, but Necessity.

Dari kisah diatas, kita tahu bahwa Abram telah mengalami kegagalan berulang-ulang kali, kalau dia gagal hanya sedikit, tidak mungkin dia merasa frustasi kepada Tuhan.

Tetapi bukan karena kegagalan dalam mimpi ini memberi arti bahwa Tuhan tidak bisa menjawab mimpi kita yang lain, terkadang kita perlu mengalami kegagalan untuk bisa menggenapi apa yang bisa Tuhan genapi dalam hidup kita.

5. God

Ini adalah aspek terpenting dalam proses membayangkan ulang atau Reimagine, karena hanya Tuhan yang bisa memastikan agar semua ini terjadi.

God ensure that the impossible becomes possible.

Karena itu bagi beberapa dari kita yang mengalami kegagalan dan kecewa terhadap Tuhan, Mulailah untuk membayangkan ulang atau Reimagine di tahun 2018, Karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.