JPCC Sutera Hall (6 August 2023)
Seri pengajaran kita yang terbaru yaitu tentang Healing atau Kesembuhan. Saya ingin menyampaikan sesuatu hari ini khususnya tentang healing atau kesembuhan, saya percaya bahwa selama 3 minggu ke depan, saudara semua akan diberkati oleh seri pengajaran ini. Saya ingin memulai kotbah ini dengan sebuah cerita.
Sharing Ps. Johannes Thelee – Beberapa waktu lalu saat saya sedang menemani anak-anak saya latihan badminton. DI tempat latihan itu saya bertemu dengan salah satu orang tua dari teman anak saya yang bekerja sebagai seorang General Practitioner atau Dokter Umum, dan karena berbagai kesibukan termasuk juga dengan tanggung jawab dalam keluarga, saat ini dia lebih sering sibuk bekerja membantu pasiennya sembuh dari gangguan kesehatan yang dialami, atau lebih dalam menjaga kesehatan mereka.
Biasanya dia melakukannya dengan membuat program latihan fisik dan pola tidur dan pola makan sehat yang dilakukan secara rutin, termasuk juga menghindari makanan yang tidak sehat. Biasanya terjadi tantangan yang muncul dalam pekerjaan dia, seperti misalnya banyak dari pasien atau klien yang meminta program kesembuhan secara instant.
Contohnya seperti orang yang mau sehat tanpa berhenti merokok tetapi bersedia membayar mahal, atau ada juga yang mau sehat tanpa mengurangi konsumsi alkohol mereka. Atau ada juga yang mau sehat tetapi tanpa ingin melakukan kegiatan berolahraga. Banyak orang menginginkan kesembuhan secara fisik tetapi tidak mau mengubah pola hidupnya, maunya secara instant saja tanpa memelihara hal tersebut dalam sebuah proses perjalanan yang ada.
Opening Verse – Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: ”Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: ”Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: ”Yang begini belum pernah kita lihat.” Markus 2:1-12 TB
Kalau saudara tahu, di peristiwa lain, Biasanya Yesus melakukan penyembuhan secara instant, tetapi dalam kisah ini, dengan sengaja Yesus mengatakan bahwa dosanya telah diampuni terlebih dahulu sebelum disembuhkan. Tuhan bukan hanya tertarik untuk memberikan kesembuhan secara fisik, tetapi juga memberikan kesembuhan secara menyeluruh, kesembuhan yang datang dari dalam keluar, Inside Out.
Padahal jelas-jelas orang lumpuh ini datang bersama temannya membutuhkan kesembuhan secara fisik, tetapi yang diberikan Yesus awalnya adalah pengampunan dosa, dan baru setelahnya Dia memberikan kesembuhan secara fisik.
Kebanyakan dari kita sebagai orang percaya seringkali merasa bahwa yang lebih spektakuler lebih bisa menjadi kesaksian yang luar biasa, yaitu kesembuhan secara fisik daripada pengampunan dosa. Padahal kalau dipikir, semua yang sembuh juga pada akhirnya akan mati juga.
Tanpa disadari kita menjadi begitu terbiasa dengan yang namanya pengampunan dosa. Kita jadi menganggap yang sembuh itu lebih spekakuler daripada pengampunan dosa, padahal pengampunan dosa yang dapat menyembuhkan kita dari dalam keluar, dan hanya dapat dilakukan oleh Tuhan saja. Pengampunan dosa membawa kesembuhan ke dalam tubuh, jiwa, roh, dan bahkan sampai kepada hidup yang kekal.
Kesembuhan secara fisik hanya bersifat sementara saja, bahkan semua orang yang pernah mengalami mukjizat kesembuhan di dalam Alkitab tidak ada yang luput dari mati, bahkan Lasaruz yang sebelumnua juga dibangkitakan oleh Yesus sebelumnya juga akan mati pada akhirnya.
Kalau kesembuhan secara fisik, dan jika ketidakhadiran dari sakit dan penderitaan merupakan tujuan utama dalam hidup ini, bukankah seharusnya sewaktu Yesus di atas kayu salib, Dia seharusnya tidak mengalami penderitaan?
Supporting Verse – Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Yesaya 53:4-5 TB
Saya yakin yang dimaksud dengan kita menjadi sembuh disini, bukan hanya kasembuhan fisik, karena jika itu saja, Yesus tidak perlu datang dan menderita di atas kayu salib untuk kita semua. Dokter atau Tabib-pun bisa melakukan itu, Kesembuhan yang dimaksud disini adalah kesembuhan yang menyeluruh dari dalam ke luar.
Supporting Verse – Yesus sudah menanggung dosa-dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya secara rohani kita mati terhadap kuasa dosa dan bangkit kembali menjadi manusia baru yang hidup benar di hadapan Allah. Melalui luka-luka Yesus, kita sudah disembuhkan. 1 Petrus 2:24 TSI
Luka-luka Yesus menyembuhkan kerohanian kita juga, bukan hanya fisik saja. Roh dan Jiwa kita disembukan oleh pengorbananNya. Spiritual Healing yang datang dalam bentuk keselamatan yang kita terima dari Karya SalibNya jauh lebih besar daripada cuman kesembuhan secara fisik yang sifatnya sementara saja.
Spiritual healing or salvation is greater than Physical healing.
Bahkan para Ahli Taurat dalam peristiwa diatas tahu bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa manusia. Yesus-pun berkata seperti ini.
Supporting Verse – Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Markus 2:9 TB
Yang lebih spektakuler dan lebih mudah adalah kesembuhan fisik, tetapi tidak ada yang bisa melakukan pengampunan dosa selain Tuhan sendiri. Kehendak Tuhan bagi kita semua, seluruh umat manusia dan dunia yang hancur karena dosa adalah kesembuhan dan kesehatan, serta Keutuhan.
Supporting Verse – Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Roma 3:23-24 TB
Dosa membuat pemikiran kita menjadi gelap, dan bahkan juga membuat tubuh manusia menjadi tidak sempurna lagi. Sakit penyakit mulai berkuasa atas tubuh kita, bahkan bencana dan penderitaan mulai dialami, semua karena dosa yang datang dalam hidup manusia. Penyebab utama kematian di seluruh dunia adalah penyakit kronis seperti kanker, jantung, paru-paru, diabetes atau gula, stroke dan ginjal.
Sekitar 80% dari penyakit ini disebabkan oleh gaya hidup seperti pola makan dan kurangnya aktifitas fisik seperti berolahraga, seharusnya kita dapat mencegah banyak dari kondisi ini dengan mengatasi akar penyebabnya yaitu kebiasaan hidup kita sehari-hari. Inilah yang disebut dokter di dunia medis sebagai “lifestyle disease“.
“Lifestyle disease” merupakan penyakit yang tidak menular, lebih disebabkan oleh gaya hidup dan karena kurangnya aktifitas fisik yang disebutkan tadi. Bisa juga oleh kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan, ini yang perlu kita perhatikan.
We cannot ask God to heal us but stay loyal to what’s killing us
Tidak masuk akal jika kita meminta kesembuhan tetapi kita tidak mau mengubah kebiasaan hidup yang sembarangan atau seenaknya. Disinilah dimana hikmat diperlukan, karena hikmat juga menyembuhkan dan memulihkan kita. Hikmat membantu kita untuk membangun dan memelihara kesehatan kita, menghormati dan memelihara tubuh, jiwa dan roh yang Tuhan berikan kepada kita.
Seorang Hamba Tuhan bernama Christine Caine berkata : Gods healing begins when we surrender what is killing us.
Walaupun memang kelihatan nikmat, tetapi itu sifatnya hanya sementara yang melukai tubuh dan jiwa kita, sampai akhirnya kita masuk ke dalam sakit penyakit. Kesembuhan yang terpenting adalah kesembuhan yang lahir dari dalam roh dan jiwa kita, karena itu akan terpancar keluar melalui tubuh jasmani kita.
Itulah sebabya kita temukan ada orang yang secara fisik sakit, tetapi secara jiwa begitu semangat dan jika kita berada dekat dengan mereka, kita akan penuh dengan pengharapan. Pemulihan yang terjadi dengan cara berpikir kita justru akan membuat kita menjadi bijaksana, bukan hanya menjadi pintar saja.
Supporting Verse – Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:20-23 TB
True healings start from within, kesembuhan yang sejadi dimulai dari dalam keluar. Tidak ada gunanya sembuh di luar tetapi di dalam kita sakit.
Supporting Verse – Hati yang gembira bagaikan obat yang memberi kesembuhan, tetapi semangat yang patah melemahkan tubuh. Amsal 17:22 TSI
Yang di dalam penting. Ada peristiwa menarik di dalam perjanjian lama, ketika umat israel pertama kali belajar mengenal nama Tuhan sebagai “Jehovah Rapha“, yang artinya adalah Allah yang menyembuhkan.
Setelah 3 hari berjalan di padang gurun dan membutuhkan air, mereka menemukan sebuah sungai yang airnya tidak dapat diminum, dan itu membuat mereka bersungut-sungut kepada Musa.
Supporting Verse – Kemudian Musa membawa bangsa Israel dari Laut Gelagah menuju ke padang gurun Syur. Selama tiga hari mereka berjalan melalui padang gurun tanpa menemukan air. Lalu sampailah mereka di tempat yang bernama Mara, tetapi air di situ pahit sekali, sehingga tak bisa diminum. Sebab itu tempat itu disebut Mara, artinya pahit. Maka orang-orang itu mengomel kepada Musa dan bertanya, “Apa yang akan kita minum?” Musa berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, lalu Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu. Kayu itu dilemparkan Musa ke dalam air, lalu air itu menjadi tawar, sehingga dapat diminum. Di tempat itu Tuhan memberi peraturan-peraturan kepada mereka, dan di situ juga Ia mencobai mereka. Kata Tuhan, “Taatilah Aku dengan sungguh-sungguh, dan lakukanlah apa yang Kupandang baik; ikutilah semua perintah-Ku. Kalau kamu berbuat begitu, kamu tidak akan Kuhukum dengan penyakit-penyakit yang Kutimpakan kepada orang Mesir. Akulah Tuhan yang menyembuhkan kamu.” Keluaran 15:22-26 BIMK
Orang Israel menamakan temoat tersebut sebagai Mara atau pahit, untuk mencermikan kondisi emosi dan hati mereka yang terjebak di dalam kepahitan sejak keluar dari perbudakan di mesir. Tuhan mengadakan mukjizat dengan memurnikan air tersebut menjadi layak diminum, dan kemudian memperkenalkan diriNya sebagai Tuhan yang menyembuhkan. Itu sebabnya judul kotbah saya adalah God Our Healer.
Peristiwa ini begitu menarik karena saat Allah memperkenalkan Allah sebagai Tuhan penyembuh bukan saat ada orang yang mau disembuhkan, tetapi justru disaat dia mengadakan mukjizat untuk memurnikan air yang pahit menjadi air yang bisa dinikmati, seakan-akan Tuhan ingin berkata bahwa Dia adalah Allah yang sanggup untuk menyembuhkan hati dan jiwa kita, memurnikan dari kepahitan menjadi kehidupan yang bisa dinikmati, sembuh dari dalam keluar. Dia Tuhan yang sanggup untuk memulihkan hati kita semua.
Although God can heal us in such a way, we must never presume that He must.
Walaupun Tuhan sanggup menyembuhkan kita dengan cara yang spektakuler, tetapi kita tidak boleh menganggap bahwa Dia harus menyembuhkan sesuai dengan yang kita mau dan sesuai cara kita, karena Dia akan melakukan sesuai dengan KehendakNya dan WaktuNya, karena Pikiran, dan RancanganNya jauh lebih tinggi dari pikiran dan rancangan kita sendiri.
Supporting Verse – Sudah tiga kali saya memohon supaya Allah menyembuhkan saya. Setiap kali Ia berkata: “Tidak. Tetapi kasih-Ku adalah semua yang kauperlukan. Kuasa-Ku dapat diperlihatkan dengan jelas di dalam orang yang lemah.” Sekarang saya bergembira dapat menjadi pernyataan yang hidup dari kuasa Kristus, dan bukannya memamerkan kuasa dan kecakapan saya sendiri. 2 Korintus 12:8-9 FAYH
Sebuah sikap hati yang sagat tidak biasa, mari belajar dari Paulus, Kita dapat selalu menaruh Iman dan Pengharapan kita akan kesembuhan kepada Tuhan. Percaya kepada Dia, karena Kehendak Tuhan bagi kita dan bagi dunian ini adalah kesembuhan, kesehatan dan keutuhan.
God is more interested in who you are becoming than what you are doing.
Tuhan lebih tertarik untuk melihat saudara jadi seperti apa, menjadi manusia seperti apa, daripada hanya sekedar melihat apa yang kita lakukan, punya dan miliki. Karena semuanya itu datang dari Tuhan.
Kesediaan kita untuk memahami bahwa kesembuhan dan pemulihan kita adalah sebuah perjalanan untuk menyatakan kebesaran Tuhan dan bukan sebuah tujuan akhir. Sebuah perjalanan yang kita lewati di dalam kehidupan kita untuk menyatakan bahwa Tuhan itu besar, baik dan penuh dengan Kasih.
Tuhan mau kita menjadi orang percaya yang imannya tidak gampang digoyahkan oleh keadaan yang terjadi di sekitarnya. Tuhan sanggup untuk melakukan yang terbaik bagi kita pada waktuNya dan sesuai dengan KehendakNya. Kehendak Tuhan bagi kita dan dunia ini adalah kesembuhan, kesehatan dan keutuhan, Dia mau kita sembuh dari dalam keluar. Dia mau kita menjadi manusia yang utuh.
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes