JPCC Online Service (19 July 2020)
Hari ini saya akan meneruskan tema bulan ini yaitu tentang Purpose, saya akan membaca sebuah ayat yang memberikan dampak luar biasa kepada diri saya disaat muda dahulu.
Opening Verse – Daud melakukan kehendak Allah pada masa hidupnya. Kemudian dia meninggal dan dikuburkan bersama nenek moyangnya. Dan tubuhnya binasa dalam kuburan. Kisah Para Rasul 13:36 AMD
“Now when David had served God’s purpose in his own generation, he fell asleep; he was buried with his ancestors and his body decayed. Acts 13:36 NIV
What a life and verse! Di akhir kehidupan kita nanti bisa tertulis bahwa kita sudah menghidupi tujuan Tuhan dalam hidup kita dalam generasi ini. Setelah itu barulah kita tidur untuk terakhir kalinya, itulah hidup yang saya inginkan.
Jika kita mengunjungi sebuah kuburan, akan tertulis di batu nisan atau berita kedukaan mengenai nama, tanggal lahir dan tanggal kematian. Tetapi di antara kedua tanggal itu, ada sebuah garis. Kita semua pasti akan menghadapi ini suatu hari nanti.
Seperti batu nisan saya nanti yang akan tertulis “Sidney Mohede, 27 Maret 1973, dan kemudian ada sebuah garis, dan setelah itu ada sebuah tanggal dengan tahun 2093”. Kenapa 2093? Karena anak saya, Charis berkata bahwa saya harus hidup sampai umur saya umurnya 120 tahun.
Hidup kita disimpulkan dengan tanggal kita lahir, dan tanggal kita dipanggil oleh Tuhan. Firman Tuhan tadi mengatakan bahwa Daud melakukan Kehendak Tuhan pada masa hidupnya, yaitu di dalam garis antara tanggal lahir dan kematiannya, dimana dia berhasil menghidupi kehendak Tuhan di dalam generasi hidupnya. Baru setelah itu, dia tertidur.
Kita tahu bahwa Daud bukan manusia yang sempurna, dia melakukan banyak dosa tetapi Firman Tuhan mengatakan bahwa dia menghidupi tujuan dan kehendak Tuhan untuk generasinya.
It’s what we do and who we become during that “line or stripe”, that will become our legacy and left behind for those around us”.
Di tahun 1647 ada sebuah buku katekismus yang ditulis oleh Sinode Westminster di Inggris dengan judul “Westminster Shorter Catechism”.
Pertanyaan yang paling sering dikutip dari buku itu adalah : Apa Tujuan Utama Umat Manusia?
Dan jawabannya adalah : Tujuan utama umat manusia ialah memuliakan Tuhan, dan menikmati Dia untuk selama-lamanya.
To Glorify God and Enjoy Him Forever. Sebelum saya menjelaskan lebih dalam di kotbah ini, saya ingin membagikan dua fondasi utama dalam sharing saya :
Fondasi pertama, adalah bahwa Segala aspek kehidupan kita adalah untuk memuliakan Tuhan.
Semuanya tidak terkecuali, baik itu hal yang baik dan buruk, kegagalan kita, kemengan kita, kepedihan kita, kesenangan kita, semuanya itu karena kita diciptakan secara unik sesuai GambarNya oleh Tuhan (Imago Dei). Kita diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan. Sebelum kita lanjut dengan pembahasan hari ini, kita harus meyakini bahwa semuanya dari Tuhan dan untuk Tuhan.
Supporting Verse – Kita tahu bahwa Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil-Nya sesuai dengan rencana-Nya. Roma 8:28 BIMK
So we are convinced that every detail of our lives is continually woven together to fit into God’s perfect plan of bringing good into our lives, for we are his lovers who have been called to fulfill his designed purpose. Romans 8:28 TPT
Fondasi kedua, adalah bahwa Kita dipanggil sesuai RencanaNya. It is never our purpose, But His Purpose in our lives.
Pertanyaan yang seharusnya kita ajukan ialah : What is Your Purpose in my Life?
Dari dua fondasi ini, artinya adalah Tujuan Hidup kita tidak bisa dipisahkan dari panggilan Tuhan atas hidup kita.
To know the Purpose of God, We first have to answer the Call of God.
Untuk mengenal Tujuan Hidup Tuhan dalam hidup kita, Kita harus terlebih dahulu menjawab PanggilanNya.
Begitu banyak orang merasa bingung dengan apa yang harus mereka lakukan dengan hidup mereka, karena mereka mengabaikan Panggilan Tuhan di dalam hidup mereka.
Saya tidak berbicara bahwa menjadi kristen atau bergereja, dengan beragama kristen dan bergereja, belum tentu kita menghidupi panggilan Tuhan dan menghidupi TujuanNya.
Masalahnya, kita sudah dikondisikan selama ini bahwa Panggilan Tuhan selalu diasosiakan dengan menjadi seorang Hamba Tuhan seperti Pendeta atau Pastor. Namun bukan itu makna atau panggilan Tuhan yang sesungguhnya.
Sederhananya, Panggilan adalah sebuah undangan untuk datang, kita dipanggil oleh Tuhan, kepada Tuhan, dan untuk Tuhan.
Panggilan kita bukanlah untuk pergi ke suatu tempat, atau melakukan sebuah tugas yang besar.
Our calling is always yo answer and follow someone. His name is Jesus Christ.
Jadi berhentilah bertanya seperti “Apakah benar panggilan saya menjadi seorang pemimpin pujian? Pendeta? Businessman? Pemimpin Politik dan lain sebagainya. Karena jika kita tahu bahwa panggilan hidup kita hanya bertumpu pada apa yang kita kerjakan saja, artinya jika saya seorang pemimpin pujian dan tidak bisa bernyanyi lagi, artinya panggilan hidup saya tidak ada lagi.
Itu tidak benar, karena our calling is an invitation to respond and to follow. Artinya yang memanggil adalah seseorang dan bukan sebuah tugas atau tempat.
Pertanyaan berikutnya yang akan kita tanyakan adalah : Kalau begitu Yesus memanggil kita untuk apa?
Jawabannya adalah : Untuk apapun yang Dia inginkan dari kita.
Terserah Dia, selama kita menjawab Panggilan Yesus untuk mempunyai hubungan denganNya, The What and The How will always follow.
Bukan kita yang mencari tujuan dan panggilan kita, namun sebaliknya tujuan dan panggilan kita yang sudah menemukan kita terlebih dahulu.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan Australian Wellbeing Inded dan Deakin University. Mereka menyebut studi ini sebagai “The Golden Triangle of Happiness”. Studi ini menemukan bahwa ada tiga indikator sederhana dari kehidupan yang bahagia dan dikejar atau dicari oleh manusia.
Yang pertama adalah Meaningful Relationship atau Hubungan. Yang kedua adalah Purpose and Meaning in Life. Dan yang ketiga adalah Security, terutama dalam hal Finance.
Sewaktu saya membaca penelitian ini, saya berpikir bahwa bukankah penelitian ini menegaskan akan Firman Tuhan, bahwa hubungan, makna dan tujuan hidup, serta rasa aman adalah Hal-hal yang sudah Tuhan tawarkan kepada kita semua melalui pribadi dan karya Yesus Kristus.
Supporting Verse – Allah itu setia. Dialah yang telah memanggil kamu untuk mendapat bagian dalam hidup bersama dengan Anak-Nya, Yesus Kristus, Tuhan kita. 1 Korintus 1:9 AMD
Happiness of life hanya ditemukan dalam hidup bersama Yesus Kristus. Ketika orang bertanya, “Apa yang harus saya lakukan dengan hidup dan apa tujuan hidup saya?”
Sebenarnya yang mereka tanyakan adalah ini : “Bagaimana saya bisa membawa dampak dengan kemampuan yang saya miliki saat ini dalam kurun waktu (line ot stripe) yang saya miliki?”
Ini yang paling banyak dikejar orang utamanya di jaman sekarang, it’s the how and the what. Sewaktu JPCC masih di tahun-tahun awal, saya mengajar di sebuah kelas bernama Community of Leaders atau COL.
Judul kelas saya adalah “Discovering your strength, the 10 questions to discover your strength”. Tugas kita adalah menemukan kemampuan kita dalam hidup, Apa yang menjadi kekuatan kita.
Awalnya saya ingin share materi ini di dalam kotbah hari minggu ini, tetapi saya merubah rencana ini karena begitu banyak dari kita lebih tertarik untuk menemukan skill, strength, atau kemampuan kita untuk kepentingan pribadi kita dibandingkan untuk menggunakannya kembali untuk memuliakan Tuhan.
Itu sebabnya saya ingin mengajarkan fondasinya terlebih dahulu. Karena lebih populer untuk mengajar materi seperti “The six steps to find success”, atau “5 prinsip untuk hidup berkemenangan”, tetapi untuk mengajarkan “3 langkah berserah penuh dan berkorban mengikuti Yesus”, mungkin akan jauh lebih sedikit yang tertarik dan mengikuti kelas ini.
Percuma jika kita menemukan, mengenal dan melakukan semua talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan dalam hidup ini tanpa didasari oleh sebuah penyerahan penuh kepada Tuhan.
Tanpa penyerahan penuh kepada Yesus yang memanggil kita, maka semua strategi, dan talenta kita tidak akan membawa dampak yang berarti dalam hidup ini.
Kita bisa sukses, tetapi akan menjadi meaningless. Life of purpose is to answer and follow Jesus. So if you ask me what is my purpose and my calling?
My answer is “to live for Christ”. Menjawab Panggilan Tuhan dan mengikuti TujuanNya dalam hidup kita bukan berarti kita meninggalkan pekerjaan dan passion kita, atau apapun yang sedang kita kerjakan secara full time. Semua dari kita mengikuti Yesus secara full time dan bukan part time.
Tetapi to live for Christ, hidup bagi Tuhan adalah melakukan segala sesuatu sebagai perwakilan Kristus dalam hidup ini, di dalam pekerjaan, studi, marriage, friendship, bahkan dalam hobby dan juga kesenangan kita.
Supporting Verse – Karena Allah sudah menyelamatkan kita lalu memanggil kita untuk hidup sebagai umat yang dikuduskan-Nya. Semuanya itu bukan terjadi karena perbuatan kita. Hanya oleh karena kehendak-Nyalah dan melalui kebaikan hati-Nya saja kita diselamatkan dan dipanggil! Dan kebaikan hati-Nya itu sudah direncanakan sebelum permulaan zaman dan diberikan kepada kita karena kita dipersatukan dengan Kristus Yesus. 2 Timotius 1:9 TSI
For God saved us and called us to live a holy life. He did this, not because we deserved it, but because that was his plan from before the beginning of time—to show us his grace through Christ Jesus. 2 Timothy 1:9 NLT
To live a holy life, ini adalah garis yang saya sebutkan tadi. Karena jika kita bisa hidup dengan kudus, maka semua yang saya sebutkan diatas maka secara otomatis akan berjalan.
Tujuan hidup yang Tuhan sudah persiapkan buat kita sejak semula bukanlah sebuah pekerjaan besar yang akan kita lakukan di kemudian hari, namun panggilan hidup kita ada dalam kesetiaan kita dalam menjawab dan mengikuti Yesus setiap hari.
Dalam Alkitab dikatakan, “Well done, my good and faithful servant”. Itulah yang saya harap saya dengar disaat saya tidur untuk yang terakhir kalinya.
Supporting Verse – “The master said, ‘Well done, my good and faithful servant. You have been faithful in handling this small amount, so now I will give you many more responsibilities. Let’s celebrate together!’ Matthew 25:23 NLT
Sharing Ps. Sidney – Saya melayani Tuhan secara sungguh-sungguh sejak saya berusia 17 tahun. Saat itu saya masih tinggal di Los Angeles dan besar disana. Saya sama sekali tidak berpikir akan pulang ke Indonesia.
Sejak saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, saya hanya ingin melayaninya dengan apapun yang saya punya, bukan dengan melayaniNya sebagai Pendeta atau Pemimpin Pujian, saya sama sekali tidak berpikir itu disaat saya menerima Tuhan.
Saya ingin sekali menjadi seorang Ilustrator saat itu. Tetapi saya memulai pelayanan saya dengan menggulung roll cable untuk tim musik gereja, mengatur kursi untuk jemaat, ataupun merakit drum untuk tim musik gereja, apapun yang diminta Tuhan, saya kerjakan.
Saya ingin setia dalam hal-hal kecil. Mungkin kalau saat itu Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa dalam 30 tahun ke depan saya akan kembali ke Indonesia, melayani dalam worship ministry, membuat lagi dan berkeliling dunia bersama membangun JPCC dan menjadi pendeta disini.
Kalau Tuhan menunjukkan itu kepada saya disaat saya berumur 17 tahun, saya yakin bahwa saya akan kabur duluan dan tidak akan berani lagi masuk gereja. Tetapi saya belajar untuk percaya kepada Tuhan dalam hal-hal kecil, my superhero strength is to surrender fully to the will of God.
Saya ingat dalam sebuah retret kecil gereja disana, ada sebuah Hamba Tuhan yang berkata bahwa Hidup bersama Tuhan selalu mengajarkan kepada kita untuk tidak menggenggam telapak tangan kita erat-erat, namun membuka telapak tangan kita terbuka senantiasa.
Life is a dance of holding on and letting go. Semua dari Tuhan dan untuk Tuhan. Apapun yang Dia minta untuk saya lakukan, akan selalu saya lakukan.
Bagaimana cara saya melakukan apa yang Tuhan minta? Saya tidak tahu, most of the time I didn’t know how, but I will say yes first, and figure it out along the way because Our God is a God of movement.
Saya tahu bahwa lebih baik saya percaya kepadaNya, berjalan mengikuti Tuhan untuk mengerjakan sesuatu dan gagal daripada saya hanya berdiam diri saja, takut gagal karena tidak bisa melihat lubang golf yang ada di Par 5.
When your will becomes God’s will, You will have your will – Charles Spurgeon.
Ketika Kehendak Tuhan menyatu dengan kehendak kita, maka Tuhan akan memberikan kita apa yang kita kehendaki. Mengikuti Panggilan Tuhan Yesus tidak membuat kita terbelenggu, sebaliknya kita akan bebas dari upah dosa yaitu maut.
Supporting Verse – Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Matius 4:19 TB
The Purpose and Calling of God is always to transform us to be more like Christ.
Follow Jesus, bukan secara agamawi, tetapi berserah penuh kepadaNya. Bangun hubungan dan rasa percaya kepadaNya, kita semakin berkurang dan Yesus yang semakin bertambah.
Untuk menemukan kebahagiaan, the Golden Triangle of Happiness – relationship, security and purposeful life. Kita tidak akan mendapatkan ini dari dunia, karena sukses di mata dunia berbeda dengan sukses di mata Tuhan.
Banyak orang yang berhasil mendapatkan takhta dan harta berkata bahwa itu semua tidak ada artinya.
Supporting Verse – Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. Pengkhotbah 1:14 TB
How do we glorify Him in this time that we have?
Supporting Verse – Dan semua yang kita katakan dan lakukan, hendaklah kita perbuat seperti kita mewakili Tuhan Yesus di dunia ini. Dan melalui Dia hendaklah kita terus bersyukur kepada Allah Bapa! Kolose 3:17 TSI
Begitulah cara kita memuliakan Tuhan. Tujuan kita dalam berbisnis adalah untuk memuliakan Tuhan dengan integritas dan kejujuran, saat sukses, jadilah berkat bagi orang di sekeliling kita dan disaat gagal, menolak untuk menyerah dan itu akan memuliakan Tuhan.
Tujuan kita sebagai seorang istri atau suami, ayah dan ibu, atau anak, adalah memuliakan Tuhan dengan Kasih dan Kesabaran kita.
Tujuan kita sebagai seorang atlit, pelukis, WO, designer, supir dan apapun itu, adalah memuliakan Tuhan dengan mengikuti dan mewakili Tuhan Yesus di dunia ini.
Ini yang saya pelajari dengan mengikuti Kehendak Tuhan di dalam semua hal yang saya kerjakan. Tidak peduli sekecil apapun yang ada di tangan kita hari ini, Tuhanlah yang akan melipatgandakan itu dan menjadi dampak yang besar untuk KemuliaanNya.
Because it’s never about what you can do, but about what Jesus can do through you.
Supporting Verse – Sebab orang yang mau mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang mengurbankan hidupnya untuk Aku, akan mendapatkannya. Apa untungnya bagi seseorang, kalau seluruh dunia ini menjadi miliknya tetapi ia kehilangan hidupnya? Dapatkah hidup itu ditukar dengan sesuatu? Matius 16:25-26 BIMK
Apa yang engkau lepaskan, itu yang akan engkau dapatkan. Hal terpenting dalam hidup tidak bisa dilihat dengan mata jasmani, karena disaat Tujuan dan KehendakNya menjadi tujuan dan kehendak kita, maka kita akan menemukan tujuan hidup kita.
Setelah lebih dari 22 tahun menulis lagu, saya menyadari bahwa semua lagu saya memiliki tema yang sama. Saya menemukan kekuatan dan anugerah dalam hidup ini pada saat saya berserah penuh kepadaNya.
Will you trust Him to give up your life and follow Him? Mengikuti apapun tujuan hidup yang Tuhan sudah siapkan. Kita tidak akan kehilangan hidup dan kebahagiaan kita, sebaliknya kita akan mendapatkan lebih banyak dari itu, Grace, Favor, Mercy. Berikan hidup kita dan percaya serta berserah penuh dalam keseharian kita, maka kita akan menemukan tujuan hidup kita.
Sharing Ps. Sidney – Beberapa waktu lalu anak saya, Charis meminta kepada saya untuk dibelikan mainan. Tetapi karena masa PSBB, kita tidak bisa belanja keluar rumah dan harus membeli online, termasuk mainan yang Charis minta ini.
Karena lewat onlibe, otomatis akan membutuhkan waktu lebih lama bagi mainan ini untuk sampai ke rumah. Sebagai ayah yang baik, saya ingin membuat dia senang dan mencoba membelinya secara online.
Namun karena mainan ini tidak ada di market ecommerce lokal, maka itu membutuhkan waktu lebih lama sampai pesanannya tiba. Charis selali bertanya “Apakah mainannya sudah sampai?”. Dan saya selalu berkata “belum, sabar ya”.
Dia selalu bertanya ini setiap harinya, sampai suatu saat dia bertanya dengan nada yang kesal, “Emang bener Daddy sudah order? how come it’s not here yet”.
Saya juga menjawabnya dengan nada yang agak sedikit kesal karena dia meragukan saya, “Now listen to me, hanya karena apa yang kamu minta belum tiba di rumah, bukan berarti daddy doesn’t take care of it for you”.
“You need to trust your Dad, it’s coming”. Setelah itu dia berkata “Okay, Daddy”. Dia berhenti bertanya sampai akhirnya mainannya sampai ke rumah.
Bukankah itu sama dengan apa yang kita lakukan kepada Bapa kita di surga. Kita selalu menanyakan karena kita tidak percaya bahwa Tujuannya untuk kita adalah to enjoy Him forever. Semua dari Tuhan dan untuk Tuhan.
Sharing Ps. Sidney – Kira-kira tiga minggu sebelum tanggal 8 july, beberapa dari teman mengajak dan menantang saya untuk membuat online live worship night.
Karena saya tahu bahwa purpose of life is to Glorify God, setiap ada kesempatan untuk memuliakan Tuhan pasti akan saya pikirkan dengan baik-baik. Saya percaya bahwa akan ada kuasa disaat kita berkumpul untuk menyembahNya secara bersama-sama, live and real time secara online.
Dari sabang sampai merauke, bahkan sampai ada yang dari luar negeri. Kita belum pernah melakukan live worship secara online sebelumnya. Saya belum pernah memimpin pujian selama 90 menit di depan kamera, bahkan ada kekhawatiran dalam hal sound dan internet
Tetapi seperti yang disampaikan Ps. Jeffrey, serahkan semua ke Tuhan, karena kalau Tuhan yang minta, biar Tuhan yang repot.
Jadi saya dan tim mempersiapkan yang terbaik dengan semampu kita. Tetapi ceritanya adalah dua hari sebelum tanggal 8 july ini, adalah hari terakhir rehearsal kami di sutera hall. Di tengah-tengah rehearsal kami, fenny palijama sebagai stage manager, maju ke depan dan menghentikan rehearsal sambil bertanya kepada saya.
“Kak, are you okay?”. Saya bingung karena tiba-tiba rehearsal dihentikan. Dia berkata selanjutnya bahwa “Kayanya kak sidney sebaiknya istirahat dahulu karena apa yang barusan dinyanyikan nadanya berbeda dengan nada atau kunci yang dimainkan pemusik”. Maksudnya adalah Musik main di satu kunci dan suara saya fals sepanjang lagu karena saya bernyanyi di nada atau kunci yang berbeda.
Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya selama 30 tahun saya memimpin pujian. Saya langsung lemas dan melihat music director kami (Daniel Sigarlaki), dan bertanya apakah benar saya fals? Dia mengangguk iya.
Ketakutan saya terjadi, karena 4 tahun terakhir saya memang bergumul dengan kondisi pendengaran, utamanya di telinga kiri saya yang diakibatkan oleh meniere syndrome.
Pendengaran kiri bahkan saat ini harus menggunakan alat bantu agar dapat mendengar dengan jelas. Dan saya sering berkata kepada teman saya bahwa semakin sulit bagi say untuk mendengar musik di dalam frekuensi yang tepat, karena di otak saya, apa yang saya dengar di telinga kiri berbeda dengan apa yang saya dengar di telinga kanan.
Itulah yang terjadi hari itu, sebagus-bagusnya suara kita, kalau kita tidak bisa mendengar nada lagu dengan benar, maka kita tidak akan bisa bernyanyi dengan baik. Kami kemudian menghentikan rehearsal saat itu, meskipun masih ada beberapa lagu yang belum kami latih bersama.
Saya begitu khawatir dan disaat pulang kerumah, saya share hal ini ke istri saya, dan dia tahu bagaimana hal ini begitu memberatkan saya. Tidak ada waktu bagi kita untuk merubah hal karena hanya sisa dua hari lagi. Kami harus tetap melakukan online worship secara live.
Biasanya saya sangat percaya diri dengan kemampuan saya bernyanyi tetapi dua hari itu saya begitu berantakan. Saya berkali-kali bertanya kepada Tuhan, “Bagaimana saya bisa bernyanyi kalau saya tidak bisa mendengar dengan baik?”.
Tetapi saya ingat dengan cerita pertama saya, dimana saya membelikan mainan untuk anak saya, Charis. Hanya karena apa yang kamu minte belum tiba di rumah, bukan berarti Bapa tidak mengurusnya untuk kamu, You need to trust your Father.
So my superhero power takes over, kalau Clark Kent bisa menjadi Superman, maka Sidney Mohede berubah menjadi Surrender Man. What I did best is to surrender to Him.
Sampai detik terakhir menjelang online worship, saya hanya bisa berkata “I trust you God, I trust you completely. I’ve been here before and you’ve always been good in my life”.
So I lay it down, this life you give is not my own, and this heart sings, ” it is well with my soul”. Kita melanjutkan worship night and the rest is history.
Saya tahu bahwa malam itu bisa ada karena kasih karunia Tuhan, semuanya, karena semua kemampuan, teknik dan pengalaman saya seperti tidak ada artinya hari itu. Karena semalam itu semua adalah campur tangan Tuhan yang bisa membuat saya mendengar dengan baik dan bernyanyi sebaik yang bisa saya lakukan.
Dari online worship night, ada begitu banyak testimoni yang bisa saya bagikan. Ada banyak orang yang kehidupan dan pernikahannya bisa dijamah oleh Tuhan. Dan juga kita bisa membantu anak-anak di papua melalui donasi yang terkumpulkan dan nama Tuhan Yesus dipermuliakan.
Bayangkan jika saya menyerah saat itu, disaat masalah datang. Bayangkan jika kita menolak untuk menyerah dan sebaliknya berserah kepadaNya untuk masalah yang kita hadapi saat ini.
Bayangkan apa yang Tuhan bisa kerjakan melalui hidup kita hari ini. Stop looking out and start looking in. But don’t just look at the talent and the abilities on the inside, look at Jesus and the Holy Spirit that is within you.
Will you trust Him with your life? Will you come and follow Him?
Will you surrender completely to Him? For Him to take over your lifr and let His Purpose become your purpose.
Apakah kita mengijinkan Tuhan untuk mengambil alih setiap langkah kita, setiap bisnis kita, pernikahan, keuangan dan juga hubungan kita?
Bukan kehendak kita, tetapi kehendak Tuhan yang terjadilah. Setia dan berserah penuh kepadaNya baik di hal kecil ataupun besar. Ini yang menjadi seruan hati saya, berserah penuh dan diubahkan agar semakin menjadi serupa denganNya sampai suatu hari bisa tertulis :
Now, when Sidney had served God’s purpose in his own generation, he fell asleep. Dan “garis” yang ada di batu nisan saya, hidup saya bisa membawa makna dan dampak bagi orang lain serta memuliakan Bapa di Surga.