Building Excellent Next Generation By Ps. Jussar Badudu

JPCC Kota Kasablanka Service 1 (13 Oct 2019)

Dua Bulan lagi kita akan mengakhiri tahun ini, dengan tema gereja “Brighter” di tahun 2019. Bulan ini juga sedang membahas tema “Excellent”, Excellent juga adalah salah satu nilai atau values yang ada di JPCC dan bulan ini khususnya kita akan belajar mengenai nilai excellence dalam hubungan.

Masa depan di negara ini ada dalam generasi berikutnya, termasuk dalam bagaimana mereka menjalani hubungan yang mereka miliki dan hubungan mereka selalu dimulai dari keluarga dan orang tua. Membina hubungan dengan baik adalah tantangan terbesar yang kita hadapi baik dalam keluarga, pekerjaan, dan pasangan.

Oleh karena itu tema yang saya ingin bagikan hari ini adalah Building Excellent Next Generatoon. Bagaimana kita bisa menjadi mentor atau parent untuk generasi berikutnya, kita harus berfungsi untuk menjadi pemimpin bagi mereka agar bisa terjadi lahirnya next generation yang excellent.

Semua ini adalah tentang leadership dan kepemimpinan, dan sebagai orang dewasa kita dipercayakan Tuhan untuk melakukan ini.Excellence adalah sesuatu yang ada di atas rata-rata dan unggul. artinya ada usaha yang lebih dilakukan dari kebanyakan orang dan berfungsi secara maksimal di atas kapasitas yang ada di tangannya.

Opening Verse – “Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu sebagai makanan kepada burung-burung di udara, daging orang-orang yang Kaukasihi kepada binatang-binatang liar di bumi. Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi cela bagi tetangga-tetangga kami, menjadi olok-olok dan cemooh bagi orang-orang sekeliling kami. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus, dan cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api? Tumpahkanlah amarah-Mu ke atas bangsa-bangsa yang tidak mengenal Engkau, ke atas kerajaan-kerajaan yang tidak menyerukan nama-Mu; sebab mereka telah memakan habis Yakub, dan tempat kediamannya mereka hancurkan.” ‭‭Mazmur‬ ‭79:2-7‬ ‭TB‬‬

Hal yang besar dan bisa kita berikan kepada generasi berikutnya adalah memperkenalkan siapa Tuhan kita. Ceritakan tentang KuasaNya, AjaranNya, KarakterNya dan PerbuatanNya melalui kehidupan kita kepada mereka semua.

Semua ini agar mereka bisa menaruh pengharapan kepada Tuhan karena jaman bisa berubah, tetapi kebenatan dan prinsip kerajaan Tuhan tidak pernah berubah sampai selama-lamanya.

Tuhan memberikan kita otoritas dan kemampuan untuk mewartakan hal ini kepada generasi berikutnya. Teruslah belajar untuk menjadi excellent father, mother, and mentor untuk generasi berikutnya.

Ceritakan dan contohkan nilai-nilai Kerajaan Surga kepada mereka semua. Sebagai orang tua, salah satu hadiah terbesar yang bisa kita berikan kepada anak kita adalah hubungan yang kuat dan intim sebagai suami istri.

Ada kasih sayang dan kesetiaan dari hubungan ini, dan anak kita bisa melihat dan mengalami ini dan dampaknya akan begitu kuat kepada mereka. Seorang anak akan memiliki karakter yang stabil karena ini, dan diperlukan usaha dari orang tua untuk terus memperkuat hubungan suami istri yang ada.

Sebagai mentor seperti Small Group Leaders, kita berperan begitu signifikan untuk generasi berikutnya, terutama di jaman sekarang. Kita tidak hanya memberikan nilai tetapi juga mencontohkannya kepada mereka, berikan juga perhatian meskipun secara waktu begitu terbatas.

Kehidupan kita sebagai mentor juga tentu akan diperhatikan oleh generasi berikutnya oleh karena itu perhatikan apa yang kita post dan share di social media.

Begitu juga dalam peran kita sebagai seorang anak, dimana kita harus taat dan hormat kepada orang tua. Untuk menjadi taat dan hormat, perlu diajarkan. Oleh karena itu, hal ini harus diajari oleh orang tua, menunjukkan ketaatan dan hormat yang didasari oleh Kasih dan diajar oleh Tuhan.

Supporting Verse – “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” ‭‭Yohanes‬ ‭14:21‬ ‭TB‬‬

“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” ‭‭Efesus‬ ‭6:1-3‬ ‭TB‬‬

Mari kita berbicara mengenai ketaatan atau obedience, semua dari kita tentu ingin agar anak kita menjadi bahagia dan panjang umur. Taat kepada orang tua di dalam Tuhan adalah keharusan dan perintah yang penting dari Tuhan.

Ajarkan anak kita tentang ketaatan dan hormat yang tulus kepada orang tua. Ketaatan akan diuji dengan batasan dan peraturan, termasuk kepada anak-anak kita. Peraturan dan batasan harus dijelaskan secara berulang-ulang dan terus-menerus, dan inilah tugas kita sebagai orang tua.

Saya bertemu dengan cukup banyak orang tua yang kesulitan dengan hal ketaatan anaknya, baik yang berumur 7 sampai 11 tahun. Jelaskan dan terapkan agar anak-anak kita melakukan ini dengan tulus dan kita juag perlu mengajar mereka mengenai konsekuensi apabila tidak mentaati peraturan yang ada. Konsekuensi mengikuti setiap tindakan yang dilanggar.

Terkadang anak bisa belajar dari konsekuensi yang konsisten dan diberikan sejak mereka kecil. Sewaktu kecil, konsekuensi mungkin hanya datang dari orang tua, tetapi menjelang dewasa konsekuensi juga bisa datang dari keputusan yang diambil.

Jika anak-anak sulit untuk taat kepada orang tua yang mereka biaa lihat dan dengar secara langsung, maka akan menjadi sulit agar mereka juga menjadi taat kepada Pribadi yang mereka tidak bisa lihat secara langsung seperti Tuhan kita.

Oleh sebab itu setiap dari kita dipercayakan terlebih dahulu untuk mengajarkan ketaatan dan kehormatan kepada anak-anak kita. Intruksi bisa kita berikan kepada anak kita disaat mereka masih kecil, tetapi disaat mereka menginjak usia belasan, maka otoritas kita kepada anak kita akan berubah menjadi pengaruh.

Membangun ketaatan adalah sebuah proses dan tidak akan bisa langsung terjadi dalam hidup anak-anak kita, perlu proses dan ketekunan, dan harus selalu diterapkan di umur dan waktu yang berbeda.

Kita perlu mengajar anak kita untuk mendengar perintah dan batasan dengan jelas, segaal sesuatu yang kita sampaikan perlu dijelaskan dan tidak perlu dilakuk dengan berteriak.Jika anak kita bisa melakukan dan mengaplikasikan ketaatan kepada Tuhan, maka mereka telah menjadi pribadi yang dewasa.

3 Karakteristik ukuran kedewasaan dari anak kita dan generasi berikutnya

1. They make wise decision

Semua adalah tentang kedewasaan, dan kuncinya adalah nilai yang mereka punya. Nilai perlu diberikan kepada anak kita, terutama disaat mereka harus mengambil keputusan yang penting.

Supporting Verse – “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” ‭‭Filipi‬ ‭1:9-11‬ ‭TB‬‬

2. Children keep their commitment

Kesetiaan dan komitmen menjadi dasar kehidupan kita baik dari karir, keluarga, hubungan, pekerjaan dan pelayanan.

Supporting Verse – “Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” Amsal‬ ‭20:6‬ ‭TB‬‬

3. They care genuinely for others

Generasi milenial cenderung kurang dalam perhatian karena budaya cellphone, internet dan digital dimana mereka fokus mendapatkan perhatian dari sana. Tulus memperhatikan orang lain adalah tanda bahwa kita sudah menajdi orang yang dewasa dan Kasih sehaeusnya menajdi dasar dari ini.

Taat tanpa kasih adalah mesin, jangan bangun hubungan berdasarkan peraturan saja karena tenpa kasih dalam mengajarkan ketaatan, orang tua bisa menjadi otoriter dan diktator bagi anaknya.

Supporting Verse – “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” ‭‭Filipi‬ ‭2:4‬ ‭TB‬‬

Hindari menjadi orang tua yang reaktif, baru marah dan berpikir disaat ada masalah yang sudah terjadi kepada anak kita. Kita tidak hanya bisa datang ke anak kita disaat ada pelanggaran, sebaliknya kita harus membangun hubungan karena itulah ekspresi Kasih yang seharusnya ada dalam hubungan kita dan anak kita, inisiatif harus selalu dimulai dari kita.

Pikirkan terlebih dahulu dengan sengaja agar kita bisa mengenali kepribadian dan bahasa kasih anak-anak kita. Ada begitu banyak cara bagi kita untuk mengasihi anak kita, seperti mendengarkan mereka disaat mereka berbicara, jangan terlalu fokus untuk memberikan solusi dan mengkritik anak kita disaat mereka berbicara kepada kita.

Kasihi anak kita dengan memberikan intruksi dan juga mengoreksi mereka, encourage anak kita disaat merrka mengalami kegagalan. Jangan ragu untuk mengambil keputusan yang tidak enak demi kebaikan anak-anak kita. Jangan kompromikan nilai kepada anak-anak kita, kasih tahu anak-anak kita dan jelaskan apa yang kita kehendaki dari hidup mereka, terutama disaat mereka sudah punya nalar dan menginjak kedewasaan.

Kasih juga diperlihatkan dengan mengampuni anak kita disaat mereka melakukan pelanggaran, dan lakukan hal yang sama disaat kita juga berbuat salah kepada anak kita.

Kasih dan Ketaatan menjadi sesuatu yang sangat berhubungan di dalam kehidupan kita sebagai generasi yang mengajarkan sesuatu kepada generasi berikutnya agar mereka bisa menjadi generasi yang unggul dan excellent dan menghasilkan karakter yang ilahi.

Sehingga mereka bisa menjadi begitu percaya diri dan teguh dalam menghadapi pergumulan, karena mereka memiliki hubungan yang erat dengan orang tua dan pemimpin mereka, dan mempunyai hubungan yang excellent dengan Tuhan.