Work, Love, Music by Lukas Kailimang

Work, Love, Music (Session 3) by Lukas Kailimang

Treasure Women Conference 2016 (Day 1)

Sangat menyentuh dan menghangatkan hati selama saya mengikuti TWC dari pagi, melihat para wanita yang murah senyum dan cemerlang dari pagi. Selama beberapa menit ke depan saya ingin membagikan sesuatu yang saya pelajari dari pengalaman akademik dan profesional saya, jadi saya akan membahas topik Fullness of Life dari sisi psikologi, kebijakan policy secara makro, dan pendidikan, jadi bukan mutlak Alkitabiah saja. Sebelum saya mulai, saya akan berikan pertanyaan kepada anda : Bagaimana cara kita mendapatkan kepenuhan hidup? dan asumsinya kalau bisa didapatkan, bagaimana cara kita menjaga hal ini?

Satu hal yang saya perlu klarifikasi sebelum saya membahas Fullness of Life, bahwa ada perbedaan antara Fullness of Life dan Happiness, Happiness juga tidak sama dengan Sukacita / Joy. Jadi, disaat kita berbicara mengenai kepenuhan, kita tidak semata-mata bicara akan kebahagiaan.

Saya jadi teringat akan satu lagu soundtrack dari film Despicable Me yang dulu sangat populer dan dinyanyikan oleh Pharell Williams. Lagu ini berjudul “Happy”, saya tahu bahwa banyak orang di tempat ini yang sedang mencari kebahagiaan.

Kepenuhan adalah istilah rohani. Fullness of Life secara psikologi lebih cocok dibilang sebagai Fulfillment atau kepuasan. Fulfillment juga tidak sama dengan Happiness atau kebahagiaan, tetapi Fulfilment mempunyai komponen kebahagiaan. Tetapi tidak selamanya Happiness menentukan Kepenuhan kita.

Happiness tergantung dengan Happening, Kebahagiaan tergantung dari situasi dan keadaan.

Secara internal, Happiness dapat tetap dilakukan, secara extreme hal ini contohnya dapat terjadi melalui Efek Narkoba. Tetapi tentu kepenuhan jauh melebihi hal itu.

Kebahagiaan ditentukan oleh terjadinya keadaan di luar dan di dalam yang terjadi seperti yang anda inginkan dan bisa terpenuhi, tetapi Good luck with that! karena hal ini terbilang mustahil terjadi secara bersamaan. Takaran Kehidupan kita tidak baik jika mutlak tergantung akan Kebahagiaan atau Happiness.

Jadi, bagaimana caranya kita bisa merasakan kepenuhan dan fulfilling life?

Fulfillment dapat dicapai melalui Work, Love & Music. Berkarya, Cinta dan Musik. Dalam hal akademis, Existensial Psychology sering digunakan untuk mendapatkan Fufillment, Bidang Ilmu ini yang membahas kematian, kebebasan dan pilihan hidup, dan apa tujuan hidup seseorang. Apa tujuan hidup dan warisan yang kita tinggalkan disaat kita meninggalkan dunia ini? Bagaimana kita mendefinisikan fulfillment di akhir hidup kita?

Pertanyaan-pertanyaan diatas yang membuat Buku seperti Purpose Driven Life menjadi sangat diminati banyak orang, kristen ataupun tidak.

Riset menunjukkan bahwa jawaban orang-orang akan pertanyaan diatas (life fulfillment) jatuh dalam dua kategori ini :

1. Achievement atau Pencapaian – Sifatnya berupa angka dan bisa diukur. Ada beberapa list dari achievement yang mungkin bisa kita relate, seperti hal-nya berapa banyak lagu, buku, penghargaan yang bisa kita buat dan kumpulkan? Contoh lain, seperti : How much money that you make? Mobilmu apa? Business seperti apa yang kamu sudah kerjakan? GPA kamu berapa? Punya suami yang kaya atau tidak? ganteng atau tidak? punya pacar atau tidak? tinggal dimana? Follower instagram berapa? Anaknya sekolah dimana? ada gelar apa?

Seringkali disaat melihat kehidupan, kita menilainya dari beberapa hal diatas. Glamor juga termasuk dalam kategori ini. Achievement gampang diukur dan dilihat, berbeda dengan relationship.

2. Relationship atau Hubungan – Hal ini diukur dengan cinta. Work, Life, Balance, istilah yang sering sekali didengang-dengungkan bicara soal urusan hati. Penelitian membuktikan bahwa faktor relationship lebih kuat dari achievement.

Kekuatan wanita secara natural ada di Relationship, sehingga mereka menanggalkan achievement, dan punya banyak ketakutan. Untuk bisa mencapai kepenuhan, diperlukan ada-nya achievement dan relationship.

Pada jaman sekarang ini, banyak wanita yang mencapai kesuksesan, karena pada umumnya wanita lebih tekun dan bijak daripada lelaki. Semakin wanita bisa sukses, biasanya lelaki akan semakin takut. Karena itu diperlukan lelaki yang secure supaya wanita bisa relate.

Pada saat kita sukses, kita akan juga mulai memikirkan orang lain, pada masa ini muncul-lah hal seperti charity, corporate social responsibility, kita tidak hanya berpikir mengenai diri sendiri dan pasangan, tetapi juga orang lain. Service akan memberikan kepuasan yang lebih besar. Karena itu pada saat kita menjurus ke hal ini, mereka akan merasa fulfilled. Bentuk lain yang juga familiar adalah mentoring dan sisterhood. Menghidupi kehidupan untuk orang lain lebih powerful dari hal achievement saja, ini adalah suatu desain dari surga.

Accepting yourself is very important, jangan terus membandingkan diri kita dengan orang lain. Kalau anda ingin punya fulfilling life, pastikan bahwa gelas anda penuh dalam hal relationship, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Masing-masing dari kita punya talenta untuk bisa sukses, dan disaat kita berhasil, jangan lupa untuk membagikan hal itu kepada orang lain.

The difference between noise and music is very simple, noise is two sounds that are not related to each other, music is the same two sounds that are related.

Apakah kita ingin membuat musik dalam hidup? atau hanya ingin membuat bising saja? Music is about connecting. Berkaryalah, cintailah, dan relate semuanya seperti musik antara satu sama lain. Jangan hanya kerja tanpa memikirkan keluarga, sukses secara karir tetapi tidak punya relationship yang baik.

Fulfillment 2.0 (Biblical View) – Dalam setiap agama, selalu ada faktor achievement, dimana kita dimanipulasi untuk bekerja untuk Tuhan, menunggu untuk berhasil baru bisa melayani dan memberi dalam ritual agamawi. Tetapi satu hal yang membuat ke-kristenan berbeda, adalah Kita bisa mengasihi orang lain, karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita semua. Mulai dari Tuhan, karena Dia yang menebus kita dan membuat gambar diri kita dipulihkan. Semua dimulai dari Tuhan, Love is not a feeling, Love is a person (pribadi), God is Love. 

Closing Verse – Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Mat 5:16 TB

Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Yoh 13:35 TB

Kalau selama ini kita hanya memperhatikan diri sendiri, mulailah membagikan Kasih Tuhan kepada orang lain, Badai dalam hidup mungkin akan terus datang, tetapi disaat kalian terus terhubung kepada Tuhan dan berdampak ke sekeliling kalian, Music dari Tuhan akan mengalir dalam hidup, dan kalian akan mengalami Fullness of Life.