Where Am I Going by Ps. Jose Carol

JPCC Mens Camp Sesi 4, Day 2

3 pertanyaan yang ada dan dibahas di sesi dan pertanyaan sebelumnya (Why am I Here?) adalah sesuatu yang menarik, baik di dalam 5 faktor yaitu Life-self, Marriage, Family, Work dan Church.

3 pertanyaan yang diajukan sebelumnya adalah :

1. On which of the Big Five areas (Life-self meliputi tubuh jiwa roh, Marriage, Family, Work, Church) are you most focused? How are you strong in that area?

2. For you, which 2 areas of the Big Five tend to come into conflict with each other?

3. God has created you on purpose for a purpose, what do you think your purpose is?

Dalam hidup (Life-Self) tentu ada aspek tubuh, jiwa dan roh. Dari kelima hal diatas dan terutama di pertanyaan kedua, manakah dari area itu yang sering bertentangan, perlu kita ketahui bahwa keberhasilan adalah saat dimana kita bisa menjaga keseimbangan atau balance.

Yang sering bertentangan dalam hidup bervariasi, baik dalam work and family, work and marriage, life marriage, serta work and church. Keberhasilan kita adalah saat kita mampu menjaga balance dan keseimbangan.

Ada orang yang terlalu fokus di bekerja dan membuat dia kehilangan keluarga serta pernikahan-nya, atau mungkin bahkan membuat dia kehilangan hidup dan gereja.

Ini adalah acuan untuk anda agar bisa mengidentifikasi tentang balance, masalahnya banyak kita berpikir bahwa keseimbangan atau balance adalah saat dimana kita bisa membagi waktu secara sama rata dan statis, tetapi keseimbangan atau balance itu seharusnya dinamis karena hidup kita bertumbuh tidak statis.

Untuk bisa bertumbuh kita perlu beban, tidak mungkin untuk bertumbuh tanpa tantangan.

Keseimbangan atau Balance adalah saat dimana anda mengerti cara mengatasi dan handle beban anda, ambil contoh antara work dan family, balance terjadi saat ada tekanan yang cukup besar di aspek keluarga dan anda bisa meresponi dengan mendekatkan diri kepada keluarga sehingga pelan-pelan keseimbangan atau balance-nya akan datang.

Ada saat dimana anda juga perlu mengurusi kerjaan, terutama disaat ada tekanan disana, keseimbangan atau balance bersifat dinamis dan disaat aspek ini perlu perhatian, kita bisa lari dan menuju kesana.

Hidup kita bersifat dinamis dan 360, penting untuk menjaga keseimbangan dalam kelima faktor diatas agar anda bisa bertumbuh dan menjaga keseimbangan dalam hidup.

Saat anda tahu dimana anda berada, Where Am I Going, anda akan belajar untuk tahu dimana issue paling besar dan menjaga keseimbangan, it takes balance in life.

Cobalah anda taruh angka 1-10 dalam kelima area ini, where you are dalam hal LIFE-Self, baik dalam aspek Spiritual, Soul (seberapa anda bahagia dan bersukacita, atau anda stress dan lelah secara batin) and Body (secara jasmani anda hidup dengan sehat) untuk memberikan framework dalam menjalani kehidupan.

Perlu juga anda nilai hal ini dalam sisi Pernikahan, Keluarga, Pekerjaan (Seberapa jauh anda dalam hal ini) dan Gereja.

Coba hubungkan semua penilaian kelima faktor ini ke dalam diagram berbentuk roda, hidup kita mungkin tidak akan sepenuhnya bulat semua dan mendapat nilai sempurna, tetapi disaat bertumbuh di salah satu area itu, jika anda memperhatikan secara dinamis maka hidup anda semakin hari akan semakin luas.

Gereja juga akan terancam jika tidak bisa menjaga keseimbangan pelayanan, karena tekanan akan datang untuk merenggangkan (stretch) anda untuk bertumbuh.

Kemana kita akan pergi, Where am I going? Bagaimana dan proses seperti apa untuk mengejar kehidupan yang berkelimpahan?

Tuhan ingin agar anda bisa hidup melimpah dan berdampak semakin besar, tantangan diijinkan datang agar membuat kita semakin maju.

Tetapi iblis datang untuk mencuri, jika kita tidak bisa menjaga keseimbangan dan tidak tahu kemana kita akan pergi.

Oleh karena itu tujuan JPCC adalah untuk membangun generasi yang baru dan mempunyai nilai kerajaan Allah dan dihormati dan membangun lingkungan sekitarnya, bukan fokus kami untuk membuka cabang sebagai gereja.

Pertumbuhan bisa menjadi ancaman kalau kita tidak tahu bagaimana mengelolanya, itu sebanyak anda perlu tahu untuk apa anda ada? Why am I exist?

Supporting Verse – “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” ‭‭Mazmur‬ ‭90:12‬ ‭TB‬‬

Jika anda tahu kemana anda akan pergi, anda akan bisa mengelola waktu anda dengan baik.

Sharing Ps. Jose Carol – Saya ingat share mengenai saat dimana saya mau menikah dengan Hanna. Saya pertama kali berkenalan dengan Hanna di akhir November 1997 di kemang.

Saat itu gereja belum ada dan kita hanya melakukan persekutuan dan kebetulan Hanna datang dan berada disana, saat pertama kali melihatnya, saya berpikir bahwa dia sangat cantik tetapi saya mundur saat melihat Tas-nya dan peralatan kecantikan-nya yang branded dan mahal.

Saat itu saya bekerja sebagai importir produk kulit dari Jerman dan Ps. Jeffrey masih bekerja dan membantu penjualan ini. Hanna saat itu bekerja di Brand fashion Manolo Blahnik di Plaza Indonesia dan dia membantu agar barang kita bisa dijual disana.

Suatu kali saat saya pulang untuk survey produk di Jakarta, saya kembali bertemu Hanna. Tetapi saya tidak berbuat apa-apa saat itu karena saya berpikir bahwa saya tidak bisa mampu untuk mendapatkan wanita ini.

Suatu kali di akhir oktober 1998 saya kembali ke Jakarta untuk menjadi Best Man dari Ps. Jeffrey. Saat saya pulang, saya mampir ke rumah Om Tony (Ayahnya Ps. Jeffrey Rachmat), dan dia ingin menjodohkan saya dengan satu wanita, yaitu Hanna.

Saya kemudian berkata kepadanya bahwa saya akan mengajak makan dia sendiri, dan kemudian segera melakukan itu setelah bertemu Om Tony. Saat itu Ps. Jeffrey masih tinggal di senayan dan Kebetulan dekat dengan lokasi Hanna saat itu, dan kami kemudian makan bersama di Planet Hollywood, yang saya ingat harga makanan disana tidak begitu mahal.

Selanjutnya saya pelayanan di makasar dan sekembalinya ke Jakarta saya kembali bertemu dengan Hanna dan dia menemani saya membeli jas di Plaza Senayan.

Selama 7 hari di Jakarta, saya bercerita dan sharing akan kehidupan hubungan saya yang dilakukan secara long distance dengan pacar sebelumnya kepada Hanna, hubungan kami kurang baik karena saya tidak mau menerima pekerjaan yang ditawari perusahaan orang tua-nya di singapore dan memilih untuk menjadi pendeta, melakukan apa yang Tuhan percayakan kepada saya di Jerman dan menjadi berkat disana.

Saya tidak mau menjadi duri yang memisahkan wanita ini dengan keluarganya, saya menceritakan semua ini kepada Hanna, Saya juga share mengenai visi dan mimpi yang saya miliki kepada Hanna.

Setelah 7 hari, saya mengajak dia untuk membawa hubungan ini ke level berikutnya dan berkomitmen untuk tidak pacaran dengan orang lain dan hanya fokus kepada-nya, tetapi sebelum saya melakukan ini, saya bertanya apa dia tertarik tidak dengan saya?

Hanna meminta waktu, dan akhirnya di pagi sebelum saya berangkat kembali ke Jerman, kita makan siang di Sheraton Bandara dan itulah makan siang valentine pertama kami, dan Hanna memutuskan diri untuk keluar dari “pasar bebas” dan ikut Ps. Jeffrey honeymoon ke eropa, dan saat disana saya menjelaskan kehidupan dan mimpi saya disana.

Setelah itu saya bertanya apakah anda akan menikah dengan saya? Dan jika Hanna bersedia, kita bisa melakukan hal ini pada tanggal 17 november 1998.

Saya ingat pada hari itu adalah 3 hari setelah insiden penembakan di semanngi, begitu banyak vendor yang tidak bisa datang dan meski pesta pernikahan kami boleh berantakan tetapi kehidupan pernikahan kami tidak berantakan.

If you know where you are going, its easy to manage this. Saya tidak menghimbau anda semua untuk hanya berpacaran 3 bulan, tetapi anda perlu tahu kemana anda akan pergi dan menjalankan kehidupan anda.

Where am I going sangat penting, 10 tahun – 20 tahun dari sekarang akan berada dimana saya dalam hal pernikahan, keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan hidup secara jasmani, rohani dan jiwani?

Moving intentionally toward a desirable future gives you the opportunity to the break the cycles of the past.

Kita tidak akan bisa menuju ke masa depan jika kita terjebak dengan masa lalu kita, Tuhan membuat saya seperti ini secara fisik, menjadi pendiri keluarga carol, menjadi miskin di bumi dan kaya di surga dengan menjadi pendeta seperti kata ayah saya, tetapi saya tahu Tuhan memakai semua ini for a purpose, tidak ada sesuatu halpun di masa lalu anda yang bisa menghalangi anda untuk mengejar masa depan anda.

Ada mimpi-mimpi yang Tuhan akan bangkitkan dalam hidup anda pada hari ini, anda mungkin tidak bisa menentukan kondisi anda dilahirkan tetapi anda bisa menentukan keluarga seperti apa yang akan anda bangun, dan mau menjadi suami seperti apa nanti?

Each man should frame life so that at some future hour, fact and his dreaming meet – Victor Hugo

Sharing Ps. Jose – Pada Tahun 1992 saya masih sekolah Alkitab di munich, dan di tengah pelajaran saya mendoakan Indonesia dan saya merasa tiba-tiba peta dunia itu muncul besar, dan di peta indonesia, Tuhan berkata bahwa Dia akan memakai bangsa ini untuk menjadi berkat bagi dunia.

Tahun 1992 ada tag-line bahwa kita ini adalah Harvest Field, but one day, kita akan menjadi tanah yang menjadi berkat dan bukan hanya menerima saja.

Saya yang saat itu masih sakit hati kepada Tuhan, Bapa dan Negaranya, begitu muda dan tidak berpengalaman, berumur 25 tahun dan datang dari Binjai, tetapi seiring waktu berjalan perkataan Tuhan kepada saya ini menjadi benih yang bertumbuh meskipun mimpi dan realita sangat jauh.

Pada saat 1998 dan terjadi kekacauan, luka saya yang baru sembuh bisa berpotensi kembali ada, tetapi saat saya tahu kemana saya pergi, saya tidak akan mudah berkata “No, Thank You”, meskipun saat itu situasi dan ijin tinggal saya mengalami masalah.

Saya pulang ke Indonesia dengan 1 koper, meninggalkan begitu banyak benefit di Jerman dan itulah bagaimana kami semua memulai JPCC, jika anda tahu kemana Tuhan membawa anda pergi, jangan pernah takut untuk susah baik dalam bisnis, keluarga, dan pelayanan anda, karena one day, the Dream will be the Reality.

Mulailah bermimpi dan mengatur hidup anda karena waktu kita terbatas. Ketahui gambar akhir desirable future anda seperti apa.

Begin with the End in Mind – Stephen Covey

Whats the picture of your desirable future (10-30 years from now)?

– Life/Self (Spirit, Body and Soul)

– Marriage

– Family

– Work

– Church

Sharing Ps. Jose – Pada bulan January 2016 mata dan retina saya copot dan saya harus di-operasi di bukan January dan kemudian saya harus telungkup selama 10 hari, itu merupakan momen dimana saya melakukan perenungan dari pertanyaan diatas dan berpikir ulang akan banyak hal.

Seandainya saya bisa menulis surat ke diri saya yang masih berusia 25 tahun, apa yang bisa saya lakukan dan katakan kepadanya?

Saat saya merenungkan itu, saya juga berpikir akan apa yang akan saya tulis disaat diri saya berusia 75 tahun, apa yang mau saya lihat di usia itu agar tidak ada penyesalan dan kehilangan momen kehidupan?

Setelah ini, Hal pertama yang saya lakukan saat masuk kantor, saya mengelola aktifitas mingguan saya.

Hari Senin dan Selasa adalah waktu untuk manajemen gereja dan struktur pekerjaan akan perubahan besar yang terjadi di 2018.

Hari Rabu penuh dengan waktu counseling pernikahan dan pasangan pra-nikah.

Hari Kamis dan Jumat saya hanya mau fokus untuk menyiapkan kotbah saya di hari minggu.

Hari Sabtu adalah waktu untuk merenung, tata kelola hidup saya berubah karena 10 hari pengalaman dimana saya harus telungkup karena sakit.

You have to start from the end, 10-20 years from now apa yang anda mau lihat, semakin anda ambil waktu untuk mencerna hal ini, semakin gampang untuk say no to other things and say yes in the things that count.

Anda tidak akan bisa mendapatkan sesuatu yang sempurna seperti apa yang anda mau, buatlah prioritas dan beradaptasi, agar anda tidak mengorbankan satu demi yang lain karena anda tidak tahu bagaimana menjaga keseimbangan dalam hidup anda.