JPCC Kota Kasablanka (3 January 2021)
Saya percaya bahwa kita semua diberkati dan belajar banyak dari tema kita di akhir 2020, yaitu tentang Reset. Salah satu hal yang kita pelajari adalah tentang istilah hard reset dan soft reset dalam hidup kita. Hard Reset berbicara tentang keputusan kita untuk bertobat dari jalan kehidupan yang salah dan berputar arah kembali kepada Tuhan, Hidup di dalam rencanaNya untuk kita.
Sementara Soft Reset berbicara tentang membersihkan diri dari pikiran dan karakter yang keliru dan tidak sesuai dengan Kehendak Tuhan bagi hidup kita. Melalui istirahat, Bersekutu dengan Tuhan dan melupakan apa yang pernah terjadi di belakang kita, dan berani mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Mungkin banyak di antara kita yang sudah mengambil salah satu keputusan reset tersebut, atau bahkan ada yang mungkin memerlukan keduanya. Bertobat dari jalan hidup yang salah dan kemudian memperharui pikiran dan karakter di dalam kehidupan yang baru.
Dengan memutuskan untuk reset di awal tahun 2021 ini, ini bisa menjadi permulaan yang baru dalam menjalani kehidupan kita.
Mengambil sebuah keputusan dan menjalani keputusan tersebut bisa menjadi dua hal yang berbeda.
Seberapa banyak dari kita pernah dan seringkali mengalami ini? Mengambil resolusi di awal tahun lalu kemudian gagal dalam menjalankannya? Baik itu berupa keputusan untuk lebih banyak berolahraga, makan lebih sehat, mengelola waktu dan finansial lebih baik atau mungkin lebih rutin beribadag atau komsel? Apapun jenisnya, banyak tantangan dan godaan yang ada seringkali membuat kekuatan kita hilang untuk berkomitmen dan akhirnya putus harapan.
Pertanyaannya, Apa yang menjadi dasar kekuatan dari komitmen kita untuk menjalani keputusan tersebut?
Karena untuk mengambil keputusan adalah satu hal, tetapi untuk menjalani keputusan tersebut dibutuhkan kekuatan dan integritas untuk bisa berkomitmen menjalaninya setiap hari dalam hidup kita.
Tema JPCC pada bulan ini, dan juga menjadi tema tahunan gereja selama tahun 2021 ini adalah “Follow” atau Mengikuti. Tema ini penting karena apa atau siapa yang kita ikuti akan menentukan dasar kekuatan dari komitmen kita. Kepada siapa kita mengikuti dan meneladani JejakNya akan menentukan dasar kekuatan dari komitmen kita.
Siapa atau Apa yang kita ikuti dan menjadi pegangan dalam hidup kita? Karena hal ini dapat menentukan kekuatan yang kita miliki untuk menjalaninya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Yesus berulang kali memberikan undangan kepada MuridNya untuk datang mengikuti Dia. “Come and Follow Me”, Kepercayaan dan Iman kita terhadap Pribadi Yesus yang akan menopang kita dan akan memberikan kekuatan serta memimpin kita di dalam Iman kepada masa depan yang penuh dengan Harapan dan Damai Sejahtera, khususnya di masa yang tidak menentu seperti sekarang.
Opening Verse – Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: ”Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Yohanes 8:12 TB
Jika kita memutuskan untuk mengikuti Yesus, maka kita tidak akan berjalan di dalam kegelapan. Kegelapan artinya kita kehilangan arah, tidak tahu apa yang harus dilakukan, hilang tujuan dan bahkan kehilangan kekuatan untuk menjalani komitmen kita dalam menjalani keputusan yang sudah kita ambil.
Perbedaan antara gelap dan terang, terang akan memberikan arah, kepastian dan kejelasan di dalam kehidupan kita. Walaupun keadaan di sekitar kita mungkin tidak jelas atau pasti, tapi karena adanya terang hidup di dalam diri kita, maka kita akan punya kekuatan untuk terus menjalani hidup, menjalani komitmen kita di dalam segala sesuatu yang kita lalukan dan hadapi baik itu didalam musim yang penuh sukacita atau dukacita.
Kita memiliki kekuatan karena kita mengikuti Pribadi yang kekuatanNya luar biasa, yang memiliki kuasa dan bahkan sumber dari segala sesuatunya. Bukan cuman sekedar peraturan, prinsip atau pedoman yang bisa jadi kalau kita tidak mengikutinya, kita akan merasa bersalah, tertuduh dan terintimidasi sehingga kita semakin kehilangan arah dan terjebak masuk di dalam kegelapan tersebut.
Itu sebabnya kita tidak berkomitmen kepada peraturan dan prinsip, tetapi kit berkomitmen untuk mengikuti sebuah Pribadi dan didalamNya ada hubungan dimana kita menjalaninya bersama-sama dengan Pribadi tersebut.
Kekristenan bukanlah sekedar sebuah agama yang berisi peraturan dan pedoman yang harus diikuti atau dijalani oleh UmatNya tanpa memiliki landasan atau dasar yang kuat. Pada esensinya, Kekristenan adalah sebuah hubungan antara Tuhan, sang pencipta dengan manusia, sebagai mahluk hidup yang diciptakan serupa dan segambar dengan Dia.
Itu sebabnya dasar kekuatan kita sebagai orang percaya bukan terletak pada mengikuti peraturan, prinsip atau pedoman agamawi, tetapi terletak di dalam hubungan yang intim dengan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kekristenan adalah sebuah perjalanan hidup sebagai orang percaya dan pengikut Kristus. Kita semua memiliki kekuatan yang lahir dari hubungan yang intim dengan Allah.
Semakin kita intim mengenal dan mengikuti Dia, semakin kita kuat di dalam melewati setiap tantangan dan godaan di dalam hidup kita. Bahkan kekuatan ini bisa memberi kekuatan kepada kita disaat kita berhasil dan baik-baik saja, supaya kita tidak lupa diri dan sombong, dan menjaga kita supaya tetap terhubung di dalam Kasih Karunia Kristus.
Pertanyaan berikutnya, Apa yang harus kita lakukan untuk mengikut Yesus?
Supporting Verse – Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Matius 16:24 TB
Yesus memberikan arahan tentang bagaimana cara kita mengikuti Dia. Pertama adalah dengan menyangkal diri kita, dalam artian kita tidak lagi hidup sesuai dengan kemauan, ambisi dan kekuatan kita sendiri. Kita tidak lagi bersandar pada pengertian kita sendiri dan sebaliknya mulai mengikuti KehendakNya, apa yang Tuhan rencanakan, inginkan, kehendaki terjadi di dalam hidup kita.
Oleh karena itu ini tidak lepas dari arahan kedua yaitu dengan memikul salibnya. Salib artinya sebuah panggilan dan tujuan yang Tuhan berikan kepada kita. Sama seperti ketika Yesus datang ke dunia, Dia memiliki tujuan untuk menggenapi Kehendak Allah Bapa bagi dunia ini. Memikul SalibNya dengan mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga untuk menebus dosa kit semua.
Demikian juga kita semua sebagai pengikut Kristus dan anak-anak Allah, kitapun juga memiliki tujuan dan panggilan yang Tuhan telah tetapkan dalam hidup kita. Makanya Tuhan ingin kita mengikut Dia dengan memikul salibnya, memikul salib kita sendiri supaya kita boleh berjalan di dalam rencana Tuhan, menggenapi segala sesuatu yang Dia rencanakan terjadi dalam hidup kita.
Supporting Verse – Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Amsal 3:5-6 TB
Hal ini berbicara akan sebuah hubungan yang intim dan kepercayaan yang kita miliki kepada Tuhan. Kita tidak lagi bersandar pada kekuatan dan pengertian kita sendiri yang terbatas. Kata “akuilah” di ayat amsal ini, menggunakan kata “Yadah” dalam bahasa ibrani, atau dalam bahasa inggris seringkali disebut dengan kata “to know”. Maknanya adalah mengenal seseorang atau suatu pribadi dengan intim, bukan hanya sekedar mengetahui Dia saja, tetapi juga mengakui dan mengenalNya dengan intim.
Sebab kata yang sama juga dipakai di Kejadian 4:1 (KJV), dimana dikatakan bahwa :
Supporting Verse – And Adam knew Eve his wife; and she conceived, and bare Cain, and said, I have gotten a man from the Lord . Genesis 4:1 KJV
Kemudian Adam bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan hamillah wanita itu. Ia melahirkan seorang anak laki-laki dan berkata, “Dengan pertolongan Tuhan aku telah mendapat seorang anak laki-laki.” Maka dinamakannya anak itu Kain. Kejadian 4:1 BIMK
Jadi kata “Yadah” ada pengertian tentang pengenalan yang begitu intim dan pengenalan yang begitu dalam dengan sebuah pribadi. Makanya ketika dikatakan “Akuilah Dia”, hal itu bukan hanya sekedar berkata bahwa kita mengakui Dia bahwa Tuhan ada dan besar, tetapi hal ini juga berkata hubungan yang begitu intim dengan Tuhan.
Bahwa kita mengakui di dalam setiap jalan kita, tingkah laku kita, perbuatan dan kata yang kita ucapkan, setiap rencana yang kita buat, kita mengakui bahwa Dia ada di dalam setiap langkah kita, bahwa Tuhan begitu dekat kita dan kita tidak pernah sendirian, bahwa Dia adalah Allah Immanuel, Tuhan yang beserta dengan kita dan ada dalam kehidupan kita.
Segala sesuatu yang kita lakukan, lahir dan keluar dari motivasi ingin mencintai, mengasihi, dan menyenangkan hati Tuhan. Oleh karena itu dikatakan “Akuilah Dia” dalam segala sesuatu yang kita pikirkan dan katakan, bahwa Dia ada dalam hidup kita, Dia Allah Immanuel dan maha hadir dan ada dalam segala langkah kehidupan kita. Disaat kita melakukan itu, Dia akan meluruskan jalan kita.
Jadi bukan hanya sekedar peraturan dan prinsip, tetapi kita mengakui keberadaan pribadiNya di dalam hidup kita. Kepercayaan pada dasarnya adalah sebuah dasar dari setiap hubungan yang kita miliki. Tanpa hubungan, maka tidak ada kepercayaan.
Bagaimana kalau kita berpikir tentang ada seseorang yang mencoba untuk menggunakan kata-kata saudara atau bahkan menggunakan nama saudara untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri, yang padahal saudara tidak mengenalnya.
Tidak ada kepercayaan di dalamnya karena tidak ada hubungan. Itu sebabnya mengikut Yesus berbicara tentang hubungan yang kita miliki sehingga di dalamnya ada kepercayaan yang luar biasa.
Karena jikalau kita mengikut Dia, yang kita ikuti hanya prinsip dan pedomanNya saja, atau bahkan memakai namaNya untuk keuntungan diri kita sendiri, maka bisa jadi kita memperlakukan semua itu hanya sebagai mantra saja yang bisa jadi membuat kita kecewa. Karena semua itu datang dalam satu paket, sebuah hubungan bersama Tuhan yang menciptakan kita.
Di dalam hubungan ini terletak kekuatan, kuasa, damai sejahtera dan sukacita yang melampaui segala akal pikiran manusia yang dapat membawa dan memimpin kita di dalam setiap musim kehidupan kita baik itu saat suka maupun duka, kita bisa melewati itu dengan kemenangan yang datang dari Tuhan.
Keputusan untuk mengikuti Yesus adalah keputusan untuk mengenal dan percaya kepada karakter dan pribadi Allah.
Mari mulai tahun ini bersama dengan Tuhan dan yakin bahwa kita memiliki kekuatan di dalam hubungan kita denganNya. Mari jadikan ini sebagai tema tahun baru kita, let’s begin with God.
Kita mungkin memulai sebelumnya dengan kekuatan kita sendiri dan tidak berhasil, let’s once again begin with God. Jangan bersandar dengan kekuatan diri kita sendiri yang terbatas, sehingga ketika ada tantangan dan cobaan datang seringkali kita kehilangan kekuatan untuk berkomitmen menjalani keputusan kita, baik itu untuk reset atau menjalani resolusi pertobatan yang akan kita ambil. Itu sebabnya once again, Let’s begin with God.
Keputusan untuk mengikuti Yesus adalah keputusan untuk menaruh Pengharapan kepada apa yang Dia telah lakukan untuk kita.
Bukan kepada apa yang telah kita lakukan, tetapi justru kepada apa yang Dia telah lakukan untuk kita. Bukan hanya sekedar sebuah janji tetapi sesungguhnya kekristenan, iman percaya kita sebagai pengikut Kristus justru tertambat kepada suatu peristiwa yang mengubah seluruh sejarah umat manusia, yaitu saat Yesus mati di atas kayu salib untuk menebus semua dosa dan pelanggaran kita semua, dan bangkit pada hari ketiga untuk memberikan kita keselamatan dan hidup yang baru sehingga kita disebut sebagai ciptaan yang baru di dalam Dia.
Kasih Bapa begitu besar kepada dunia ini, sehingga Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita oleh karena hubungan yang begitu kuat yang kita miliki bersama dengan Tuhan.
Supporting Verse – Praise be to the God and Father of our Lord Jesus Christ! In his great mercy he has given us new birth into a living hope through the resurrection of Jesus Christ from the dead, 1 Peter 1:3 NIV
Melalui Pengharapan yang hidup yang kita dapatkan dari kebangkitan Yesus dari kematian, itulah yang memberikan kehidupan kepada Iman Percaya kita. Itulah yang menjadikan Pengharapan ketika kita bertobat dan memberikan hidup kita kepada Tuhan. Dasar inilah untuk kita mengikuti Tuhan yang hidup, kita mengikuti sebuah Pribadi Tuhan yang mengasihi kita dan begitu luar biasa, datang ke dunia ini dan memberikan keselamatan bagi kita semua.
Begin with God By Ps. Johannes Thelee
previous post