JPCC Online Service (22 November 2020)
How are you all? Are you okay? What are you doing here?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan inilah yang selama ini perlu kita dengar. Bulan ini di JPCC membahas tema Healing from Brokenness. Saya tahu bahwa kita sudah belajar banyak, baik topic Margin yang diajarkan oleh Ps. Gea, Safe Place yang diajarkan oleh Ps. Kenny, serta Ps. Jeffrey yany mengajar soal air manis. Kita tahu bahwa hanya Tuhan Yesus yang sanggup untuk mengubah semua kepahitan di dalam kehidupan kita menjadi sesuatu yang manis.
Di dalam kesempatan ini, saya ingin berbicara dari kehidupan Elia atau Elijah, seorang Hamba Tuhan. Dan inilah yang menjadi judul kotbah saya “So, Elijah what are you doing here?”.
Ini adalah pertanyaan dari Tuhan Yesus sendiri kepada Elia yang pada saat itu sedang bersembunyi di gua dan sedang bergumul dan lari dari kehidupannya, dia mengalami kepahitan, depresi dan titik terendah dalam hidupnya.
Hamba Tuhan, bahkan pemimpin hebat seperti Elia yang juga menjadi mentor untuk Elisa bisa mengalami depresi dan mental health dalam hidupnya.
Opening Verse – Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.
Yakobus 5:17-18 TB
Elijah was a man with a nature like ours [with the same physical, mental, and spiritual limitations and shortcomings], and he prayed intensely for it not to rain, and it did not rain on the earth for three years and six months. Then he prayed again, and the sky gave rain and the land produced its crops [as usual].
James 5:17-18 AMP
Pastor dan Hamba Tuhan juga manusia. Sehebat-hebatnya dan sepintar-pintarnya orang, tetapi mereka tetap memiliki limitasi baik secara mental, fisik dan spiritual. Bahkan mungkin di hari-hari ini, banyak orang yang bersembunyi di balik “gua”. Maka itu saya bertanya kepada kita semua melalui judul kotbah saya, “Hi Everyone, what are you doing here?”.
Ketika Tuhan bertanya ini kepada kita, Dia tahu kondisi hati kita dan kelemahan kita, dan menerima kita apa adanya. Kita bisa melihat proses penyembuhan yang terjadi kepada Elia ketika Tuhan berbicara dalam hidupnya.
Elia mengalami “mountain top” atau puncak gunung,dan juga “valley”, dan di posisi ini dia berdoa agar hujan tidak turun tetapi itu tetap terjadi. Meskipun begitu, Elia tetap dipelihara oleh Tuhan setiap hari. Elia pernah dipakai Tuhan untuk membangkitkan anak janda Sarfat. Elia juga dipakai seorang diri oleh Tuhan untuk mengalahkan 450 nabi-nabi baal. Dia juga dipakai Tuhan untuk menghancurkan mezbah berhala.
Supporting Verse – Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia. 1 Raja-raja 17:15-16 TB
Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: ”Ini anakmu, ia sudah hidup!”
1 Raja-raja 17:23 TB
Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: ”Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.” Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun. Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: ”Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi Tuhan , padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya. Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Aku pun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api. Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama Tuhan . Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!” Seluruh rakyat menyahut, katanya: ”Baiklah demikian!” Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: ”Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api.” Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: ”Ya Baal, jawablah kami!” Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: ”Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga.” Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: ”Datanglah dekat kepadaku!” Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah Tuhan yang telah diruntuhkan itu. Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. – Kepada Yakub ini telah datang firman Tuhan : ”Engkau akan bernama Israel.” – Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama Tuhan dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih. Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu. Sesudah itu ia berkata: ”Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!” Kemudian katanya: ”Buatlah begitu untuk kedua kalinya!” Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: ”Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!” Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya, sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itu pun penuh dengan air. Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: ”Ya Tuhan , Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya Tuhan , jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya Tuhan , dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.” Lalu turunlah api Tuhan menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: ” Tuhan , Dialah Allah! Tuhan , Dialah Allah!” Kata Elia kepada mereka: ”Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak boleh luput.” Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana.
1 Raja-raja 18:20-40 TB
Elia juga berdoa agar Hujan bisa turun dan itu bisa terjadi. Dia juga bahkan bisa berlari lebuh cepat mendahului kereta Ahab menuju Yizreel.
Supporting Verse – Dan sesudah beberapa lama, datanglah firman Tuhan kepada Elia dalam tahun yang ketiga: ”Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak memberi hujan ke atas muka bumi.” 1 Raja-raja 18:1 TB
Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
1 Raja-raja 18:46 TB
Sampai akhirnya sebelum waktu dia mulai mengalami pergumulan dan depresi , dia masih sempat berkonfrontasi dengan Izebel, istri dari Raja Ahab yang mengintimidasi kehidupannya. Oleh karena itulah dia bersembunyi dan mengalami isolasi, memutus hubungannya dengan orang lain.
Supporting Verse – Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, 1 Raja-raja 19:1 TB
Valley – Isolation, hubungan yang terputus dengan orang lain. Fear, Dia mengalami ketakutan karena begitu banyak orang pada saat itu yang ingin membunuhnya. Exhaustion, Dia juga merasa lelah dan capek secara fisik. Hiding, dia juga sempat bersembunyi di dalam gua dan takut bertemu orang.
Elia yang sama yang sebelumnya mengalahkarn 450 Nabi-nabi baal ternyata juga pernah mengalami Self Pity, mengasihani diri sendiri karena merasa tidak dihargai. Sudah bekerja keras tetapi orang tidak bertobat dan malah berbalik menyerangnya.
Elia mengalami Depression, berdoa supaya mau mati karena sudah hopeless dan tidak ada Pengharapan. Dia juga merasa lonely/discouraged, merasa berjuang sendiri dan tidak ada yang menopang. Kemudian dia juga merasa empty, kosong karena tidak ada “fresh word” dari Tuhan.
Jadi hari ini, adakah diantara kita yang bisa relate dan merasakan hal yang sama seperti yang dialami Elia? How are you.. are you okay?
Masalahnya pertanyaan-pertanyaan ini sudah punya standar template jawaban yang sama seperti “I am fine, thank you”. Apalagi kalau kita punya posisi dan jabatan, atau bahkan sebagai seorang pemimpin dan juga pelayan Tuhan.
Supporting Verse – Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: ”Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan , ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.”
1 Raja-raja 19:4 TB
Dari perkataan diatas, ketika seseorang mengalami burnout atau kekeringan, perspektif mereka mulai terganggu dan tidak bisa melihat perspektif yang benar. Kalau kita pernah mengalami musim seperti inu dimana kita lelah fisik dan burnout secara emosi, dan mungkin juga mundur jauh secara spiritual. Tetapi ketahuilah bahwa Tuhan yang sama berkata “Come to me, it’s okay, Aku akan memberikan kelegaan.”
Lihat proses kesembuhan yang diberikan Tuhan kepada Elia dan saya berdoa kita semua mengalami healing from brokenness dalam hidup kita.
Prinsip pertama dari kejadian Elia, dia sudah berusaha memberikan yang terbaik tetapi belum membuahkan hasil. Ada bedanya antara mengejar kesempurnaan dan mengejar sesuatu yang excellence.
Hal pertama yang ingin saya bagikan adalah seringkali dalam hidup kita merasa burnout karena apa yang kita harapkan belum berhasil, kita kira kita mengejar suatu keunggulan atau excellent, padahal tanpa sadar kita sedang membandingkan diri kita dengan orang lain di sekitar kita.
Perfectionism is not Excellence. Perfeksionis (mengejar kesempurnaan) bukan berarti memberikan yang terbaik (excellence).
Margaret Rutherford, penulis buku Perfectly hidden depression membandingkan antara yang namanya Excellence dengan Perfectionism.
Striving for excellence lebih ke arah proses, more process oriented. Tidak ada yang salah untuk mengejar sesuatu yang excellence karena Tuhan suka dengan keunggulan.
Tetapi bedanya excellence ini berorientasi dengan proses sehingga kita mengalami jatuh bukan berarti kita gagal. It encourages you to learn from your mistakes. Orientasi kepada proses dan mendorong kita untuk belajar dari kesalahan.
Masalahnya di musim ini ketika kita jatuh, kita merasa diri kita gagal sehingga kita susah untuk bangkit, depresi dan mengalami emotionally burnout. Bahkan secara spiritual juga mengalami burnout.
Perfectly hidden depression is the toxic of perfectionism. Dia lebih mengarah pada Goal-oriented, fokus kepada hasil. Masalahnya adalah yang mendasarinya adalah ketakutan dan rasa malu ketika performa kita tidak sempurna.
Perfectly hidden depression : goal oriented, fueled by fear and shame, sees failure as a sign of worthlessness, and puts intense pressure on someones performance.
Ini bedanya, orang yang excellent ketika jatuh dia mengerti bahwa dia harus belajar dari kesalahan, dan bukan berarti dia gagal. Tetapi orang yang mengejar kesempurnaan berorientasi kepada hasil yang dimotivasi oleh rasa takut dan malu jika performanya tidak terlihat sempurna. Depresi yang dipicu karena melihat kegagalan sebagai jatuhnya harga diri dan bersembunyi di balik kata “Perfectionism”.
Perfectly hidden depression, compelling them to constantly do better and hide their mistakes.
Kita bisa belajar bahwa ketika kita mengalami hal diatas, jangan sampai rasa takut, rasa malu, dan tekanan bahwa kita harus menunjukkan kesempurnaan setiap waktu membuat kita menjadi down.
Tuhan tahu ketika itu Elia begitu tertekan karana dia sudah berusaha semaksimal mungkin, bahkan dia sampai mencoba untuk bunuh diri. Tuhan melalui malaikatNya menyuruh dia berbaring dan tidur, inilah solusi dari Tuhan. Sebangun dari tidurnya, Elia menerima roti bakar dan sebuah kendi berisi air. To Stop and Rest adalah suatu disiplin spiritual yang perlu kita lakukan. Ini yang membuatnya mengalami pemulihan secara fisik lalu dia makan, minum dan berbaring.
Supporting Verse – Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: ”Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula. 1 Raja-raja 19:5-6 TB
Hari-hari ini mungkin kita merasa bahwa beristirahat bukanlah sesuatu yang rohani tetapi ketika disaat kita lelah dan capai, one of the most spiritual things to do is just stop, rest and eat. Ini solusi yang Tuhan berikan.
Supporting Verse – Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: ”Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.” Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
1 Raja-raja 19:7-8 TB
Seorang Hamba Tuhan bernama Craig Roeschel mengatakan “the pursuit of excellence will consistently motivate you but the pursuit of Perfection will eventually limit you.
Bagaimana keadaan kita saat ini? Secara fisik, mental, emosi dan rohani? Apakah kita mengejar excellence atau kesempurnaan?
Kalau kita merasa lelah dengan hidup akhir-akhir ini, stop and rest. Tuhan ingin memulihkan kekuatan kita.
Hal yang kedua, kita perlu tahu bahwa di tengah-tengah kesibukan kita dalam mengejar sesuatu, apalagi bagi yang merasa tertekan karena tahun 2020 sebentar lagi berakhir dan merasa tidak berbuah sama sekali.
Tetapi yang perlu kita dengar adalah “Noice is not Voice“. Bedakan kebisingan dengan suara yang harus kita dengarkan. Seringkali kita mendengar begitu banyak suara yang bising (noise) dan begitu banyak pendapat dalam mengambil keputusan, tetapi yang kita perlukan adalah Suara dari Tuhan (voice), itu adalah gentle whisper dari Tuhan.
Supporting Verse – Lalu firman-Nya: ”Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan Tuhan !” Maka Tuhan lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului Tuhan . Tetapi tidak ada Tuhan dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada Tuhan dalam gempa itu. Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada Tuhan dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: ”Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”
1 Raja-raja 19:11-13 TB
What are you doing here? Itu adalah sebuah gentle voice. Disaat seperti ini yang perlu kita dengar adalah gentle voice dari Tuhan dan ketika Dia berbicara, Elia mulai share.
Supporting Verse – Jawabnya: ”Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan , Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”
1 Raja-raja 19:14 TB
Elia bergumul apakah hidup ini fair? Tetapi Elia berbicara panjang lebar dan jika kita perhatikan di ayat berikutnya, jawaban Tuhan sama sekali tidak berhubungan karena Tuhan tidak mau “entertain” pemikiran Elia pada saat itu. Disini saya belajar bahwa ada sebuah kesembuhan disaat kita mau jujur dan terbuka kepada diri kita sendiri dan mulai mengatakannya kepada orang lain. Masalah belum selesai, tetapi ada pemulihan secara emosi.
Supporting Verse – Firman Tuhan kepadanya: ”Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
1 Raja-raja 19:15 TB
Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
Yakobus 5:14 TB
Begitu banyak orang di hari-hari ini yang mengomel dan menggerutu dengan tidak jelas, self pity dan mengatakan bahwa tidak ada orang yang memperhatikan dirinya. Seringkali kita berpikir bahwa orang-orang itu obligated atau harus memperhatikan kita. Tetapi Firman Tuhan di Yakobus mengatakan agar kita memberanikan diri untuk bercerita disaat ada dalam pergumulan.
Bahkan dikatakan jika kita berbuat dosa dan bercerita, dosa kita akan diampuni. Setelah kita bercerita, ternyata ada deeper issue yang tidaj terlihat dari luar dan saat itulah proses pemulihan terjadi.
Supporting Verse – Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Yakobus 5:15 TB
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 5:16 TB
Kita berkata kepada Tuhan meminta pengampunan tetapi ketika kita berani bercerita kepada orang lain maka ada healing dan restoration. Supaya kamu sembuh, di dalam bahasa inggrisnya adalah heal and restore, dan kemudian berdoa dan dengan yakin sangat besar kuasanya.
Suara siapa yang kita dengarkan saat-saat ini? Hoax atau Hikmat? Noise atau Voice?
Sharing Ps. Raymond – Saya masih teringat 3-4 tahun lalu, disaat saya masih dalam masa transisi bekerja untuk perusahaan keluarga dan juga sedang transisi menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu. Di masa itu saya mengalami masalah cashflow yang cukup berat dalam perusahaan dan juga mempengaruhi keuangan keluarga kami.
Pada awalnya saya tidak berani bercerita tentang ini, tetapi perlahan saya mulai memberanikan diri untuk bercerita tetapi sifatnya hanya berupa “pemberitahuan”. Deep in my heart, saya tahu bahwa saya tidak mau vulnerable dan menceritakan semuanya.
Berulangkali saya mengalami banyak hal dan Puji Tuhan, saya bisa melewati itu semua. Sebagai hamba Tuhan, saya dilatih untuk tidak berkoar-koar saat ada pergumulan tetapi sayangnya masalah ini real dan berat. Tetapi kita tidak bisa berteriak karena takut orang bisa berpikir lain tentang diri kita.
Sampai kira-kira dua tahun lalu di bali, saya bertemu Ps. Jeffrey dan Ci Angela, ketika itu kita sama-sama menuju ke surabaya karena mereka ada pelayanan di gereja kami. Ketika kami makan, ternyata Ps. Jeffrey cukup memperhatikan gerak-gerik saya selama beberapa hari.
Dia bertanya, “Raymond, How are you?”. Seperti biasa saya katakan “I am fine, thank you Ko Jeff”. Tetapi kemudian dia mulai bertanya kembali sambil makan, dan disitulah saya mulai menangis dan bercerita banyak hal pada waktu itu. Ko Jeff pada waktu itu mengatakan “There is healing in sharing”.
Disaat kita berani bercerita keadaan emosi kita yang sebenarnya, masalahnya belum selesai tetapi paling tidak kesembuhan itu mulai terjadi. Saya mulai mengerti karena selama ini saya belum berani bercerita dengan rentan kepada teman terdekat saya. Saya mulai bercerita dan belajar untuk vulnerable kepada tim pastoral dan teman terdekat kami.
Saya mulai nyaman untuk menceritakan secara jujur secara emosi apa yang kita rasakan. Tidak hanya apa fakta yang kita lihat, tetapi masalahnya apakah kita pernah cerita dengan jujur dan vulnerable. Ketika kita berani mengambil langkah pertama ini, there is healing in sharing in our life.
Hal yang ketiga, ketika Tuhan menyembuhkan Elia. Tuhan menyembuhkan Elia dalam hal panggilan. Selama ini Elia terlihat sibuk tetapi dia tidak merasa berbuah.
Busyness is not Fruitfulness. Sibuk belum tentu berbuah. Elia merasa sibuk tetapi dia belum melihat hasilnya. Ketika Elia bercerita begitu banyak, Jawaban Tuhan begitu simple.
Supporting Verse – Firman Tuhan kepadanya: ”Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau. 1 Raja-raja 19:15-16 TB
Ketahui bahwa Stop and Rest itu untuk memulihkan kekuatan, dan setelah dia melakukan itu, Elia masih bisa berjalan 40 hari dengan kekuatan yang Tuhan berikan. Tetapi Tuhan juga ingin memulihkan kembali panggilan Elia secara rohani.
Seringkali disaat kita burnout, kita tinggalkan semuanya yang menjadi panggilan dalam hidup kita, baik itu di marketplace, gereja, keluarga dan lain sebagainya. Tetapi disini Tuhan mengatakan “Pergilah, Kembalilah ke Jalanmu”.
It’s okay ketika kita hari ini mengatakan bahwa kita mengalami Emotional brokenness. Tetapi Tuhan mengatakan agar jangan sampai kejadian yang sementara ini membuat kita berpikir untuk mengambil keputusan yang permanen, meninggalkan segala apa yang kita miliki dan panggilan awal kita.
Justru di saat kita menjalankan apa yang menjadi Panggilan Tuhan dalam hidup kita, kita akan mendapatkan energi yang sebenarnya.
Kalau mungkin sekarang Tuhan memanggil kita untuk menjadi mentor seseorang tetapi karena suatu kejadian dia mengkhianati kita, bukan berarti kita harus berhenti.
Makanya setelah sembuh, tidak lama Tuhan berkata kepada Elia agar segera kembali ke jalannya. Jangan berhenti hanya karena ada satu atau dua masalah yang terjadi dalam hidup kita.
Kita mungkin jatuh tetapi kita tidak tergeletak dan gagal di mata Tuhan. Tuhan juga memberikan rencana.
Supporting Verse – Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa. 1 Raja-raja 19:17 TB
Dia menyiapkan triple protection, suatu panggilan yang luar biasa dan akan memberikan kita kekuatan secara spiritual. Kalau kita mengalami burnout, kembalilah ke jalan dan panggilanmu. Miliki hidup yang berbuah di dalam Tuhan, tidak sekedar memiliki kesibukan.
Saya ingin mengakhiri kotbah saya dengan ayat ini.
Closing Verse – Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” Matius 11:28-30 TB
Kalau kita perhatikan keseluruhan cerita diatas, kita bisa melihat urutannya. Ketika Elia mengalami masalah, diawali dengan masalah spiritual. Dia melakukan Kehendak Tuhan tetapi belum berhasil dan ini berimbas ke masalah emosional dirinya, harga dirinya jatuh dan mengalami pergumulan dan lemah secara jasmani dan jiwani.
Tetapi cara Tuhan memulihkan seolah-olah dibalik. Dia memulihkan kekuatan Elia terlebih dahulu, dia berikan Stop and Rest, kemudian dia memulihkan secara emosi dan Elia mulai berani bercerita kepada orang lain dan kemudian juga kepada Tuhan. Selanjutnya Tuhan memberikan panggilannya dan pemulihan secara spiritual.
Dari hal yang fisik, mental dan kemudian spiritual, Tuhan kembalikan satu demi satu. Kita bisa melihat bahwa Elia di akhir hidupnya tetap memenuhi Panggilan Tuhan. Tuhan Yesus yang sama juga bertanya.
Beberapa dari kita mungkin merasa lelah menjalankan ibadah agamawi kita, bosan drngan kehidupan dna berada di dalam sebuah “gua” seperti halnya Elia. Tuhan Yesus yang sama juga bertanya dan memberikan undangan yang sama.
Supporting Verse – “Are you tired? Worn out? Burned out on religion? Come to me. Get away with me and you’ll recover your life. I’ll show you how to take a real rest. Walk with me and work with me—watch how I do it. Learn the unforced rhythms of grace. I won’t lay anything heavy or ill-fitting on you. Keep company with me and you’ll learn to live freely and lightly.” Matthew 11:28-30 MSG