JPCC Online Service (9 January 2022)
Di awal dari pesan firman Tuhan hari ini, izinkan saya untuk memulainyadengan menyampaikan satu atau dua buah pertanyaan untuk kita renungkan dalam kehidupan kita. Yang pertama adalah ini: “Are you a devoted follower of Christ?” Apakah Saudara dan saya adalah seorang pengikut Kristus yang sejati?
Di awal tahun yang baru ini, ada baiknya kita merenungkan hal ini. Atau mungkin pertanyaan lainnya adalah: can you imagine yourself as a devoted follower of Christ?Apakah Saudara dan saya bisa membayangkan diri kita sebagai pengikut Kristus yang sejati? Saya sengaja menggunakan kata “sejati” untuk menerjemahkan kata “devoted” pada pertanyaan yang tadi saya sampaikan dalam bahasa Inggris, sebab “devoted” berasal dari kata dasar “devote” yang berarti mengabdikan, mendedikasikan atau membaktikan diri kita, mencurahkan atau memberikan diri kita sepenuhnya, yang sejati, tanpa embel-embel, tanpa berpura-pura, tanpa ada sesuatu yang ditambahkan atau dikurangi ,yang sejati kepada sesuatu atau kepada pribadi yang kita percayai.
Itu sebabnya mengapa tema “DEVOTED” ini memang tidak bisa lepas atau sangat berkesinambungan dengan tema yang kita bahas sepanjang tahun lalu, yaitu “FOLLOW”.
Opening Verse – Kata-Nya kepada mereka semua: —“Nya” di situ huruf besar,tentunya yang dimaksudkan adalah Yesus; kata Yesus kepada mereka semua— ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23 (TB)
Suatu komitmen, suatu pengabdian, atau suatu keputusan untuk menyerahkan seluruh kehidupan kita, mengikuti Pribadi yang kita percayai. Sebab tindak lanjut dari mengikuti Kristus adalah mengabdikan atau membaktikan diri kita, Sebab tindak lanjut dari mengikuti Kristus adalah mengabdikan atau membaktikan diri kita, memberikan diri kita sepenuhnya tunduk kepada Kristus—kepada kehendak-Nya, kepada firman-Nya, kepada nilai-nilai kerajaan-Nya, kepada panggilan Tuhan di dalam kehidupan kita.
Kita tidak mungkin mengabdikan diri kita atau memberikan seluruh kehidupan kita kepada sesuatu atau kepada pribadi yang tidak kita percayai. Kepercayaan merupakan bahan dasar dari sebuah pengabdian. Itu sebabnya, “devoted” berbicara selalu tentang hubungan yang kita miliki dengan pribadi yang kepadanya kita mengabdikan diri kita atau memberikan diri kita.
“Devoted” berbeda memang dengan “fanatic”. Pengabdian, dedikasi, atau memberikan, membaktikan diri kita, berbeda dengan fanatisme, karena ‘fanatik’ berbicara tentang energi yang–atau antusias yang berlebihan atau pandangan yang berlebihan yang kita miliki akan suatu keyakinan atau akan suatu pribadi, sehingga kita sering kali mengalami hal-hal yang membuat kita kecewa atau marah ketika keyakinan atau antusiasme kita terganggu oleh karenanya.
Tapi, pengabdian atau ‘devotion’ atau ‘devoted’ itu berbicara tentang hubungan yang kita miliki, karena ada diri yang diserahkan, ada kehidupan yang diserahkan untuk mendedikasikan, memisahkan diri kita, untuk mengabdi atau membaktikan diri kita kepada pribadi yang kita percayai atau yakini tersebut.
Nah, pertanyaannya begini: why do we need to be a devoted follower of Christ? Mengapa kita harus menjadi seorang pengikut Kristus yang sejati, yang membaktikan dirinya kepada Kristus? What does it mean? Apa artinya menjadi pengikut Kristus yang sejati? And how does it look like to be a devoted follower of Christ? Seperti apa kelihatannya, bentuknya untuk menjadi seseorang yang mengikuti Kristus, atau pengikut Kristus yang sejati tersebut?
Supporting Verse – Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 1 Yohanes 4:9-10 (TB)
Jadi, mengapa kita perlu menjadi pengikut Kristus yang sejati – a devoted follower of Christ?
Yang pertama adalah ini karena Yesus Kristus merupakan pernyataan kasih Allah di dalam kehidupan kita sebagai manusia ciptaan-Nya.
Allah Bapa begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Yesus kepada kita,yang kelahiran-Nya di dalam dunia ini kita peringati dan rayakan menjelang akhir bulan Desember yang lalu sebagai hadiah terbesar bagi dunia ini. Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Allah Bapa, kalau tidak melalui Tuhan Yesus Kristus.
Kita yang seharusnya binasa akibat dosa dan pelanggaran kita, tapi beroleh hidup— bahkan hidup yang kekal— oleh karena kemurahan dan kasih karunia melalui kehadiran-Nya di dalam kehidupan kita. Allah telah memilih untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita, bahkan di saat kita masih berdosa, bahkan di saat kita tidak percaya akan kasih-Nya kepada kita.
Allah melakukannya karena Allah adalah kasih itu sendiri. Dia adalah sumber kasih itu sendiri. Itu sebabnya, ketika kita memutuskan untuk menjadi a devoted follower of Christ, pengikut Kristus yang sejati, kita sebenarnya sedang menjadi penerima kasih Allah di dalam kehidupan kita, supaya pada akhirnya, kita pun bisa menyatakan atau menyalurkan kasih Allah itu kepada dunia di sekitar kita.
Sama seperti hubungan kita sebagai orang tua dengan anak kita. Biasanya apa yang kita nyatakan kepada anak kita, apa yang saya nyatakan kepada anak-anak saya, biasanya akan diterima oleh anak-anak saya dan bahkan akan diikuti oleh mereka, dan mereka akan menjadi, seakan-akan perwakilan atau representatif dari saya kepada orang lain.
Apa yang saya nyatakan kepada mereka, biasanya akan mereka nyatakan kepada orang lain. Bagaimana saya mengasihi mereka, bagaimana saya memberi pengampunan kepada mereka, atau bahkan bagaimana saya menjadi contoh atau teladan untuk meminta maaf kepada mereka, biasanya akan tercermin di dalam kehidupan mereka juga pada saat mereka menyatakannya kepada orang-orang di sekitar mereka.
Baik itu di tengah-tengah keluarga, di tengah-tengah pertemanan mereka, di tengah-tengah komunitas atau masyarakat di mana mereka berada. Seorang pengikut Kristus yang sejati adalah seseorang yang selalu mau belajar untuk saling mengasihi sama seperti Kristus telah mengasihinya.
Seseorang yang selalu coba untuk melihat dunia dari perspektif kasih dan bahkan bertanya kepada dirinya sendiri di dalam setiap situasi, keadaan, atau hari-hari yang dia lalui, pertanyaan yang sering kali muncul dalam pikiran dia, dalam hati dia, adalah ini: “What does ‘love’ require of me to do today?” “Apa yang kasih ingin saya lakukan hari ini atau saat ini?”
Apakah hari ini kasih menginginkan saya untuk bekerja dengan lebih giat, memberikan segala yang terbaik? Apakah kasih menginginkan saya hari ini untuk memberikan pengampunan kepada orang lain? Apakah kasih, hari ini, menginginkan saya untuk beristirahat; untuk memberikan kesempatan kepada tubuh saya, pikiran saya, untuk rileks? Apakah kasih menginginkan saya hari ini untuk melakukan pekerjaan yang lebih keras lagi, untuk bekerja dengan lebih giat lagi, untuk bangun dengan lebih pagi lagi, untuk melakukan segala sesuatunya dengan lebih serius lagi, dengan lebih fokus lagi?“What does love require of me to do today?”
Supporting Verse – Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Markus 12:30 (TB)
Ayat yang kita bacakan, atau menjadi ayat bacaan atau renungan kita pada minggu yang lalu. Nah, dari sini kita bisa mempelajari atau melihat bahwa sebagai penerima kasih Allah di dalam kehidupan kita, seorang pengikut Kristus yang sejati adalah seseorang yang melakukan segala sesuatunya dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatannya karena dia telah menerima kasih Allah, sehingga dia melakukannya untuk menyatakan kasih dan kemuliaan Tuhan yang telah terlebih dahulu mengasihinya tanpa syarat.
Supporting Verse – Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3:23 (TB)
Itu sebabnya, seorang pengikut Kristus— ketika dalam kehidupan sehari-harinya—itulah yang dia contohkan itulah yang dia lakukan. Bukan supaya dipuji orang, bukan supaya dia dikenal oleh banyak orang, tapi memang seperti itulah seorang pengikut Kristus yang sejati, melakukan segala sesuatunya dengan segenap hati, dengan wholeheartedly.
Seorang pengikut Kristus yang sejati melakukan ini semua dengan segenap hati, karena sadar dari Tuhanlah datangnya berkat atas kehidupannya. Bukan dari kiri kanannya, tapi dari Tuhan sendiri, yang memberikan upah, berkat dan perkenan-Nya untuk meneguhkan setiap langkah seorang pengikut Kristus yang sejati.
Hal ini mengantarkan saya kepada alasan yang kedua,mengapa kita perlu menjadi pengikut Kristus yang sejati (a devoted follower of Christ). Mari kita pelajari dari firman Tuhan, Yohanes 10:10 (TB).
Supporting Verse – dikatakan demikian—Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan demikian, bahwa—Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang,—Aku di situ huruf besar yang Yesus sendiri yang berkata— Aku [Yesus] datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Yohanes 10:10 (TB).
Jadi seakan-akan dalam ayat ini kita bisa lihat ada dua pilihan, ada dua pribadi yang datang dalam kehidupan kita. Ada musuh yang datang seperti pencuri, yang membunuh dan membinasakan kehidupan kita, tapi ada juga kedatangan Yesus, kehadiran Yesus di dalam diri kita yang justru mendatangkan atau memberikan kehidupan.
Karena Tuhan Yesus Kristus datang untuk memberikan kepada kita hidup. Apa yang dimaksud dengan ‘hidup’ di ayat ini? Kata asli yang digunakan dalam bahasa Yunani untuk kata “hidup” dalam ayat Yohanes 10:10 tadi, adalah zóé(dzo-ay’), yang memiliki arti sebagai kualitas kehidupan yang Ilahi; Kualitas kehidupan yang melimpah secara jasmani, jiwani, maupun rohani.
Bukan cuman sekedar sesuatu yang sifatnya rohani, atau bukan sedang berbicara tentang kehidupan yang kekal saja tetapi juga berbicara tentang kehidupan kita hari ini, di dalam dunia ini. Tuhan ingin memberikan kualitas kehidupan yang ilahi. Kualitas kehidupan yang sesuai dengan kekayaan dan kemuliaan-Nya, sesuai dengan kehendak Allah atas hidup kita.
Kita bisa hidup sehat secara jasmani, kita juga bisa hidup sehat secara jiwani. Feeling safe and secured, merasa aman dengan diri kita sendiri, dan tentunya kita juga bisa penuh dengan keyakinan bahwa kehidupan kita ada tangan-Nya sampai pada kekekalan.
Namun sayangnya, kita seringkali terlalu banyak menaruh fokus kita kepada kualitas kehidupan yang Ilahi tersebut; standar kehidupan yang begitu sempurna, seakan-akan. Kita selalu—kita seringkali fokus untuk mengejar dan mendapatkan kualitas kehidupan yang melimpah, apalagi tentunya ada kata melimpah di dalam ayat tersebut.
Semua orang suka dengan kata “melimpah”. Tapi masalahnya begini, seorang pengikut Kristus yang sejati akan lebih menaruh fokus kepada kata-kata yang sebelumnya, yaitu “Aku (Yesus Kristus) datang”.“Aku datang!” Seorang pengikut Kristus yang sejati, a devoted follower of Christ, akan berfokus untuk memastikan bahwa kehidupannya sendiri mencerminkan kehadiran Kristus di dalam hati dan pikirannya, di dalam nilai-nilai yang dipegangnya, di dalam sikap maupun perkataan dan tingkah lakunya.
Sebab kualitas kehidupan yang Ilahi adalah sebuah by-product atau dampak atau akibat dari kehadiran Kristus di dalam kehidupan kita. Sama halnya seperti kita seringkali terjebak untuk fokus kepada kalimat yang kedua setelah koma ,pada ayat firman Tuhan yaitu dalam Mazmur 37:4,dalam terjemahan New International Version (NIV) dikatakan demikian.
Supporting Verse – Take delight in the LORD, and He will give you the desires of your heart. Psalm 37:4 NIV
Kita sering kali berfokus pada kalimat yang kedua, kan? Di mana dikatakan, “He will give you the desires of your heart.” Dikatakan bahwa Dia, Tuhan, akan memberikan kepada kita apa yang menjadi keingingan atau hasrat hati kita, Padahal, Tuhan akan memberikan apa yang menjadi hasrat atau keinginan dalam hati kita, jika kita tinggal di dalam Dia, dan Dia tinggal di dalam kita.
Makanya dikatakan, ”Take delight in the Lord!” Sukacita Tuhan, menjadi sukacita kita. Apa yang menyenangkan hati Tuhan juga menjadi kesenangan hati kita. Apa yang melukai hati Tuhan juga melukai hati kita. Sebab, hati dan pikiran kita menjadi selaras dengan apa yang ada dalam hati dan pikiran Tuhan.
Supporting Verse – Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. 1 Yohanes 2:5 (TB)
Berbahagialah—atau dalam terjemahan bahasa Inggris seringkali dikatakan ‘blessed’ atau diberkatilah— orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya. Mazmur 119:2 (TB)
Demikianlah seorang pengikut Kristus yang suka akan nilai-nilai kebenaran firman-Nya. Yang suka akan apa yang ada di dalam hati dan pikiran Tuhan, dan bahkan menjauhi apa yang melukai hati Tuhan. Tidak ingin melakukan tindakan-tindakan yang jahat. Tidak ingin melakukan tindakan-tindakan yang hanya berguna bagi ambisi dan kepentingan dirinya sendiri saja.
Ingat! Kita tidak perlu mengejar apa yang sebenarnya bisa datang dengan sendirinya. Jangan sampai kita memiliki hubungan yang sifatnya hanya transaksional dengan Tuhan Yesus Kristus. Kita hanya datang mendekat kepada Kristus kalau lagi ada maunya. Kita hanya datang beribadah, atau kita hanya berdoa dengan pikiran, “Kira-kira apa untungnya buat saya?”
Hubungan yang selalu berfokus kepada mencari keuntungan apa yang kita bisa dapatkan untuk diri kita sendiri saja, seolah-olah, seakan-akan, Tuhan ada untuk menyenangkan dan melayani diri kita. Jadi seakan-akan terbalik, yang Tuhan itu siapa?Yang Tuhan itu Dia, atau kita? Padahal tidak demikian! Justru sebaliknya. Kita ada sebagaimana kita ada, semua karena anugerah dan kasih karunia Tuhan dalam kehidupan kita.
Supporting Verse – Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, ebih utama dari segala yang diciptakan,—termasuk kita semua, termasuk seluruh alam semesta ini. Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Kolose 1:15-17 (TB)
Waw! Betapa besar, betapa agung, dan betapa mulianya Tuhan kita. Tidak ada yang seperti Dia. Seorang pengikut Kristus yang sejati, a devoted follower of Christ sadar bahwa dirinya diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan, Milik Tuhan yang dipisahkan untuk memuliakan Tuhan, sehingga kapan pun dan di mana pun ia berada, sendirian atau bersama dengan orang lain, di kamar atau sedang berada di dalam tempat umum, ia sadar, bahwa Tuhan selalu ada bersama dengannya, dan firman Tuhan selalu menjadi sumber hikmat dan dasar pertimbangannya di dalam mengambil setiap keputusan untuk menentukan langkah-langkah kehidupannya.
Yang ketiga, mengapa kita perlu menjadi pengikut Kristus yang sejati (a devoted follower of Christ)? Karena Tuhan Yesus Kristus, adalah Gembala yang baik dan setia.
Dia yang terlebih dahulu menjadi teladan untuk mengenal dan mengasihi kita dengan kasih yang sempurna, kasih yang tanpa syarat; unconditional love. Bahkan jauh sebelum kita percaya dan memilih untuk mengasihi Dia, Dia sudah terlebih dahulu memilih untuk mengasihi kita. Bahkan selalu ingin memberikan yang terbaik bagi kita. Menyediakan masa depan yang mendatangkan kehidupan yang penuh dengan pengharapan.
Itu sebabnya, seorang pengikut Kristus yang sejati adalah seseorang yang juga selalu mau belajar untuk setia. Setia terhadap perkara-perkara kecil. Setia terhadap apa yang ada di tangan kita. Setia untuk melakukan segala sesuatu yang dipercayakan kepada kita, walaupun kadang-kadang tidak kelihatan.
Seorang pengikut Kristus yang sejati juga adalah seseorang yang selalu mau belajar, untuk murah hati, generous, selalu ingin memberikan yang terbaik di dalam segala sesuatu yang dia berikan, baik itu waktu, tenaga, uang, atau sumber daya lainnya, yang ada di dalam kehidupannya.
Supporting Verse – Akulah gembala yang baik.— Yesus sendiri yang berkata demikian,lanjutan dari apa yang tadi sudah kita baca, di dalam ayat yang kesepuluh. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Tetapi dikatakan lagi oleh Yesus: Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Yohanes 10:11-15 (TB)
Demikianlah Yesus, menjadi gembala yang baik di dalam kehidupan kita. Itu sebabnya, di tahun yang baru ini, mari kita mengambil keputusan, atau mendedikasikan diri kita kembali, let’s become a devoted follower of Christ! Mari kita kita menjadi seorang pengikut Kristus yang sejati. Sebab Tuhan yang kita sembah, Tuhan yang kita tinggikan, yang kita agung-agungkan, Tuhan yang klita ikuti, adalah Tuhan yang menjadi gembala yang baik dan setia di dalam kehidupan kita.
Biar Tuhan senantiasa menjadi penuntun kehidupan kita di sepanjang tahun yang baru ini, melalui nilai-nilai kebenaran-Nya, melalui firman-Nya,melalui kasih dan teladan-Nya di dalam kehidupan kita. Bahkan untuk seumur hidup kita, kita dapat memegang nilai-nilai kebenaran tersebut supaya kita tidak kekurangan, sama seperti apa yang Raja Daud mazmurkan, dalam Mazmur 23:1-6 (BIMK).
Closing Verse – dikatakan demikian: Mazmur Daud. Bayangkan ini, Saudara, bayangkan ini menjadi pernyataan kehidupan Saudara,di sepanjang tahun 2022 ini, sehingga Saudara bisa berkata bahwa,“Tuhan bagaikan seorang gembala bagiku, aku tidak kekurangan.” Ia membaringkan aku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku menuju air yang tenang.—sehingga jiwa kita mendapatkan istirahat dan ketenangan. —Ia memberi aku kekuatan baru, dan menuntun aku di jalan yang benar, sesuai dengan janji-Nya. Meskipun aku melalui lembah yang gelap,— tentunya di dalam sepanjang tahun ini di dalam kehidupan kita,segala sesuatunya tidak selalu berjalan dengan baik, dengan sempurna,tapi sama seperti Daud, kita pun bisa berkata:—Meskipun aku melalui lembah yang gelap, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau menemani aku. — Immanuel, Allah yang beserta dengan kita. Engkau melindungi aku seperti seorang gembala melindungi dombanya dengan tongkat dan gada. Engkau menyiapkan pesta bagiku di depan mata lawanku. Engkau menyambut aku sebagai tamu terhormat. Engkau menyuguhi aku minuman lezat berlimpah-limpah. Aku tahu Engkau baik kepadaku, dan selalu mengasihi aku. Maka aku boleh diam di Rumah-Mu, selama hidupku. Mazmur 23:1-6 (BIMK).
Haleluya, what a wonderful statement! Suatu pernyataan yang luar biasa, yang bisa kita nyatakan di dalam kehidupan kita tentang Tuhan yang adalah gembala yang baik dan setia bagi Saudara dan saya. Demikian firman Tuhan ini, yang saya sampaikan pada hari ini. Semoga pesan ini memberikan pengertian dan menjadi kekuatan bagi kita semua di dalam menjalani tahun 2022, sebagai pengikut Kristus yang sejati, a devoted follower of Christ. Tuhan Yesus memberkati!
P.S : Aside than my daily working hours activities, I also have passion and interest in writing article for both traditional and modern media. My experience varies from content creation, creative writing for established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web,mobile, and tablet), social media, marketing materials and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links
If your organization need a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Feel free to contact me, and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring so any support is very much appreciated. Thanks much and God Bless!