Empty Net (Part 1 and 2) By Ps. Jose Carol

JPCC Kota Kasablanka Service 1 (5 January 2020)

Tema kita tahun ini adalah tentang Presence atau HadiratNya. Pada saat kami semua sebagai pemimpin gereja berdoa mencari wajah Tuhan dan memikirkan apa yang Tuhan ingin sampaikan melalui kami ke jemaat, Tema ini muncul karena ada satu bagian dari Firman Tuhan yang berbunyi di benak kami semua, dengan isi sebagai berikut :

Opening Verse – “Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut Tuhan itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu. Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya. Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: “ Tuhan memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu.” Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.” ‭‭2 Samuel‬ ‭6:10-12‬ ‭TB‬‬

Dikatakan bahwa Tabut Tuhan mewakili keberadaan dan kehadiran Tuhan. Tabut ini ada di rumahnya Obed-Odom selama tiga bulan dan dalam periode tersebut rumah tersebut dan juga Obed-Odom yang tidak mengenal Tuhan, begitu diberkati karena keberadaan daripada Tabut tersebut.

Di dalam perjanjian lama, Tabut Allah adalah simbol dari kehadiran Tuhan.

Supporting Verse – “Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.” ‭‭Keluaran‬ ‭25:8‬ ‭TB‬‬

“Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.” ‭‭Keluaran‬ ‭25:22‬ ‭TB‬‬

Dikatakan bahwa Tabut Tuhan ini adalah tempat dimana Tuhan bertemu dan berbicara dengan mereka. Menarik sekali karena Tuhan yang tidak terbatas , maha kuasa dan tidak terikat dengan ruang dan waktu, tetapi Dia bersedia untuk membatasi dirinya secara ruang dan waktu, hadir di suatu tempat dan lokasi untuk bertemu dan berbicara bersama umatNya.

Kita sebagai manusia terbatas secara ruang dan waktu, kita tidak bisa maha hadir di tempat atau waktu yang lain serta kembali ke masa lalu. Tuhan sebaliknya kekal, tidak terbatas ruang dan waktu serta kekal dari awal serta akhir.

Tuhan tetapi bersedia untuk berhenti dan hadir ke tempat serta keberadaan kita untuk bertemu dan berbicara dengan kita, hal ini terjadi sejak perjanjian lama dan berlangsung sampai sekarang.

Hanya saja, pada saat manusia jatuh ke dalam dosa, kesadaran kita serta hubungan denganNya menjadi terputus. Kita tidak lagi sadar akan keberadaan Tuhan dan tidak lagi bertemu serta berbicara denganNya secara konstan.

Di dalam Perjanjian lama, kita akan temukan ada tabut atau bait suci dimana umat bangsa Israel pergi untuk bertemu dan berbicara dengan Tuhan. Tetapi semenjak manusia jatuh ke dalam dosa, hubungan ini menjadi terputus.

Itu sebabnya sepanjang tahun ini kita ingin mendalami KehadiranNya, menghadirkan Dia sehingga dunia sekitar kita bisa mengakui bahwa Tuhan ada di tengah-tengah kita.

Tujuan kita bukan mengejar Berkat Tuhan, tetapi tujuan kita adalah mengejar HadiratNya dan KehadiranNya. Berkat daripada Tuhan adalah dampak daripada kehadiran Tuhan di dalam hidup kita.

Kalau Tuhan hadir dalam bisnis kita, pernikahan kita, hubungan yang kita bina, ataupun sekolah kita maka apapun yang kita kerjakan akan diberkati oleh Tuhan.

KehadiranNya ada di dalam hidup kita semua. Saya ingin berbagi mengenai salah satu kejadian di Alkitab dimana kehadiran Tuhan begitu nyata dampaknya.

Supporting Verse – “Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. ‭‭Lukas‬ ‭5:1-11‬ ‭TB‬‬

Itulah awal mulanya Petrus, Yohanes dan Yakobus dipanggil untuk mengikuti Yesus. Tetapi ada beberapa hal yang saya ingin fokuskan dari kisah ini, dengan details sebagai berikut

1. Petrus, Yakobus dan Yohanes adalah Nelayan yang berpengalaman dan sangat ahli di bidangnya.

Pada saat Yesus menyuruh mereka untuk kembali melempar jala, mereka sebenarnya agak menentang perintah tersebut.

2. Mereka sudah bekerja keras sepanjang malam.

Beberapa dari kita seharusnya bisa melihat perbedaan dan dampak dari saat mereka bekerja secara sendiri dengan bekerja disaat Tuhan ikut hadir bersama mereka. Meskipun mereka sudah berpengalaman, tetapi disaat mereka bekerja sendiri maka mereka mengalami frustrasi, dan putus asa.

Pengalaman yang sudah kita kumpulkan tidak selalu membuat kita bisa menjadi bebas frustrasi di dalam hidup.

Pengalaman tidak membuat kita bebas frustrasi, dan kerja keras tidak selalu menghindarkan kita dari keadaan putus asa atau patah semangat.

3. Melakukan apa yang benar.

Mereka juga berkata bahwa mereka sudah melakukan apa yang benar sepanjang malam tetapi masih juga tidak berhasil. Ada juga orang yang mengatakan bahwa sepanjang hidup, mereka sudah melakukan apa yang benar tetapi merasa belum juga merasakan kebaikan seperti yang dialami oleh orang lain.

Jadi, apa yang membedakan antara sebelum Yesus hadir dan sejak Yesus hadir dalam kehidupan Petrus, Yohanes dan Yakobus?

  1. Perbedaan.

Seseorang yang punya Yesus seharusnya berbeda dengan seseorang yang tidak punya Yesus. Pernikahan, Cara Berpacaran, Berbisnis dan Pekerjaan yang punya Yesus di dalamnya harus berbeda dengan Pernikahan dan pekerjaan yang tidak ada Yesus di dalamnya.

Keberhasilan datang disaat ada kehadiran Yesus di dalamnya. Betul bahwa ada banyak orang yang berhasil dengan bekerja keras, itu sebabnya di dalam perjanjian lama berulang kali Allah Bapa memperingatkan Bangsa Israel melalui Musa tentang tanah perjanjian yang tidak perlu digarap dan diairi seperti kebun sayur.

Supporting Verse – “Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau Tuhan, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Ia akan mengasihi engkau, memberkati engkau dan membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandunganmu dan hasil bumimu, gandum dan anggur serta minyakmu, anak lembu sapimu dan anak kambing dombamu, di tanah yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu. Engkau akan diberkati lebih dari pada segala bangsa: tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewanmu.” ‭‭Ulangan‬ ‭7:12-14‬ ‭TB‬‬

Bangsa Israel dikenal sebagai bangsa dengan teknik yang canggih dalam hal perairan dan perlu diketahui bahwa tanah perjanjian yang dijanjikan Tuhan ini tidak sama dengan tanah mesir yang harus diairi dengan susah payah agar ada hasilnya.

Usaha manusia bisa membuat kita berhasil menghadapi konsekuensi yang ada, tetapi melalui kisah bangsa israel diatas, Tuhan memberikan tanah perjanjian dimana Dia akan menyediakan hujan, baik hujan awal maupun hujan akhir yang akan memberikan hasil panen.

Di mesir mereka belajar untuk mengandalkan kekuatan sendiri untuk memastikan apa yang mereka tanam tidaklah mati tetapi di tanah perjanjian, mereka hanya perlu tetap menanam dan melakukan yang terbaik, tetapi anugerah datang Surga karena Tuhan yang menurunkan hujan serta kelimpahan kepada mereka.

Karena itulah saya tidak heran jika melihat ada orang yang sukses dan berhasil karen pengalaman dan kerja keras mereka, tetapi yang mau kita bicarakan tahun ini adalah kita bisa mendapatkan berkat melalui kehadiranNya dalam berbagai aspek hidup kita seperti yang dialami oleh Obed-Odom.

Success follows where the Presence of God is. Kemurahan dan Perkenanan Tuhan akan mengikuti dimana Dia hadir. Kita tidak mengejar berkat, tetapi yang perlu kita kejar adalah HadiratNya.

2. Instruksi yang membawa Terobosan.

Kehadiran Yesus juga membawa Instruksi yang membawa terobosan. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita tidak hanya membawa perbedaan, tetapi juga memberikan instruksi yang akan membawa terobosan dalam hidup kita. Saya temukan bahwa banyak dari kita tidak mengikuti instruksi yang diberikan olehNya.

The Presence of God brings breakthrough beyond what is humanly possible. Tuhan bisa membawa terobosan apa yang secara manusia tidak terpungkirkan.

Petrus, Yohanes dan Yakobus adalah nelayan yang sangat berpengalaman dan mereka bekerja di danau yang secara geografis tidak terlalu besar. Tentu mereka sudah begitu mengenali letak dan kondisi danau itu dengan baik.

Menurut saya, mereka pasti sudah melakukan bagian mereka dengan baik tetapi kembali kepada instruksi yang diberikan Yesus dari perikop diatas, instruksi yang tidak masuk di akal memberikan terobosan yang belum pernah mereka alami dalam hidup mereka.

Saya sering membantu teman dan jemaat yang mengalami pergumulan dalam hal pernikahan, bisnis, keuangan dan lain hal. Saya selalu menempatkan diri di dalam posisi mereka dan memberikan masukan dan arahan yang selalu didasarkan oleh Firman Tuhan.

Tetapi seringkali arahan yang saya berikan ini tidak dijalankan oleh mereka. Banyak dari kita juga tentu sering tidak menyelesaikan dan menjalankan dengan tuntas dari instruksi yang diberikan oleh dokter.

Berapa sering dalam kehidupan kita tidak mendapatkan terobosan karena kita tidak melakukan dengan tuntas arahan yang diberikan?

Yesus datang membawa arahan dan instruksi dalam kehidupan mereka, dan dampaknya terobosan bisa terjadi.

3. Mukjizat Supranatural

Jala yang sama dan digunakan sepanjang malam serta membawa kegagalan bagi Petrus, Yohanes dan Yakobus, tetapi melalui instruksi dari Yesus, jala yang sama ini bisa membawa mukjizat bagi mereka.

Kehadiran Yesus bisa membawa perbedaan. Pernikahan, pekerjaan dan usaha yang sama dan mengalami kegagalan sebelumnya, tetapi jika kita bisa membawa kehadiran Yesus disana, maka mukjizat bisa terjadi. Bedanya adalah ada dan tidak adanya Hadirat Tuhan disana.

God can take the very same net that came up empty under your own initiatives and fill them when we are operating under His instruction in His Presence.

Tuhan dapat memakai jala yang selama ini kosong dan mengisinya dengan Berkat kalau kita mulai menjalankan instruksiNya di dalam HadiratNya.

Kotbah saya hari ini berjudul “Empty Net”, atau jala yang kosong. Is there any “Empty Net” in your life?

Apakah ada jala yang kosong dalam hidup anda? Dimana anda sudah sepanjang tahun atau lebih bekerja keras dan menggunakan semua pengalaman anda tetapi belum menuai hasilnya dan membuat anda frustrasi? Dan disaat bersamaan anda melihat orang lain yang tidak berusaha seperti anda tetapi bisa mendapat hasil yang jauh lebih baik.

Jika ada yang merasa seperti itu di dalam aspek hidup anda, baik dalam pekerjaan, usaha, atau pernikahan. Saya percaya Tuhan sedang berbicara kepada anda hari ini.

Mulailah dengarkan Tuhan dan berikan Jala anda yang kosong kepadaNya. Biarkan Tuhan masuk agar Dia bisa membawa perbedaan dan instruksi kepada anda. Hadirkan Tuhan di dalam segala aspek kehidupan anda, dengarkan Dia dan lakukan semua Instruksi yang Dia berikan agar breakthrough dan mukjizat supranatural bisa terjadi dalam hidup anda.

4. Perubahan Hidup

Selain perbedaan, instruksi dan mukjizat Supranatural, Murid-murid Yesus juga mengalami perubahan hidup saat bertemu dengan Yesus. Mereka tidak hanya mengenali Yesus sebagai Guru, tetapi juga mengenalNya sebagai Tuhan.

Siapapun yang bertemu dengan Tuhan pasti diubahkan hidupnya. Seperti Murid Yesus yang diubah dari penjala Tuhan menjadi Penjala Manusia.

Pertanyaan saya bagi kita semua adalah :

Pertama, Apakah Tuhan hadir (melibatkan Tuhan) dalam setiap aspek kehidupan kita? Di dalam perkataan, pekerjaan, disaat kita bangun tidur, memegang uang, melihat orang disekitar kita dan bahkan juga di dalam HP dan komputer kita, apakah Tuhan hadir disana?

Kedua, Apakah kita hanya bekerja keras mengandalkan kekuatan dan pengalaman kita sendiri? Kerja keras dan pengalaman tentu tidak perlu dibuang, tetapi yang kita perlu lakukan adalah Hadirkan Tuhan di dalam kerja keras dan pengalaman kita.

Bukan hanya untuk membuat kita berkelimpahan, tetapi agar orang lain juga bisa ikut menikmati kelimpahan yang ada.

Ketiga, Apakah kita semua sudah mengikuti semua InstruksiNya? Kalau kita masih bergumul di dalam satu dan lain hal, tanyakah ke diri anda sendiri, apakah anda sudah mengikuti semua InstruksiNya?

Keempat, Apakah kita sepenuhnya Percaya kepada kebaikan dan kesetiaanNya, dan bertekun untuk menantikan segala sesuatu untuk terjadi pada waktuNya? Ada banyak hal yang perlu waktu dan kegigihan, perlu waktu untuk seekor ulat agar bisa menjadi kupu-kupu dan kita tidak bisa memperpendek proses transformasi ini. Kita harus berserah pada proses ini agar bisa terjadi sesuai waktuNya.

Sharing Ps. Jose – Beberapa hari yang lalu saya berbicara dengan salah satu mahasiswa yang pintar dan kuliah S2 di Stanford. Dia memanggil saya “Uncle” dan bertanya kepada saya, “Uncle, apakah kamu sudah hidup secara penuh dan puas?”, saya menjawabnya dengan tegas dan tanpa ragu “Iya.”.

Dia kaget akan jawaban saya yang begitu yakin dan pasti. Dia kemudian bertanya lagi, “Do you know why?”. Saya katakan bahwa “Manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Kalau secara jasmani saya punya apa saja dan bahkan secara jiwani saya tidak ada stress dan kekuatiran, merasa bahagia dan tidur serta ada di tempat yang paling indah dan mahal, jika secara jasmani dan jiwani ini begitu sempurna tetapi secara rohani saya tidak bertemu dengan PenciptaKu dan juga tidak tahu kenapa saya ada, maka pasti ada kehampaan di dalam hati saya.

Tanpa kehadiran Tuhan untuk mengisi bagian ini, maka hidup kita akan menjadi tidak berarti dan tanpa tujuan. Kita boleh punya harta dan kekayaan materi yang paling mahal, hidup tanpa kekuatiran tetapi akan tetap ada kehampaan yang tidak terisi jika tidak ada kehadiran Tuhan dalam hati dan hidup kita.

The calling for everyone is a Purposeful life, oleh karena itu Dia menjadikan Murid Yesus sebagai Penjala Manusia dan bukan Penjala Ikan, Bertemulah denganNya dan Ijinkan Tuhan berbicara dengan kita semua.

Empty Net (Part 2)

Opening Verse – “Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.” Yohanes‬ ‭21:1-12‬ ‭TB‬‬

Kisah ini sepertinya mirip dengan Kisah Lukas 5 yang saya sampaikan di kotbah sebelumnya. Ijinkan saya untuk menceritakan kembali disini.

Supporting Verse – “Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. ‭‭Lukas‬ ‭5:1-11‬ ‭TB‬‬

Dari kisah ini, kita belajar mengenai perbedaan sebelum dan setelah Yesus hadir dalam kehidupan Petrus, Yohanes dan Yakobus. Kita belajar bahwa mereka adalah nelayan yang ulung dan tumbuh besar di danau galilea, dan sepanjang malam meskipun sudah bekerja keras tetapi gagal menangkap ikan.

Kita belajar bahwa kerja keras dan pengalaman itu penting, tetapi faktor kehadiran Tuhan dalam hidup jauh lebih penting dari kedua hal itu.

Untuk mengalami terobosan, kita perlu Hadirat Tuhan yang juga dilengkapi oleh kerja keras dan pengalaman.

Tetapi dari kedua kisah di ayat diatas, perbedaannya adalah kisah yang diceritakan di ayat Lukas adalah waktu pertama kali Yesus berkenalan dengan mereka dan mengajak mereka menjadi muridNya. Di akhir perikop ini Yesus mengubahkan Petrus dari penjala ikan dan menjadi penjala manusia.

Tetapi Kisah yang diceritakan di Yohanes adalah kisah pada saat Yesus baru saja bangkit dari kematianNya dan sebelum Dia naik ke surga, Dia kembali melakukan kejadian yang mirip dengan kejadian dimana Dia pertama kali bertemu dengan Murid-muridNya.

Sewaktu saya mempersiapan Firman ini, ada beberapa hal yang muncul dan berkaitan dengan pentingnya Hadirat Tuhan yang akan membuat kita mengalami Terobosan. Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah saat Petrus mendengar Yohanes berkata “Itu Tuhan”. Selanjutnya Petrus berenang dengan memakai pakaian.

Saya sedikit bingung disaat membaca ini, mengapa Ia mau berenang dengan memakai pakaian? Bukankah seharusnya sebaliknya?

Dari beberapa commentary biblical yang saya temukan di kisah ini, saya temukan bahwa ada perubahan sikap Petrus yang sangat besar disaat ia pertama kali bertemu dengan Yesus dan juga disaat ia kembali bertemu dengan Yesus dalam kejadian diatas.

Disaat pertama kali Petrus bertemu Yesus dan menuruti suruhan Yesus untuk menebar jala, dia melakukan itu bukan karena taat kepada Yesus. tetapi karena ingin membuktikan pengalaman-nya sebagai nelayan bahwa usaha yang disuruh akan tetap sia-sia.

Tetapi dalam Sikap kedua dimana Ia bertemu dengan Yesus di Perikop Yohanes, sikapnya sungguh berbeda dimana dia langsung memakai pakaian, dia sadar bahwa dia tidak pantas bertemu dengan Tuhan dengan keadaan seperti itu.

Ada sikap dengan kata kerja “revere” atau kagum, hormat kepada Pribadi yang muncul kembali dalam kehidupan-nya. Di dalam kata revere ini, secara definisi ada kata adore atau mengagumi, dan juga ada kata admire.

Petrus merasa tidak pantas bertemu dengan Pribadi yang begitu Dia kagumi dan hormati, dan itulah alasan dia memakai pakaian disaat berenang sesuai arahan Yesus.

Dalam hal ini, saya kembali ingat akan referensi dan kotbah yang dibagikan Ps. Jeffrey minggu sebelumnya mengenai Tabut Allah.

Supporting Verse – “Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod. Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon. Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya. Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.” 1 Samuel‬ ‭5:1-4‬ ‭TB‬‬

Ini adalah lanjutan kisah darimana saat Tabut ini dirampas oleh Bangsa Filistin disaat mereka mengalahkan bangsa israel. Disaat Tabut Allah ini ditaruh di Kuil Bangsa Filistin yang menyembah Dewa Dagon, besoknya dewa mereka tumbang dan kepalahnya bahkan sampai patah di keesokan harinya.

Supporting Verse – “Setelah tujuh bulan lamanya tabut Tuhan itu ada di daerah orang Filistin,” 1 Samuel‬ ‭6:1‬ ‭TB‬‬

“Oleh sebab itu ambillah dan siapkanlah sebuah kereta baru dengan dua ekor lembu yang menyusui, yang belum pernah kena kuk, pasanglah kedua lembu itu pada kereta, tetapi bawalah anak-anaknya kembali ke rumah, supaya jangan mengikutinya lagi.” 1 Samuel‬ ‭6:7‬ ‭TB‬‬

“Lalu mereka mengirim utusan kepada penduduk Kiryat-Yearim dengan pesan: “Orang Filistin telah mengembalikan tabut Tuhan; datanglah dan angkutlah itu kepadamu.” 1 Samuel‬ ‭6:21‬ ‭TB‬‬

“Lalu orang-orang Kiryat-Yearim datang, mereka mengangkut tabut Tuhan itu dan membawanya ke dalam rumah Abinadab yang di atas bukit. Dan Eleazar, anaknya, mereka kuduskan untuk menjaga tabut Tuhan itu. Sejak saat tabut itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni dua puluh tahun, dan seluruh kaum Israel mengeluh kepada Tuhan.” 1 Samuel‬ ‭7:1-2‬ ‭TB‬‬

Okeh karena itu, setelah 7 bulan Tabut Allah ada di Bangsa Filistin, mereka memindahkan Tabut Allah ini kembali ke bangsa israel karena mereka tidak mau berurusan dengan ini di tengah-tengah mereka.

Menarik melihat peta geografis di masa itu disaat proses pemindahan ini terjadi. Kiryat-Yearim ini ada di Palestina, daerah penguasaan Israel, dan dibawa ke rumah seorang Lewi bernama Abinadab yang secara khusus berada di atas bukit dan ditugaskan untuk mengelola Tabut Allah.

7 bulan di Filistin dan 20 tahun di kediaman Abinadab. dan saya ingin selanjutnya kembali menceritakan kisah yang sudah diceritakan sebelumnya oleh Ps. Jeffrey minggu lalu.

Supporting Verse – “Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya. Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama Tuhan semesta alam yang bertakhta di atas kerubim. Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.” 2 Samuel‬ ‭6:1-3‬ ‭TB‬‬

“Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.” 2 Samuel‬ ‭6:7‬ ‭TB‬‬

“Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut Tuhan itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu. Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.” 2 Samuel‬ ‭6:10-11‬ ‭TB‬‬

Jadi sekarang kita lihat bahwa bukan hanya orang filistin yang mengirim Tabut Allah ini dengan kereta, tetapi hal yang sama juga dilakukan oleh Bangsa Israel. Karena Uza mencoba menahab Tabut Allah, dia langsung mati di tempat.

Selama 3 bulan di kediaman Obed-Odom, Tuhan memberkati Obed Odom dan seisi rumahnya sampai semua orang bisa melihatnya. Bagaimana hal ini bisa begitu terlihat di mata banyak orang? karena 7 bulan Tabut Allah bisa membuat orang filistin takut, 20 tahun tidak membuat kehebohan apa-apa, tetapi hanya dalam 3 bulan dampaknya begitu terlihat.

Tanpa mengerti bagaimana menghormati Hadirat Tuhan, karena kata kagum dan hormat bukan berasal dari kata “Fear”, seperti yang dirasakan oleh orang Filistin.

Tetapi kata Hormat, Revere atau Honor, adalah dua kata kunci yang perlu kita ambil dalam mempelajari hal ini.

Yang membuat apa yang saya alami dalam kehidupan saya bukan karena aktifitas agamawi, penyembahan dan pekerjaan saya, tetapi adalah Sikap Hati saya.

Minggu pertama saat kita memasuki Tahun baru, ayat pertama yang kita keluarkan adalah, “Masuklah kepada Pintu GerbangNya dengan Ucapan Syukur”. Ucapan Syukur adalah sikap hati kita adan pujian adalah apa yang keluar dari mulut kita.

Kagum, Hormat. Di bahasa modern sekarang, hal ini dilakukan di dalam orang-oranh yang ada di showbiz. Kata Idoltary mengambil arti yang sama, dan oleh karena inilah 10 perintah Allah mencamtukan hal ini di dalamnya agar kita bisa fokus kepada Tuhan.

Kita sedang berbicara soal hati. Dari kisah diatas, Kenapa saat Tabut Allah ditarik oleh kereta lembu, dianggap tidak menghormati Tuhan? Begitu juga dengan Tindakan Uza yang menyebabkan kematiannya.

Perhatian saya ditarik dalam beberapa hal kecil karena harusnya Tabut Allah diangkut dan tidak ditarik oleh kereta, itulah aturan yang ada pada jaman itu.

Apa hubungannya tidak menghormati dalam tindakan diatas? Tetapi di jaman itu, raja-raja selalu ditandu dan tidak ditarik oleh kereta kuda. Meskipun binatang atau lembu punya kecepatan lebih dibanding kecepatan saat ditandu manusia. Tetapi saya perhatikan juga bahwa saat itu kondisi jalan yang ada begitu jelek dan juga berbukit-bukit, dan oleh karena itu kenyamanan tentu lebih ada saat ditandu oleh manusia daripada saat ditarik oleh lembu.

Inilah alasannya, jadi bukan karena aturan, tetapi karena itulah kesalahan Bangsa Israel dalam kejadian diatas. Fokusnya adalah hati daripada mereka yang melakukan dan menjalakannya.

Sharing Ps. Jose – Beberapa hari lalu, saya sempat berkonsultasj dengan seseorang yang sedang bergumul dalam hidupnya. Dia berkata “Koq bisa ya hal ini terjadi? Padahal saya sudah membantu dan memberi kepada gereja begitu sedemikian rupa?

Saya katakan bahwa “Yang Tuhan inginkan bukan tenagamu, atau uangmu saja, tetapi yang dia inginkan adalah HatiMu dan HidupMu. Jika anda memberikan Hati dan Hidup, maka yang semua yang anda katakan tadi akan mengikuti saja (dompet atau sumbangan anda).

Tuhan bisa memakai apapun yang ada di tangan kita, bahkan jala yang rusak dan kita pikir sudah tidak berguna lagi, akan bisa dipergunakan olehNya. Jala yang sama bisa Tuhan pakai dan menjadi terobosan bagi kita jika sikap hati kita berubah.

Disaat kita bisa datang dengan Sikap Hati yanh penuh dengan rasa Hormat dan Kagum, dan bukan ketakutan, siapapun yang berada di Hadirat Tuhan, tidak mungkin bagi dirinya untuk berbuat dosa lagi.

Supporting Verse – “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” 1 Yohanes‬ ‭3:6‬ ‭TB‬‬

“Anyone who continues to live in him will not sin. But anyone who keeps on sinning does not know him or understand who he is.” 1 John‬ ‭3:6‬ ‭NLT‬‬

Meskipun kita sudah melayani dan memberikan sumbangan yang berdampak bagi gereja, tetapi hal itu tidak bisa membuat kita terhindar dari dosa. Tetapi kalah kita mulai hidup dengan rasa kagum dan hormat kepada Hadirat Tuhan dimanapun kita berada, baik dalam pekerjaan, pernikahan, keuangan dan dimanapun kita berada, dengan rasa kagum dan bukanlah rasa takut, maka terobosan bisa terjadi dalam hidup kita dan tidak mungkin hidup kita tetap sama.

Materi memang penting, tetapi tidak bisa memberikan kepuasan secara meaningful and impactful life, hal itu hanya bisa didapat di dalam Hadirat Tuhan. Selain Petrus memakai baju di dalam ayat diatas, ada 153 ikan yang diceritakan dalam kisah itu, dan mengapa angkanya begitu spesifik?

Closing Verse – “Lalu Salomo menghitung semua orang asing yang laki-laki yang ada di negeri Israel sama seperti yang pernah dilakukan Daud, ayahnya. Maka terdapatlah seratus lima puluh tiga ribu enam ratus orang.” 2 Tawarikh‬ ‭2:17‬ ‭TB‬‬

Salomo adalah anak Daud dan dalam kisah ini, dia berhasil menyelesaikan bait suci untuk menaruh Tabut Allah, Daud tidak sempat menyelesaikan tetapi Salomo anaknya lah yang berhasil menyelesaikan bait suci bersama 153.600 orang asing. Petrus dipanggil untuk melayani orang yahudi saja sementara Paulus dipanggil oleh melayani orang non yahudi.

Sebelum Yesus naik ke Surga, Yesus menyempatkan pesan kepada Petrus bahwa yang akan menyelesaikan bait suci adalah orang non Yahudi dan bukan hanya oranh yahudi saja, dan itu juga termasuk kita semua disini untuk menyelesaikan panggilannya di bumi ini. Sungguh suatu kehormatan dan anugerah yang luar biasa.

Itu sebabnya, bawa pulang kata revere dan honor hadirat Tuhan dalam hidup kita, agar perubahan dan terobosan yang dialami oleh Obed-Odom selama 3 bulan juga bisa kita alami alam hidup kita, bawa pulang sikap hati kita untuk menghormati, mengagumi dan menyembah Tuhan dalam hidup kita.