JPCC Online Service (23 Agustus 2020)
Saya yakin kita semua diberkati dengan apa yang disampaikan oleh Ps. Sam Hartanto minggu lalu tentang Purpose, Process dan Promotion. Promosi berbicara tentang pertumbuhan dalam hidup kita, Tuhan ingin memerdekakan kita agar kita bisa mengalami pertumbuhan di dalam kemerdekaan tersebut.
Pertanyaannya, bagaimana caranya kita bisa bertumbuh di dalam kemerdekaan itu? Bagaimana kita bisa mengalami pertumbuhan di dalam kemerdekaan yang Tuhan berikan kepada kita semua?
Saya ingin melanjutkan dari apa yang Ps. Jeffrey Rachmat sampaikan kepada kita dua minggu yang lalu. Beliau berkata bahwa Batasan itu ada justru untuk membantu kita, melindungi dan memelihara kemerdekaan yang kita miliki.
Tentunya batasan yang dimaksud adalah Kebenaran Firman Tuhan. Ketika kita tinggal di dalam Firman Tuhan, tetap di dalamNya, maka Kebenaran itu akan memerdekakan kita.
Opening Verse – Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yohanes 8:30-32 TB
Seperti yang kita pelajari minggu lalu, Orang bisa percaya jika mereka telah mendengar dan ada yang memberitakan kepadanya. Di ayat diatas, Yesus sedang berkata kepada orang Yahudi yang sedang mendengarNya, Yesus berkata bahwa bagaimana Dia adalah Pribadi yang diutus oleh Bapa di Surga, sehingga Dia berbicara dengan otoritas yang diutus dari Surga dan Bapa. Itu sebabnya saat Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang yang menjadi percaya.
Sewaktu kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita, maka roh kita dimerdekakan dan setelahnya kita harus menentukan pilihan, apakah mau tetap ada dalam Firman atau tidak.
Kalau kita tidak tetap tinggal di dalam FirmanNya maka kita hanya akan menjadi pengikut atau followers saja, tetapi jika kita mau tinggal di dalam Firman maka kita akan menjadi Disciple atau MuridNya.
Supporting Verse – Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” Yohanes 8:33-36 TB
A slave is a transient, who can’t come and go at will. The Son, though, has an established position, the run of the house.” John 8:345 MSG
Dari ayat lanjutan ini, saya rasa mereka lupa bahwa sebelumnya mereka pernah menjadi budak di mesir dan diserakkan ke seluruh penjuru seperti di Babilonia.
Yesus juga selanjutnya berkata mengenai hamba dosa, bahwa Hamba bukan hanya berbicara dalam konteks secara fisik saja, tetapi juga secara jiwani dan spiritual.
Dia juga menjelaskan perbedaan antara seorang Budak dan Anak. Seorang Budak adalah seorang yang selalu berpindah-pindah di dalam rumah, karena mereka tidak bisa datang dan pergi sesuai dengan kemauan dan kehendaknya sendiri. Mereka selalu harus mengikuti kemana tuannya mau pergi.
Tetapi sebaliknya di dalam rumah, seorang anak memiliki posisi yang kuat sebagai orang yang dapat menentukan kehendak dan pilihannya di dalam rumah tersebut.
Seseorang yang sedang berbuat dosa seperti seseorang yanh sedang terbelenggu dalam rantai dosa. Semakin dia mencoba bergerak, semakin erat ikatan tersebut dan membuatnya tidak bisa memilih kehendaknya. Dibutuhkan Juru Selamat dan Pribadi yang berkuasa yaitu Tuhan Yesus, Anak yang berkuasa dari Bapa di Surga, untuk datang dan melepaskan belenggu itu.
Pada saat kita dilepaskan dari belenggu dosa, kita dimerdekakan. Maka sebagai orang merdeka, kita memiliki pilihan atau choices dan tidak lagi diperhamba oleh dosa.
Berbicara soal pilihan atau choice, ada prinsip yang bekerja khususnya dalam keseharian hidup kita.
Kehidupan kita hari ini adalah hasil dari pilihan yang kita buat di masa lampau. Apa yang terjadi pada kita hari ini adalah dampak dari pilihan yang kita buat tadi pagi, kemarin atau bahkan sepuluh tahun lalu.
Tetapi pilihan tersebut seharusnya tidak menentukan masa depan kita, karena pilihan yang kita buat hari ini akan menentukan masa depan kita.
Masa depan berbicara nanti malam, atau besok, dan bisa juga sepuluh tahun lagi dan seterusnya. Itulah uniknya Pilihan, Your choice matters. Itu sebabnya kita perlu memperhatikan pilihan yang kita buat dan kehendak yang kita miliki.
Sharing Ps. Johannes – Saya teringat dengan cerita di waktu saya masih kuliah di leadership bible college di Sydney, Australia. Di akhir menjelang akhir waktu kuliah saya disana, saya harus menentukan apakah saya akan melanjutkan hidup saya di Sydney dan melayani di gereja yang ada disana. Atau sebaliknya memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan kembali ke gereja dimana saya berada sebelum saya kuliah di Australia.
Ada begitu banyak yang saya gumuli pada hari-hari tersebut. Di tengah-tengah pergumulan ini, suatu siang saya pergi makan dengan seorang teman, dia juga seorang Worship Leader dari Amerika. Kami makan di restoran Pizza dekat apartemen saya tinggal, lalu di tengah percakapan kami, saya sampaikan pergumulan saya apakah saya tetap tinggal di Sydney dan melayani di gereja saya saat itu, atau kembali ke Jakarta dan bergabung dengan JPCC.
Tiba-tiba sepertinya Roh Kudus berbicara kepada dia, tentu tidak ada suasana atau yang “rohani” karena saat itu kita sedang makan pizza bersama. Biasanya saat kita mengalami pergumulan dalam pilihan, pertanyakan yang muncul adalah yang mana Kehendak Tuhan untuk kita.
Di tengah percakapan kita, dia berkata “Johannes, I think it’s really hard for you to go out of God’s will”. Saya kaget karena dia berkata demikian dan bertanya kembali maksudnya.
Baik itu Sydney atau Australia, dia yakin bahwa kedua-duanya adalah Kehendak Tuhan untuk saya. You are at the center of God’s will and all you need to do now is choose.
Akhirnya tentu kita semua tahu bahwa saya memilih untuk pulang ke Jakarta dan melayani di JPCC. Tetapi bukankah pergumulan seperti ini biasa terjadi dalam hidup kita? Kita diperhadapkan dengan Pilihan A, B dan C?
Pilihan seperti : Apakah saya harus meneruskan Usaha keluarga? Atau memulai usaha sendiri? Atau bekerja di perusahaan yang sudah stabil?
Di tengah-tengah situasi ini, biasanya pertanyaan selalu sama, yaitu yang mana Kehendak Tuhan untuk kita?
Saya ingin memberitahukan Kehendak Tuhan untuk kita semua. Kehendak Tuhan untuk kita adalah agar kita diselamatkan dan hidup di dalam kemerdekaan yang Dia berikan. Karena kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri dan kita perlu Pribadi yang lebih besar dan berkuasa, dan berkehendak untuk datang dan menyelamatkan kita.
Ada tujuan kenapa Dia datang dan menyelamatkan kita, yaitu supaya kita bisa memuliakan NamaNya dan menikmati HadiratNya dalam hidup kita. Inilah Kehendak Tuhan dan Tujuan Utama kita semua sebagai orang percaya.
Jadi saat kita diperhadapkan dengan Pilihan A, B atau C. Seringkali mata kita hanya terpaku pada A, B atau C. Padahal yang menjadi Kehendak Tuhan untuk kita bisa jadi adalah satu layar ini semua yang meliputi Pulihan A, B dan C.
Selama kita memperhatikan Batasannya, KebenaranNya, tinggal di dalam FirmanNya, maka yang perlu kita lakukan adalah choose atau memilih ya. Mau Pilihan A, B atau C, asalkan kita juga tahu bahwa semua pilihan ini adalah pilihan orang-orang yang tetap memuliakan Tuhan dan menikmati PribadiNya dalam hidup kita.
Sebab Pertumbuhan dalam kemerdekaan dimulai dengan bertanggung jawab atas pilihan kita. Tuhan mau kita bertanggung jawab atas pilihan kita karena disaat kita melakukan ini, maka kita akan bertumbuh menjadi dewasa.
Absolute Freedom means Absolute Responsibility – Ps. Jose Carol.
Hal ini berarti semakin besar kemerdekaan yang kita miliki, semakin besar pula tanggung jawab yang kita pegang atas pilihan kita.
Tanggung jawab seperti apa yang dimaksud?
Supporting Verse – It is absolutely clear that God has called you to a free life. Just make sure that you don’t use this freedom as an excuse to do whatever you want to do and destroy your freedom. Rather, use your freedom to serve one another in love; that’s how freedom grows. For everything we know about God’s Word is summed up in a single sentence: Love others as you love yourself. That’s an act of true freedom. If you bite and ravage each other, watch out—in no time at all you will be annihilating each other, and where will your precious freedom be then? Galatians 5:13-15 MSG
Kita semua dipanggil untuk hidup merdeka. Jangan sampai kita menggunakan kemerdekaam untuk berbuat dosa dan kembali menjadi hamba dosa. Sebaliknya pakailah kemerdekaan yang kita miliki untuk melayani satu sama lain di dalam kasih. Begitulah caranya bagaimana kemerdekaan kita bertumbuh dan kita bisa terus menjadi dewasa dan mengalami promosi dalam hidup.
God sets us free to Love.
Kasih adalah sebuah pilihan untuk memberi. Hanya orang merdeka yang bisa memilih dan melakukan ini, itu sebabnya kita mempunyai kehendak bebas. Kita tidak bisa memberi apa yang tidak pernah kita terima atau miliki.
Supporting Verse – Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16 TB
Karena Kasih, Allah ingin memberikan yang terbaik kepada kita. Yang perlu kita lakukan adalah percaya KepadaNya dan kita akan diselematkan dan memperoleh kehidupan yang kekal.
Supporting Verse – Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 1 Yohanes 4:7-8 TB
Kita dimerdekakan oleh Kasih untuk mengasihi. Allah adalah sumber Kasih yang memerdekakan kita agar kita bisa memuliakan NamaNya, sehingga kita bisa menikmati dan mengalami PribadiNya dengan cara melayani orang lain di dalam Kasih.
Apa artinya melayani orang lain di dalam Kasih?
Supporting Verse – For [if we are] in Christ Jesus neither circumcision nor uncircumcision means anything, but only faith activated and expressed and working through love. Galatians 5:6 AMP
Bersama Yesus, Apa yang kelihatan di depan tidak sepenting apa yang ada di dalam. Yang penting adalah Iman Percaya kita kepada Tuhan sebagai Sumber Kasih, Iman itu bisa diaktivasi, diekspresikan dan dikerjakan melalui Kasih.
Disaat kita sedang melayani orang lain, kita sebenarnya sedang mengaktivasi, mengekspresikan dan mengerjakan Iman kita melalui Kasih.
Supporting Verse – Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Yohanes 13:34-35 TB
Bagi orang yang belum percaya, mereka belum bisa melakukan ini karena mereka belum mengalami Yesus. Tetapi kita semua yang sudah percaya, kita bisa memberikan apa yang sudah kita terima dari Tuhan yaitu Kasih.
Kita tidak perlu mengemukan status kita sebagai seorang Kristen, tetapi disaat kita melayani dan mengasihi orang lain, banyak orang akan berkata bahwa kita adalah Murid Yesus, atau setidaknya bahwa kita ini penuh dengan Kasih.
Kita dimerdekakan oleh Kasih untuk saling mengasihi sama seperti Dia telah mengasihi kita.
Untuk kita semua sebagai orang percaya, saya punya pertanyaan yang praktis untuk keseharian hidup kita.
Apa yang Kasih kehendaki untuk saya lakukan hari ini?
Baik ini di dalam pernikahan, sekolah, kuliah, meresponi tantangan yang ada, bisnis, dan pekerjaan.
Apakah kita harus menyuap atau berbuat curang? Atau sebaliknya bertumbuh matang di dalam proses yang ada. Apa yang Kasih kehendaki hari ini agar kita tidak menjadi korban dari musim pandemi, tetapi sebaliknya bisa memimpin diri kita untuk berpindah dari Old Normal menuju New Normal.
Atau sebagai Pejabat Publik, apa yang Kasih kehendaki untuk dilakukan hari ini untuk melayani negara ini lebih baik?
Atau bagi kita yang sudah melalukan pilihan dan perbuatan yang salah, apa yang sudah terjadi biarlah terjadi. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah berhenti dari pilihan yang salah. Mulailah berbalik dan tanya ke dalam diri kita sendiri. Apa yang Kasih kehendaki untuk saya lakukan hari ini untuk membuat sebuah perubahan?
Lakukan dan ekspresikan ini dalam hidup kita maka promosi atau pertumbuhan akan datang dalam segala area kehidupan dimana Kasih menjadi Sumber dan Motor Penggeraknya.
Kita akan bertumbuh dewasa menjadi matang, menjadi orang yang tidak gampang jatuh. Kalaupun jatuh, kita akan cepat bangkit karena kita belajar untuk bertanggung jawab atas pilihan kita. Dan bukan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi karena Kasih yang telah memberikan kekuatan kepada kita.
Bagi orang yang belum percaya, saran saya adalah kalian perlu Kasih untuk memerdekakan kalian. Kasih adalah Allah sendiri, dan seorang Pribadi bernama Yesus. Kita butuh Yesus bukan karena punya agama Kristen, tetapi agar kita bisa dimerdekakan dan menerima Kasih dari SumberNya, agar kita bisa selanjutnya memberikan dan membagikanNya kepada orang lain.
Closing Verse – Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 14:6 TB
Free to Love By Ps. Johannes Thelee
previous post