Worship Is by Ps. Johannes Thelee

JPCC Kota Kasablanka Service 3 (18 Juni 2017)

Misi dari JPCC adalah untuk membangun generasi bintang yang berkenan kepada Allah dan dihormati oleh orang sekitar. Hari ini saya akan mencoba melihat beberapa hal mengenai tema gereja kita bulan ini, “A Life Giving Worship“.

Disaat mendengar tema ini, Saya jadi ingat akan waktu disaat saya masih melayani di tim pujian dan penyembahan, saya sering mendengar komentar-komentar bahwa “Pujian dan Penyembahan hari ini koq kurang ngangkat ya? Atau komentar lain seperti “Hadirat Tuhan dan Pengurapan koq kurang berasa ya?”.

Apa-pun itu, komentar-komentar ini sering membuat kita bingung dan memberikan persepsi yang salah mengenai penyembahan, bahwa penyembahan atau worship ini adalah apa yang Tuhan lakukan kepada kita. 

Tuhan tidak ditentukan kehadiran-nya oleh apakah kita bisa bernyanyi atau tidak, Tuhan maha hadir, bahkan sebelum anda datang-pun, Tuhan sudah ada dan hadir. 

Kita-lah yang membutuhkan “suasana“, Tim Pujian dan Penyembahan memiliki tugas untuk menciptakan suasana dan atmosfir dimana kita bisa datang untuk menyadari bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah kita, dan bukan Tuhan yang membutuhkan nyanyian penyembahan kita.

Jadi, Seperti apa definisi Suasana ini?

Bagi kita, seringkali lagu adalah yang menentukan suasana tersebut agar menjadi lebih terangkat, Biasa-nya Pemimpin Pujian di tahun 1990an mempunyai lagu-lagu tertentu sebagai senjata pemungkas untuk mengangkat suasana, suasana seringkali ditentukan oleh lagu yang kita bawakan, tetapi kita perlu tahu bahwa hadirat Tuhan tidak ditentukan oleh semua itu. 

Worship atau Penyembahan seakan-akan waktunya dimana Tuhan datang dan menyediakan pemulihan serta berkat untuk kita, tetapi penyembahan yang sesungguhnya adalah saat dimana kita datang merendahkan diri kita di hadapan Tuhan yang maha kuasa, karena Dia adalah Raja dan layak untuk menerima persembahan kita.

Kita bisa datang sebagaimana ada-nya kita dan mempersembahkan apa ada-nya kita, dan kemudian diubahkan menjadi seperti Kristus, itulah Penyembahan yang sejati.

Opening Verse – “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” ‭‭Roma‬ ‭12:1‬ ‭TB‬‬

Kita tahu bahwa minggu lalu Ps. Jose sudah mengajarkan kita akan ada-nya persembahan yang kudus dan berkenan, serta juga sebalik-nya. 

Jika kita melihat kembali ke saat masa dimana penciptaan baru terjadi, saat Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden karena jatuh ke dalam dosa dan mempunyai anak yaitu Kain dan Habel. 

Dalam kisah ini terjadi proses penyerahan korban untuk pertama kali-nya di Alkitab. 

Supporting Verse – “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.” ‭‭Kejadian‬ ‭4:3-5‬ ‭TB‬‬

Kisah ini mengumpamakan situasi yang sama dan terjadi di kehidupan sehari-hari kita, bahwa ada orang yang dilawat Tuhan, dan pada waktu dan kejadian yang sama juga ada orang yang persembahan-nya tidak berkenan dan tidak dilawat Tuhan.

Mengapa Habel, Korban Persembahan-nya berkenan kepada Tuhan, sementara Korban Persembahan Kain tidak?

Perhatikan akan kata “Anak Sulung” dalam ayat diatas, arti anak sulung dari bahasa asli-nya adalah “First Fruit“, sementara arti “Lemak” adalah porsi yang terbaik dari korban persembelihan. 

Habel melakukan dan mempersembahkan kualitas dan porsi korban persembahan yang terbaik kepada Tuhan, maka Tuhan mengindahkan Habel dan Korban pemberian-nya.

Tetapi apakah fokus ini hanya kepada produk dan kualitas korban persembahan ini? Bagaimana kalau dengan konteks penyembahan sekarang dengan orang yang tidak bisa bernyanyi dan bermain musik dengan baik? 

Supporting Verse – “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” ‭‭Ibrani‬ ‭11:4, 6‬ ‭TB‬‬

Jadi, karena Iman-lah, Habel mempersembahkan Korban ‘The First Fruit and The Best Portion“. 

Tanpa Iman, nyanyian penyembahan kita hanya seperti karaoke, karena tanpa Iman tidak mungkin orang bisa berkenan kepada Allah. Tidak ada kepercayaan di dalam-nya. 

Pertemuan dengan Tuhan yang akan mengubahkan kehidupan kita, bukan penyembahan-nya. Karena Iman, Habel dikuduskan sehingga persembahan-nya berkenan kepada Tuhan.


Worship is an Act of Faith, for We are Justified by Faith and Well-Pleasing to God.

Saya ingin lanjut ke cerita kedua, dengan background cerita sebagai berikut :

Firman Tuhan datang kepada Raja Saul melalui perantaraan Samuel, seorang Nabi dan memerintahkan kepadanya untuk menumpas semua orang Amalek, tetapi Raja Saul menyisakan Raja Agag, Raja orang Amalek untuk ditangkap, dan mengijinkan rakyat untuk mengambil jarahan dan menyisakan domba dengan kualitas terbaik untuk dibawa pulang. Tuhan menyesal dengan apa yang Samuel lakukan dan kita kemudian datang ke ayat di bawah ini.

Supporting Verse – “Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel: “Aku memang mendengarkan suara Tuhan dan mengikuti jalan yang telah disuruh Tuhan kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.” Tetapi jawab Samuel: “Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.” ‭‭1 Samuel‬ ‭15:18-23‬ ‭TB‬‬

“And the Lord sent you on a mission and said, ‘Go, devote to destruction the sinners, the Amalekites, and fight against them until they are consumed.’ Why then did you not obey the voice of the Lord? Why did you pounce on the spoil and do what was evil in the sight of the Lord?” And Saul said to Samuel, “I have obeyed the voice of the Lord. I have gone on the mission on which the Lord sent me. I have brought Agag the king of Amalek, and I have devoted the Amalekites to destruction. But the people took of the spoil, sheep and oxen, the best of the things devoted to destruction, to sacrifice to the Lord your God in Gilgal.” And Samuel said, “Has the Lord as great delight in burnt offerings and sacrifices, as in obeying the voice of the Lord? Behold, to obey is better than sacrifice, and to listen than the fat of rams. For rebellion is as the sin of divination, and presumption is as iniquity and idolatry. Because you have rejected the word of the Lord, he has also rejected you from being king.” ‭‭1 Samuel‬ ‭15:18-23‬ ‭ESV‬‬

Untuk taat lebih baik daripada korban penyembahan, jadi sebenar-nya bukan mengenai lemak dan korban persembahan, tetapi adalah ketaatan kita untuk datang kepada Tuhan. 

Raja Saul berpikir bahwa sebelum berperang, dia sengaja melakukan korban persembahan lebih awal sebelum pergi berperang, dia menjadikan penyembahan sebagai alat akan apa yang dia rencanakan supaya bisa berhasil. 

Penyembahan tetapi bukan itu, itu harus-nya didasari ketaatan, dan keinginan kita untuk melakukan Firman Tuhan.

Kata Worship atau Penyembahan pertama kali ditemukan di Alkitab di dalam kisah penyembahan Ishak oleh Abraham. Kita seringkali belajar bahwa Worship sangat berhubungan dengan pengorbanan. 

Tetapi tahukah kita bahwa Abraham disebut sebagai Bapa Orang Percaya, bukan Bapa Orang Berkorban, To Obey is better that Sacrifice.

Bagaimana kita bisa melihat ini dari sudut pandang perjanjian baru?

Supporting Verse – “Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” ‭‭Kejadian‬ ‭22:4-5‬ ‭TB‬

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini.” ‭‭Yohanes‬ ‭14:21, 31‬ ‭TB‬‬

Ketaatan jadi lebih mudah kalau kita mengasihi, itu sebab-nya kalau anda jatuh cinta, akan lebih mudah untuk berubah. 

Misal-nya, jika pasangan anda tidak suka anda merokok, anda agar segera melakukan dan menuruti hal itu. Ketaatan akan jauh lebih mudah jika dilakukan dalam konteks Kasih.

Ketika kita datang membawa dan mendedikasikan seluruh kehidupan kita kepada Tuhan, sesuai dengan jalan-nya Tuhan, Itulah penyembahan yang kudus dan berkenan kepada Tuhan, penyembahan yang sesungguh-nya.

Pada saat kita makan, ke kantor, dan di dalam setiap keputusan yang kita ambil, di dalam segala sesuatu, kita ingat dan pertimbangkan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita. 


Worship is an act of Love, manifested through Obedience and Sacrifice.

Supporting Verse – “Therefore I urge you, brothers and sisters, by the mercies of God, to present your bodies [dedicating all of yourselves, set apart] as a living sacrifice, holy and well-pleasing to God, which is your rational (logical, intelligent) act of worship.” ‭‭ROMANS‬ ‭12:1‬ ‭AMP‬‬

“So here’s what I want you to do, God helping you: Take your everyday, ordinary life—your sleeping, eating, going-to-work, and walking-around life—and place it before God as an offering. Embracing what God does for you is the best thing you can do for him. Don’t become so well-adjusted to your culture that you fit into it without even thinking. Instead, fix your attention on God. You’ll be changed from the inside out. Readily recognize what he wants from you, and quickly respond to it. Unlike the culture around you, always dragging you down to its level of immaturity, God brings the best out of you, develops well-formed maturity in you.” ‭‭Romans‬ ‭12:1-2‬ ‭MSG‬‬

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” ‭‭Kolose‬ ‭3:23‬ ‭TB‬‬

Kita mengasihi Tuhan dengan taat kepada Firman-nya, meskipun kadang tidak terasa enak, tetapi itulah penyembahan kita yang kudus dan berkenan kepada-nya.

Di dalam Roma 12:1-2, seakan-akan kita dijepit di dalam dua dasar iman kita sebagai orang percaya, apa arti-nya Kemurahan? Kemurahan adalah tidak menerima hukuman yang seharusnya kita layak terima. 

Tetapi di ayat selanjutnya (Roma 12:3) Paulus berbicara mengenai konsep kasih karunia, seakan-akan bahwa dia ingin menyampaikan bahwa di tengah-tengah kemurahan dan kasih karunia Tuhan, disitu terletak penyembahan.

Kasih Karunia adalah menerima Berkat yang seharusnya kita tidak layak terima.

Supporting Verse – “Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.” ‭‭Roma‬ ‭11:30-31‬ ‭TB‬‬

“Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.” Roma‬ ‭12:3, 6‬ ‭TB‬‬


Worship is Our Response and Action towards God’s Mercy and Grace.

Setiap hari di dalam kehidupan kita, dimanapun kita berada, selalu memikirkan dan mempertimbangkan Tuhan di dalam setiap nafas dan keputusan yang kita ambil, itu adalah penyembahan kita kepada Tuhan. Sebuah tindakan Iman dan Kasih di dalam meresponi Kemurahan dan Kasih Karunia Tuhan di dalam kehidupan kita.