Walking in His Footsteps By Ps. Sidney Mohede


JPCC Sutera Hall Service 2 (12 November 2023)

Berikan tepuk tangan untuk semua yang melayani hari ini, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Selamat hari minggu Bapak Ibu sekalian, apa kabarnya teman-teman di JPCC dan juga yang menyaksikan secara online dimanapun saudara berada hari ini, how many of you love to be in the presence of Jesus?

Apa kabar semuanya? Sudah masuk ke bulan yang baru dengan tema yang baru dimana kita sedang membahas tentang Discipleship, bahwa pemuridan yang sesungguhnya adalah disaat kita bisa berbagi hidup.

Minggu lalu kita belajar bahwa yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengikuti Yesus. Itu langkah pertama sebelum kita bisa memuridkan orang lain, sebelum kita bisa meminta orang lain belajar dari hidup kita, kita yang terlebih dahulu harus belajar dari jejak Kristus. Di JPCC, kita sangat percaya bahwa “A Christlike life is a discipling life“, Kehidupan yang serupa dengan Kristus adalah kehidupan yang saling memuridkan, dan ini adalah tujuan semua orang percaya, menjadi serupa dengan Kristus, kehidupan yang juga “saling” memuridkan.

Seringkali konsep Gereja modern adalah sebuah program dan kelas dan ada guru di depan, tentu tidak! gereja modern bukanlah seperti sebuah program dimana hanya seorang guru saja yang memuridkan di dalam kelas selama 60-90 menit. Sejak kecil, kita selalu diajarkan dalam konteks sebuah kelas. 

Tetapi kita sudah mempeajari bahwa pemuridan yang sesungguhnya bukan berupa program atau kelas, Yesus memberikan Amanat agung bagi setiap orang percaya.

Opening Verse – Yesus mendekati mereka dan berkata: ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:18-20 TB

Setiap kali kita membaca Amanat Agung (The Great Commision, artinya misi yang kita jalankan bersama Tuhan Yesus), dimana kita berpartner dengan Yesus untuk menjalankan misi dan tugas ini, seringkali setiap membaca ayat ini kita berpikir bahwa pergi menjadikan murid-murid Tuhan artinya kita menjadi misionaris di daerah pedalaman.

Atau artinya bisa jadi di masing-masing gereja ada sebuah program selama beberapa minggu tentang pemuridan dan hanya dilakukan di kelompok kecil atau DATE saja. Tetapi bukan makna itu yang diajarkan Yesus tentang Discipleship.

Kata “Discipleship” atau pemuridan tidak ada dan tidak muncul di Alkitab, yang ada adalah kata “Making Disciples” atau menjadikan murid. Artinya konsep pemuridan yang seringkali diajarkan bahwa kita sudah mengikuti tahapan atau kelas gereja, itu semua tidak ada di perjanjian baru atau gereja mula-mula, karena yang Yesus ajarkan adalah pemuridan yang holistik, pemuridan yang secara keseluruhan dan bersifat relasional antara Yesus dengan murid-muridNya, orang-orang yang mengikutiNya.

Tujuannya bukan transformasi pribadi tetapi tujuannya agar akan ada social transformation juga, kalau saya diubahkan secara pribadi, maka selanjutnya saya juga bisa mengubahkan dunia di sekeliling kita. Itu sebabNya Yesus berdoa biar Kerajaan Allah yang datang ke bumi seperti di surga, Bagaimana caranya?

Gampang, Kita semua menghidupi apa yang Dia ajarkan sehingga kerajaan Surga hadir di dunia, bukan hanya sekedar di gereja saja. “Jadikan semua bangsa MuridKu, ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan padamu”, Ini akan memakan seluruh waktu kehidupan kita semua. 

Dalam pengertian Alkitab, Kata Making Disciples artinya adalah seorang pembelajar atau murid yang mengikuti, mengekor dan meneladani ajaran dari sang guru, bukan hanya sekedar ikut kelas saja, tetapi kita juga sebagai murid meniru dan mencontohi sang guru kita, baik itu semua hal yang dilakukannya, dikatakannya beserta dengan responnya, kita lakukan seperti yang guru kita katakan dan itu akan membutuhkan seluruh hidup kita, bukan hanya sekedar 1-2 jam di hari minggu saja.

Pemuridan lebih dari sekedar transfer informasi, namun lebih mengacu kepada meneladani dan mencontoh kehidupan sang guru, menanamkan nilai-nilainya, dan mereproduksi ajarannya – Greg Herrick, from Go and make Disciples of all nation Book.

Artinya begini, bahwa saya mengikuti pengajaran Yesus, belajar dari PribadiNya, dan saya meneladani kehidupan Yesus. Dan dari apa yang saya teladani dari pengajaran Kristus bisa membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama. That’s Discipleship, Life on Life, ini yang kita sebut pemuridan. Ini adalah tanggung jawab saudara dan saya, bukan hanya orang yang lama mengikuti Yesus dan Pendetanya saja.

Discipleship is always about relationship and not about following rules and regulations,  Kekristenan bukan sekedar taat, hafal dan mengikuti kepada peraturan yang ada, minggu lalu kita belajar bahwa ini dimulai saat Yesus berkata “Come and Follow Me”, “Mari ikut Aku”. Dia tidak berkata “Come and follow my Rules”.

PribadiNya Yesus yang kita jatuh cinta, ikuti, buntuti dan teladani. Seringkali kita terjebak dengan terminologi pemuridan tersebut. Karena dalam Alkitab, murid itu bukan berarti orang kristen tahap baru, dulu saya berpikir bahwa kekristenan itu ada levelnya seperti dunia games, dimana semua ada leveling, dan setelah kita mengikuti kelas yang ada di gereja dan menjadi pemimpin, kita naik levelnya sampai ujungnya menjadi pendeta.

Di Alkitab, dalam perjanjian baru tidak ada hal seperti itu, mengkotak-kotakan tahapan level dalam kekristenan tersebut.

Supporting Verse – Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Kisah Para Rasul 11:26 TB

Ini adalah gereja mula-mula, dimana setelah Yesus dibangkitkan, mereka mulai saling memuridkan dan mengajar satu dengan yang lain. Kristen artinya adalah Pengikut Kristus, Murid Kristus yang belajar dari Tuhan Kristus, tidak ada perbedaan, level dan tahap-tahapan. Mereka semua saling mengajar satu sama lain.

Artinya dalam kehidupan kita berjemaat mengikuti Yesus, kita semua saling belajar dan saling mengajar bersama-sama. Saya tahu ini bukan pengajaran yang populer karena membutuhkan tanggung jawab setiap dari kita sebagai orang kristen dan pengikut Kristus. Itulah saudara dan saya.

Semua orang yang bertobat kepada Yesus adalah sang murid dan semua orang yang menyerahkan dirinya kepada Kristus disebut orang Kristen. Yang penting bukan terminologi pemuridannya, tetapi yang penting adalah realita kehidupan kita, Apakah kita hidup mengikuti, mencontohi dan meneladani Yesus dan apakah kehidupan kita sudah menjadi teladan bagi orang lain?

Ini seharusnya menjadi keseharian kita, bahwa kita sebagai pengikut Kristus akan menggunakan seluruh kehidupan kita agar kita bisa berpikir, merasakan, melihat, mengasihi, meresponi keadaan hidup kita seperti Yesus dan menjadi teladan seperti Yesus, dalam setiap musim hidup kita dan tidak hanya disaat kebaktian saja.

Bagaimana caranya? Yesus berkata kepada semua orang yang mau mengikuti dia “Come and Follow Me”, dan Yesus hidup bersama dengan mereka, ngobrol, makan dan bercerita bersama mereka. Yesus hidup bersama semua muridNya. Pemuridan sebenarnya sesederhana dan sesulit itu juga, karena kita harus mencontohi kehidupan sedemikian rupa sehingga kita tidak memperlihatkan kekristenan kita pada waktu-waktu tertentu saja. Kita akan mempunyai pemahaman baru dalam hidup mengikuti Yesus.

Begitulah cara Yesus mengajar, Yesus tidak sekedar mengajar dengan kata-kataNya dan PerbuatanNya saja, Dia mengajar dari diriNya, PribadiNya dengan apa adanya saja.

Teach less by what we say instead teach more by what we do, but above all, teach most by who we are.

Semua oranh tua mengerti ini dengan baik, mengajar anak kita lebih banyak dari diri kita, bukan dari apa yang kita katakan dan lakukan. Kita tidak bisa mengajarkan sesuatu yang bukan diri kita, Pemuridan membutuhkan karakter, integritas, dan semua hal-hal yang tidak bisa dilihat di media sosial, itu yang perlu kita ajarkan. Kita harus bisa menjadi contoh.

Supporting Verse -‬ Jadi ikutilah teladan saya, sama seperti saya juga mengikuti teladan Kristus. ‭‭1 Korintus‬ ‭11:1‬ ‭TSI

Artinya kita harus bisa menujukkan ada sesuatu yang kelihatan, kita harus bisa menjadi contoh.

Supporting Verse – Saudara-saudara sekalian! Ikutlah teladan saya. Kami sudah memberikan teladan yang benar, sebab itu perhatikanlah baik-baik orang-orang yang mengikuti teladan kami itu. Filipi 3:17 BIMK

Artinya sebagai gereja, kita bisa saling melihat ada begitu banyak orang yang bisa menjadi teladan satu sama lain. Sebelum kita bisa memuridkan orang lain, kita harus terlebih dahulu mengikuti teladan Yesus. Discipleship starts with me following and imitating Christ. Judul kotbah saya hari ini adalah Walking in His Footsteps.

Dalam kekristenan kita yang sederhana, kita hanya perlu mengekor jejakNya Kristus. Di jaman sekarang istilah “konvoy” sudah jarang dipakai karena adanya GPS seperti Waze dan Google Maps. Jaman saya dulu, apalagi disaat bepergian ke luar negeri, saya harus konvoy dan mengekor mobil di depan agar tidak tersesat di negara orang.

Sebenarnya sama seperti konsep “konvoy”, Kalau kita tidak mengikuti Yesus, kita akan menjadi tersesat. Kita bisa melihat orang yang sibuk mengikuti Tuhan Yesus, Mereka tidak akan sibuk mencari kesalahan dan dosa orang kiri kanan, jangan lakukan itu semua karena kita sibuk mengikuti Yesus.

Pertanyaannya, Are we alking in His Footsteps? atau kita hanya mengikuti jejaknya selama 2 jam d hari minggu saja? Jangan hanya melakukan ini di DATE dan Hari Minggu saja, contohi dan hidup apa yang Yesus ajarkan, karena itu akan membutuhkan semua energi dan fokus kita sepanjang hidup kita.

Supporting Verse -Janganlah membiarkan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau masih muda. Sebaliknya, hendaklah engkau menjadi teladan bagi orang-orang percaya dalam percakapanmu dan kelakuanmu, dalam cara engkau mengasihi sesama dan percaya kepada Yesus Kristus, dan dengan hidupmu yang murni. 1 Timotius 4:12 BIMK

Ini bukan hanya untuk leaders dan pastor, tetapi untuk kita semua orang percaya. Jadilah teladan dengan diri kita, by who we are. Kata teladan yang ada di ayat diatas adalah kata “Typos” (too’-pos), example to be imitated, the mark of a stroke or blow, print. To strike with such a force that you leave a mark that is easily identified.

Kita meninggalkan sebuah tanda kemanapun kita berada, Artinya jadilah teladan sama seperti kita meneladani Yesus, jadi kemanapun kita melangkah, apakah kita meninggalkan bekas, tanda atau kesan? kesan dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga kita meninggalkan bekas yang mudah dikenali sebagai orang percaya.

Di gereja mula-mula, semua orang bisa mengenali mereka karena cara mereka mengasihi, berkata-kata, dan bermurah hati begitu berbeda dengan orang pada umumnya. So, Do we leave the same mark? apakah kita sudah menjadi teladan seperti Yesus memuridkan kita semua. Karena itulah gambar kehidupan orang yang mengikuti Yesus, melakukan apa yang Yesus lakukan.

Di tahun 90s, ada gelang yang saya pakai berjudul “WWJD”, What would Jesus do? gelang yang dipakai untuk mengingatkan kita dalam keseharian akan apa yang akan dilakukan Yesus jika berada di dalam kondisi yang kita alami. 

Yang membuat orang terpukau dengan Yesus bukan sekedar mukjizatNya, tetapi yang membuat dunia tercengang sampai hari ini adalah respon Yesus sangat bertolak belakang dengan respon dunia pada umumnya. Itu yang membuat kekristenan kita menjadi pengamatan banyak orang sampai sekarang. Ditusuk, tetapi tetap memilih untuk mengampuni orang yang melakukan itu kepadaNya.

Alangkah sangat menyedihkan jika kita sebagai pengikut Kristus mempunyai respon yang sama dengan respon dunia.

Ini masalah atau tantangan orang kristen, karena meskipun kita sadar bahwa mengikuti Yesus ada dalam pilihan kita secara gratis, tetapi bagaimana dan cara kita mengikuti Tuhan Yesus tidak ada dalam pilihan kita, cara kita mengikutiNya bukan dengan cara kita sendiri.

Meskipun keselamatan itu bebas untuk kita semua, tetapi ada harga yang harus dibayar. Ego kita harus kita letakkan dan biar Tuhan yang ambil, less of me and more of you.

Supporting Verse – Sebab, jika dengan mulut Saudara mengaku, bahwa Yesus Kristus itu Tuhan Saudara, dan dalam hati Saudara percaya, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka Saudara akan diselamatkan. Sebab dengan percaya dalam hati, orang dibenarkan di hadapan Allah, dan dengan mulutnya ia mengakui imannya ia akan diselamatkan. Roma‬ ‭10:9‭-‬10‬ ‭FAYH‬‬

Cara kita mengikuti Dia adalah PilihanNya untuk kita semua, karena ada syaratnya, dan harga yang harus dibayar. 

Supporting Verse – Kemudian Yesus berkata kepada para murid, “Jika seseorang ingin menjadi pengikut-Ku, harus mengesampingkan kesenangan pribadi, memikul salib, dan mengikut Aku. Karena orang yang mempertahankan nyawanya untuk dirinya sendiri akan kehilangan nyawa; tetapi orang yang kehilangan nyawa karena Aku, akan menemukannya kembali. Matius 16:24-25 FAYH

Artinya ego kita harus kita letakkan di lantai dan berikan ke Tuhan, less of me and more of you, supaya Engkau yang ditinggikan melalui aku. Kita sekedar mau menerma Tuhan dan percaya, tetapi tidak mau sungguh mengikutiNya, itulah isu yang ada di gereja modern sekarang.

Di jaman yang namanya keagungan dan keakuan diri sendiri sangat dijunjung tinggi di dunia, belum pernah ada generasi yang begitu mengakui hal ini, Yesus mengajarkan sesuatu yang sangat kontradiktif dengan social culture, dan berkata “You want to follow me and have a life? Leave your self behind, dan ijinkan Aku yang menjadi Raja, menentukan apa yang kita lakukan, katakan dan kerjakan supaya kita bisa menjadi contoh kemanapun kita pergi, kita diubahkan dan bertansformasi dan sekeliling kita pun juga diubahkan dan ditransformasikan.

Bayangkan apa yang akan terjadi dengan bangsa, negara, dan dunia jika kita bisa melakukan itu, menjadi teladan dari senin sampai sabtu, semua dimulai dengan keputusan kita untuk meneladani dan mengikuti Yesus.

Supporting Verse – Imitate me, just as I also imitate Christ. 1 Corinthans 11:1 NKJV

Imitate me, sama seperti aku meniru Tuhan Yesus, itu yang namanya teladan. KIta orang tua menjadi teladan bagi anak-anak kita. Keteladanan bukanlah soal kesempurnaan. Minggu lalu Ps. Peter Tan-Chi mengajar bahwa Modeling is not about Perfection, it’s about authenticity.

Menjadi teladan itu menjadi authentic, dalam artian apa yang aku katakan dan kerjakan itu sama baik disaat aku ada di atas mimbar atau saat sedang sendirian.    

Menjadi authentic dan genuine, baik disaat kita sendirian, dengan sesama atau keluarga, kelemahan dan kemenangan bisa kita tunjukkan kepada Tuhan dan orang di sekeliling kita, sama sekali tidak adanya kepura-pura-an.

Cara terbaik untuk menunjukkan kepada orang-orang di sekeliling kita bahwa Yesus adalah semua yang kita katakan, adalah degan kita menjadi sepereti yang semua Yesus katakan – Bob Goff, Author of Love Does

Are you living the way Jesus says you are? Dimulai dengan keputusan untuk mengikuti Teladan dan Pribadi Tuhan Yesus, bukan hanya perkataanNya saja. Tugas kita adalah menjadi murid Kristus, menjadi seperti apa yang Yesus ajarkan. 

Ada begitu banyak teladan Yesus yang wajib kita contohkan tetapi yang wajib dan pertama adalah :

Pertama adalah Teladan dalam penundukkan dan penyerahan diri.

Yesus adalah contoh terbaik untuk kehidupan yang berserah kepada Kehendak Bapa.

Supporting Verse – Hendaklah Saudara bersikap seperti Yesus Kristus, yang tidak menuntut dan tidak tetap berpegang kepada hak-hak-Nya sebagai Allah, meskipun sebenarnya Dia Allah. Ia mengesampingkan kuasa serta kemuliaan-Nya dan mengambil kedudukan rendah seorang budak dan dilahirkan sebagai manusia. Ia lebih merendahkan diri-Nya lagi, bahkan sampai mati di kayu salib seperti seorang penjahat.  Tetapi, karena inilah Allah meninggikan Dia sampai ke surga dan memberikan kepada-Nya nama di atas segala nama, Filipi 2:5-9 FAYH

Kedua, Teladan dalam kebaikan dan juga belas kasihan.

Pertobatan kita bukanlah karena kita takut dihukum oleh Tuhan, tetapi pertobatan datang karena kebaikan dan belas kasihan Tuhan. Dunia tidak akan berubah karena mereka takut penghukuman dari Tuhan, tetapi pertobatan terjadi karena Kasih Karunia dan Belas Kasihan Tuhan.

Supporting Verse -“Sebaliknya hendaklah kamu mengasihi orang-orang yang memusuhimu, berbuat baik kepada mereka, dan meminjamkan uang tanpa berharap akan dikembalikan. Dengan demikian Allah akan memberi upah yang besar kepadamu. Lagipula perbuatan seperti itu akan membuktikan bahwa kamu layak menyebut Allah Yang Mahatinggi sebagai Bapamu. Karena Dia juga berbaik hati kepada orang-orang yang jahat dan yang tidak tahu berterima kasih. Hendaklah kalian berbelas kasihan, sama seperti Bapa kita di surga berbelas kasihan.” Lukas 6:35-36 TSI

Terakhir, Teladan Yesus dalam meresponi beban dan penderitaan.

Teladan dalam reaksi dan respon kita. Kita yang mau mengikuti Yesus harus memikul Salib dan menyangkal diri kita. 

Closing Verse – Untuk itulah Allah memanggil kamu masing-masing! Kamu harus sabar karena Kristus sendiri sudah menderita bagi kita. Dia menjadi teladan supaya kita mengikuti jejak-Nya.  “Dia tidak pernah berbuat dosa dan tidak pernah mengucapkan dusta.”  Pada waktu Kristus dihina, Dia tidak menghina balik. Waktu disiksa, Dia tidak berkata, “Awas, Aku akan membalasnya.” Dia hanya menyerahkan diri kepada Allah, karena Dia tahu bahwa Allah adalah Hakim yang adil. 1 Petrus 2:21-23 TSI

Dia menjadi teladan agar kita bisa mengikuti jejakNya, Sewaktu Yesus disiksa, Dia tidak marah balik dan menghujat balik kepada orang-orang yang menghujatNya. Yesus hanya menyerahkan diri kepada Allah karena Dia tahu bahwa Allah adalah Hakim yang adil.

Bagaimana respon kita di dalam pergumulan kita, saat doa kita belum dijawab, kehilangan seseorang, apakah kita akan marah kepada Tuhan atau meresponi itu sama seperti Yesus.

The world is watching us, as a disciple and follower of Christ, the world is watching our words, actions, how we respond our lives.

Sharing Ps. Sidney – Beberapa minggu lalu, saya kehilangan adik kandung saya bernama Nova, dia meninggal dengan tiba-tiba dan berumur 48 tahun, dan sewaktu saya mendengarnya, jujur saya sangat terpukul, dia meninggal saat tidur, dan saya sangat kehilangan, dan ini terjadi saat saya selesai berkotbah beberapa minggu lalu. Istri saya tidak memberitahu sebelumnya agar saya tidak kehilangan fokus, hari itu juga hari ulang tahun Charis, anak saya yang paling kecil.

Saya begitu bergumul dan bersedih, saya tidak ingin agar anak saya tidak tahu jika saya sedang berduka pada hari itu, dan setelah saya pulang ke rumah dan duduk di ruang tamu, anak saya kedua bernama Chelsea yang berumur 17 tahun tiba-tiba bertanya, “Dad, are you angry with God? karena kamu kehilangan adikmu?”

Saya menangis dan berkata, “No! Not al all! Daddy sangat sedih karena kehilangan adik yang Daddy begitu sayang, tetapi Daddy menangis bukan karena saya marah. Dunia selalu melihat bagaimana kita meresponi keadaan kita, anak saya selalu belajar dari cara saya meresponi segala keadaan di musim kehidupan, apakah saya akan marah dan menghujat Tuhan atau sebaliknya saya akan berkata “To God be the glory, segala kemuliaan bagi Dia”.

Kalau kita bisa lakukan ini dan mengikuti Jejak Kristus, Dunia akan melihat Tuhan Yesus dan tercengang, betapa baiknya Tuhan dalam hidup kita.

P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes