JPCC Kota Kasablanka Service 3 (10 December 2017)
Seringkali kita tidak sadar betapa pentingnya peranan seorang Small Group Leader, terutama di kalangan Youth. Mereka inilah yang menjaga anak-anak kita yang sering ditawari begitu banyak hal dalam pergaulan mereka, bersyukur dengan adanya teman-teman yang punya hati untuk menjadi pembimbing rohani mereka.
Setiap akhir tahun juga menjadi kesempatan bagi kita semua untuk memberi kepada para volunteers di acara Vision Day 2018, dan sudah menjadi budaya bagi JPCC untuk memberi disini. Anda bisa memberi juga dalam berupa hadiah dan dapat menghubungi alamat kami yang ada di Buku Alive JPCC.
Ada teman-teman disini yang sudah pamit ke saya sebelumnya karena mau pulang ke kampung halaman atau ada juga yang pamit karena akan liburan ke luar negeri, karena itulah kami mengadakan kebaktian natal setiap minggu-nya.
Saya juga baru saja mengeluarkan buku terbaru saya berjudul “Suit-Up“, biasanya kita berseragam disaat menghadiri sebuah event, atau seperti halnya superhero yang selalu berseragam disaat mau beraksi.
Isi buku ini berupa quotes atau kata mutiara yang sering saya sebutkan beberapa tahun belakangan ini. Buku ini isinya merupakan highlight, dan sangat pas bagi anda yang kurang suka membaca.
Kita sering merayakan natal, yang disebut Kelahiran Yesus di dunia ini, dan ada begitu banyak orang menjadikan hal ini seperti budaya.
Di JPCC kita ingin merayakan hal ini secara sederhana agar bisa menyambut tahun berikutnya dengan baik. Kita baru belajar tentang Purpose atau Tujuan Hidup, apa kira-kira tujuan Yesus datang ke dunia ini?
Opening Verse – “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Yohanes 3:16-17 TB
Yesus datang bukan untuk menghakimi dunia tetapi untuk menyelamatkan-nya, dan ini penting karena seringkali orang menggambarkan Tuhan sebagai seorang sosok yang tua dan suka marah, seperti a Grumpy Old Man.
Tuhan bukan Tuhan yang suka menghukum, Dia Tuhan yang baik, God is Good all the time.
Tetapi disaaat masalah datang, kadang kita sendiri yang menyebabkan dan berkata bahwa Tuhan yang mendatangkan hal ini kepada kita. Beberapa hari lalu, saya mendengar bahwa ada yang memberi kesaksian sangat bagus yang meski baik tetapi kesan-nya memperlihatkan bahwa Tuhan datang untuk menghakimi disaat kita berbuat salah.
Kata menghakimi datang dari bahasa aslinya, yaitu kata “Krino” (kree’-no) yang artinya memisahkan.
Tuhan datang bukan untuk memisahkan, karena Dia tahu betul siapa kita dan Dia tahu bahwa kita semua berdosa.
Dia datang untuk “Ozo“, yang dalam bahasa aslinya berarti menyelamatkan, atau dikenal juga dengan sinyal SOS, yang berarti Deliver out of danger into safety, melepaskan kita dari bahaya dan menaruhnya ke posisi yang aman.
Tangan Tuhan ada untuk melepaskan kita dari belenggu dosa, karena Dia tahu kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri.
Kalau Tuhan saja tidak menghakimi kita, Kenapa kita perlu menghakimi orang lain?
Supporng Verse – ““Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Matius 7:1-2 TB
“Setiap kali apabila Tuhan membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka Tuhan menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab Tuhan berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka.” Hakim-hakim 2:18 TB
Kita tinggal di negara hukum dan disaat kita melanggar, kita akan bertemu penegak hukum dan para hakim. Tetapi apa artinya kalimat “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi?”.
Apakah ini berarti kita tidak bisa memberitahukan seseorang disaat mereka menuju jurang kehidupan? Atau kita tidak boleh menegur orang yang berbuat dosa? Atau mungkin kita tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah? Tidaklah demikian, karena kita diberikan oleh Tuhan Roh untuk melakukan semua itu.
Jadi tentu boleh menegur seseorang, tetapi yang tidak boleh adalah main hakim sendiri, menentukan apa yang benar atau salah berdasarkan pandangan kita sendiri, serta memainkan aturan untuk keuntungan kita sendiri atau menghakimi orang berdasarkan apa yang kelihatan dan nampak saja, padahal kita belum pernah ada di dalam kondisi dan sepatu orang tersebut.
Jangan cepat menghakimi orang lain kalau kita belum tahu keadaan mereka dengan baik, apalagi dengan adanya media sosial dimana kita hanya dapat melihat gambarnya saja. Saya ketemukan banyak orang-orang yang mau bertemu saya untuk minta didoakan dan minta pendapat, saya kaget karena saat melihat media sosial mereka, kondisinya seperti baik-baik saja.
Supporting Verse – “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” Amsal 27:5 TB
“Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.” Yohanes 7:24 TB
“Look beneath the surface so you can judge correctly.” John 7:24 NLT
Sharing Ps. Jeffrey – Ada seorang ibu yang bersaksi bagaimana dari sejak kecil dia di-bully oleh teman-temannya sampai dia berumur remaja dan dewasa. Bahkan disaat dia kerja, dia hanya bisa tahan kerja beberapa bulan karena dia tidak tahan dengan pandangan orang-orang yang menghakimi dia. Dia sering menangis dan bertanya “mengapa” kepada Tuhan akan kondisi seperti ini.
Semua ini dikarenakan oleh tangan perempuan ini yang seperti orang kusta dan tidak ada kuku-nya, dan kakinya hanya ada 3 jari dan tidak seperti kaki kebanyakan orang normal, dia tidak bisa berlari seperti teman-temannya.
Semua ini disebabkan karena pada saat dia berada dalam kandungan, ibunya begitu ingin menggugurkan dirinya, bahkan ibunya sampai datang ke orang pintar agar hal itu berhasil, dan semua itu menghasilkan kondisi dirinya sekarang.
Dia tidak tahu semua itu sampai dia menerima Yesus sebagai juru selamat, dan kejadian demi kejadian mulai berubah dan dia merasakan ada suatu damai yang membuat dia bisa menatap hari esok.
Suatu hari tantenya cerita akan hal ini (penyebab kondisi fisiknya sekarang), dan hal itu membuat dia marah secara luar biasa, dan membuat dia harus melakukan proses pengampunan yang begitu besar akan ibunya.
Dari cerita ini, Kita tidak tahu akan kondisi yang dialami setiap orang, kita perlu tahu bahwa setiap orang punya latar belakang dan lingkungan sebagaimana setiap dari kita dibesarkan, semua itu akan menentukan siapa kita sekarang, dan seringkali kita terlalu cepat menjatuhkan penghakiman terhadap seseorang tanpa pernah tahu latar belakang hidup mereka.
Saya jadi teringat akan cerita dimana ada seorang bapa yang sedang naik kereta bersama 3 anak lelaki yang masih kecil, dan ketiga anak ini di kereta tersebut main dan bahkan saling bertengkar satu sama lain.
Tetapi Bapa ini mempunyai pandangan yang kosong, dan seakan-akan dia sangat mengacuhkan ketiga anak-nya ini. Semua orang dalam di kereta memandang bapa ini dengan begitu sinis, kebanyakan berpikir bagaimana dia bisa begitu cuek dan tidak bertanggung jawab akan anak-anaknya, padahal mereka semua tidak tahu bahwa sang bapa ini baru saja pulang mengubur istrinya yang baru meninggal karena kecelekaan.
Seringkali kita terlalu cepat menilai dan menghakimi seseorang tanpa mengetahui apa yang sedang mereka hadapi.
When You judge another, You don’t define them, You define Yourself – Anonymous.
Kita juga tidak boleh menghakimi perbuatan orang lain kalau kita sendiri melakukan perbuatan yang sama, baik dalam hal korupsi dan perzinahan.
Sibuk menghitung atau menunjuk dosa orang lain tidak membuat diri kita menjadi benar atau suci. Kita tidak boleh merasa benar sendiri, merasa paling dekat dengan Tuhan dan menghakimi orang lain serta menganggap rendah orang lain dan menjadi sombong.
Supporting Verse – “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” Matius 7:3-5 TB
“Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?” Roma 2:3 TB
“Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Yakobus 4:6 TB
If You Judge people, You have no time to Love them – Mother Theresa
Kita terlahir untuk melihat apa yang salah dalam diri seseorang, dan tidak terlatih untuk melihat apa yang benar dalam diri seseorang.
Kita tidak bisa mengucap syukur senantiasa apabila kita tidak bisa membiasakan diri untuk melihat apa yang benar dalam diri seseorang. Saya sendiri bukan orang yang sempurna.
Pada saat kita menerima rapport dari anak kita, mana yang kita lihat terlebih dahulu? Kita selalu memperkarakan nilai-nilai yang jelek dan tidak memuji nilai-nilai yang baik, dan membuat anak kita menjadi begitu tertekan.
Begitu juga dalam hal pasangan kita, menantu serta mertua kita, akibatnya kita akan sulit untuk mengucap syukur, tetapi jika kita bisa melihat apa yang baik dan benar dalam diri seseorang, kita akan lebih mudah dalam mengucap syukur.
Supporting Verse – “Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Yohanes 8:2-11 TB
Tahukan anda bahwa kita tidak berbuat zinah sendirian, tetapi kenapa dalam kisah diatas yang ditangkap hanya si perempuan saja? Yesus itu orang yang sangat cool, percuma menaruh dia under pressure atau tekanan.
Kepada perempuan ini diberikan Kasih Karunia, yang meski sebenarnya si perempuan layak dihukum menurut aturan musa. Yesus-pun yang paling layak untuk menghakimi si perempuan ini malah membiarkan si perempuan pergi.
Kasih Karunia datang dengan kebenaran dan ada dalam seorang bernama Yesus. Kebenaran berkata agar dia jangan berbuat dosa lagi, kebanyakan orang yang berdosa tahu kalau mereka berdosa.
Tetapi dengan menghakimi mereka, tidak akan membuat keadaan mereka menjadi lebih baik, sebaliknya mereka akan menjauhi orang yang menghakimi, menyerang balik serta mempertahankan dirinya, sebenarnya yang mereka butuhkan bukan penghakiman tetapi jalan keluar.
Kita menjadi batu sandungan buat mereka disaat kita menghakimi, yang mereka perlukan adalah telunjuk yang mengarah kepada Yesus, bukan telunjuk untuk menghakimi. Kita harusnya menjadi saluran berkat, penghubung mereka dengan Tuhan dan bukan menjadi batu sandungan untuk orang yang perlu diselamatkan.
Supporting Verse – “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yohanes 1:29 TB
Use Your finger not to point on someone’s fault, but use your finger to point them to Jesus, Merry christmas and have a blessed week!