JPCC Sutera Hall 2nd Service (2 August 2025)
Hi, Selamat Pagi, Syalom dan Selamat Datang di JPCC Sutera Hall, Kebaktian Kedua! Berikan terima Kasih kepada teman-teman yang sudah melayani kita dengan luar biasa. Selamat bergabung juga kepada saudara yang bergabung secara online. Di bulan ini, tepatnya melalui hari ini, kita akan membahas tema pengajaran yang baru, yaitu tentang “Purpose“.
Purpose adalah tema yang sangat penting karena berhubungan dengan alasan mengapa segala sesuatu ada, berhubungan juga dengan kepenuhan hidup atau “fulfilment in life”. Banyak orang sibuk mengejar sesuatu di dalam hidupnya tanpa mempunyai alasan yang jelas. Bahkan, setelah mereka mendapatkan apa yang mereka kejar, mereka tetap merasa kosong dalam hatinya.
Makanya sering kita dengar ada seseorang yang punya dan memiliki posisi, kedudukan, ketenaran, keberhasilan, tetapi kemudian menghabisi nyawanya sendiri dan hal ini membuat banyak orang bingung. Apa yang ada di pikirannya? Sedangkan banyak di antara kita yang mau mencoba, berhasil dan punya seperti dia. Tetapi kenyataannya, ada orang yang sepertinya punya segalanya tetapi kemudian menghabisi nyawanya sendiri.
Seperti seseorang yang memanjat sebuah puncak tebing dan menghabiskan tenaga, dan setelah sampai di atas, dia baru sadar bahwa dia memanjat tebing yang salah. What a waste of time and energy.
Purpose selalu berkenaan dengan “Mengapa” atau “The Why”. Why we do what we do? Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan? Kalau tidak jelas alasannya, maka kita akan sangat mudah menyerah apalagi kalau kemudian kesulitan dan tekanan datang. Kita akan cepat menyerah karena kita tidak jelas apa yang menjadi alasan kita melakukan hal itu.
Banyak orang yang tidak jelas kenapa mau ke gereja, sehingga begitu harus berjuang sedikit untuk ke gereja seperti harus daftar online, langsung mereka menjadi malas ke gereja. Tidak ada tujuan yang jelas, Tujuan-lah yang membuat kita menjadi fokus dan mengalami “clarity” atau kejelasan, serta mampu bertahan meskipun berada di dalam tekanan.
Pertanyaan yang lebih bagus dari “Why we do what we do?” adalah Mengapa kita ada? Mengapa kita dilahirkan di jaman sekarang dan bukan di jaman penjajahan, atau sebaliknya di jaman masa depan? Mengapa sekarang? Pernahkah saudara bertanya itu?
Semoga setelah tema ini selesai, kita setidaknya punya keinginan untuk mencari tahu dan mulai mengerti tujuan hidup kita. Karena tanpa mengenal tujuan hidup, kita akan mengalami kesia-siaan atau kekosongan.
When purpose is not known, abuse in inevitable – Myles Munroe
Ketika tujuan dari sesuatu tidak diketahui, penyalahgunaan tidak dapat dihindari. Abuse itu gabungan dari dua kata, yaitu “abnormal use”. Digunakan tidak sebagaimana mestinya. Itu sebabnya tidak heran banyak orang menyalahgunakan atau “abuse” sesuatu karena dia tidak mengerti untuk apa sesuatu tersebut. Banyak orang menikah tanpa tahu tujuan dari pernikahan. Makanya tidak heran banyak orang “abuse” pernikahan mereka.
Untuk mengerti tujuan mengapa sesuatu diciptakan, maka kita harus bertanya kepada PenciptaNya. Kita harus pergi kepada penciptaNya. Untuk mengerti tujuan daripada sesuatu, jangan bertanya kepada sesuatu tersebut. Tetapi kita harus pergi kepada penciptaNya.
Kalau kita membeli sebuah produk, maka agar kita bisa memakai itu dengan benar maka kita membutuhkan buku petunjuk atau “manual book” yang isinya serangkaian instruksi dari pembuatnya agar produk itu bisa bekerja dengan baik. Namun untuk benar-benar memahami mengapa produk itu diciptakan, maka mau tidak mau, kita harus kenalan dengan yang membuatnya.
Kita bisa saja hafal lagunya Sidney Mohede, tetapi kalau kita mengenal pribadinya secara langsung, maka kita punya pengetahuan yang lebih akan mengapa lagu itu dia tulis, seperti bagaimana kondisi dirinya saat menulis lagu itu. Sehingga disaat kita menyanyikannya, kita tidak sekedar hafal liriknya, tetapi kita bisa lebih menyelami lagu tersebut dengan perspektif yang berbeda. Itu sebabnya mengapa kita perlu kenal Tuhan.
Opening Verse – [34] Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka [35] dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: [36] ”Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” [37] Jawab Yesus kepadanya: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. [38] Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. [39] Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. [40] Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 22:34-40 TB
Ini adalah hukum atau “commandment”, bukan saran atau “suggestion”, tetapi merupakan suatu perintah yang pertama dan terutama. Mengapa kita perlu mengasihi dan mengenal Tuhan terlebih dahulu?
Karena kita diciptakan serupa dan segambar denganNya. Artinya, semakin kita mengenal dan mengasihi Tuhan kita, semakin kita mengenal siapa diri kita sendiri. Karena kita diciptakan serupa dan segambar denganNya. Dan semakin kita mengenal diri kita sendiri, semakin kita juga bisa mengenal orang lain dan bisa melihat segala sesuatu dari “Point Of View” yang benar.
Supporting Verse – [26] Berfirmanlah Allah: ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” [27] Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. [28] Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ”7atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Kejadian 1:26-28 TB
Saya mau memberikan sebuah kerangka atau framework agar kita bisa memahami cara Tuhan bekerja, jadi kita juga bisa memahami cara manusia bekerja karena kita diciptakan serupa dan segambar denganNya.
Pertama, Ayat 26 diatas ini merupakan rencana Tuhan. God is a God of Purpose, Tuhan adalah Tuhan yang punya rencana dan tidak ada yang Dia ciptakan tanpa tujuan. Hanya karena kita tidak mengerti akan tujuan daripada sesuatu, bukan berarti sesuatu itu tidak punya tujuan. Cuman kebetulan saja kita yang tidak mengerti.
Kedua, Setelah rencanaNya jadi di ayat 27, kemudian Tuhan menciptakan, artinya Dia mengeksekusi RencanaNya. Tanpa eksekusi, rencana hanyalah sebuah mimpi. Jadi, kenyataaan bahwa kita ada, kenyataan bahwa kita dilahirkan adalah tanda bahwa Tuhan punya rencana atas hidup kita. Kalau kita tidak mengerti akan hal itu, itu adalah kesia-kesiaan.
Ketiga, adalah Berkat. Tuhan memperlengkapi manusia dengan semua yang diperlukan untuk melakukan apa yang menjadi rencanaNya. Buat seorang pencipta, Dia punya kepentingan untuk ciptaanNya berhasil melakukan apa yang sudah Dia rencanakan sebelumnya. Itu sebabnya Tuhan memperlengkapi kita sedemikan rupa dengan bakat, karunia, talenta agar dapat melakukan rencanaNya, dan setiap orang punya karunia dan talenta yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan hidupnya masing-masing.
Keempat, barulah Tuhan mewahyukan dan memberitahukan rencanaNya kepada manusia. Dan ini sangat penting, sebab yang punya rencana adalah Pihak yang berkepentingan untuk rencanaNya diketahui. Dan bukan sekedar diketahui, tetapi juga dikerjakan oleh yang sudah Dia perlengkapi agar bisa terlaksana dengan baik.
Jangan heran kalau bersama dengan semua produk yang kita beli, dan disaat unboxing, akan ada buku manual atau “manual book”, selain produknya sendiri. Buku manual itu adalah titipan dari Pencipta produk itu agar produknya bisa dipakai sesuai dengan untuk apa dia diciptakan. Tetapi masalahnya kita tidak suka, menyepelekan, dan jarang membaca buku manual ini, kita berasumsi, makanya kita jarang bisa memakai produknya semaksimal mungkin.
Dalam manual book, di halaman depan selalu ada petunjuk mengenai spare-partnya, lalu cara memakainya, serta “warning” atau peringatan yang ditujukan supaya bisa memperlakukan produk itu dengan baik, dan lalu ada juga “FAQ” atas produk itu, dan terakhir kita juga akan menemukan garansi bahwa selama produk ini dipakai dengan benar, maka ada garansi akan produknya. Yang membuat produk ini punya kepentingan meskipun barang atau produknya sudah ada di tangan kita.
Di ayat 28, Tuhan berfirman untuk “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah”, Tuhan yang mewahyukan rencanaNya. “Beranakcuculah” bukan hanya berarti punya keturunan saja, tugas kita lebih daripada punya keturunan. Kata “fruitful” disini menggambarkan suatu produktifitas, kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Jadi, dari semula, manusia diciptakan Tuhan untuk produktif. Berkat Tuhan itu datang dalam bentuk kemampuan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang berguna untuk kepentingan orang lain. Tapi banyak dari kita yang salah cara berpikirnya, Seringkali dalam doa, yang kita minta bentuknya adalah hasil akhir seperti uang, harta benda dan kekayaan. Padahal, Berkat Tuhan datang dalam bentuk kemampuan, talenta, kreatifitas, dan bakat untuk menghasilkan sesuatu.
Tuhan sudah berikan Kreatifitas dan talenta dalam setiap kita, bahkan Tuhan juga sudah sediakan bahn Baku di sekitar kita untuk dimanfaatkan. Tugas kita adalah mengeluarkan kemampuan yang Tuhan sudah titipkan, dan kemudian diasah dan dipakai kreatifitas atau ide yang Tuhan berikan untuk mengubah bahan baku menjadi hasil akhir yang bernilai, baik itu berupa barang atau jasa.
Makanya, Tuhan tidak pernah memberikan kita papan tulis, meja, lemari, kertas, meja, perahu, tetapi yang Dia kasih adalah pohon, dan Dia juga berikan kemampuan dan kreatifitas untuk mengubah pohon menjadi semua itu.
Semakin bermanfaat sebuah produk atau jasa, menolong kebutuhan banyak orang, serta semakin tinggi mutunya, maka semakin besar juga uang yang akan diterima.
When we are fruitful. We don’t need to chase after money.
Dari awal, Tuhan mau kita produktif. Makanya Tuhan paling tidak suka dengan orang malas. Di tangan orang malas, bahan baku tidak akan menjadi apa-apa. Sampai Tuhan ciptakan semut, agar orang malas bisa belajar dari semut. Kalau kita melihat semut berjalan, dia tidak pernah berhenti dan meminta “healing” disaat ada rintangan atau tantangan.
Supporting Verse – [6] Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: [7] biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, [8] ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Amsal 6:6-8 TB
[27] Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga. Amsal 12:27 TB
Tujuan hidup seseorang diketemukan ketika Karunia dan Talenta yang Tuhan berikan dipakai untuk menjawab kebutuhan banyak orang.
Itu sebabnya, daripada kita bingung mencari apa tujuan hidup yang Tuhan berikan dalam hidup kita, lebih baik fokus untuk menemukan dan mengembangkan Karunia dan Talenta yang Tuhan sudah berikan dan pakai itu untuk melayani orang lain. Apa yang kita bisa secara natural, pakai itu. Makanya disarankan untuk melayani di gereja, agar belajar untuk menemukan potensi dan pakai itu untuk melayani orang lain.
Selama sejarah di JPCC, ada banyak sekali orang yang melayani di gereja selanjutnya menjadi pengusaha, dan jasa atau produk yang dia buat merupakan hasil daripada pengembangan pelayanan apa yang dia lakukan di gereja. Entah sebagai Wedding Organizer (Wedding Assistant), Usher, Lighting, Video, dan lain sebagainya.
Itu sebabnya kalau ada tawaran untuk melayani di gereja, ambillah itu. Masalahnya, manusia jatuh dalam dosa, dan dosa membuat hubungan manusia dan Tuhan terputus. Pada saat manusia jatuh dalam dosa, berkat yang berupa kemampuan untuk berkreasi ini tidak diambil oleh Tuhan. Itu sebabnya, dalam keadaan berdosa, manusia tetapi bisa menghasilkan produk tetapi karena dosa, manusia tidak memiliki akses kepada SumberNya. Ibaratnya jika produk rusak, garansi tidak berlaku dan tidak bisa datang ke Customer Service.
Jadi, kemampuan untuk berkreasi tidak diambil oleh manusia, tetapi manusia jadi kehilangan tujuan hidupnya dan tidak mengerti buat apa dia punya kemampuan dan talenta tersebut. Yang hilang, adalah kemuliaan Allah, standar dan kualitasNya Tuhan.
Supporting Verse – [23] Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, Roma 3:23 TB
[23] For everyone has sinned; we all fall short of God’s glorious standard. Romans 3:23 NLT
Manusia memakai kemampuannya untuk sesukanya sendiri, meskipun mereka rajin, tangguh, dan ulet dalam mengeluarkan potensi mereka, tetapi mereka tidak bisa mencapai standar dan kualitasNya Tuhan. Akibatnya, mereka tidak bisa menemukan true fufilment.
True fulfillment comes from knowing God personally, because knowing God is more important knowing His Plan. Kepuasan sejati datang dari mengenal Tuhan secara pribadi. Karena mengenal Tuhan lebih penting daripada mengenal RencanaNya.
Supporting Verse – [4] Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur; [5] aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan; [6] aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda. [7] Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku. [8] Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik. [9] Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapa pun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku. [10] Aku tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku. [11] Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari. Pengkhotbah 2:4-11 TB
Salomo mendapatkan semua yang manusia bisa cari, dari tahta, harta, wanita, kedudukan, pencapaiannya dan kekayaannya luar biasa. Namun, ketika dia melihat segala sesuatunya, semua itu sia-sia karena dia kehilangan tujuan utamanya yaitu untuk mengenal Tuhan dan memuliakan Tuhan.
Supporting Verse – [7] semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” Yesaya 43:7 TB
[7] Everyone who is called by My name, Whom I have created for My glory; I have formed him, yes, I have made him.” Isaiah 43:7 NKJV
Jadi, kita diciptakan untuk kemuliaan nama Tuhan, for His Glory. Semua produk yang ada di tangan kita, smartphone, baik oleh sony, apple, samsung, BYD, apapun juga, semua produk itu dikeluarkan untuk menolong kehidupan banyak orang.
Dan semakin produk itu menjawab tantangan atau menolong kehidupan banyak orang, semakin produk itu bermanfaat untuk si pembeli, nama yang dipuji dan dimuliakan adalah pabriknya atau pembuatnya, bukan nama penjual, dealer, atau resellernya bukan?
Tetapi sebaliknya juga sama, bahwa jika ada kerusakan disaat kita baru beli produknya, yang kita caci maki juga pembuatnya, bukan?
We are created for His Glory. Kita adalah terang dunia, biar terang kita bercahaya di depan orang sehingga orang-orang melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Tuhan.
Supporting Verse – [14] Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Matius 5:14 TB
Kalau kita hidupnya berbuah, fruitful, produktif, melayani dan memberi keuntungan untuk banyak orang, bermanfaat, maka yang dipuji adalah nama Tuhan.
Supporting Verse – Thou art worthy, O Lord, to receive glory and honour and power: for thou hast created all things, and for thy pleasure they are and were created. Revelation 4:11 KJV
Kita diciptakan untuk kesenangan Tuhan, itu sebabnya kita perlu bertobat dan merubah cara kita berpikir agar tersambung kembali dengan Pencipta kita dan mengenal RencanaNya, tahu “mengapa kita diciptakan”, sehingga kita bisa membawa kesenangan dan kemuliaan untuk NamaNya.
Setiap produk, mungkin tidak kita sadari, apapun itu, ada nama penciptanya ditempel disana, untuk mengingatkan kita siapa yang membuatnya.
What do you think? Nama siapa yang kita bawa dan representasikan? Dari siapa kita ini?
Ayat yang kita baca bersama tadi sekaligus menutup pembahasan kita, karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Krisus Yesus. Brand kita adalah Yesus, kita diciptakan kembali untuk melakukan pekerjaan yang baik dan dipersiapkan Tuhan sebelum kita ada, Dia mau agar kita bisa hidup di dalamnya untuk membawa kemuliaan atas namaNya.
Ingat, Kemanapun kita pergi, kita ada brand “Jesus Christ” attached dalam diri kita, apakah kita membawa kemuliaan untuk NamaNya atau sebaliknya membawa malu atas NamaNya?
Closing Verse – [10] Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10 TB
Hanya ada 2 alasan mengapa orang belum mengenal Yesus. Pertama, karena dia belum pernah ketemu orang Kristen. Kedua, karena dia sudah ketemu orang Kristen.
Purpose, is about why. Saya harap saudara tidak menemukan kesia-siaan sebab kita sudah ditebus dari kesia-siaan oleh darahNya yang mahal



