Fullness of Life (Closing Session) by Christine Caine

Treasures Women Conference 2016

Ini adalah sesi terakhir di TWC, dan artinya saya punya waktu yang lebih banyak dari biasa-nya. Saya sangat menikmati conference ini, dan sangat menakjubkan bagaimana Tuhan meracik sebuah tema, dan saya sangat mengagumi sharing yang disampaikan oleh Angela hari ini. Saya mempunyai keluarga yang luar biasa, bersama dengan anak dan suami saya yang sudah menikah selama 20 tahun, dan 25 tahun melayani Tuhan, dan jika anda mengetahui latar belakang saya yang dulu dilecehkan dan dibuang oleh Ibu saya, semua ini adalah mukjizat.

Buku saya, yang berjudul Unashamed keluar di bulan May, dan ini adalah buku yang sangat personal bagi saya. Saya rasa Tuhan ingin menggunakan saya, karena buku ini tidak https://www.viagrasansordonnancefr.com/viagra-posologie/ hanya berbicara mengenai masa lalu yang negatif seperti pelecehan seksual. Anda bisa saja punya latar belakang yang paling sempurna, tetapi masih tetap terpicu dengan rasa malu dan merasa tidak layak. Dan banyak orang kristen yang merasa tidak layak, anda tidak perlu mempunyai masa lalu negatif untuk merasa tidak layak. Iblis tahu kuasa dari rasa malu, dan seluruh pengajaran teologi yang ada di buku ini berasal dari Kejadian 2:25.

Opening Verse – Now the man and his wife were both naked, but they felt no shame. Genesis 2:25 NLT

Sebuah konsep yang menarik, Tuhan bisa saja memakai emosi yang lain, tetapi Tuhan menginginkan kita tahu bahwa kita diciptakan tanpa rasa malu. Ayat berikutnya (Genesis 3:1) akan menjelaskan mengenai kejatuhan manusia. Jadi, ayat terakhir sebelum kejatuhan manusia mengingatkan kita akan keadaan dimana Tuhan menciptakan kita tanpa rasa malu.

Supporting Verse – The serpent was the shrewdest of all the wild animals the Lord God had made. One day he asked the woman, “Did God really say you must not eat the fruit from any of the trees in the garden?” Genesis 3:1 NLT

Namun di ayat berikutnya (Genesis 3:1). iblis menipu dan menggoda hingga manusia masuk dalam dosa. Akar dari rasa malu adalah tidak mengetahui apa yang sesungguhnya Tuhan katakan kepada anda. Saat Tuhan sedang berjalan di tengah-tengah taman eden, dan ini adalah kata pertama yg Tuhan ucapkan pada manusia. “Adam, where are you?” sebenarnya pasti Tuhan sudah tahu, He knows everything.

Supporting Verse –  Then the man and his wife heard the sound of the Lord God as he was walking in the garden in the cool of the day, and they hid from the Lord God among the trees of the garden. But the Lord God called to the man, “Where are you?” He answered, “I heard you in the garden, and I was afraid because I was naked; so I hid.” And he said, “Who told you that you were naked? Have you eaten from the tree that I commanded you not to eat from?” Genesis 3:8‭-‬11 NIV

Adam lari dari Tuhan, bukan sebaliknya lari kepada Tuhan. Ini adalah masalah yang paling dasar dalam kekristenan. Saat kita membicarakan mengenai kepenuhan hidup, dan pada saat kita hidup jauh dari kehendakNya, Tuhan bertanya, dimanakah kita berada? Siapa yang kasih tahu kalau engkau gagal, Siapa yang kasih tahu kalau engkau tidak layak, Siapa yg kasih tahu engkau kalau engkau tidak cukup bertalenta dan jelek?

Mengapa engkau gampang percaya pada iblis, hidup begitu jauh dari rencana Tuhan. Tuhan tidak menciptakan manusia dengan rasa takut dan malu. But evil, the world, social media, and the culture wants to put SHAME on us. Kita harus hidup penuh untuk memenuhi purpose dan tujuan yang Tuhan sudah taruh dalam hidup kita.

Kita perlu meninggalkan TWC 2016 dengan sebuah pengertian bahwa kita menghidupi kepenuhan hidup bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi tentang dunia yang hilang dan hancur di luar sana, kalau anda tidak mengalami kepenuhan hidup, kita tidak bisa menawarkan itu kepada orang lain.

Kalau anda seorang kristen, mungkin anda sudah pernah mendengar cerita di bawah ini, tetapi kebenaran yang akan saya fokuskan sekarang adalah sesuatu yang saya yakini anda belum pernah lihat. Mari kita baca ayat di bawah ini.

Supporting Verse – Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepadanya: “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon: “Katakanlah, Guru.” “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?” Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Kata Yesus kepadanya: “Betul pendapatmu itu.” Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: “Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: “Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” Lukas 7:36‭-‬50 TB 

Saya suka kisah ini, Dalam Kitab Lukas banyak hal yang kontroversial terjadi, namun sebenarnya pada saat hal ini terjadi pun Yesus sudah sangat kontroversial. Sampai pada saat ini di pasa; ke 7, Yesus sudah membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang buta & lumpuh, makan dengan orang berdosa, seluruh Kitab Lukas sangat menarik. Malaikat menampakkan diri kepada Maria dan Zakharia, memberitahukan kepada seorang gadis perawan bahwa dia akan melahirkan seorang mesias, semua ini bukanlah sesuatu yang normal.

Dari semua itu, Anda belajar bahwa disaat anda benar-benar menolong seseorang, tidak semua orang menyukai hal itu. Demikian juga dari kisah diatas, di saat Simon, seorang farisi yang mengundang Yesus untuk makan malam.  Saat Yesus ada di rumah orang farisi, dikatakan bahwa seorang wanita yang merasa berdosa datang, saya tidak tahu kalau anda menyadari ini, tetapi wanita ini datang dan tidak ada yang menghalangi dia, saya membayangkan kalau dia cuma mau datang saja, kemungkinan besar dia sudah sering kesana. Tetapi saat itu tidak ada yang menghalangi dan menanyai dia.

Saya merasa hal ini menakjubkan, kemudian dikatakan bahwa dia menumpahkan minyak dan mencium kaki Yesus. Seorang wanita yang tidak diundang, masuk ke rumah seorang pemimpin agama, dan dia sedang mengekspresikan cinta kasihnya kepada Yesus. Saat orang farisi yang mengundang Yesus melihat dia, dia berkata bahwa Yesus pasti tahu siapa wanita itu, dan seperti apa wanita ini sesungguhnya. Simon jelas sekali tahu siapa wanita ini, bahwa dia telah berdosa. Dia tahu apa yang orang farisi itu pikirkan. Jesus knows your thoughts. 

Jadi Yesus menjawabnya dengan menceritakan kisah mengenai siapa yang kira-kira mengasihi dia lebih, dan tentunya Simon menjawab, bahwa tentu yang paling banyak dihapuskan hutangnya. Kemudian ada sebuah kalimat yang saya ingin fokuskan disini. Saat Yesus berpaling pada wanita itu, menatap wanita itu, tapi berkata pada Simon. “Simon, do you see this woman?”

Of course Simon see that woman. Simon sudah menghakimi wanita itu, melabel dan menolak wanita ini, sepanjang malam ia melihat wanita itu namun menghiraukannya. Simon hanya bilang bahwa dia orang yang berdosa, dan berkata bahwa Yesus pasti tahu siapa diri-nya. Tetapi Yesus tidak melihatnya sebagai orang yang berdosa, Yesus tidak menyebut wanita itu berdasarkan perbuatan-nya, Dia tidak menolak-nya, tetapi dia berbicara kepada dia, akan siapa dia sesungguhnya, seorang wanita dan manusia yang diciptakan serupa & segambar dengan Tuhan. Dia tidak melabel dan menolak wanita ini.

Karena sangat menarik bahwa Kita bisa memandang sesuatu, tetapi tidak melihat-nya.  looking but not seeing. Kalau kita mau menjangkau dunia, kita tidak bisa menjadi orang yang bisa melihat tetapi tidak mengenali apa yang Tuhan ingin kita lihat. Seringkali we look but we don’t see, segala sesuatu yang ada di abad 21 membuat kita bisa melihat tapi tidak bisa mengenali. Dunia social media seperti instagram, saya akan kasih anda gambaran.

Ilustrasi – Saya taruh dan post sebuah gambar mengenai 10 wanita yang baru diselamatkan dari perdagangan manusia, mungkin akan ada 2000 likes dari orang yang melihatnya, berpaling ke gambar berikutnya dimana saya sedang makan salad dan saya mendapat 10000 likes dari orang yang melihatnya. Kalian lihatkah itu? Satu post tentang menyelamatkan manusia, dan satu lagi tentang saya makan salad. Karena kita banyak melihat tetapi tidak mengenali, hanya lewat begitu saja. Kita tidak mengenali bahwa manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan.

Kita masuk ke kebudayaan yang penuh dengan hiburan, dan Kita membiarkan hal itu mencemari kekristenan kita, kita tidak lagi melihat manusia. Budaya selfie, snapchat, filter foto yang lucu, Kita begitu sibuk dan peduli dengan diri kita sendiri dan hanya mau entertain kita sendiri.  Kita perlu hati-hati agar tidak menjadi seperti Simon, yang memandang namun tidak mengenali & memahami.

Tahukan anda akan alasan pertama kenapa adanya perdangan manusia untuk seks? Pornografi. Masalah-nya karena begitu banyak self-objectify people. Sehingga kita melihat di majalah dan internet, dan kita tidak lagi mengenali bahwa apa yang ada di gambar itu adalah anak seseorang, atau saudara perempuan seseorang. Itu sebabnya kita jadi kebal akan kesengsaraan orang lain, Kristen hanya tentang diri kita saja, semua semata-mata hanya untuk entertain ourselves saja. Hal ini membuat Kita kadang menatap Yesus, namun tidak mengenaliNya.

Simon memperoleh Yesus di rumahnya, namun tidak mengenaliNya. Sama seperti saat kita di gereja, seperti kita luput mengenali sesama manusia, kita juga akan luput mengenali Yesus. Kadang kita butuh untuk mengganti lensa kacamata rohani kita, karena kita tidak melihat apa yang Tuhan taruh di sekeliling kita. Kita habiskan waktu kita untuk memandang diri kita sendiri, tanpa mengenal Yesus.

Many of us are missing the fullness of life because we are not seeing what God has placed around us. We’re looking at all of the problems, but we’re not seeing Jesus. 

Apa yang kita perlu lakukan adalah perlu memandang keluar ke apa yang hilang di dunia ini, karena kalau kita tidak melakukan hal itu, dan melihat itu hanya sebagai masalah saja, maka kita akan lari dari dunia yang sudah Tuhan panggil untuk kita jamah. Bukan lagi tentang mencari apa lagi yang bisa kita dapatkan, Kehidupan yang penuh dan berkelimpahan adalah kehidupan yang bukan hanya diri kita sendiri saja, tetapi memperlakukan setiap orang di sekitar saya dengan penuh kasih. Every person has created on the image of God.

“When you look, you can look away. When you look, you can overlook. But when you see, you can never unsee. We are born to fill the world with love, grace, and mercy.” (Christine Caine)

Sharing Christine – Nick dan saya sudah beberapa kali melakukan pelayanan di eropa timur, dari satu bandara ke bandara lain. Suatu hari saya ada di Yunani 9 tahun yang lalu, dan baru melahirkan anak saya yang kedua, dan berusia 40 tahun. Saat anda berusia 40 tahun dan melahirkan, anda berhak mendapatkan penghargaan. Saya tidak mengharapkan sesuatu yang baru, sibuk mengajar dan berkotbah seperti biasa saja. Dan saat di bandara, saya memandang satu poster anak gadis, dan ada begitu banyak gambar anak kecil yang diberitakan hilang.

Salah satu nama anak gadis yang hilang itu bernama Sophia. Saya kebetulan baru saja melahirkan anak saya yang bernama sophia, dan saya menangis disaat melihat gambar itu, karena pada saat itu saya berpindah dari sekedar menatap, menjadi melihat. From looking to Seeing. Saya tidak hanya menatap anak-anak yang terlihat, saya seperti melihat anak saya sendiri menghilang dan membayangkan seorang ibu yang kehilangan anak-nya. Segala sesuatu berubah, kalau hal ini tidak terjadi, tidak akan ada gerakan A21 yang saya mulai. 8 Tahun kemudian, ada 16 negara, Bekerja-sama dengan United Nations, Red Cross, dan menyelamatkan ribuan wanita dan anak diselamatkan, ratusan pedagang manusia dipenjara. Semua ini tidak akan terjadi apabila saya tidak melihat dan hanya menatap saja.

Mulailah lihat apa yg ada di dirimu, bayangkan apa yang bisa kita lakukan untuk dunia. Semua harus dimulai dengan merubah dari sekedar menatap (looking) menjadi melihat (seeing). Bayangkan jika semua orang kristen bisa melakukan hal ini dan betapa besar dampak yang akan terjadi atas dunia kita.

Di Akhir Conference ini, saya akan menutup sesi sayadengan cerita tentang orang Samaria yang menolong orang yang dirampok, seringkali kita hanya melewati saja. Namun orang Samaria itu berbelas kasih, karena itu Ia berhenti & menolong. Apakah Kita mau seperti orang lewi, si Imam atau seperti si Samaria? Orang Samaria dalam cerita diatas juga sibuk. Imam dan seorang Lewi tersebut, mereka mlihat orang itu menjadi gangguan dari pelayanan dan bukan tujuan dari pelayanan mereka. Kadangkala kita terlalu sikup dengan acara rohani kita, dan melupakan hal yang penting. Seringkali kita terlalu fokus kepada pelayanan kita, dan melupakan obyek dari pelayanan kita. Yesus berkata, apakah kamu melihat mereka seperti Aku melihat mereka?

Compassion is not a compassion until you rolled your sleeve and get involved. Crossing the street is not convenient, painful, costly, exhausting, but you know what? The most exhilarating decade of my life is being with A21, and being involved cialis generique in something I never know existed.

Saat kita mulai bergerak membantu orang lain, kita menjadi rekan Allah. Ingatkah pada firmanNya? Tuaian banyak tetapi pekerja sedikit. Fruitfull life and Fullness of Life berarti melihat diri kita sebagai partner & rekan sekerja Allah. Baik anda seorang pemimpn perusahaan, atau pembersih sampah. Anda semua berada dalam sebuah misi Allah, melihat apa yang orang tidak lihat, dan membawa kasih karunia Tuhan dalam dunia ini.

Kita melihat kehilangan & kehancuran dunia, siapa yg bersedia menjadi rekan Tuhan? bukan berapa banyak buku yg diterbitkan, berapa banyak yg jadi christian celebrity, We don’t need more stuff. We need a radical generation of Christians that are willing to be Co-laborer of God. So, you want a Fullness of Life?  You don’t have to wait for anything, You already got it, You got Jesus! Kita sudah mendapatinya, di dalam Yesus-lah kita mendapatkan the Fullness of Life. Dan Roh yang sama yang membangkitkan Yesus dari kematian, hidup di dalam engkau dan aku.

Change the lenses of your life, stop looking for ourself, when we start looking for Jesus, the world changes. Jesus is the price, the goal, if you got Him, you got everything. Get a fullness of life, you’ll see things differently,

Jadilah seperti orang Samaria, yang mau rolled up his sleeves and get involved. Stop being discovered, we don’t need to be a christian celebrity, tetapi jadilah pelayan-pelayan kristen yang bersedia melayani dunia. Let them see God’s love shine through your life.