Bridge

Tema kita bulan ini adalah Building Bridges (Membangun Jembatan). Saya belajar di JPCC bahwa hidup sebagai orang percaya itu salah satunya harus penuh dengan keterbukaan dan apa-adanya, Be genuine but don’t presume.

Berasal dari background family yang katolik, saya sering berangggapan bahwa salah satu barometer hidup orang benar itu adalah dengan menjaga kekudusan dengan terus membaca firman tanpa perlu ada unsur komunitas. Semakin kita bisa hafal dengan Alkitab, dan rajin melayani serta mengikuti Ibadah yang ada, itulah barometer hidup orang benar untuk saya saat itu.

Ibaratnya seperti seorang pendekar di film kungfu yang jika ingin berlatih lebih kuat, ia harus bersemedi dan berlatih sendirian, atau bersama sang guru di gunung selama beberapa waktu.

Tentunya tidak sepenuhnya salah, tetapi saya percaya bahwa kita tidak bisa hidup ter-isolasi, Tuhan mau kita masuk ke dalam dunia untuk menjadi garam dan terang, bagaimana kita bisa menjadi kepanjangan tangan Tuhan kalau kita hanya hidup menyendiri dan untuk diri kita sendiri saja?

Bicara soal Jembatan, aku belajar bahwa ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh sebuah Jembatan untuk berfungsi dengan maksimal.

  • FOUNDATION

Sama seperti hal-nya sebuah gedung, bagian paling kuat yang berfungsi sebagai fondasi seringkali tidak kelihatan dari luar. Kemegahan suatu gedung yang indah dilihat dari luar, fondasinya selalu tidak kelihatan dan berada di rangka paling dalam. Jembatan juga sama, fondasi terkuat mereka yang bisa menahan beban ada di bagian bawah jembatan itu.

Fondasi hidup kita juga sama, Kita semua tahu bahwa dalam hidup kita, terdiri dari 3 dimensi yaitu Tubuh, Jiwa dan Roh. Dari pengalaman saya sebagai seorang facilitator di COC, penting sekali bagi setiap dari kita untuk mempunyai fondasi yang kuat, terutama di dimensi roh dan jiwa, sebab seringkali semua masalah yang kita punya, akar masalahnya ada di area itu.

Karena itu,  penting untuk membangun Hidup kita di atas fondasi yang kuat. Kekuatan fondasi menentukan tinggi dan besarnya bangunan, bangun diri kita di atas fondasi yang kuat, nilai-nilai dan Firman Tuhan yang kekal. Dalam hidup ini banyak orang yang mau mendapatkan favor dan blessing dengan cepat, tetapi mereka lupa bahwa yang diperlukan adalah bangun hidup kita terlebih dahulu (Inside Out). Bangun hidup-mu di atas Yesus, Jadilah pelaku Firman Tuhan, bukan hanya pendengar firman saja.

Supporting Verse – “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Matius 7:24-27 TB

Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. 1 Korintus 3:11 TB 2.

  • PURPOSE 

Fungsi sebuah jembatan adalah menghubungkan 2 tempat yang terputus dan berjauhan, membangun dua hubungan dan menjangkau lokasi yang tidak bisa dijangkau sebelumnya.

Segala sesuatu di dunia ini mempunyai fungsi masing-masing. Bahkan untuk sebuah benda mati, ada fungsi spesifik yang sudah diberikan kepadanya oleh si pencipta. Ex : Kita ga mungkin memakai kursi bar untuk tidur, atau untuk dijadikan trampoline.

Begitu juga dengan diri kita, setiap dari kita mempunyai tujuan hidup (Purpose) dan strength yang sudah diberikan oleh Tuhan dalam hidup kita. Tentu bukan berarti bahwa semua dari kita harus melamar di pastoral team or becoming an evangelist, tetapi penting bagi kita untuk menjadi saksi kristus and a living bible bagi setiap orang yang kita temui dalam hidup kita.

Orang-orang ini bisa meliputi family kita, temen kerja kita, partner kerja, dan bahkan (meskipun tidak mudah) kepada orang-orang yang pernah menyakiti kita. Disaat mereka bisa melihat keberadaan Yesus dalam cara kita hidup, saya percaya bahwa itulah momen dimana kita bisa share the good news of God, dan menjadi Alkitab yang ke 67 bagi mereka semua.

Untuk mengetahui fungsi dan purpose, kadang diperlukan adanya badai dalam hidup, Seperti hal-nya Pemrov DKI yang selama setahun mempersiapkan berbagai upaya untuk mencegah banjir, tetapi hasilnya baru diketahui disaat hujan itu muncul.

Acts 20:24 says, “The most important thing is that I complete my mission, the work that the Lord Jesus gave me — to tell people the Good News about God’s grace” (NCV).

Significance doesn’t come from status, salary, or sex. It comes from service. Only by giving your life away can you feel that your life has significance.

  • LIMIT

Bicara soal Limit dan Purpose, saya sangat menyukai dengan perubahan seorang Justin Bieber yang ada sekarang, Ia yang dulunya hidup untuk menyenangkan hati orang di sekelilingnya, akhirnya sadar bahwa Ia tidak bisa menyenangkan hati semua orang. Karena hal itu, Ia merasa lelah dan tidak content, dan hal ini menyebabkan ia mengalami mental breakdown seperti yang kita lihat beberapa tahun terakhir, tetapi beberapa bulan terakhir Ia mau menerima Tuhan dan mulai mengganti pola pikirnya, bahwa semua yang Ia lakukan, Ia lakukan dan berikan yang terbaik untuk Tuhan, bukan mutlak untuk memuaskan orang-orang di sekelilingnya dan buah-nya bisa terlihat dari response, hasil dan hype dari album baru Justin yang berjudul “Purpose”.

Saya bukan bermaksud untuk menjadi PR dari Justin Bieber, tetapi kisah diatas menjadi reminder bagi saya bahwa pentingnya untuk mengatur limit (atau Time Management) dalam segala hal yang kita lakukan, salah satunya adalah Ministry.

Saya percaya bahwa bukan kebetulan saya bisa melayani di Community Classes Ministry, dimana disitu saya berasa bisa dipertemukan oleh Tuhan dengan orang-orang yang sudah di”customized” untuk mempunyai background dan pengalaman hidup yang sama dengan saya, sehingga saya bisa menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk menabur dan menguatkan mereka dalam segala kesusahan yang mereka punya.

Your greatest and most effective ministry often comes from your deepest hurts and pain – Rick Warren.

Disaat saya mempunyai pengalaman yang sama, saya bisa ber-empati terhadap orang itu, tentunya bukan berarti saya selalu bisa memberikan solusi kepada dia, karena setiap orang punya solusi yang berbeda dari setiap masalah yang mereka punya. Tetapi melalui empati, saya bisa membangun dan memupuk hubungan dengan orang tersebut dan memberikan mereka harapan, bahwa dengan Tuhan, everything is possible.

But, Sama seperti kisah seorang Justin Bieber diatas. Limit Setting akan kemampuan diri kita juga sangat penting. Be true to ourselves, jujur dengan diri sendiri. Apalagi kalau kita sudah senior, meskipun tidak ada yg menuntut, kita selalu mau kelihatan sempurna dan berapi-api. Karena kita gengsi. Ini keliru, harus berani jujur dengan diri sendiri karena kekuatan kita ada batasnya.  Jangan sampai pelayanan yang kita lakukan ini menjadi beban dan batu sandungan bagi orang yang kita layani.

Setelah murid2nya pergi berdua-dua, Tuhan katakan: beristirahatlah! Artinya kamu diservice dulu. It is ok utk jujur pada diri sendiri. Harus mengerti batas kita di mana.

  • MAINTENANCE

Seperti mobil yang harus diservice, kita juga demikian. Tuhan tidak memandang kita sebagai mesin. Dalam sebuah komunitas, Maintenance bisa dilakukan disaat kita berani untuk terbuka satu sama lain, dan saling berkomitmen untuk membangun satu sama lain.

Karena kita ini salah dalam banyak hal, tetapi dalam small group, we can grow together dan bisa mengoreksi dan dikoreksi. Kita tidak akan kuat sendirian, we cannot become stronger alone, we have to grow in the community of believers.

Supporting Verse – “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Ibrani‬ ‭10:25‬ ‭TB

Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. 1 Korintus 12:20-27 TB

Perhatikan bahwa ada kata yang berulang-ulang disebutkan di ayat itu, yaitu : “Dibutuhkan, Dihormati (terhornat, penghormatan) dan Diperhatikan (perhatian, memperhatikan).”

Dan ini hanya bisa kita lakukan apabila kita berada dalam sebuah komunitas. Setiap orang akan merasa dirinya lebih baik kalau dirinya dibutuhkan dan membutuhkan, dihormati, dan menghormati, diperhatikan dan memperhatikan.

Yang lemah bisa berguru kepada yang kuat, yang tidak berpengalaman bisa berguru pada yang berpengalaman, dengan demikian mereka bisa saling memperlengkapi satu sama lain. Ini semua kemudian akan membuat mereka untuk bertumbuh secara bersama-sama

FOCUS ON RECONCILIATION, NOT ONLY RESOLUTION

When you have conflict in your life, focus on reconciliation, not resolution. There’s a big difference in those two words. Reconciliation means re-establishing the relationship. Resolution means resolving every issue.

One of the greatest things you can do with your life is be a bridge builder, not a wall builder. You are most like Jesus Christ when you are reconciling people. You are most like Jesus when you’re building bridges, not walls.

Sometimes we tend to focus more towards resolution, but it won’t probably going to happen, because you’re never going to agree on some things. Nobody on this planet agrees with you about everything, so you’re never going to have resolution on all your issues.

Can you have a loving relationship without agreeing on everything? Of course you can. If you learn to disagree without being disagreeable, that’s called wisdom. If you learn to walk hand-in-hand without having to see eye-to-eye, that’s called wisdom.

That’s exactly what Jesus came to do! He’s the great reconciler. God sent Jesus to Earth to reconcile us because we are in conflict with God.

But you cannot make peace with other people until you make peace with God. And maybe that’s part of the problem — you’re not at peace with yourself because you’re not at peace with God. First you’ve got to make peace with God. Then you get the peace of God.

That’s the starting point: You need to get peace in your heart by letting the Prince of Peace inside.

Closing Verse – “There is one God and one mediator between God and mankind, the man Christ Jesus.” (1 Timothy 2:5 NIV)