Reality of God by Lisa Bevere

JPCC Upper Room Service 1 (15 January 2017)

Seringkali saat anda gampang diganggu, anda jadi suka menunda-nunda sesuatu. Saya bisa membuat keadaan saat saya menunda-nunda sesuatu menjadi terlihat seperti produktif, dan Suami serta Ibu saya bisa mengenali hal ini.

Ada sebuah tokoh di dalam sejarah yang mempunyai tekad sangat kuat dan bulat dalam hidup-nya, Ia adalah Winston Churchill yang dalam perjuangan-nya pernah berkata : “If you’re going through hell, keep going”, Orang yang punya tekad bulat tidak akan pernah berhenti sampai mereka berhasil.

Jika anda mengikuti jalan-nya pemilihan presiden di Amerika Serikat, ada kesamaan antara Hillary Clinton dan Donald Trump, Mereke berdua mempunyai tekad yang kuat dan ingin maju terus menerus agar sampai ke tujuan akhir mereka.

Tetapi tekad yang kuat dan bulat saja tidak cukup untuk kita semua, kita harus menyatukan antara tekad yang bulat dengan jalan-nya Tuhan. Saya tidak tahu apa yang anda semua alami, Tetapi Tuhan adalah tetap Tuhan terlepas dari segala sesuatu yang kita alami dalam hidup.

Saya sebenarnya menjadi semangat saat menghadapi masa yang sulit, karena masa sulit adalah catalyst atau pembangkit dimana kita bisa memulai sesuatu yang baru, bagaimana kita bisa menjadi orang yang mempunyai tekad yang bulat tetapi juga mengikuti Jalan Tuhan, dan mengkombinasikan Firman Tuhan dengan Penyembahan Tuhan.

Ada 3 hal yang saya ingin bagikan hari ini

  1. Realita / Kenyataan Keberadaan Tuhan
  2. Realita / Keberadaan hari kita
  3. Realita / Keberadaan kita semua.

Opening Verse – “Since what may be known about God is plain to them, because God has made it plain to them. For since the creation of the world God’s invisible qualities—his eternal power and divine nature—have been clearly seen, being understood from what has been made, so that people are without excuse.” Romans 1:19-20 NIV

Semua yang terjadi dan diciptakan di bumi ini mendeklarasikan pencipta-nya, disaat kita melihat seorang bayi, bintang di malam hari, dan lautan. Disaat kita melihat semua ini, ada sesuatu yang menarik dalam hati kita, yang mungkin membuat kita berpikir bahwa ada sesuatu yang pasti terjadi dan lebih dari apa yang bisa kita lihat. Tetapi kita hidup di hari-hari yang sulit bagi kita untuk bisa diam sebentar dan melihat dengan seksama, karena kita dihujani dengan begitu banyak informasi di social media, dan itu mengganggu kita akan realita keberadaan Tuhan.

Disaat kita menemukan realita keberadaan Tuhan, Kita akan menemukan realita keberadaan anda sendiri, kita mempunyai generasi yang sulit menemukan siapa diri mereka, karena mereka berada di luar Tuhan, anda tidak akan tahu tujuan hidup anda sebelum anda mengenali sang pencipta.

Saya sering bepergian, tetapi ketika saya mengambil waktu untuk berhenti sebentar, dan melihat apa yang terjadi pada bangsa dan negara saya, saya harap anda semua berdoa untuk Amerika, dan ayat berikut menjawab kegelisahan saya.

Supporting Verse – For although they knew God, they neither glorified him as God nor gave thanks to him, but their thinking became futile and their foolish hearts were darkened. Although they claimed to be wise, they became fools. Romans 1:21-22 NIV

Kita punya orang-orang yang bodoh, tetapi ber-edukasi pada saat ini (highly educated fools). Mereka berpengetahuan dan suka mengkritik, tetapi tanpa membangun apa-apa. Saya mendengar dari sebuah reality show, bahwa ada seorang pria dewasa berumur 56 tahun yang kehilangan gambar diri-nya, dan mengganggap diri-nya sebagai gadis kecil berusia 6 tahun. Yang menakutkan adalah saat saya melihat response dari orang-orang yang tidak melihat hal ini sebagai prilaku mid-life crisis, tetapi malah menerima hal ini sebagai suatu pelajaran baru, dan takut bila akhirnya menghakimi orang ini.

“Remember that Speaking the Truth in Love is not judging, Speaking the Truth in Love set the people Free”

Supporting Verse – Although they claimed to be wise, they became fools 23 and exchanged the glory of the immortal God for images made to look like a mortal human being and birds and animals and reptiles. 24 Therefore God gave them over in the sinful desires of their hearts to sexual impurity for the degrading of their bodies with one another.25 They exchanged the truth about God for a lie, and worshiped and served created things rather than the Creator—who is forever praised. Amen. Romans 1:22-25 NIV 

Salah satu kasus pengenalan jati diri ditemukan bukan di dalam Kisah Adam dan Hawa, tetapi terhadap Kisah Lucifer, disaat kita mencoba menyaingi Tuhan, bukan mengambil rupa sebagai seorang pelayan, hal ini justru mengambil jati diri kita yang sebenar-nya.

Saya mengerti akan hal ini karena ketika John melamar saya, saya berkata kepadanya, bahwa kamu tidak tahu apa yang akan kamu dapatkan dari saya, saya ini mempunyai fisik seorang perempuan, tetapi dengan otak seperti laki-laki. Mengapa saya berkata dan berpikir seperti itu? Karena ini disebabkan oleh masa lalu saya yang sering dilukai. Seringkali jenis kelamin dengan segala kerumitan-nya sebenarnya bisa mendekatkan diri kita dengan Tuhan. Kita semua membutuhkan wanita menjadi wanita, dan pria menjadi pria.

Supporting Verse – Because of this, God gave them over to shameful lusts. Even their women exchanged natural sexual relations for unnatural ones. In the same way the men also abandoned natural relations with women and were inflamed with lust for one another. Men committed shameful acts with other men, and received in themselves the due penalty for their error. Romans 1:26-27 NIV 

Ada sebuah eksperimen di Amerika kepada beberapa anak kecil berusia 12-13 tahun, dimana para peneliti memperlihatkan beberapa video wanita dan wanita, serta pria dan pria saling berciuman, dan mereka berkata apabila anak-anak ini merasa terangsang ketika melihatnya, itu berarti anak-anak ini adalah homoseksual. Tetapi kebenaran-nya kita semua adalah mahluk seksual, jadi disaat kita melihat sesuatu yang seksual, kita akan memberikan respon secara seksual, tetapi ini tidak membuat kita menjadi homoseksual, karena itulah bagaimana kita dirancang. Saya tidak bisa berpikir waktu yang lebih aneh disaat ada beberapa anak kecil berusia 12-13 tahun yang harus dipaksa untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri. Seharusnya mereka dilindungi agar anak ini bisa bertumbuh sesuai dengan rencana Tuhan bagi hidup mereka.

Tuhan tidak akan membuat kita membayar harga, Ia sudah berkata dengan jelas bahwa ada berkat dan ada kutuk, pilihlah kehidupan dan berkat.

Memberi kritik dengan cara menghakimi orang lain adalah cara yang sering dilakukan untuk lari dari pelanggaran yang kita sendiri lakukan, tetapi Tuhan bisa melihat dengan jelas akan hal ini, Tuhan melihat gereja dan dunia menunggu kita semua untuk saling mengasihi antara satu sama lain. Tuhan adalah Tuhan yang baik tetapi Ia bukanlah Tuhan yang lembek, Ia memimpin kita ke dalam kehidupan yang terus berubah.

Supporting Verse – Furthermore, just as they did not think it worthwhile to retain the knowledge of God, so God gave them over to a depraved mind, so that they do what ought not to be done. They have become filled with every kind of wickedness, evil, greed and depravity. They are full of envy, murder, strife, deceit and malice. They are gossips, 30 slanderers, God-haters, insolent, arrogant and boastful; they invent ways of doing evil; they disobey their parents; 31 they have no understanding, no fidelity, no love, no mercy. 32 Although they know God’s righteous decree that those who do such things deserve death, they not only continue to do these very things but also approve of those who practice them. Romans 1:28-32 NIV 

You, therefore, have no excuse, you who pass judgment on someone else, for at whatever point you judge another, you are condemning yourself, because you who pass judgment do the same things. Romans 2:1 NIV

Sharing Lisa – Saya berusia 21 tahun saat Tuhan membawa saya ke perubahan yang radikal, saat itu saya pergi makan pagi dengan baju yang kurang pantas, John melihat saya, dan mendoakan saya, selanjutnya Ia mengajak saya ke bible study group. Saya datang karena tahu disana ada makanan gratis. Awal-nya saya merasa sedikit bingung dan kesal saat mereka semua sedang mengangkat tangan saat sesi pujian penyembahan (dengan lagu “Joy, Joy, Joy”). Saya mulai membaca lyric lagu itu, dan ada satu lagu berjudul Robe of Righteousness, dan ada satu kalimat di lyric itu yang berkata “Bapa melihat saya, dan Yesus”, di tengah nyanyian yang terkesan buruk, saya mengalami Yesus disana dan memutuskan untuk menerima Tuhan sebagai juru selamat saya.

Saya lahir baru pada hari itu, dan utuh secara jiwa, tubuh dan rohani, dan menang melalui eating disorder, dan masa lalu yang saya punya. Saya merasakan hadirat Tuhan yang begitu nyata dan dipenuhi oleh Roh Kudus. John memberkati dan banyak membantu dalam pertumbuhan rohani saya. Tentu setelah saya lahir baru, banyak godaan yang saya hadapi, salah satunya dengan aktifitas saya dalam aktifitas di kampus.

Ketika Allah Bapa memegang tanganmu dan memimpin anda ke sebuah kehidupan yang diubahkan, anda akan mulai melakukan hal-hal yang radikal, seperti saya yang bisa jalan malam-malam di kampus, dan ,mendoakan serta tumpang tangan ke teman-teman saya yang aktif di kampus (ospek atau hazing dalam sorority).

Mereka semua heran dengan perubahan diri saya, yang dulunya sangat kejam dan liar, dan sekarang menjadi seorang kristen. Mereka ingin mengalami Tuhan dan menjadi seperti saya, dan ini membuat saya takut karena saya tidak tahu bagaimana cara untuk membimbing mereka. Tetapi disaat Allah memegang anda secara kokoh, semua itu mungkin, dan terkadang ada juga pintu-pintu yang dibuka dan ditutup.

Ketika Allah memegang tangan anda dan memimpin anda pada kehidupan yang berubah, seringkali orang yang mengejek anda justru adalah orang-orang kristen yang ber-kompromi, karena Api yang ada dalam diri anda membuat mereka sadar akan kedinginan rohani yang mereka alami.

Saya ingat pertama kali saya harus berkotbah, ini datang di waktu yang tidak saya harapkan, saat itu saya belajar mengenai international economic and finance. Beberapa tahun terakhir saya sebagai mahasiswa sangatlah berat, banyak sekali ujian dan tugas yang saya pelajari, kadang sampai tidak bisa tidur dengan teratur. Karena kondisi fisik yang tidak ideal, ada suatu waktu dimana saya kelepasan untuk mencaci salah satu teman sekamar saya di kampus. Teman saya yang melihat insiden itu kaget, tetapi pada saat itu mereka melihat pertama kali saya merendahkan diri dan mengaku salah.

Dunia tidak menuntuk anda dan saya untuk menjadi sempurna, tetapi saat kita membuat kesalahan, tidak seharusnya kita selalu memberikan alasan-alasan. Disaat kita mau merendahkan hati dan mengaku salah, dunia akan bisa melihat kita tidak hanya sebagai penyembah Firman Tuhan, tetapi juga menyembah dalam hal perlakuan dan tindakan kita.

Ada perbedaan antara mengakui dan menyembah Tuhan, arti dalam penyembahan Tuhan adalah ketika opini saya ditundukkan pada Firman Tuhan, dan tahu jika apa yang seharusnya bisa dilakukan lebih baik, pastinya akan dilakukan. Saya percaya Tuhan sedang menuntun anda semua kepada masa penuaian. Dan pada masa penuaian ini diperlukan ketajaman dan kerendahan hati, Dunia sedang menantikan ada keberadaan Tuhan dalam diri kita semua.