True Riches (Part 2) by Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Kota Kasablanka Service 3 (22 October 2017)

This is my Story Testimony (Gus Salomo, DATE Bintaro) – Saya adalah seorang seniman yang ingin membuat karya seni yang bisa memberikan dan menunjukkan value kekristenan, meski sempat ada pergumulan karena adanya penurunan di dalam karir saya di bidang ini, tetapi melalui dukungan komunitas, pelan-pelan saya bisa kembali dan terus berkarya dan perlahan tapi pasti, Karya Seni saya semakin banyak dikenal banyak orang dan dinaikkan lagi oleh Tuhan.

Meski tidak masuk akal, tetapi Tuhan bisa menaikkan kita dengan cara menurunkan kita, itulah yang terjadi kepada saya. The Way Up is Down, JalanMu bukan Jalanku, Tuhan.

Opening Verse – “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” ‭‭Matius‬ ‭6:19-20‬ ‭TB‬‬K

Dari ayat diatas, Kita diingatkan untuk tidak menaruh harapan kita pada sesuatu yang tidak kekal, bersifat sementara saja dan kapan saja bisa hilang seperti kekayaan, kedudukan, dan harta benda.

Kita harus bisa mengatur pengharapan dan ekspektasi kita agar kita tidak kecewa terhadap orang di sekeliling kita seperti halnya rekan kerja, boss, orang tua, menantu, pasangan, pendeta, gereja dan bahkan kecewa kepada Tuhan.

Mengapa kita merasa kecewa? Karena kita tidak bisa mengatur ekspektasi yang kita punya. Kalau kita tidak segera membereskan kekecewaan, hal itu akan menuju ke sakit hati, dan bahkan beberapa dari kita bisa meninggalkan persekutuan ibadah karena sakit hati.

Selama kita ada di bumi, kita bisa gagal dan kecurian, barang kita bisa rusak. Meski kita sudah percaya dan menjadi anak Tuhan, kita perlu diingatkan untuk bisa mengatur ekspektasi kita, jangan menaruh dan menumpukkan pengharapan kita kepada sesuatu yang bisa hilang, karatan dan diambil orang.

“True success is attained when the people closest to us love and respect us the most. We tend to think of success in terms of results when it actually depends far more on relationships. Winning in life means Winning with People.” – John Maxwell

Disaat orang terdekat kita paling mengasihi dan menghormati kita, itulah keberhasilan yang sesungguhnya.

Apa untungnya dirayakan, dihormati, disanjung diluar rumah namun tidak ada yang menyambut, merayakan dan menghormati anda di dalam rumah.

Supporting Verse – “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,” ‭‭1 Petrus‬ ‭1:18‬ ‭TB‬‬

Sharing Ps. Jeffrey – Beberapa waktu yang lalu saya mengantar istri saya untuk membeli minuman kesukaan-nya, saat itu kita ada di sebuah mall dan ada kedai Bubble Tea yang populer dan ada begitu banyak orang yang mengantri disana dan saya bersedia mengantrikan untuk istri saya.

Antrian kita begitu panjang sampai saya harus mengantri sampai keluar dari kedai. Selagi mengantri, saya melihat ada perempuan di depan saya yang sesampainya di kasir, dia malah mengobrol dan bertanya kepada kasir apa yang sebaiknya dia pesan.

Saya berpikir, mengapa tidak dari tadi si perempuan ini berpikir mau pesan apa karena menu-nya sudah ada dan terlihat oleh kita semua yang sedang mengantri, dan ternyata kebanyakan dari perempuan yang mengantri disana juga melakukan hal yang sama.

Saya menjadi agak frustrasi dan gemes, saya hampir melakukan tindakan yang seharusnya tidak lakukan seperti membantu mengambil order setiap dari mereka yang kebingungan mau order apa, Semua itu ada di dalam pikiran saya, meski tubuh dan kondisi saya terlihat cool.

Saya memastikan agar istri saya tahu apa yang dia mau order, dan saat akhirnya tiba giliran kami untuk memesan, Kasir berkata bahwa minuman yang istri saya mau sudah habis. Kami selanjutnya mencoba memesan minuman kesukaan anak-anak kami, tetapi ternyata minuman itu juga sudah habis.

Antrian kami seakan-akan menjadi sia-sia dan saya meminta dia untuk membeli sesuatu setelah mengantri lebih dari 30 menit. Akhirnya kami keluar, dan kami berpikir bahwa antrian itu sia-sia, tetapi saya tiba-tiba berpikir bahwa itu hanya berlangsung selama 30 menit, bayangkan bagaimana dengan orang yang mengejar sesuatu selama puluhan tahun tetapi setelah mendapatkanya, mereka tidak bahagia tentang apa yang didapatkan-nya.

Saya mempunyai teman seorang pengusaha yang sudah begitu berhasil tetapi tidak bahagia karena keluarganya berantakan.

Hal ini mengingatkan saya akan kisah Yudas yang begitu menyesal setelah menyerahkan Yesus, semua ini hanya karena dia ingin mendapatkan uang lebih.

Hidup bukan sekedar visi dan destinasi, tetapi juga perjalanan kita untuk mencapainya seperti apa, pastikan agar perjalanan itu bisa berjalan dengan benar.

Supporting Verse – “Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi jawab mereka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!” Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.” ‭‭Matius‬ ‭27:3-5‬ ‭TB‬‬

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” ‭‭Markus‬ ‭8:36‬ ‭TB‬‬

Yudas mendapat apa yang dia mau, tetapi dia tidak bahagia, karena itu kita perlu berpikir ulang sebelum kita keliru mengenai apa yang penting dalam hidup kita.

Jika kebiasaan yang kita punya sekarang terus kita lakukan, dimana kita akan berada suatu hari nanti?

So Balance is the Key of Life, Keseimbangan adalah Kunci Kehidupan. Salah satu tanda dari ketidakseimbangan adalah kita menjadi lebih sering Mengeluh daripada Mengucap Syukur.

Supporting Verse – “suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” ‭‭2 Timotius‬ ‭3:4‬ ‭TB‬‬

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” ‭‭Lukas‬ ‭16:10-15‬ ‭TB‬‬

Lakukan dengan setia mengenai apa yang kecil di tangan anda, jika anda setia dan berhasil dalam hal yang kecil maka anda akan dipercaya untuk memegang hal yang lebih besar.

Kita tidak mungkin menjadi excellent untuk hal yang besar jika kita tidak bisa sungguh-sungguh memegang hal yang kecil.

Kunci untuk membuka sebuah pintu yang besar selalu kecil, hal-hal yang kecil bisa membuka peluang kita untuk bisa berhasil. Perhatikan hal-hal yang kecil dalam hidup kita semua.

Perhatikan ayat ke 12 dari Lukas 16 diatas, kita bisa melihat bahwa ada harta yang belum ada pada diri kita, dimana kita harus mengatur harta orang lain sebelumnya.

Karena itu sebelum saya diserahkan sesuatu yang besar, saya selalu belajar untuk bertanggung jawab, baik itu akan mobil atau-pun disaat saya mengontrak di rumah orang lain dan mengelolanya dengan sebaik mungkin sebelum saya bisa memiliki mobil atau rumah saya sendiri.

Orang Farisi adalah orang yang berhasil dan dikagumi orang lain, tetapi mereka sangat menomor-satukan uang dalam hidup mereka, dan melakukan pembenaran diri untuk mendapatkan uang, tetapi dimata Tuhan, mereka bukan siapa-siapa.

Yesus mengukur kesetiaan kita untuk mendapatkan harta yang sesungguhnya, apakah anda setia dengan Harta dan Uang-nya Tuhan? Baik dalam hal seperti perpuluhan dimana banyak orang yang suka berdebat mengenai hal ini, sebagai ujian dari kesetiaan kita untuk mengembalikan-nya kepada Tuhan.

Ada orang-orang yang meminjam uang dan kemudian berlagak lupa saat ditanyakan, tetapi jika uang dia dipinjam, dia akan selalu mengingatnya.

Harta yang sesungguhnya adalah Sesuatu yang sifatnya tidak kelihatan tetapi bisa menghasilkan sesuatu yang terlihat oleh mata seperti Iman kita.

Iman adalah Bahasa Kerajaan Allah, membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, Iman membuat kita berkenan kepada Allah, Iman menghasilkan Pengharapan dan Perkara-Perkara yang luar biasa.

Anda boleh kehilangan harta benda dan kedudukan, anda boleh gagal dan ditipu tetapi kalau Iman anda masih ada, maka anda akan bisa mendapatkan kembali semua itu, dan juga Damai Sejahtera.

Damai sejahtera merupakan kompas yang membuat kita bisa mengambil keputusan dengan benar, Kehendak Allah selalu disertai dengan Damai Sejahtera Allah.

Sukacita dari Tuhan adalah kekuatan, anda bisa kecurian dan gagal, tetapi jika anda masih punya Iman, anda akan punya Pengharapan, Damai Sejahtera, bisa mengambil keputusan yang tepat dan akan mendapatkan Sukacita dari Tuhan.

Harta yang sesungguhnya adalah Harta yang lebih berharga daripada uang, tidak bisa dibeli oleh uang seperti Nafsu Makan, Kesehatan, Hikmat, Pewahyuan, Kebahagiaan, dan Ketentraman.

Supporting Verse – “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.” ‭‭Amsal‬ ‭17:1‬ ‭TB‬‬

Bukan berarti uang tidak penting, seperti halnya jika kita punya nafsu makan tetapi kita tidak bisa membeli makanan itu, maka tentu saja hal itu tidak baik.

Poin utama-nya adalah jangan jadikan uang sebagai tuan dari hidup anda, jangan fokus untuk mengejar uang dalam hidup anda.

Don’t chase what you can attract – Dr. AR Bernard.

Cari dan usahakan yang paling penting dalam hidup anda ini agar bisa menarik hal yang lain dengan sendirinya, saya mau share beberapa hal mengenai ini sekarang.

Supporting Verse – “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” ‭‭Mazmur‬ ‭133:1-3‬ ‭TB‬‬

Kerukunan, Kekayaan bisa diperintahkan oleh Tuhan untuk datang kepada kita, Kekayaan tidak perlu kita kejar tetapi kita perlu “Rukun”.

Rukun itu bukan sesuatu yang mudah dan otomatis tercapai. Harus ada hubungan yang dibina agar kerukunan bisa terjaga.

Jika anda lebih mementingkan karir atau uang, dan meninggalkan hubungan anda dengan keluarga, bagaimana kerukunan bisa terjadi? Untuk pasangan, Apa untungnya memenangkan argumentasi tetapi kehilangan kerukunan, intimasi dan bahkan berkat?

Kerukunan harus diusahakan, dan itu yang saya lakukan dengan istri saya, saya mencoba untuk melihat sundung pandang dia, mengenal kelemahan dan kekuatan masing-masing, dan saya juga lakukan ini dalam kepemimpinan saya, bukan berarti kita tidak pernah berdebat tetapi kita selalu mengusahakan untuk menjaga kerukukunan karena kita percaya bahwa ada yang lebih besar dan bisa datang kalau kita menjaga kerukunan.

Banyak orang yang mengejar harta dengan berbagai cara seperti menyogok, dan mereka selalu fokus akan hal ini dan tanpa disadari mereka akan menjadi jauh dari keluarga. Padahal jika kita bisa menjaga kerukunan, mungkin semua itu bisa datang dengan sendirinya.

Supporting Verse – “Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?” Berfirmanlah Allah kepada Salomo: “Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau.” ‭‭2 Tawarikh‬ ‭1:10-12‬ ‭TB‬‬

“Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” ‭‭Matius‬ ‭6:31-34‬ ‭TB‬‬

“Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.” ‭‭Roma‬ ‭14:17-18‬ ‭TB‬‬

Hikmat Tuhan adalah Hidup Takut akan Tuhan, dan Tuhan tahu akan semua keperluan dan kebutuhan kita. Carilah apa yang terutama dalam hidup kita.

Mari kita fokus untuk mencari dan mengusahakan yang lebih penting, jangan mengejar sesuatu yang bisa datang dengan sendirinya dalam hidup kita.

Sharing Ps. Jeffrey – Salah satu photo yang saya sering lihat di HP saya, dan ini sudah terjadi beberapa kali, adalahfoto disaat saya pulang ke rumah, dan ada anak saya yang kecil berumur 8 tahun menyambut saya dan minta digendong, dan kemudian dari belakang saya ada anak saya yang berusia 17 tahun juga berlari kecil kepada saya serta berkata “Tangkap saya!”, dan saya kemudian berusaha menggendong mereka berdua sekuat tenaga.

Saya segera meminta istri saya untuk mengambil photo, untuk mengingatkan saya mengenai apa yang penting dalam hidup saya.

This is what I treasure in life, buat apa jika diluar saya disambut dan dirayakan oleh banyak orang tetapi saat pulang ke rumah istri dan anak masuk ke kamar masing-masing, dan tidak menyambut saya di rumah.

Banyak pengusaha yang terlalu sibuk dan tidak mau pulang ke rumah karena hal ini, jadi saya mau mengingatkan anda, apa yang anda kejar dalam hidup anda? Saya berharap pesan dan kotbah saya hari ini memberkati anda semua.