JPCC-Sermon-Favor-of-God-by-Dr.-Robi-Sonderreger

Favor of God by Dr. Robi Sonderreger

JPCC Kota Kasablanka Service 3 (19 June 2016)

Di awal tahun 2015, Saya pernah ke JPCC bersama dengan Ps. Leo dan membawa topik “Conquering The Giant”, dan dari situ saya semakin belajar bahwa tidak ada yang tidak mungkin bersama dengan Tuhan. Perkenanan Tuhan jauh lebih besar dari penderitaan dan masa sulit yang kita hadapi.

Hari ini saya akan berbicara tentang Perkenanan Tuhan (Favor of God). Dan saat kita bicara hal ini, Biasa-nya hal itu meliputi kekayaan dan berkat. Tetapi Firman Tuhan berkata bahwa Favor of God jauh lebih besar dari semua itu.

Bahkan dalam situasi dan keberadaan yang paling tragis, Favor of God masih ada dan tetap bekerja, tapi tidak semua orang menyadari-nya.

Opening Verse – Lalu berkatalah Musa kepada Tuhan : “Memang Engkau berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa ini berangkat, tetapi Engkau tidak memberitahukan kepadaku, siapa yang akan Kauutus bersama-sama dengan aku. Namun demikian Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku. Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu.” Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.” Berkatalah Musa kepada-Nya: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau.”
Keluaran 33:12‭-‬17 TB

Dengan kata lain Tuhan berkata kepada Musa, “Saya suka dan kenal nama-mu”, dan ini me buat saya berpikir, “Apa arti-nya sebuah nama?”

Sharing Ps. Robi – Saya pernah mendengar kisah seorang pengungsi dari timur tengah yang lari ke Australia, dimana dalam perjalanan terakhir dia saat naik kapal, dan di tengah proses-nya Kapal yang ia naiki terkena badai yang besar, dan banyak orang di kapal berpikir bahwa mereka akan mati karena badai itu, dan mereka pada menangis, berteriak kepada Tuhan mereka, dan lari ke geladak kapal.

Tetapi lelaki ini (yang bernama Ahmed), juga turut melakukan hal yang sama, dan pada saat dia mau berseru, entah kenapa yang keluar dari mulut-nya adalah nama Yesus. Dia tidak tahu kenapa bisa mendapat reflek seperti itu, dan dia merasa takut akan hal itu, karena berpikir bahwa orang di sekeliling-nya tidak menyukai hal itu.

Akhir-nya dia sampai dengan selamat ke Australia, dan suatu malam pada saat dia sedang berjalan di melbourne, dia merasa ada dorongan untuk berjalan ke suatu jalan tertentu, dan sesampai-nya disana, Ia mendengar seseorang memanggil nama-nya, disaat orang asing itu berjalan ke Ahmed, dia berkata, “Apakah benar nama-mu Ahmed?” orang asing itu berkata bahwa dia punya sesuatu untuk diri-nya, karena kemarin malam pada saat dia berdoa, Yesus berkata bahwa pada malam ini, ada seorang bernama Ahmed yang akan berjalan di jalan ini, dan Tuhan ingin saya memberikan sebuah Alkitab ini kepada Ahmed, untuk di-translasi. Ahmed menangis karena Tuhan Yesus tahu nama-nya, sementara Tuhan atau Dewa lain yang dulu Ia sembah tidak mempunyai hubungan dengan-nya sedekat itu.

Saya percaya bahwa hal yang sama juga berlaku untuk kita semua. Tuhan mengenal setiap dari kita, meski kita sering merasa bahwa kadang Tuhan seperti-nya jauh sekali dari kita.

Supporting Verse – mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.
Mazmur 139:16‭-‬18 TB

Ada 3 kunci dan hal yang bisa didapat dari ayat diatas :

1. Tuhan senantiasa memiliki kita di dalam hati dan pikiran-nya, bahwa rencana-nya sudah ada jauh sebelum kita ada.

2. Pikiran Tuhan tentang kita adalah pemikiran yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya.

3. Tuhan memikirkan hal-hal yang berharga ini sangat amat sering, dan lebih sering dari jumlah pasir yang ada di pantai.

Lebih lanjut mengenai jumlah pasir ini, baru-baru ada Penelitian di Hawaii, dimana para peneliti mencoba menghitung berapa besar jumlah butiran pasir yang ada di muka bumi ini, dan mereka datang dengan kesimpulan angka sebesar 7.500.000.000.000.000.000.000.

Sungguh angka yang luar biasa besar, tetapi Tuhan jauh memikirkan kita lebih dari jumlah itu, dan itulah yang dinamakan Perkenanan Tuhan (Favor of God).

Definisi Favor atau Perkenanan (menurut Ahli Teologi) – Menunjukkan rasa sayang yang berlebihan dan tidak seimbang terhadap seseorang, karena seseorang yang mendapat favor, kelihatan seperti dia yang akan mendapat kemenangan, karena Favor mendatangkan keuntungan-keuntungan bagi diri mereka.

Favor of God is the guarantee to Gods presence in our life. It’s also a provision for us to fulfill His Purpose.

Tetapi seringkali kita tidak merasakan hal itu, terutama disaat kita secara tidak sadar membandingkan situasi kita dengan orang yang ada di sekeliling kita (ex : terlihat dari hal kecil seperti Ilustrasi Ps. Robi soal seorang wanita yang mengalami kesulitan mendapat parkiran mobil).

Perkenanan Tuhan tidak selalau tampak seperti apa yang kita inginkan atau bayangkan, Perkenanan Tuhan yang akan menggambarkan siapa Dia apa – adanya, dan ini berbeda dengan kebaikan Tuhan.

Perkenanan Tuhan bertujuan untuk menggenapi rencana-nya, dan tidak bisa didapat dengan bekerja keras, yang bisa kita lakukan hanya menerima-nya. Namun, untuk bisa menerima Perkenanan Tuhan, kita harus membuka mata dan mencari-nya, dan dengan hati yang terbuka, mengharapkan-nya di dalam segala keadaan (dalam situasi baik ataupun tidak).

Saya mengalami Perkenanan Tuhan disaat saya sadar bahwa Tuhan sudah memberikan saya 5 anak yang sehat dan baik, bahkan meski dalam situasi dimana saya dan istri saya sering merasa kewalahan menghadapi kesibukan dan ke-aktifan ke-5 anak yang harus kami rawat tanpa kehadiran seorang suster.

Pemikiran dan Hal yang sama juga saya rasakan di dalam pekerjaan, disaat ada bawahan terpercaya saya yang mengirim surat resignation disaat perusahaan kami sedang memasuki masa-masa kesibukan baru.

Kita tidak perlu menemukan keberadaan yang stress untuk merasakan Perkenanan Tuhan, bicara soal kesempurnaan, kita bisa lihat dalam suatu pesta pernikahan.

Sharing Ps. Robi – Pada Pesta Pernikahan saya, semua berjalan lancar kecuali pada saat resepsi, dimana ada teman istri saya yang menumpahkan red wine ke gaun pengantin, dan akhir-nya pada bridesmaid mencoba dan berhasil memberishkan gaun itu, Dalam situasi genting itu, saya belajar untuk tertawa dan bersyukur bahwa jika Gaun pengantin sudah dilepas sebelum pesta berlalu, itulah Perkenanan Tuhan.

Perkenanan Tuhan sering ada di depan mata kita, tapi kita luput dalam melihat-nya. Perkenanan Tuhan didapat bukan karena apa yang kita lakukan, tapi karena keberadaan kita sebagai Anak Tuhan, kita bukan lagi budak yang perlu merasakan rasa takut.

Saatnya bagi kita semua untuk berdiri dalam janji yang sudah Tuhan siapkan untuk kita semua.

Favor of God is not a formula, It’s the living breathing presence of God in our life.

Supporting Verse – Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yohanes 3:16 TB

Anda semua sudah mendapatkan Perkenanan Tuhan di mata-nya.

Favor-of-God-by-Dr.-Robi-Sonderreger
Favor-of-God-by-Dr.-Robi-Sonderreger

Ilustrasi – Ada Kompetisi The Voice Indonesia, dimana juri-nya adalah Dr. Robi, dan salah satu kontestan penyanyi adalah Ps. Jose, dan disaat Ps. Jose sedang bernyanyi dan berusaha mendapat approval dari Juri, Ps. Robi akhir-nya setuju dan memencet tombol Buzzer yang berarti tanda kelulusan dan favor.

The Voice Indonesia adalah gambaran dari perkenanan Tuhan, di dalam perjanjian lama, Tuhan dikenal sebagai hakim kita, karena kejatuhan manusia, Tuhan berbalik untuk melihat apakah manusia dapat menemui aturan dan hukum yang ada, kemudian tiba saatnya Tuhan mendatangkan Yesus (sama hal-nya dengan Juri yang Memencet Buzzer) sebagai intervensi dalam kehidupan manusia.

Alkitab berkata bahwa Tuhan / Allah Bapa menyinari kita dengan wajah-nya dan tersenyum. Karena apa yang Yesus lakukan, tidak lagi ada jalan kembali ke situasi sebelum-nya, dan tidak akan ada yang bisa memisahkan kita dari cinta kasih Bapa di surga, bahkan meski itu suara nyanyian yang buruk di the Voice Indonesia.

Tuhan tidak memilih anda bukan karena performa, tetapi karena apa yang ada di dalam potensi kita semua.

Supporting Verse – Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Bilangan 6:24‭-‬26 TB

God loves you just the way you are, dan Tuhan tidak bersedia melihat engkau berada di dalam keadaan semula, karena dia melihat potensi yang ada di setiap dari kita, agar kita bisa muncul dan bersinar di panggung yang lebih besar.

Apa yang saya suka dari Ilustrasi The Voice Indonesia diatas? pada akhirnya, sang kontestan bisa memilih juri-nya kembali, dan hal yang sama juga ada di Alkitab dimana Tuhan sudah memilih kita terlebih dahulu, tapi dia juga memberikan pilihan bebas pada kita, apakah kita ingin menjadikan Tuhan sebagai pelatih (coach), dan juga juru selamat Kita atau tidak.

Penundukkan diri kita akan Tuhan sebenarnya berkata bahwa bukan lagi kehendak kita yang ada dan terjadi, tetapi biar-lah kehendak Tuhan yang berbicara atas hidup kita semua.

Para pahlawan iman di Alkitab tidak mempunyai pengaharapan hanya pada diri mereka sendiri, tetapi mereka semua mempunyai pengharapan penuh kepada Tuhan yang peduli dan mengasihi mereka semua.

Tuhan memberikan kita pengharapan, terlepas dari apapun yang kita hadapi. Belajar untuk menumbuhkan harapan dari dalam kepada Tuhan, tidak peduli seberapa baik dan buruk-nya situasi yang ada dalam kehidupan kita.