JPCC Online Service (24 January 2021)
Selamat Hari Minggu. Ijinkan saya mengucapkan selamat tahun baru di tahun 2021 karena ini kesempatan pertama bagi saya untuk mengucapkannya. Harapan saya tentu kita semua dalam keadaan sehat dan bersemangat. Mari letakkan Pengharapan kita kepada Tuhan Yesus yang hidup yang selalu bersama kita dan berjanji bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Tidak ada yang mustahil buat orang yang percaya kepadaNya.
Kita sudah memasuki minggu keempat di Bulan Januari. Musim pandemi belum juga berakhir meskipun kita bisa melihat adanya terang di ujung jalan. Puji Tuhan untuk vaksin yang sudah tersedia dan kita berdoa agar rencana vaksinasi dari Pemerintah bisa berjalan lancar sehingga kita semua bisa keluar dari musim ini secepatnya.
Tema kita sekarang adalah Follow atau Mengikuti Yesua, dan selama beberapa minggu ini kita sudah belajar bagaimana menjadi seorang pengikut yang benar. Bukan karena siapa kita tetapi karena siapa yang kita ikuti dan teladani.
Opening Verse – ”Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 14:1-6 TB
Sharing Ps. Jeffrey – Saya punya pengalaman ketika berkunjung ke Belanda beberapa tahun yang lalu, dimana saya diminta bantuan untuk menyetir mobil ke suatu restoran di luar kota dari tempat dimana kami menginap. Ada 3 mobil yang pergi bersama, dan saya diinfokan agar bisa mengikuti mobil paling depan saja. Di dalam perjalanan, kita dapati bahwa mobil paling depan ini salah mengambil jalan dan masuk ke jalur yang salah dan berlawanan arah.
Akibatnya kita semua memasuki jalan yang salah juga dan menyebabkan kemacetan. Saya dapati setelahnya bahwa orang yang menyetir di mobil paling depan ini juga belum pernah pergi ke restoran ini. Inilah yang mungkin sering dikatakan bahwa orang buta menuntun orang buta.
Namun kalau kita mengikuti Yesus, kita tidak mengikuti Pribadi yang tidak tahu jalan karena Dia berasal dari Bapa. Dia datang ke dunia dan tahu jalannya. Dia adalah jalan kebenaran dan hidup dan tidak ada seorangpun bisa menuju Bapa kalau tidak melalui DiriNya.
Jadi kita tidak perlu takut tersesat kalau kita mengikuti Yesus. Tahun ini kita akan belajar banyak tentang apa artinya dan bagaimana menjadi seorang pengikut Kristus.
Sebab di jaman sekarang ini, Follow atau mengikuti seseorang bisa mempunyai pengertian yang berbeda.
Contohnya, banyak orang berpikir bahwa jika mereka sudah follow seseorang di media sosial, mereka sudah mengenal orang tersebut. Padahal sama sekali tidak demikian, memang dengan mengikuti mereka di media sosial kita bisa mendapatkan akses untuk melihat dunia orang tersebut tetapi itu bukan berarti kita sudah mengenal orang tersebut dengan sungguh-sungguh.
Kita hanya memperhatikan kehidupan orang tersebut dari jauh. Itu sebabnya tidak heran jika banyak komentar-komentar tidak benar dari pribadi yang diikuti, atau bahkan meleset jauh dari kejadian yang sebenarnya. Karena yang berkomentar tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi atau apa yang ada di dalam pemikiran pribadi yang diikuti pada saat memposting sebuah gambar atau video.
Lain halnya disaat kita mengikuti seseorang yang sudah kita kenal lebih dahulu, bahkan kenal dekat. Maka komentar yang diberikan pasti ada hubungannya. Sama halnya juga kalau kita ke gereja atau ikut melayani, bukan berarti kita mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tetapi orang yang mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh pasti akan beribadah dan melayani Tuhan.
Supporting Verse – Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: ”Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: ”Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ”Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Matius 16:13-16 TB
Kita lihat disini bahwa banyak orang yang merasa mengenal Yesus padahal tidak, mereka hanya ikut mendengar dan memperhatikanNya dari jauh. Itu sebabnya komentar mereka tentang Yesus meleset. Kemudian Yesus bertanya kepada MuridNya yang sudah mengenalnya, dan kita bisa melihat bagaimana jawaban pasti dari Petrus yang mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias.
Semakin dekat hubungan kita dengan seseorang, maka semakin kecil juga ruang untuk kesalahan yang terjadi.
Apakah kita kenal dan punya hubungan yang erat dengan Yesus? Kalau kita katakan bahwa kita adalah Pengikut Yesus, apakah kita tahu artinya?
Supporting Verse – Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: ”Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia. Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Markus 1:16-22 TB
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui agar dapat mengerti konteks di ayat ini.
Pertama, Yesus pada waktu itu sudah dikenal sebagai seorang guru atau pengajar (Rabbi). Itu sebabnya pada waktu hari sabat, Dia masuk ke rumah ibadat dan mengajar orang banyak. Sebelumnya diceritakan bahwa ketika Dia menyusur danau galilela, Dia melihat Simon yang kemudian dikenal sebagai Petrus dan juga Andreas.
Mereka sedang menebarkan jala dan Yesus memanggil mereka untuk mengikutiNya. Tercatat di Alkitab bahwa mereka segera bergerak mengikuti Yesus. Saya tidak tahu bagaimana dengan kalian, tetapi saya selalu bertanya-tanya, apa yang terjadi pada saat itu? Koq bisa gitu dengan begitu saja pergi meninggalkan pekerjaan mereka sebagai nelayan dan mengikuti Yesus.
Sampai suatu kali saya mulai mendengar dan membaca beberapa tulisan tentang sistem pendidikan di zaman waktu Yesus hidup di Israel. Dimulai dengan tingkat pendidikan dasar yang namanya Bet Sefer. Dimana anak-anak berusia 5 sampai 6 tahun mulai belajar dan diperkenalkan dengan Firman Tuhan dan dilatih untuk menghafal seluruh Kitab Taurat yaitu kelima buku yang ditulis oleh Musa (Kitab Keluaran, Kejadian, Imamat, Bilangan dan Ulangan).
Kalau mereka lulus, mereka akan memasuki tingkat berikutnya yaitu Bet Talmud. Disini anak-anak berusia dari 10-14 tahun, mulai belajar untuk mengintrepretasikan Kitab Taurat dan juga menghafal seluruh kitab-kitab lain dari perjanjian lama.
Kalau mereka gagal di Bel Talmud, karena memang susah dan hanya orang berbakat saja yang bisa. Maka mereka tidak bisa melanjutkan ke tingkat berikutnya, dan biasanya mereka mulai mencari pekerjaan dengan membantu orang tua.
Kenyataan bahwa Petrus dan Andreas adalah Nelayan, berarti mereka termasuk yang tidak lulus. Mereka termasuk orang-orang yang tidak berpendidikan tinggi.
Sedangkan yang lulus dari Bel Talmud berarti adalah anak-anak muda yang pandai dan berbakat. Mereka akan segera mencari seorang Rabbi untuk menjadi muridnya, dan masuk ke tingkat pendidikan tertinggi yaitu Bet Midrash. Dimana mereka belajar untuk menjadi seorang Rabbi yang pada saat itu merupakan jabatan yang terpandang.
Jadi, menjadi murid seorang Rabbi adalah suatu kebanggaan tersendiri. Namun yang berbeda dari kisah ini adalah bukan murid yang mencari guru seperti kebiasaan yang ada pada saat itu, melainkan guru yang benama Yesus yang memanggil muridNya dan Dia memilih orang-orang biasa dan bahkan sudah drop out.
Supporting Verse – Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Yohanes 15:16 TB
Jadi bisa dibayangkan bagaimana perasan Petrus dan Andreas disaat mendengar panggilan Yesus, yang juga adalah seorang Rabbi untuk menjadi PengikutNya. Bahwa ada seorang guru yang melihat potensi dalam diri mereka.
Itu sebabnya mengapa Petrus dan Andreas tidak menyi-nyiakan kesempatan dan langsung meninggalkan jala mereka untuk segera mengikuti Yesus. Hal yang sama juga terjadi oleh Yakobus dan Yohanes. Kenyataan bahwa Yakobus dan Yohanes membantu ayahnya untuk membereskan jala, itu berarti mereka termasuk dalam golongan yang tidak terpelajar sama seperti Petrus dan Andreas.
Yakobus dan saudaranya Yohanes segera meninggalkan ayahnya, Zebedeus untuk mengikuti Yesus. Dan sebagai seorang ayah, Zebedeus tidak merasa keberatan karena merupakan sebuah kebanggaan bagi orang tua di zaman itu kalau anaknya bisa menjadi murid seorang Rabbi.
Supporting Verse – Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Kisah Para Rasul 4:13 TB
Yesus memanggil orang biasa, mereka yang tidak masuk hitungan dunia, tidak layak dan sudah didiskualifikasi, mereka semua diberi kesempatan untuk mengikutiNya.
Supporting Verse – Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. 1 Korintus 1:25-29 TB
Yesus yang memanggil Petrus dan MuridNya yang lain, yang tidak dianggap orang banyak. Yesus yang sama, Dia tidak berubah, Dia juga mengundang kita semua untuk mengikutiNya. Kita tidak perlu berubah menjadi suci dulu untuk dapat mengikuti Yesus. Kita dapat mengikutiNya sebagaimana kita adanya.
“Ikutlah Aku”, dimulai dengan sebuah keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Bertobat dan berbalik dari jalan yang keliru. “Ikutlah Aku” adalah sebuah undangan untuk masuk dalam duniaNya Yesus.
TujuanNya supaya kita menjadi seorang murid sehingga orang dapat melihat Yesus dalam diri kita. “Ikutlah Aku” juga merupakan undangan untuk mengenal Yesus dari dekat, karena semakin dekat kita mengenal Yesus, semakin tumbuh iman kepercayaan kita kepadaNya, semakin mudah untuk kita mengikuti Dia.
Supporting Verse – Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Kolose 2:6 TB
And now, just as you accepted Christ Jesus as your Lord, you must continue to follow him. Colossians 2:6 NLT
Menerima Yesus sebagai Tuhan adalah langkah awal, kemudian kita harus tetap hidup di dalam Dia, terus mengikuti Dia.
Supporting Verse – Kata-Nya kepada mereka semua: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Lukas 9:23-24 TB
Melalui ayat ini, kita tahu apa yang dapat diharapkan ketika kita menjadi murid Yesus. Banyak orang mau mengikuti Yesus dengan motivasi mau diberkati dan menjadi kaya, berhasil, sukses dan berkelimpahan. Namun kemudian mereka menjadi kecewa saat diperhadapkan dengan Salib.
Ketika Bangsa Israel sebagai Umat Pilihan dilepaskan dari perbudakan mesir oleh Tuhan agar bisa dibawa masuk ke tanah perjanjian, yang selanjutnya mereka hadapi begitu keluar dari mesir adalah padang gurun. Rupanya tidak ada jalan lain untuk menuju tanah perjanjian selain melalui padang gurun.
Di padang gurun, mereka belajar mengenal siapa Tuhan dan diri mereka sendiri. Di padang gurun, karakter mereka sesungguhnya keluar karena banyak diantara mereka yang suka bersungut-sungut dan menuntut, tidak tahu berterima kasih dan memberontak dari Musa dan Tuhan.
Tuhan mengizinkan mereka mengalami padang gurun karena disinilah sifat perbudakan mereka harus ditinggalkan. Karena untuk menduduki tanah perjanjian dibutuhkan karakter dan sifat yang berbeda.
Yesus katakan kalau kamu mau mengikut Aku, kamu harus mau menyangkal diri. Artinya tidak mementingkan diri sendiri dan memikul salib setiap hari.
Berita ini kurang menarik untuk didengar atau dikotbahkan, tetapi sangat penting kalau kita mau sungguh-sungguh mengikut Yesus. Salib pada saat itu adalah cara yang dipakai bangsa romawi untuk menghukum orang yang bersalah, dimana mereka harus memikul kayu salib sebelum digantung. Mereka mengalami penderitaan yang luar biasa sebelum kematian.
Salib menjadi pusat kehidupan orang kristen karena kematian Yesus di atas kayu salib. Yesus yang tidak berdosa mati di kayu salib merupakan perwujudan Kasih Tuhan atas kita semua, manusia berdosa. Semua surat hutang kita dihapuskan disana, Yesus memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib agar kita hidup dalam Kebenaran.
Salib adalah tanda kemenangan dari kuasa dosa dan juga bukti bahwa Yesus tidak melakukan kehendakNya sendiri, Dia taat melalukan Kehendak BapaNya. Salib adalah mati dari keinginan diri sendiri atau Daging. Untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat memang merupakan keputusan satu kali saja namun untuk mengikuti Yesus dan menjadi murid, kita harus mengambil keputusan untuk tetap memikul salib kita setiap hari.
Karena meskipun manusia rohani kita diciptakan baru saat menerima Yesus, namun kita masih hidup dalam tubuh daging yang sama. Setiap hari ada saja pemikiran yang tidak sesuai dengan Tuhan yang datang menghampiri kita. Sebagai Murid Yesus, kita harus membawa pemikiran itu kepada Salib agar mati.
Setiap hari kita semua sebagai Pengikut Yesus harus berjuang agar tidak mementingkan kemauan kita sendiri dan belajar untuk berserah kepada Tuhan, mematikan keinginan daging, ini tidak mudah dan bahkan juga mengandung penderitaan.
Keputusan seperti mau membalas atau mengampuni, menuruti nafsu atau Tuhan, marah atau bersyukur, menyimpan untuk diri sendiri atau berbagi kepada yang lain, dan lain sebagainya. Kabar baiknya, Roh Kudus diutus oleh kita yang percaya kepadaNya, supaya kita dapat mengalahkan keinginan daging kita.
Supporting Verse – Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Galatia 5:16-17 TB
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Roma 8:6-8 TB
To follow Jesus is to unfollow the world. Mengikuti Yesus berarti tidak mengikuti dunia dengan segala keinginannya. Kita tidak dapat mengikuti keduanya. Orang yang medua tidak akan mendapatkan apa-apa. Mengikuti Yesus berarti kita belajar “Bukan kehendakku yang terjadi, tetapi KehendakMulah yang terjadi atas hidupku”.
Supporting Verse – Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Roma 8:13-18 TB
Memikul Salib bukanlah hal yang menyenangkan tetapi harus dilakukan. Kalau kita hidup memikul salib kita setiap hari, maka dosa tidak akan mendapat tempat dalam keseharian kita. Kita tidak bisa hidup bebas dan terbeban karena dosa, sebaliknya karena dosa kita menjadi tertuduh dan tertekan karena malu, dan tidak dapat merasakan sukacita yang sesungguhnya.
Namun pada saat kita mati terhadap semua keinginan dosa, kita menjadi hidup. Artinya kita dapat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, sukacita dan damai sejahtera serta tidak ada lagi penghakiman, bebas dari tuduhan si jahat.
Itu sebabnya Yesus katakan, “barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Semakin malas kita memikul salib, maka semakin besar ruang yang kita berikan kepada dosa untuk kembali menguasai hidup kita. Kita belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri dengan melayani orang lain. Mendahulukan kepentingan orang lain diatas diri sendiri, belajar untuk membagi dan mendoakan orang lain, dan selalu dimulai dengan melayani orang di sekitar kita. Seperti anggota keluarga, suami, istri, anak, orang tua, dan lain sebagainya.
Kita memikul salib dengan jalan belajar untuk mendengar dan Mengikuti suara Roh Kudus lebih dari suara kita sendiri. Saya harap pelajaran hari ini dapat memberkati kita semua dalam mengikuti Yesus sehingga karakter Yesus semakin nampak dalam keseharian kita.