JPCC Online Service (29 October 2023)
Beri sorak sorai buat Tuhan kita, We love you Jesus! Ijinkan saya untuk menyapa anda semua yang menyaksikan juga secara online dimanapun saudara berada hari ini, dan saya berdoa agar Firman Tuhan bisa menjadi kekuatan untuk kita semua. Well, tidak terasa sudah hampir akhir dari bulan Oktober, Kita masih punya dua bulan sebelum mengakhiri tahun ini. Saya berdoa agar kita bisa mengakhiri tahun ini dengan baik, finishing this year strongly in Jesus name.
Sedikit recap, kita sedang ada di seri pembelajaran “Hidup Berkelimpahan”, atau Abundant Life, kita sudah mempelajari di minggu pertama bahwa hidup yang berkelimpahan bukanlah hidup yang berkelimpahan secara materi karena definisinya di Alkitab adalah hidup yang terus bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus.
Di Minggu Kedua, kita be;ajar bahwa selama kita terus tersambung kepada “Zoe” atau sang hidup itu sendiri, maka kita tidak perlu takut akan pengaruh dunia tetapi sebaliknya sebagai anak-anak Tuhan, kita bisa menjadi berkat bagi sekeliling kita, dan tidak perlu takut kekurangan, karena “Zoe” hidup di dalam kita, orang-orang yang percaya kepadaNya.
Selanjutnya di minggu ketiga, kita juga belajar bahwa hidup yang melimpah dilahiri oleh kesadaran bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Tuhan, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang, jadi sebagai ciptaan baru, kita harus punya gaya hidup yang baru dan meninggalkan manusia lama kita.
Dan di minggu lalu, kita belajar bahwa Tuhan rindu untuk kita bisa menyalurkan Kasih Tuhan kepada orang lain, bahwa “the way to live is to die”, kita harus untuk berani “mati” bagi orang lain karena disaat itulah justru kita menjadi hidup.
Saudara perlu ingat bahwa kita ini diciptakan untuk hubungan, you and I are created for relationship. Itu sebabnya penting untuk kita mengingat bahwa kita perlu terus menyalurkan Kasih Tuhan kepada orang lain. Dan hari ini, kita akan menutup seri ini dengan membahas betapa pentingnya “Komunitas“.
Komunitas penting supaya kita yang sudah menerima “Zoe” bisa terus menikmatinya di dalam segala kelimpahan. Itu sebabnya kotbah hari ini saya beri judul “A Life-Giving Community” atau Komunitas yang memberikan kehidupan.
Opening Verse – Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: ”Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Matius 13:3-9 TB
Kita tahu bahwa perumpamaan ini berbicara tentang Benih yang adalah Firman Tuhan, dan bagaimana benih ini ditaburkan ke dalam beberapa jenis tanah, dan kita bisa lihat yang dihasilkan oleh tanah itu. Kita bisa tahu bahwa tanah ini menyimbolkan sikap hati kita.
Benih Firman Tuhan ditaburkan dalam hidup kita tidak semata-mata langsung berbuah, tetapi tergantung kita yang mendengarkanNya, apakah sikap hati kita cukup rendah hati, mau mendengar dan melakukanNya. Itulah yang menentukan bagaimana benih itu bisa bertumbuh dan menghasilkan buah.
Saya pagi ini ingin menggunakan perumpamaan yang sama dan membawanya di dalam konteks Komunitas, saya percaya setiap dari kita adalah seperti benih, segala sesuatu yang ada di dalam hidup kita ada dalam benih itu, baik potensi kita dan juga masa depan kita.
Dans kita tahu bahwa yang menentukan benih itu bisa bertumbuh atau tidak adalah kondisi tanahnya. Sama halnya seperti kita, kita tahu betapa pentingnya komunitas kita berada karena lingkungan kita seringkali membentuk nilai kita, cara kita berpikir dan bertindak, show me your friends and I will show you your future.
Komunitas di dalam kita berada sangat penting karena itu akan menentukan bagaimana kita bertumbuh dan apakah kita akan berbuah, masa depan benih memang ada di dalam benih itu sendiri, tetapi pertumbuhannya akan ditentukan dimana benih itu tertanam.
Seperti benih yang jatuh di pinggir jalan tidak akan pernah mengalami pertumbuhan sedikitpun, demikian juga ada dari kita yang bahkan sampai akhir hidupnya tidak menemukan potensi hidupnya. Karena dia jatuh di dalam lingkungan yang salah dan tidak memungkinkan dirinya untuk menumbuhkan potensi yang ada di dalam benih tersebut.
Tetapi juga ada benih yang jatuh di dalam tanah yang berbatu-batu, sempat tumbuh sebentar, tetapi kemudian pertumbuhannya berhenti dan bahkan dia tidak sempat berakar karena tanah dimana dia bertumbuh tidak dapat memberikan yang dibutuhkan dari benih itu. Ada orang yang sempat maju karena menemukan komunitas yang dirasa baik dan tepat, tetapi kemajuannya begitu lama sampai dia tiba di suatu titik dimana itu menjadi stagnan, dan dia menjadi berhenti bertumbuh karena lingkungan tersebut tidak bisa terus mendukung pertumbuhannya.
Ada juga benih yang jatuh di atas semak duri, untuk waktu yang cukup lama, benih ini mengalami pertumbuhan. Bahkan dia sempat mengeluarkan akar tetapi tidak bisa menghasilkan buah. Ada banyak orang yang mengalami pertumbuhan tetapi tidak berbuah karena yang terjadi adalah pertumbuhan itu hanyalah untuk dirinya sendiri. Dia tidak bisa menghasilkan buah yang dapat dinikmati orang lain karena satu dan lain hal, komunitas dimana dia berada menghimpit dia dan membuat dia mengalami luka yang cukup dalam.
Tidak sedikit orang yang bergabung dalam komunitas gereja, mengalami pertumbuhan tetapi kemudian hari kecewa karena adanya gesekan dan tekanan, sampai pada akhirnya dia pergi meninggalkan dan tidak lagi percaya akan adanya komunitas gereja.
Tetapi ada juga benih yang jatuh di tanah yang tepat dan subur, dimana komunitasnya mampu untuk memberikan semua yang dibutuhkan oleh benis tersebut sehingga dia dapat bertumbuh, berakar dan menghasilkan buah sampai 30, 60 puluh dan seratus kali lipat. Tanahnya subur, tanah yang subur tentu mengandung mineral, kelembapan yang diperlukan benih ini agar bertumbuh besar dan berbuah banyak. Itu sebabnya tanah itu selalu lebih mahal daripada benihnya.
Karena yang menentukan benih bisa bertumbuh dan berbuah adalah kondisi tanahnya. Life is about finding the right soil for us to flourish. Hidup adalah tentanh menemukan tanah yang subur supaya kita bisa bertumbuh.
Berbahagialah orang-orang yang menemukan komunitas seperti itu, A life-giving community. Komunitas yang bisa terus memberikan kehidupan atau “zoe”, dimana orang yang bertumbuh didalamnya bisa bertumbuh, baik di dalam spiritual, moral karakter, jasmani, sehingga mereka bisa menjadi berkat bagi semua orang yang ada di sekelilingnya dan juga bangsa serta negaranya.
Saya sungguh percaya bahwa Tuhan mendesain gereja untuk menjadi komunitas seperti tanah yang subur, dimana tidak hanya orang yang percaya bisa bertumbuh, tetapi orang yang belum mengenal Kristus-pun ketika bersentuhan dengan kita, mereka bisa melihat Kasih Tuhan.
Sebagai jemaat Tuhan, kita bukan hanya sekedar komunitas, tetapi kita juga adalah satu keluarga Allah. Ada perbedaan yang besar dari anggota komunitas dan anggota keluarga. We are family! dan bicara tentang keluarga, tidak ada keluarga di dunia ini yang sempurna.
Di gereja pun demikian, tidak ada gereja yang sempurna, kita tidak “immune” dari yang namanya disfungsi, dan konflik. Sangat mungkin untuk kita mengalami gesekan dan konflik, tetapi hal itu tidak membuat kita tidak mungkin menjadi sebuah keluarga.
Terkadang ada salah satu anggota keluarga yang berbuat salah secara fatal dan membuat kita tidak bisa menerimanya. Sekalipun kita ingin “disown” mereka, tidak bisa mengubah kenyataan bahwa mereka tetap keluarga kita.
Karena yang menyatukan dan membuat kita menjadi keluarga adalah darah yang mengalir di dalam kita, sama halnya dengan gereja, yang menyatukan kita menjadi satu keluarga Allah bukanlah kerajinan kita ibadah di hari minggu, atau kerajinan pelayanan, tetapi yang membuat kita menjadi satu keluarga Allah adalah karena kita sudah ditebus dan dipulihkan oleh darah Kristus.
Supporting Verse – Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya Efesus 1:5 TB
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah Efesus 2:19 TB
Gereja apapun, dimanapun bukanlah kumpulan orang-orang yang sempurna, tetapi kita adalah kumpulan orang-orang yang telah ditebus, dipersatukan dan dipulihkan oleh Kristus. Tuhan ingin agar kita menjadi keluarga dan komunitas yang terus belimpah dengan “zoe” atau kehidupan, terlepas dari ketidaksempurnaan kita masing-masing secara individu, Dia ingin agar “zoe” terus mengalir ke dalam kita semua.
Tetapi supaya “Zoe” dan kehidupan itu bisa terus terjadi dan tetap ada, kita perlu tahu bahwa ada yang namanya “exchange” atau pertukaran. Ps. Jeffrey katakan seperti ini, Exchange is the process of life, pertukaran adalah proses kehidupan.
Contohnya, untuk kita bisa terus hidup, kita perlu bernafas. Kita bernafas menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Lalu tumbuhan menyerap karbondioksida dan terjadi proses fotosintesis, lalu dia mengeluarkan oksigen, dan itu kita hirup kembali, itu semua adalah siklus yang alami untuk kelangsungan hidup.
Bayangkan kalau ada mahluk hidup yang berkata bahwa mereka tidak mau lagi berada dalam siklus alami diatas, maka tidak ada lagi yang namanya kelangsungan hidup. Pertukaran atau Exchange sangat berbeda dengan yang namanya transaksional karena pertukaran itu untuk kelangsungan hidup.
Perbedaan antara “Exchange” dan Transactional :
- Exchange untuk kelangsungan hidup sementara transactional mencari untung rugi.
- Exchange tidak hitung-hitungan (nilai tidak harus sama) sementara transactional hitung-hitungan (nilai harus setimpal).
- Exchange adalah akibat dari cinta kasih dan keintiman sementara transactional itu hanyalah sekedar bisnis.
Hubungan suami istri harusnya bersifat exchange dan bukan transactional karena seharusnya berlandaskan cinta kasih dan keintiman. Begitu juga hubungan keluarga, seharusnya tidak hitung-hitungan. Pada saat sebuah hubungan yang tadinya adalah exchange menjadi transactional, maka yang terjadi adalah mulai cari untung untuk diri sendiri dan hitung-hitungan, secara tidak langsung kita sedang menanamkan benih kematian ke dalam hubungan tersebut.
When two people falls in love, saat mulai pacaran dan pdkt, kita tidak hitung-hitungan, rumah di bogor ke alam sutera, atau dari kelapa gading ke puri indah juga dijabanin. Apalah arti uang tol dan bensin, karena hatinya melimpah dengan kasih. Tetapi jika sudah menikah dan mulai perhitungan, hati-hati karena kita sedang menanamkan benih kematian disana.
Disaat kedua orang memulai cinta mereka, itu berdasarkan exchange atau pertukaran, tetapi disaat kedua orang mengalami divorce atau perceraian, semuanya jadi hitung-hitungan, dia dapat apa dan aku dapat apa, jadi janganlah hitung-hitungan dan ini juga berlaku untuk hubungan orang tua dan anak, beserta kakak dan adik.
Dan tidak hanya berlaku dalam keluarga jasmani kita, di dalam keluarga rohani dan komunitas gereja-pun, kita juga harus berhati-hati, disaat kita hanya mulai memilih untuk hanya memperhatikan diri sendiri maka perlahan tapi pasti hubungan tersebut akan mati.
Lalu bagaimana proses exchange yang seharusnya terjadi di dalam suatu hubungan?
Sewaktu saya menjadi orang tua, dan sewaktu saya memberikan hadiah kepada anak saya yang sudah dia tunggu-tunggu, as a parent, kata yang mereka ucapkan seperti, “Thank You Mama”, itu sudah lebih dari cukup. Saya harus menahan diri untuk tidak memanjakan dan membeli kado lagi untuknya. Sama juga dengan Tuhan untuk kita semua.
Dia mau untuk kita bersyukur dan berterima kasih kepadaNya atas apa yang Dia sudah lakukan untuk kita, itulah exchange. Saudara bayangkan, jika kita memberikan sesuatu kepada seseorang, boro-boro dia memberikan terima kasih tetapi yang ada dia malah sebaliknya menggerutu, “Dikasih hati malah minta jantung”, kalau kita menjadi orang yang memberi maka kita pasti tidak ingin memberi lagi kepada orang tersebut.
Hubungan kita dengan Tuhan juga seharusnya tidak transactional dan seharusnya bersifat exchange atau pertukaran. Sebab jika transactional, kita akan selalu berpikir, apa yang bisa kita tukarkan dengan pengorbanan itu, tidak ada yang bisa kita tukarkan dengan pengorbanan Tuhan yang nilainya jauh lebih tinggi dari semua yang kita pikirkan.
Kalau Tuhan masih hitung-hitungan dengan kita, pastilah “Gameover” untuk kita, saya bersyukur karena Tuhan adalah Tuhan yang baik. Sebab Firman Tuhan mengajarkan cara untuk kita bisa bertukar kepada Tuhan dengan mengucap syukur kepadaNya.
Supporting Verse – Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tesalonika 5:18 TB
Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Ibrani 13:15-16 TB
Itulah cara kita exchange dengan Tuhan, bersyukur, memberikan korban syukur dan meneruskan kasihNya kepada orang lain. Tetapi kita juga belajar di dalam Firman Tuhan bahwa kita tidak hanya kepada Tuhan kita perlu exchange, tetapi juga kepada satu sama lain di dalam keluarga Allah.
Supporting Verse – Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Yohanes 13:34-35 TB
Di Alkitab kata “Exchange” seringkali menggunakan kata “Saling”, itulah exchange, hubungannya inter-dependence, memberi dan menerima, bukan karena untung rugi tetapi karena kasih persaudaraan dan tidak ada hitung-hitungan.
Para Rasul juga memberikan instruksi di dalam perjanjian baru untuk mempunyai gaya hidup untuk “saling”.
- Ramah dan Mengampuni (Supporting Verse -Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu Efesus 4:32)
- Menasihati dan Membangun (Supporting Verse – Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. 1 Tesalonika 5:11)
- Mengaku Dosa dan Mendoakan (Supporting Verse – Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 5:16 TB)
- Mengasihi, Mendahului memberi hormat (Supporting Verse – Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Roma 12:10 TB)
- Rendah Hati, Lemah Lembut, Sabar dan Membantu (Supporting Verse – Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Efesus 4:2 TB)
Itulah yang Tuhan mau lihat di dalam kehidupan kita sebagai keluarga dan juga anggota Kerajaan Allah. An Abundant life is filled with “one-another-ing”, kehidupan yang berlimpah “zoe” bisa dialami karena penuh dengan “saling”, dan bersifat dua arah.
Saya minta dan encourage saudara untuk jangan datang hanya untuk menerima dan menikmati saja, tetapi datanglah juga untuk memberi dan berkontribusi. Karena jika kita datang hanya untuk menerima saja, maka sebenarnya kita tidak sedang mengalami hidup yang berkelimpahan.
Community berasal dari kata “commune” yang artinya “to get very close to someone by exchanging feelings or thoughts”. Dimana kita menjadi dekat dengan orang lain dengan cara bertukar pikiran dan perasaan kita. Exchange happens in community. Kalau kita mau mengalami hidup yang berlimpah, kita harus tertanam di sebuah komunitas supaya kita bisa mengalami pertukaran itu.
Di gereja seperti JPCC, “Jakarta Praise Community Church”, nilainya seperti ini, kita harus akui bahwa ini bukan gereja yang kecil dimana kita bisa saling kenal satu sama lain, I really wish I can! Tetapi energi dan memori saya terbatas, dan saya tidak bisa mengenal saudara semua. Tetapi saya yakin bahwa di gereja sebesar inipun, saudara pasti bisa dikenal, dekat dan mengenal beberapa orang. So, find one, temukan komunitas dan tertanam di DATE serta memulai pelayanan, agar saudara semua bisa mengalami “Zoe” itu.
Seringkali potensi saudara baru bisa keluar kalau ada orang lain di sekeliling anda. Beberapa waktu lalu para pastoral team baru mengadakan outing bersama, dan karena kita adalah komunitas, kita kuat, saya tahu ada beberapa orang yang merasa tidak mungkin untuk melakukan hal-hal yang kita lakukan kemarin.
Seperti naik beberapa ratus tangga untuk menuju ke puncak, tetapi kiat semua bisa melakukannya. Ada beberapa yang berkata tidak mungkin berlayar di kapal sekian lamanya dan harus meninggalkan keluarga, tetapi kita semua bisa melakukannya. That’s the power of community.
Saya bisa berada disini, dan bersaksi untuk saudara semua membagikan Firman, 15 atau 20 tahun lalu saya sama sekali tidak bisa membayangkannya. Tetapi karena ada orang lain yang melihat potensi dalam diri saya, berani mengambil resiko untuk mendorong saya supaya saya bisa mempraktekan karunia rohani yang ada di dalam diri saya, maka hari ini saya bisa berada disini. I am a product of a healthy community.
Kita diselamatkan bukan karena hanya sekedar kita bisa masuk surga, tetapi kita diselamatkan supaya kita bisa menjadi bagian dari sebuah keluarga. You and I are family.
Beberapa aplikasi untuk saudara dari Firman hari ini, mungkin ada beberapa dari kita yang pernah kecewa dan dilukai karena komunitas, saya mau katakan bahwa nothing is wasted, tidak ada yang sia-sia, mungkin itu hanyalah sebuah musim yang perlu kita lewati dalam hidup kita. Saya tidak mau mengecilkan perasaan anda tetapi jangan menganggap semua komunitas itu sama.
Kesembuhan dan pemulihan juga bisa terjadi di dalam sebuah komunitas. Kalau hari ini saudara belum memiliki komunitas, bergabunglah di DATE, kalau saudara sudah mencoba dan merasa JPCC tidak cocok, cobalah cari komunitas gereja lain, sadarkah saudara bahwa JPCC ini hanya salah satu dari tubuh Kristus yang luar biasa besar? Temukan komunitas gereja dimana saudara bisa bertumbuh.
Kalau misalnya saudara sudah berada di dalam komunitas dan saudara merasa ada beberapa hal yang kurang baik, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.
Pertama, kita bisa memutuskan untuk membangun komunitas itu menjadi lebih baik.
Mungkin Tuhan taruh saudara disana agar komunitas itu bisa menjadi lebih baik. Jangan langsung ditinggalkan, karena mungkin itu adalah musim yang diijinkan Tuhan agar dapat membentuk karakter saudara.
Ada banyak hal yang baik yang seringkali muncul karena adanya tekanan dan gesekan, mungkin kitalah yang perlu berubah. Kita harus belajar untuk mengelola ekspektasi kita karena tidak ada keluarga yang sempurna, dan ini berlaku untuk keluarga jasmani dan rohani kita.
Jadi jangan fokus untuk menemukan yang terbaik bagi kita, fokuslah to become one, ini juga prinsip yang sama dalam menemukan pasangan hidup kita, become one, menjadi orang yang kita sendiri cari. Karena kita fokus menjadi orang dan komunitas yang kita cari, maka sooner or later, saudara akan temukan komunitas dan pasangan hidup yang tepat untuk anda.
Saya ambil waktu juga untuk berterima kasih kepada semua DATE leaders, small group leaders, dan semua pemimpin di dalam pelayanan yangs ecara konsisten membagikan waktu, hidup, dan energi saudara, andalah “the real pastor”, terima kasih sudah memberikan hidup anda setiap minggu, menyediakan tempat, makanan serta mempersiapkan apa yang harus dibagikan kepada orang lain.
Teruslah tersambung dengan Tuhan, janganlah melayani dengan kekuatanmu sendiri, ijinkan “Zoe” itu mengalir melalui hidupmu.
Closing Verse – Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Kolose 1:18 TB
Kita adalah tubuh, dan Yesus adalah KepalaNya, dan hanya ketika tubuh bisa tersambung dengan kepalanya kita bisa mengalami “Zoe”, The God’s kind of life yang berkelimpoahan, menjadi ciptaan baru, anak-anak Allah, dan menjadi kepanjangan Tuhan bagi dunia ini. An Abundant life is life with Christ at the center. Let’s be a life-giving community.
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes