Passport To Promotion By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Kota Kasablanka Service 1 (20 October 2019)

Excellence adalah hal yang sedang kita pelajari di hari-hari ini, dengan artinya melakukan yang terbaik dengan apa yang ada di tangan kita. Jadi bukan dengan apa yang tidak ada di tangan kita, melainkan kita melakukan yang terbaik dengan apa yang ada di tangan kita dan seharusnya semua orang bisa melakukan ini.

Excellence ini juga artinya unggul dan berada di atas rata-rata, dan bukan hanya sekedar pencapaian tetapi juga sebuah semangat atau spirit, karena apa yang excellence hari ini, besoknya belum tentu akan tetap termasuk excellence.

Hari ini ada di atas rata-rata, artinya kita menjadi standard dan panutan bagi banyak orang, dan akibatnya semua orang ingin meniru kita dan kemudian sampai pada standard kita, dan hal ini akan membuat kita menjadi rata-rata lagi. Itu sebabnya kita harus terus maju, dan tidak berhenti untuk menjadi excellence.

Excellence dimulai dari sebuah langkah-langkah kecil yang maju ke depan. Jadi, jangan berpikir bahwa kita harus membuat suatu langkah yang besar dan spektakuler untuk menjadi excellence, karena satu langkah kecil ke depan tetapi terus dilatih dan dipertajam, seperti halnya talenta dan kepandaian yang kita punya, maka kita akan menjadi ahli dalam bidangnya dan hal inilah yang membuat kita unggul dan ada di atas rata-rata serta membuat perbedaan yang besar.

Spirit of Excellence juga tidak melihat keluar, berandai-andai dan menginginkan sesuatu yang orang lain punya, tetapi spirit of excellence selalu melihat ke dalam, dan mengeluarkan apa yang dia punya untuk keluar.

Musuh daripada Excellence adalah kemalasan, semua orang yang excellence bukanlah orang yang malas, tetapi adalah orang yang sangat disiplin dan pekerja keras.

Musuh daripada Excellence adalah kenyamanan dan sesuatu yang instant karena hal ini tidak memberikan ruang kepada proses. Dalam hal memasak, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa daripada daging yang bumbunya sudah meresap ke dalam, dan untuk mencapai hal ini, kita harus membiarkan daging itu ada dalam sebuah proses.

Opening Verse – “sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan roh para dewa yang kudus! Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang seperti hikmat para dewa. Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi kepala orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum, karena pada orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan, yakni pada Daniel yang dinamai Beltsazar oleh raja. Baiklah sekarang Daniel dipanggil dan ia akan memberitahukan maknanya!” ‭‭Daniel‬ ‭5:11-12‬ ‭TB‬‬

Daniel ini begitu luar biasa, karena dia bukan hanya sekedar penuh dengan Roh Kudus, tetapi dia juga penuh dengan pengertian, pengetahuan dan akal budi, dia bisa dengan mudah nyambung dengan banyak orang dan mudah diajak berbicara dalam berbagai topik, dan akan sangat menyenangkan jika kita bisa bertemu dan bahkan bisa menjadi orang seperti Daniel.

Dan yang luar biasa, Daniel juga punya semangat atau spirit of excellence, dan inilah yang menjadi perbedaan. Banyak orang punya pengertian, pengetahuan dan akal budi, akan tetapi jika mereka tidak punya spirit of excellence, maka mereka harus dipaksa dan didorong untuk terus memberikan yang terbaik.

Daniel mempunyai Roh Kudus dan inilah yang membuat dia mempunyai spirit of excellence, Roh kudus yang hidup dalam orang percaya seperti Daniel inilah yang bisa membuat perbedaan.

Seharusnya orang yang disertai Tuhan mempunyai semangat untuk memberikan yang terbaik dengan apapun yang ada di tangannya dan dimanapun dia berada.

Tetapi ingat bahwa jangan hanya punya semangat tetapi tidak punya apa-apa di tangan kita, tetapi pastikan kita juga punya pengertian, pengetahuan dan akal budi sehingga apa yang ada di tangan kita bisa direpresentasikan sebaik mungkin.

Mari kita lihat kisah hidup Yusuf, menarik sekali sejak dia mendapat mimpi dari Tuhan, hidupnya terlihat menjadi begitu turun dan masuk dalam masa kesesakkan atau penderitaan. Dia mulai dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, dan selanjutnya dijual ke orang midian, kemudian dia dibawa ke mesir dan dijual kembali ke Potifar, tetapi menariknya di dalam masa kesesakkan ini Tuhan tetap menyertai Yusuf.

Supporting Verse – “Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai Tuhan dan bahwa Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.” ‭‭Kejadian‬ ‭39:2-4, 6‬ ‭TB‬‬

Sehingga Yusuf menjadi orang yang berhasil dalam pekerjaannya, dia bahkan bisa tinggal di dalam rumah tuannya orang mesir. Seperti halnya Yusuf, orang-orang bisa melihat bahwa Tuhan menyertai kita dengan pekerjaan yang kita lakukan, apa saja yang disuruh akan dilakukan Yusuf dengan berhasil.

Inilah kualitas orang yang luar biasa, dia disertai oleh Tuhan dan akibatnya apa saja yang dia perbuat dijadikan berhasil oleh Tuhan. Mungkin kita bisa berpikir dari kisah Yusuf, untuk apa menjadi excellence disaat dia bekerja dengan hanya sebagai seorang pembantu atau asisten rumah tangga.

Tetapi sebagai bukti bahwa Tuhan menyertai Yusuf, dan juga karena dia mempunyai spirit of excellence, maka apa saja yang dia perbuat dilakukannya dengan sebaik mungkin.

Excellence membawa promosi dalam kehidupan seseorang.Kalau ada orang seperti Yusuf, maka tidak heran jika dia akan diperebutkan banyak orang. Yusuf juga mempunyai sikap atau attitude yang baik, sikap kita menentukan ketinggian dimana kita bisa berada.

Drama dalam hidup Yusuf terus berlanjut, karena disaat dia mempunyai sikap yang baik, dia difitnah oleh Potifar karena nilai yang dia pegang. Kita ketemukan bahwa dia berlari saat mendapat godaan oleh Potifar. To run is the best solution, lari adalah solusi yang terbaik saat kita digoda secara seksual.

Supporting Verse -“Tetapi Tuhan menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena Tuhan menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil.” ‭Kejadian‬ ‭39:21-23‬ ‭TB‬‬

Selanjutnya, Yusuf juga kembali berbuah saat dia dipenjara, meskipun dia punya semua alasan untuk merasa kecewa dan marah saat dia difitnah, tetapi dia tetap memberikan yang terbaik dan membuktikan bahwa Tuhan menyertai dirinya.

Supporting Verse – “Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini.” ‭Kejadian‬ ‭40:14-15‬ ‭TB‬‬

Yusuf berpesan kepada orang yang dia tolong agar tidak melupakannya, tetapi bahkan orang yang ditolong ini juga melupakannya. Yusuf tetapi terus memberikan yang terbaik dan dalam dua tahun ke depan, barulah dia bisa mulai menghidupi panggilannya sebagai perdana menteri dan orang nomor dua di mesir.

Yusuf juga kemudian mempunyai beberapa anak yang diperoleh sebelum dia menjadi perdana menteri, nama anak pertama adalah “Manasye” yang berarti Tuhan membuat aku lupa sama sekali (kepada kesukaranku dan kepada Rumah Bapaku).

Anak yang kedua dinamai Ephraim yang artinya Tuhan membuat aku berbuah dalam tanah penderitaanku.

Supporting Verse – “Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: “Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.” Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: “Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.” ‭‭Kejadian‬ ‭41:50-52‬ ‭TB‬‬“

And to Joseph were born two sons before the years of famine came, whom Asenath, the daughter of Poti-Pherah priest of On, bore to him. Joseph called the name of the firstborn Manasseh: “For God has made me forget all my toil and all my father’s house.” And the name of the second he called Ephraim: “For God has caused me to be fruitful in the land of my affliction.” ‭‭Genesis‬ ‭41:50-52‬ ‭NKJV‬‬

Kemudian Yusuf bertemu dengan Bapanya Yakub, dan dia ingin membawa anaknya untuk diberkati oleh Yakub. Manasye sebagai anak sulung mendapatkan berkat dari tangan kanan dan Ephraim sebagai anak kedua mendapatkan berkat dari tangan kiri.

Supporting Verse – “Ketika Israel melihat anak-anak Yusuf itu, bertanyalah ia: “Siapakah ini?” Jawab Yusuf kepada ayahnya: “Inilah anak-anakku yang telah diberikan Allah kepadaku di sini.” Maka kata Yakub: “Dekatkanlah mereka kepadaku, supaya kuberkati mereka.” Adapun mata Israel telah kabur karena tuanya, jadi ia tidak dapat lagi melihat. Kemudian Yusuf mendekatkan mereka kepada ayahnya: dan mereka dicium serta didekap oleh ayahnya. Lalu berkatalah Israel kepada Yusuf: “Tidak kusangka-sangka, bahwa aku akan melihat mukamu lagi, tetapi sekarang Allah bahkan memberi aku melihat keturunanmu.” Lalu Yusuf menarik mereka dari antara lutut ayahnya, dan ia sujud dengan mukanya sampai ke tanah. Setelah itu Yusuf memegang mereka keduanya, dengan tangan kanan dipegangnya Efraim, yaitu di sebelah kiri Israel, dan dengan tangan kiri Manasye, yaitu di sebelah kanan Israel, lalu didekatkannyalah mereka kepadanya. Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye — jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung.” ‭‭Kejadian‬ ‭48:8-14‬ ‭TB‬‬

Pada saat itu tangan kanan adalah lambang kekuasaan dan Favor of God dan lebih berpengaruh dari tangan kiri. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, karena Yakub sudah tidak biaa melihat.

Supporting Verse – “Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. Katanya kepada ayahnya: “Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas kepalanya.” Tetapi ayahnya menolak, katanya: “Aku tahu, anakku, aku tahu; ia juga akan menjadi suatu bangsa dan ia juga akan menjadi besar kuasanya; walaupun begitu, adiknya akan lebih besar kuasanya dari padanya, dan keturunan adiknya itu akan menjadi sejumlah besar bangsa-bangsa.” Lalu diberkatinyalah mereka pada waktu itu, katanya: “Dengan menyebutkan namamulah orang Israel akan memberkati, demikian: Allah kiranya membuat engkau seperti Efraim dan seperti Manasye.” Demikianlah didahulukannya Efraim dari pada Manasye.” ‭‭Kejadian‬ ‭48:17-20‬ ‭TB‬‬

Yakub tahu apa yang dia lakukan, tetapi dia tidak melihat bahwa Yusuf benar dalam menaruh susunan kehidupannya. Terkadang kita terlalu dekat dengan kejadian kita sehingga kita tidak lagi memiliki perspektif yang benar.

Menurut Yakub, Ephraimlah yang harus diberkati terlebih dahulu dan baru Manasye. Ephraim berarti Tuhan membuat aku berbuah di masa penderitaanku, dan inilah yang harus terjadi terlebih dahulu, dan baru setelahnya Manasye bisa terjadi dengan artian Tuhan membuat aku lupa sama sekali (akan kepada semua kesurankanku dan kepada Rumah Bapaku).

Inilah yang terjadi di dalam hidup Yusuf, artinya kalau kita ingin melupakan semua penderitaan kita, maka kita harus berbuah terlebih dahulu.

Jangan tunggu Tuhan melepaskan kita dari kesesakan kita untuk baru melakukan perkara yang excellence. Berbuah terlebih dahulu dimanapun kita berada meskipun di dalam masa kesesakan, penderitaan, dan disalah mengerti oleh orang lain, atau di tempat yang tidak enak dan tidak ada orang yang tahu, tetapi jika kita bisa berbuah disana, maka lakukan yang terbaik dan excellent lebih dahulu seperti halnya Yusuf.

Lakukan yang terbaik lebih dahulu dengan apa yang ada di tangan anda, dimanapun tempat dan situasinya maka Tuhan akan melepaskan anda dari masa kesesakan dan membuat anda lupa akan penderitaan yang pernah anda alami.

Meskipun Yusuf dijahati, difitnah, dan dilupakan, dia tidak punya alasan untuk melakukan yang terbaik tetapi Roh Tuhan menyertai dirinya sehingga dia tetap melakukan yang terbaik dimanapun dia berada. Dan pada akhirnya, inilah Passport dia untuk dipromosikan di dalam hidupnya.

Banyak orang yang menunggu dan menunggu sampai mereka lepas dari penderitaannya, menunggu pasangan mereka bertobat terlebih dahulu, menunggu mendapat bonus atau promosi terlebih dahulu, kita bisa terus menunggu dan hal itu tidak pernah datang karena justru dalam masa kesesakan ini jika kita bisa memberikan yang terbaik, kita menunjukkan bahwa kita punya nilai lebih dan tidak layak untuk berada disana.

Lakukan langkah-langkah kecil yang maju, meskipun kita merasa pahit atau kesal dengan orang yang kita kasihi, pikirkan kejadian Yusuf, karena jika Tuhan ada di pihak kita, berbuahlah dan lakukan yang terbaik terlebih dahulu karena justru disaat kita berada dalam masa penderitaan, ephraim menjadi terlebih dahulu baru kita bisa mengalami manasye.

Berbuah dalam masa kesesakan terlebih dahulu, memang tidak mudah dan itu sebabnya kita perlu Roh Kudus untuk menyertai kita, tetapi Roh Kudus inilah yang akan membuat perbedaan baik dari pekerjaan, pelayanan dan hubungan yang kita punya.

Be Excellence dan lakukan yang terbaik dengan apa yang ada di tanganmu, apapun situasinya, maka Tuhan akan melepaskan kita dari penderitaan yang kita alami seperti halnya Yusuf.