Centurion Factor (Faktor sang Perwira) by Ps. Paul Scanlon

JPCC Kota Kasablanka Service 2 (15 May 2016)

Opening Verse – When Jesus had finished saying all this to the people who were listening, he entered Capernaum. There a centurion’s servant, whom his master valued highly, was sick and about to die. The centurion heard of Jesus and sent some elders of the Jews to him, asking him to come and heal his servant. When they came to Jesus, they pleaded earnestly with him, “This man deserves to have you do this, because he loves our nation and has built our synagogue.” So Jesus went with them. He was not far from the house when the centurion sent friends to say to him: “Lord, don’t trouble yourself, for I do not deserve to have you come under my roof. That is why I did not even consider myself worthy to come to you. But say the word, and my servant will be healed. For I myself am a man under authority, with soldiers under me. I tell this one, ‘Go,’ and he goes; and that one, ‘Come,’ and he comes. I say to my servant, ‘Do this,’ and he does it.” When Jesus heard this, he was amazed at him, and turning to the crowd following him, he said, “I tell you, I have not found such great faith even in Israel.” Then the men who had been sent returned to the house and found the servant well.
Luke 7:1‭-‬10 NIV

Ada 2 tokoh dalam Kisah diatas, tetapi kisah ini berbicara mengenai sang perwira, bukan si hamba yang sakit. Iman dari si perwira ini menakjubkan Yesus, dan apapun yang menakjubkan Yesus pantas untuk kita perhatikan.

Yang menakjubkan adalah sang perwira, yang mungkin terlihat sebagai orang asing di kisah ini, tetapi bisa mendapatkan pengertian tentang sesuatu yang bahkan tidak dipunyai oleh orang yang dekat di dalam Yesus, dan saya menyebut iman dia ini sebagai faktor sang perwira :

Si perwira ini adalah seorang kaya, punya otoritas dan sudah membiayai sinagoga dan punya pengaruh yang tinggi dalam kehidupan ber-masyarakat, tetapi dia tidak bisa menyembuhkan hamba-nya yang sakit, karena itu dia meminta sahabat-nya para penatua dari israel untuk menghubungi Yesus.

Pada saat Yesus berjalan menuju rumah-nya, Sang Perwira mengutus utusan kedua dan mengatakan bahwa ia mempunyai pemikiran kedua, agar tidak merepotkan Yesus. Ia berkata agar Yesus mengucapkan perkataan-nya saja, dan maka hamba-nya akan sembuh. Ini merupakan pertama kali-nya terjadi di Alkitab bahwa Yesus tidak perlu datang secara fisik untuk memberikan kesembuhan.

Hal ini menunjukan bahwa betapa rendah hati dan rasa ingin belajar yang dipunyai dari sang perwira. Sang Perwira mengerti bagaimana otoritas bekerja, Dia hidup di dunia dimana otoritas sangatlah penting, dan belajar bahwa tidak perlu seseorang untuk ada di tempat itu untuk mengeluarkan otoritas-nya. Dengan latar belakangnya sebagai seorang Perwira Romawi, Dia sudah ter-biasa apabila otoritas atau perintah atasan dapat dituliskan di dalam surat, dan diberi stempel diatasnya, bisa mewakili otoritas yang ada, tanpa perlu ada-nya kehadiran atasan.

Otoritas tidak memerlukan kehadiran pribadi. Otoritas seseorang bisa ditampilkan dan diwakili oleh perkataan atau surat seseorang, karena itu sang perwira bisa berpikir sedemikian rupa.

Yesus takjub, karena sang perwira bisa datang dengan sebuah ide yang bahkan pada jaman itu, orang-orang terdekat dengan Yesus belum bisa pikirkan. Karena sampai saat itu, belum pernah ada orang yang disembuhkan oleh Yesus tanpa dia secara pribadi hadir disana, sampai pada saat sang perwira mengusulkan hal ini.

Murid-murid Yesus mungkin tidak setuju, karena mereka tidak pernah mengalami atau melihat hal itu terjadi. Perlu orang yang asing untuk datang dengan sesuatu yang tidak pernah di-mimpikan oleh siapapun juga, baik dalam hal membesarkan anak, bisnis, dan juga pelayanan di gereja.

Ada beberapa idea, contoh dari Centurion Factor (faktor sang perwira) yang luar biasa :

Sebenarnya satu-satunya pribadi yang tahu bahwa dia tidak perlu datang ke rumah orang tersebut untuk menyembuhkan adalah Yesus sendiri. Yesus sendiri akhirnya tetap memutuskan untuk datang ke rumah-nya, karena Kristen bekerja sesuai dengan iman kita, bukan dengan kemampuan kita.

Tuhan bersedia menjalankan perjalanan bersama kita, yang tidak perlu dilakukan oleh-nya, demi kebaikan kita.

Iman Faktor Sang Perwira berbicara mengenai inisiasi manusia untuk bertanya, akan apa yang Tuhan atau Surga sudah siapkan dan rencanakan bagi kita, karena Tuhan melepaskan banyak inisiatif yang sudah seharusnya datang daripada kita.

Pernahkan anda mengenal seseorang dengan sangat baik, dan suatu hari ia melakukan suatu hal yang mengejutkan anda akan diri-nya, contohnya seperti Bill, teman Ps. Paul selama 15 tahun yang pada suatu hari dia lihat bisa berbicara chinese dengan sangat lancar kepada para pelajar, dan saat melihat itu, Ps. Paul shock dan bertanya kepada dia bahwa bagaimana hal itu mungkin dilakukan oleh-nya, respon Bill adalah, “You never ask”.

Sama hal-nya dengan hubungan anda dengan Tuhan, karena seberepa lamapun anda berjalan dengan Tuhan, selalu ada hal-hal yang dia bisa kerjakan tanpa sepengatahuan anda karena anda tidak pernah bertanya dan meminta kepada-nya.

Contoh lain-nya berupa audisi di gereja, dimana kita sering menemukan talenta yang tersembunyi. Saya sangat menyukai momen-momen dimana ada sekelompok teman yang dekat satu sama lain, tapi tetap ada rasa kaget karena satu sama lain melihat teman-teman-nya mempunyai talenta yang luar biasa, dan tidak diperlihatkan-nya selama ini, hal ini bisa berupa juggling bola seperti sirkus, menyanyi, dan sebagai-nya.

Di kitab Joshua, Joshua berhasil menghentikan Matahari dan membuat Bumi berputar-nya lebih pelan secara orbit-nya, hal itu mungkin berada diluar Rencana Tuhan, tetapi Tuhan mendengar, dan mengijinkan hal itu, karena Ia tahu bahwa hal itu bisa menyelesaikan masalah-nya. Ada Iman dengan faktor sang perwira yang keluar dari mulut Joshua.

Supporting Verse – On the day the Lord gave the Amorites over to Israel, Joshua said to the Lord in the presence of Israel: “Sun, stand still over Gibeon, and you, moon, over the Valley of Aijalon.” So the sun stood still, and the moon stopped, till the nation avenged itself on its enemies, as it is written in the Book of Jashar. The sun stopped in the middle of the sky and delayed going down about a full day.
Joshua 10:12‭-‬13 NIV

There has never been a day like it before or since, a day when the Lord listened to a human being. Surely the Lord was fighting for Israel!
Joshua 10:14 NIV

Sama hal-nya dengan kisah penyembuhan dari Petrus, dimana ada orang sakit yang sangat desperate membutuhkan mukjizat, dan meminta kepada Tuhan agar biarlah bayangan dari Petrus disaat dia lewat dapat menyembuhkan mereka semua yang sakit, tentunya jika dipikir secara logika saat pertama kali mendengar hal ini akanlah terdengar konyol.

Supporting Verse – As a result, people brought the sick into the streets and laid them on beds and mats so that at least Peter’s shadow might fall on some of them as he passed by (Acts 5:15 NIV).

When you need a breakthrough, you’re going to need and find a crazy person in your circle. Polite is over-rated when you need a breakthough.

Disaat kita putus asa, dan butuh suatu breakthrough, kita mungkin lebih baik mencari orang yang dekat dengan kita, dan agak sedikit “gila”, untuk bisa melakukan hal-hal “out of the box” yang tidak dapat dipikirkan oleh orang biasa.

Hal yang sama terjadi dalam kisah kesembuhan orang sakit yang masuk melalui atap saat Yesus melakukan menyembuhan. Yesus tidak berkata bahwa saya tidak bisa mendoakan dan menyembuhkan anda, karena jika itu saya lakukan, berarti saya akan mendukung tindakan vandalism dan tidak adil bagi orang yang mengantri sebelum-nya, Tetapi Tuhan melihat Iman mereka, dan berkata, Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!

Supporting Verse – 2:1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 2:4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.2:5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni! (Markus 2:1-4 TB)

Berjalan di atas air, bukan-kah hal itu seperti menghabiskan waktu, tidak ada yang ditolong dan tidak ada iblis yang diusir, apa tujuan-nya? Tuhan pamer untuk menarik perhatian kita semua bahwa dia bisa melakukan banyak hal.

Akan selalu ada sesuatu yang kita butuhkan, dan mungkin hal itu tidak akan terjadi dengan cara yang biasa-nya dan butuh idea baru, Iman seperti sang perwira ini-lah yang bisa membuat anda mendapat apa yang anda butuhkan.