Casting Vision and Becoming Excellent Volunteer by Yvonne Astri

Casting Vision is very important in all lines of work, including Church. It needs to be strategically designed. Untuk menyamakan (aligning) bebagai department gereja tidaklah mudah, penting untuk bisa membuat setiap department mempunyai bahasa yang sama (Common Language).

Dari pengalaman kami belajar ke Orange Conference dan re:group Conference. Ada beberapa hal yang bisa didapat, salah satunya mengenai tahapan dalam Casting Vision

Tahapan ini terdiri dari : Vision – Mission – Strategy – Leader’s Role – Leader’s Win – Tactical

Untuk North Point Community Church, Vision Mereka adalah untuk menjadi gereja yang bisa diterima dan disukai oleh Unbelievers (Relevant),  Mission mereka adalah untuk ikut aktif terlibat dalam perubahan hidup jemaat (Life Changing), Strategy mereka untuk melakukan hal itu adalah melalui Small Group, dan dari setiap Small Group, adalah tugas setiap pemimpin small group (Leader’s Role) untuk membuat environment atau situasi terbaik dimana Roh Kudus bisa bekerja dan menghadirkan perubahan bagi setiap member, Tahapan ini berakhir disaat setiap pemimpin merasakan ada-nya pergerakan dari setiap member untuk mendekat kepada Tuhan (Leader’s Win).

End of Mind dalam semua Ministry di gereja North Point Community Church berpusat dari tahapan casting vision di atas.

Di saat yang sama, penting bagi kita untuk berpikir langkah untuk mencapai hal itu (Steps). Untuk Gereja North Point dan tentu-nya  beberapa hal ini juga terlihat di JPCC, Steps ini terdiri dari 3 hal (Foyer, Living Room, and Kitchen Table), dengan info sebagai berikut:

FOYER – Ini adalah area of strangers (Unbelievers), dimana Goal yang ada area ini adalah untuk membuat  perubahan dari Stranger menjadi Guest. Ministry yang aktif terlibat di area ini adalah Guest Relations, Ushers, Traffic Controller, dan Multi-media.

LIVING ROOM – Merupakan area dan pertemuan yang lebih spesifik. Goal di area ini adalah agar semua orang yang terlibat bisa mempunyai connections / bonds, dan ada pertemanan yang bisa dibangun di area ini. Contoh : JPCC Men’s Community, Treasure Women’s Meeting, Connect Singles Gathering.

KITCHEN – Area ini adalah area dimana hubungan yang authentic terjadi, Goal disini adalah agar adanya hubungan seperti keluarga yang terjadi (A Second Home).

Clarifying the win is important, as it helped us to evaluate.

Salah satu-nya melalui perubahan pola pikir (change paradigm) – From Consumer Mindset (Selfish, dan hanya memikirkan apa yang menguntungkan untuk diri-nya). to Missional Paradigm (Selfless, How can I help others?)

Remember that Visi JPCC (The Why) adalah –  We see a relevant local church with a global influence.

Misi: to build generation of stars that is pleasing to God and respected by men

Lihat semua orang sebagai benih, dan bantu mereka agar mereka bisa menjawab tujuan hidup mereka, End of Mind Volunteers dan Leaders di Gereja adalah – To Build a Generation of Stars. So how do we know our win? salah satunya melalui perubahan pola pikir (change paradigm).

Opening Verse – “Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: “Yang begini belum pernah kita lihat.”‭‭Markus‬ ‭2:1-12‬ ‭TB‬‬

The What – Mengetahui area, talenta dan kekuatan kita masing-masing dalam pelayanan yang dilakukan, sehingga kita akan selalu semangat dan all-out dalam melakukan-nya.

Take it Personal (The How) – Seperti cerita diatas dimana para teman take it personal karena orang itu adalah teman-nya, dan mereka akan melakukan segalanya untuk membantu teman-nya. Bayangkan jika kita juga mempunyai pemahaman yang sama di dalam pelayanan kita. 

Faith, put into Action will make a Difference. 

Berani melakukan sesuatu lebih dari aman dan nyaman. Jika kita melakukan hal ini, pelayanan kita akan terus menjadi lebih baik.

7 ways to get the most out of volunteering:

Start somewhere – Sometimes people get stuck looking for the perfect role. There is no perfect time, we’re always gonna be busy. There’s no perfect role, you will never be ready. Try something that appeals you. What you like to do. If after serving for 1.5 hours and you walk out of it feeling like you just donate your blood, then it’s a wrong place.

Tidak akan ada waktu yang tepat untuk melayani jika kita terus menunggu, and there’s no such thing as the Perfect Ministry.

Salah satu indikator untuk mengetahui jika pelayanan yang anda pilih baik atau tidak, adalah dengan melihat kondisi anda setelah pelayanan. Apakah anda merasa drained out, atau bahkan sampai burned-out? atau re-charged?

Hindari hal itu, Jika anda merasa burned out, ini akan membuat anda menjadi bitter. Start over if you’ve been burned out.

Small is big – What if you know that all the small things we do actually have the biggest result and impact? The not – normal – volunteers believe that the smallest things they do have the biggest results. They pay attention into details.

Excellent Volunteers believes that every little things matters. 

Contoh – Registrasi & Absensi Kelas, hal-hal seperti ini penting dan membuat perubahan yang sangat berarti bagi kelangsungan dan kelancaran kelas.

Own, don’t rent – We lose impact and our return of investment when we think we just rent. Owners invest more for a bigger return.

They show up on time, they read the curriculum before they arrive, they commit to serve each week. Because they don’t just rest in the ministry, they own the ministry.

Punyai mentalitas sebagai owner, not renter. Owner will invest for a bigger return. so does the volunteer who have owner mentality. When you’re in a ministry, you will be able to see “the mess” that can’t be seen from the eye of participants, but it’s your choice, mau jadi owner apa renter? are you going to stay and make it better, and better?

Contoh – Sikap para Uber driver yang “own” mobil-nya, akan merawat kendaraan supaya lebih rapih dan details dalam mempercantik kendaraan-nya (ada yang provide Wi-fi, Jok wangi, etc).

You, Me, We – Often times when we enter the ministry we don’t know anyone else. But we need to connect one another. Because this is not about you, it’s not about me, but it’s about how WE do this together. We have to create ministry as family, not a task. Because people will easily leave a task when season of life comes, but they won’t leave family easily.

It’s about looking side to side to see what’s going on around you – rather than focusing on yourself. When we don’t have this culture of “me you we” then ministry is like going to a bad party.

Remember that when it’s just a task, it’s always easy to left, But when it’s a Family, You just don’t left your family behind. 

Honor the leader – Embrace your leader’s vision. Sometimes the best thing a volunteer can do is amicably move on if they are in conflict with the leader over vision.

Dalam JPCC, mungkin beberapa dari kita masih belum mempunyai common language dan end of minds yang sama, dan kadang hal ini bisa membuat terjadi-nya “visi” kita tersendiri, dan kalau dibiarkan, hal ini bisa membahayakan visi yang sudah ada di JPCC.

Your leader needs a cheerleader, not a drama queen.

Replace yourself – At some point you might have to let go of what you’re doing now and let someone do it so you can do other things. Check yourself: who is your apprentice?

This is important, so you can go to a higher level, and the church and ministry can be sustainable and continue to grow.

Let Go: of what you want, of your current role, of controlling your future. Replacing yourself is essential for the growth of your ministry.

You can’t always see it – At times we will feel discouraged when we can’t see if anything that we do actually matters.

If you’re in this season, ask God to show you. Because, just because we can’t see it, it doesn’t mean it’s not happening.

As told by Sue Miller & Adam Duckworth, Excellent volunteer is not normal. Because they give their best for greater cause other than themselves, for free. People who are not thinking of what’s in it for me. Normal people don’t do this.