JPCC Kota Kasablanka Service 4 (2 June 2019)
Bulan depan kita akan merayakan perayaan ke 20 tahun dari JPCC. Tema kita yang baru di bulan ini adalah Reconciliation atau Rekonsiliasi dan pendamaian. Tema yang sangat baik untuk kita bahas selama kita ada di dunia ini, termasuk dalam hubungan yang kita jalani dengan orang lain dan juga dengan Tuhan.
Semua dari kita disini pernah ada di situasi dimana kita berbeda pendapat dan berargumentasi serta berseteru dengan orang lain, dan bisa terjadi permusuhan dan hubungan yang rusak disana, hal ini dimulai baik sejak usia anak-anak dan bahkan sampai usia dewasa, serta akhirnya bisa mengakibatkan hubungan kita menjadi terganggu dan rusak.
Disaat kita mengalami ini, Respon apa yang terjadi jika ada permusuhan disana, bahkan jika terjadi dengan orang yang kita kasihi? Apa kita akan mencari orang lain seperti DATE Leader untuk menjadi jembatan atas permasalahan ini? Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk mencari rekonsiliasi.
Dalam konteks rekonsiliasi, sangat sulit bagi seseorang atau salah satu pihak untuk meminta maaf, meskipun diri kita atau pihak lain mungkin sudah jelas berbuat salah. Hal yang sama juga berlaku dalam hal pengampunan.
Seringkali hal ini sulit karena disebabkan oleh gengsi, sehingga kita tidak mau memberikan pengampunan atas perselisihan yang ada. Tanpa pengampunan, tidak akan ada pendamaian.
Dari pengalaman kita semua yang pernah disakiti, alangkah akan menjadi indahnya jika muncul 3 kata-kata seperti “Saya minta maaf”, dan juga “Saya mengampuni kamu“.
Tiga kata-kata yang “powerful” yang akan mengubah atmosfir hubungan dari sebuah perseteruan atau perselisihan, Seketika ada beban yang terangkat dan keluar dari kehidupan kita disaat hal ini terjadi.
Ketahui bahwa hari-hari ini, 3 kata-kata ini sangat dirindukan untuk hadir dalam begitu banyak kehidupan seseorang. Baik dalam hubungan antar negara, suami istri, anak dengan orang tua, keluarga, sahabat dengan sahabat, dan bahkan juga menantu dengan mertua.
Tetapi jauh lebih penting lagi adalah disaat ketiga kata ini muncul dari Tuhan kepada kita semua, pengampunan yang datang dari Tuhan kepada kita semua sehingga terjadinya rekonsiliasi.
Tuhan mengampuni kita, Tuhan sangat ingin berdamai dengan kita semua, sebagai Pihak yang menciptakan kita. Manusia selalu mencari kedamaian dan kesejahteraan, dua kata yang berbeda tetapi sering kita pakai dan sebuat sebagai damai sejahtera. Kedamaian yang perlu kita miliki adalah ketika kita sudah berdamai terlebih dahulu dengan Tuhan, kedamaian inilah yang perlu kita miliki.
Opening Verse – “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” 2 Korintus 5:17-19 TB
Hidup kita terpisah dengan Tuhan sejak kita jatuh di dalam dosa. Justru karena putusnya hubungan ini, Tuhan ingin berdamai dengan kita dan tersambung kembali, padahal manusialah yang berdosa, tetapi Tuhanlah yang berinisiatif untuk berdamai dengan kita semua.
Tuhan tidak memperhitungkan segala pelanggaran dosa kita, Dia bahkan rela menggantikan kita atas hukuman dosa tersebut sebagai tanda bahwa Tuhan sangat ingin berdamai dengan kita semua.
Tetapi ada syarat agar hal ini perlu terjadi, karena diperlukan respon dari manusia akan inisiatif perdamaian dari Tuhan. Respon agar kita setuju untuk berdamai dengan Tuhan, Tuhan memberikan kita pilihan, ada inisiatif dan perlu ada respon dari kita terhadap inisiatif itu.
Menariknya, sampai saat ini masih ada saja orang yang menolak pendamaian dari Tuhan. Padahal pendamaian yang sejati baru ada disaat hubungan kita tersambung kembali dengan Tuhan.
If there were a thousand steps between us and God, He will take all but one, He will leave the final one for us. The choice is ours – Max Lucado
Disaat ada perselisihan dimana kita berbeda pendapat, tetapi setelah ada pendamaian, maka kita seharusnya bisa melihat perubahan. Dampak dari pendamaian yang tulus adalah Perubahan.
Disaat kita berdamai dengan Tuhan, kita menjadi ciptaan baru dan kita perlu berubah. Perlu pembaharuan hidup sesudah kita berdamai dengan Tuhan.
Supporting Verse – “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:2 TB
“Budi” berbicara mengenai kepribadian dan karakter kita. Perubahan dalam kepribadian, kebiasaan, dan karakter perlu ada untuk memelihara pendamaian yang ada agar kita bisa menghidupi rencana Tuhan atas hidup kita.
Tiga perubahan yang perlu kita lakukan disaat kita sudah berdamai dengan Tuhan
1. Perubahan Perspektif Memandang Tuhan
Cara pandang atau Perspektif kita memandang Tuhan kita perlu diubah, sewaktu kita dulu hidup jauh dariNya dan terputus hubungan kepadaNya.
Tetapi disaat kita didamaikan olehNya dan menjadi ciptaan yang baru, Tuhan akan menjadi begitu dekat, tinggal dan hadir di dalam kita. Kita menjadi sahabat Tuhan, oleh karena itu jangan pernah merasa bahwa Tuhan kita jauh dan misterius.
Tuhan begitu bisa dihampiri, dan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Disaat kita sudah berdamai dengan Tuhan, kita bisa menghampiri Tuhan dimana dan kapan saja, mungkin kita bisa saja merasa jauh dan menjauhi Tuhan, tetapi ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menjauh dan meninggalkan kita.
Supporting Verse – “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Kolose 1:20-22 TB
Sharing Ps. Jussar – Saya ingin disaat anak saya masih berusia balita, saya sering membawa mereka ke playground. Saya suka bermain bersama mereka disana, dan ada saatnya saya duduk di dekat mereka untuk memonitor mereka.
Disaat mereka sedang bermain, Mereka selalu sesekali menoleh kepada saya untuk memastikan saya ada dan membuat mereka merasa aman. Tetapi ternyata kadang mereka bisa begitu asik main dan menjauhi saya, semakin jauh mereka dengan saya, saya akan segera maju dan mendekati mereka agar saya bisa tetap menjaga dan mengawasi mereka.
Jika mereka sudah terlalu jauh dan tidak melihat saya, maka mereka akan segera berteriak memanggil nama saya. Disaat itulah saya akan segera datang dan berlari, serta berkata kepada mereka bahwa saya disini dan selalu ada untuk mereka. Berapa sering kita juga mengalami hal yang sama dengan Tuhan kita?
2. Perubahan Perspektif Memandang Diri
Pendamaiannya dipakai dengan DarahNya yang sangat mahal agar kita bisa terhubung kembali, karena Tuhan tahu bahwa kita semua sangat berharga olehNya. Kita dijadikan anakNya disaat kita berdamai, dan selamanya menjadi anggota Kerajaan Allah yang kekal.
Supporting Verse – “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” 1 Petrus 1:18-19 TB
Kita menjadi tahu siapa diri kita di dalam Tuhan, tahu kenapa kita diciptakan seperti ini, dan ada di generasi serta keluarga yang kita miliki sekarang. Tuhan punya maksud dengan apa yang Dia ciptakan, termasuk dengan apa yang ada di dalam kita semua.
Nilai kita tidak dipengaruhi oleh kegagalan, baik dalam edukasi, pekerjaan, hutang, dan bahkan kesuksesan kita juga bukan ukuran nilai kita. Disaat kita mengerti nilai kita di hadapan Tuhan, kita akan tahu apa yang kita perlu lakukan, karena ada saatnya hubungan dan pintu yang terbuka tidak sesuai dengan nilai kita. Hargai diri kita seperti Tuhan menghargai diri kita.
3. Perubahan Perspektif memandang Masa Depan.
Kita semua tidak bisa tahu apa yang akan terjadi pada masa depan kita, tetapi melalui pendamaian dari Tuhan, Tuhan akan bisa memimpin dan memberkati masa depan kita.
Iman dan percaya diberikan olehNya agar kita bisa melangkah menuju masa depan kita, agar kita bisa berani bertindak dan terus melangkah maju.
Supporting Verse – “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman Tuhan, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kucerai-beraikan, demikianlah firman Tuhan, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. –” Yeremia 29:11-14 TB
Sebagai orang yang sudah didamaikan oleh Tuhan, ketakutan dan kekhawatiran seharusnya sudah tidak menjadi bagian dari hidup kita.
Sharing Ps. Jussar – Ada pasangan yang datang kepada saya, dimana mereka mau menikah tetapi punya ketakutan yang begitu besar untuk punya anak karena biaya hidup yang begitu besar dan pergaulan yang tidak sehat di jaman sekarang.
Saya katakan kepada mereka bahwa konsep keluarga diciptakan oleh Tuhan, Tuhan juga yang memberikan kalian anak, dan pasti Tuhan juga akan memberikan cara bagaimana kalian bisa mendidik anak kalian, jaman bisa berubah tetapi Firman Tuhan adalah Iya dan Amin. Tuhan adalah Bapa Kita yang akan mempersiapkan kita melalui proses ini.
Ketiga perubahan perspektif ini penting dan perlu kita ubah. Karena pendamaian dengan Tuhan akan berdampak besar dalam setiap hubungan yang kita miliki. Oleh sebab itu berikanlah diri kita untuk menerima pendamaian dari Tuhan.
Keuntungan dari pendamaian dengan Tuhan sangatlah besar, kita akan menjadi hamba Kebenaran dan bukan hamba Dosa, dan kita akan bisa menikmati pendamaian tersebut untuk kemudian bisa mengubah hal-hal yang perlu kita ubah, karena kita terus menerus diperbaharui sebagai ciptaan yang baru.
Closing Verse – “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” 2 Korintus 5:20-21 TB