JPCC Online Service (18 December 2022)
Salam damai sejahtera buat setiap Saudara yang mengikuti ibadah daring JPCC hari ini. Judul pesan Tuhan hari ini adalah ”Kasih yang mendekat”.
Saudara, Natal identik dengan hadiah. Bagi saya, proses memilih dan memberi kado di bulan Natal, seperti memberikan sebuah perasaan tersendiri. Mengubah dekorasi di rumah dengan nuansa Natal atau warna yang berbeda setiap tahunnya, adalah sesuatu yang sangat menyenangkan buat saya.
Saya setuju dengan yang orang katakan bahwa Natal adalah waktu terindah dalam setiap tahun. Banyak yang menunggu-nunggu datangnya musim Natal dengan semua kegembiraan, perayaan dan kemeriahannya. Namun, jangan sampai kita kehilangan makna Natal itu sendiri.
Jangan sampai kita hanya merayakan Natal karena rutinitas, tanpa mengerti esensi Natal yang sesungguhnya, atau berhenti memaknai Natal tersebut jauh setelah perayaan Natal-nya sudah berakhir.
Esensi dari hari Natal adalah kedatangan Kristus ke dunia. Seorang Kristus yang mendekat kepada manusia. Itu sebabnya, pribadi Kristus sudah selayaknya menjadi fokus kita, karena Dialah perwujudan hadiah terbesar bagi seluruh umat manusia; yaitu keselamatan dan hidup yang kekal.
Supporting Verse – Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Titus 3:3-7 (TB)
Saudara, Tuhan tahu bahwa manusia tak bisa menyelamatkan dirinya hanya dengan perbuatan baik. Itu sebabnya, Ia mengirim seorang Juruselamat, yaitu Yesus Kristus, sehingga barangsiapa yang percaya kepada-Nya, tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal.
Supporting Verse – Dan beginilah cara Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita: Dia mengutus Anak-Nya yang satu-satunya ke dalam dunia ini supaya kita bisa menerima hidup kekal melalui Anak-Nya itu. Dalam tindakan itu, nyatalah kasih yang luar biasa: Bukan ketika kita mengasihi Allah, tetapi ketika Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, yaitu dengan mengutus Anak-Nya menjadi kurban perdamaian yang menghapus dosa kita di mata Allah, sehingga kita tidak akan ditimpa murka-Nya. 1 Yohanes 4:9-10 (TSI),
Yesus adalah korban pendamaian yang memulihkan hubungan Allah dan manusia yang terputus karena dosa dan pelanggaran manusia, karena manusia memberontak dan memusuhi Tuhan, tapi salib Kristus menanggung semua hukuman yang seharusnya kita tanggung. Pengorbanan Kristus di atas kayu salib mengambil murka Allah yang seharusnya kita terima.
Seorang teolog, Charles Spurgeon, berkata: “Jika ada rekonsiliasi antara Tuhan dan manusia, manusia seharusnya yang memintanya— meminta rekonsiliasi—kepada Tuhan; yang melanggar harus menjadi yang pertama mengajukan permohonan pengampunan.”
Benar, ya? Luar biasa, Saudara. “Tetapi nyatalah kasih yang luar biasa: Tuhan yang lebih dulu mengirim duta pendamaian.”
Yang dilanggar justru mengambil inisiatif untuk mendamaikan diri-Nya dengan orang yang melanggar. Sungguh, sebuah kasih yang luar biasa! Ia mengambil inisiatif untuk tidak menjauh, tapi malah mendekat, meskipun tidak ada jaminan bahwa setelah Dia mendekat, kita tak akan lagi melanggar.
Dalam begitu banyak pilihan manusia untuk menjauh dari Tuhan, kasih Tuhan tetap datang untuk mendekat. Berdasarkan ayat yang baru kita baca, kasih yang sejati tidak didefinisikan berdasar kasih kita kepada Tuhan, tapi berdasar kasih Tuhan kepada kita.
Kasih kita kepada Tuhan tak menunjukkan seberapa hebatnya kita dalam mengasihi, karena justru kasih Tuhan kepada kitalah yang memulai hubungan kasih kita dengan Tuhan. Kasih kita hanyalah respons terhadap kasih Tuhan tersebut.
Saudara, kita tak bisa mengasihi Tuhan dengan segenap hati kalau kita tidak menerima kasih-Nya, kalau kita tidak tinggal di dalam kasih yang luar biasa itu. Kasih kita kepada Tuhan, hanya sebuah respons yang selayaknya setelah kita mengenali kasih itu, hidup dalam kasih itu, serta menerima kasih itu.
Itu sebabnya, kita enggak bisa mengalami kasih yang sejati, sampai kita menerima perwujudan kasih itu sendiri, yaitu pribadi Yesus Kristus.
Agama mengajarkan bahwa kedekatan itu bersyarat. Orang harus melakukan berbagai macam ritual dan kewajiban agamawi untuk mendapatkan kedekatan itu. Namun, kekristenan, yang berbasis hubungan, mengajarkan bahwa kedekatan adalah sebuah kepastian.
Saudara katakan ‘kepastian’. Benar. Kedekatan dengan Tuhan adalah sebuah kepastian, karena Tuhan Yesus sendirilah yang mendekatkan diri-Nya, kepada orang-orang yang memerlukan kasih-Nya.
Kasih yang justru datang untuk melayani manusia, di mana Dia mau repot turun ke tingkat manusia, supaya manusia bisa mengerti kasih yang sejati.
Dengan kata lain Tuhan turun ke tingkat manusia, memakai bahasa kasih manusia, supaya manusia mengerti bahwa Dia sungguh-sungguh mengasihi manusia.
Supporting Verse – Biarpun Yesus mempunyai semua sifat Allah, Dia tidak pernah menganggap kedudukan-Nya sebagai Allah adalah sesuatu yang harus dipertahankan. Tetapi Dia merendahkan diri dan meninggalkan semuanya, lalu mengambil kedudukan paling hina seperti budak yang melayani kita, dan datang ke dunia ini sebagai manusia biasa. Dalam keadaan sebagai manusia, Yesus lebih lagi merendahkan diri-Nya untuk taat pada kehendak Allah, hingga Dia menyerahkan tubuh-Nya sampai mati, bahkan sampai mati disalibkan. Filipi 2:6-8 (TSI)
Sekali lagi, ini adalah sebuah kasih yang begitu luar biasa, yang datang ke dunia untuk melayani kita manusia. Saudara, ketahuilah bahwa semua yang dilakukan oleh Tuhan, motivasi terbesar-Nya adalah kasih.
Dia tidak bisa tidak mengasihi saudara. Itu sebabnya, meskipun kita sudah melanggar Dia, Tuhan tetap berinisiatif untuk turun menjadi manusia biasa, sampai Dia rela mati untuk menebus dosa kita.
Inilah esensi Natal yang sebenarnya,yang perlu selalu kita ingat sepanjang tahun— tak hanya di bulan Desember, tapi juga di bulan Januari sampai Nopember—yaitu kasih Tuhan selalu datang mendekat kepada manusia.
Kasih Tuhan selalu datang mendekat kepada Saudara dan saya. Dalam berbagai kesempatan, Tuhan berinisiatif untuk mendekatkan diri-Nya, untuk datang mendekatkan diri-Nya, dan menawarkan kasih-Nya kepada setiap orang yang memerlukan.
Alkitab mencatat berbagai macam kejadian itu. Paling tidak ada lima hal yang Tuhan tawarkan. Izinkan Natal kali ini, kita kembali menerima kasih itu.
Yang pertama, kasih Tuhan menawarkan keutuhan.
Supporting Verse – Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes– meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya,– Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Baca sama-sama. Ia harus melintasi daerah Samaria. Yohanes 4:1-4 (TB):
Saudara, pada zaman itu, memang jalan melalui Samaria adalah rute terpendek untuk berjalan dari Yerusalem ke Galilea, tapi orang Yahudi sering menghindarinya karena ada kecurigaan yang besar, ada saling tidak suka yang besar antara orang Yahudi dan orang Samaria.
Namun, Yesus melintasi daerah Samaria, bukan karena alasan kepraktisan atau kemudahan, atau betapa dekatnya rutenya, melainkan karena tahu bahwa ada orang-orang yang perlu mendengar perkataan-Nya.
Supporting Verse – Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Yohanes 4:5-6
Saudara, setelah Yesus berjalan seharian, Dia pun menjadi lelah. Kalau saya jadi Yesus— yang adalah Tuhan—[menjentikkan jari] ”Kelemahan tubuh, keletihan, keluar!” Namun, saat itu Yesus lebih memilih untuk mengidentifikasikan diri-Nya, dengan keletihan dan kelelahan yang manusia alami.
Supporting Verse – Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: ”Berilah Aku minum.” Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Tak ada aplikasi [di gawai] waktu itu. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: ”Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: ”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Wanita ini belum mengerti apa itu ‘air hidup’.Dia pikir, air secara fisik. Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Gagal paham. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: ”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi…Baca sama-sama ayat yang ke-14, dari kata ‘tetapi’ … tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air— di mana, Saudara? —di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Yohanes 4:7-14
Wanita Samaria ini sudah punya lima suami, dan pria yang bersama-sama dengan dia entah lagi pendekatan atau TTM (teman tapi mesra), pria keenam. Wanita ini berusaha mencari keutuhan, kepenuhan, kepuasan jiwanya, dari orang, dari manusia, yang sebenarnya dia sudah pelajari polanya.
Suami yang pertama tidak bisa. Pria yang kedua tidak bisa. Pria ketiga dan seterusnya juga. Makanya dia gonta-ganti pasangan! Padahal jauh di dalam kedalaman hatinya dia sebetulnya mengerti bahwa, “Sepertinya tidak bisa nih, aku mendapat kepenuhan dari pasanganku!”
Bagi Saudara yang mencoba mencari kasih sejati di luar Yesus, Saudara hanya akan terus temukan ketidakpuasan, kekecewaan, atau kefrustrasian, karena memang tidak ada kasih dan keutuhan yang sejati di luar pribadi Yesus Kristus.
Izinkan di Natal kali ini, kasih Yesus datang kepada Saudara, mendekat kepada Saudara, menawarkan keutuhan jiwamu. Sepertinya untuk beberapa orang, Tuhan ingin bilang, ”Anak-ku, Aku tahu engkau lelah. Aku tahu engkau mencari-cari sesuatu, seseorang,yang engkau anggap bisa membuatmu penuh dan utuh.”
Hari ini, Tuhan datang kepada Saudara dan berkata, “Datang kepada-Ku, Sang sumber kehidupan, Sang Air Hidup itu.” Dia ingin datang ke dalam kehidupan Saudara, menawarkan keutuhan yang sejati.
Saudara perlu berhenti mencari keutuhan dari manusia, berhenti mencari kepuasan jiwa lewat ketergantungan kepada substansi tertentu, kepada aktivitas tertentu. Karena temanmu, pasanganmu, pencapaianmu, hartamu, hobimu, rokokmu, obat-obatanmu, keterikatan seksualmu, semua itu tak akan pernah memuaskan hasrat dan kehausan. Pilihlah pada hari ini, untuk datang kepada Yesus yang menawarkan keutuhan sejati.
Supporting Verse – tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Yohanes 4:14 TB
Natal kali ini bisa menjadi momen pivotal buat Saudara, di mana Saudara tidak lagi mencari ke luar. Begitu Saudara menerima kasih-Nya dan kasih-Nya tinggal dalam hati Saudara, Air Hidup ini tak hanya akan memuaskan dahagamu, tapi Air Hidup ini akan menjadi mata air kehidupan.
Saudara tak akan lagi mencari ke luar, tapi mencari ke dalam, karena Sang Pribadi—Air Hidup itu— tinggal dalam kehidupan Saudara, memberi keutuhan yang Saudara tak pernah bayangkan sebelumnya, karena hanya Dialah Sumber keutuhan yang sejati.
Yang kedua, kasih Tuhan menawarkan penerimaan.
Supporting Verse – Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu…—Zakheus hanya ingin mencari tahu Yesus itu seperti apa, karena orang-orang banyak membicarakan tentang Yesus— …tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara— Sycamore tree— untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: ”Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: ”Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Lukas 19:1-10 (TB)
Saudara, pada zaman itu, pemungut cukai adalah sebuah profesi yang mengenakan pajak setinggi mungkin kepada masyarakat. Itu sebabnya, profesi ini sangat dibenci oleh masyarakat, dan Zakheus adalah kepala dari pemungut cukai.
Menariknya, kejadian ini terjadi hanya beberapa hari sebelum penyaliban Yesus. Kalau saya jadi Yesus— yang akan segera menghadapi kesengsaraan, disiksa, bahkan disalibkan—bertemu orang yang sepertinya penggemar, cuma mau cari tahu Yesus itu seperti apa, ini yang akan saya katakan, “Oh, Zakheus. Sudah lihat Aku? Oke. Dah. Maaf, nih. Ada sesuatu yang lebih besar, daripada sekedar kamu yang penasaran Aku ini seperti apa.”
Namun, itu tidak dilakukan Yesus. Yesus mengambil momen untuk berhubungan, untuk mendekat kepada Zakheus. Waktu orang lain menjauh dari dia, Yesus datang mendekat kepada Zakheus.
Bahkan di momen-momen terakhir sebelum Yesus menderita kesengsaraan,Yesus mengundang diri-Nya untuk meluangkan waktu dengan Zakheus. Dia tak peduli apa kata netizen +62, apa kata orang-orang di sekelilingnya, yang bilang, “Oh, kan Dia guru, Dia Rabi! Kenapa Dia bergaul dengan orang berdosa?”
Yesus merasa lebih penting untuk menyelamatkan Zakheus, daripada mendengar apa kata orang. Yesus tak cuma ingin membuat Zakheus bertobat, tapi Yesus ingin memiliki hubungan yang tulus dengan Zakheus. Dia mulai dengan datang ke rumahnya, menginap di rumahnya, dan makan bersama Zakheus.
Perjumpaan Zakheus dengan kasih Yesus adalah sebuah manifestasi atas penerimaan yang begitu mengubah hidup Zakheus, sehingga setengah dari hartanya dia berikan kepada orang miskin dan mereka yang pernah diperasnya.
Jika Saudara pernah dijauhi atau sedang dijauhi orang lain, karena dosa, pelanggaran, kesalahan Saudara hari ini, Yesus datang dengan kasih-Nya kepada Saudara, menawarkan penerimaan tanpa syarat. Tuhan tak minta Saudara untuk berubah dulu, bertobat dulu, bilang “Janji, kamu takkan melakukan kesalahan yang sama!” dulu, supaya kita layak untuk menerima kasih-Nya.
Tidak! Bukan! Hari ini, Tuhan datang kepadamu berkata, “Anak-anak-Ku, datanglah kepada-Ku sebagaimana engkau ada. Aku menerimamu tanpa syarat karena kasih-Ku kepadamu pun tanpa syarat. Tak ada yang bisa kau lakukan atau tidak lakukan, untuk membuatku lebih atau kurang dalam menerimamu.”
Terimalah kasih Yesus dalam bentuk penerimaan ini, Saudara.
Yang ketiga, kasih Tuhan menawarkan pengampunan.
Supporting Verse – Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: ”Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Yohanes 8:2-5 (TB)
Ahli Taurat dan orang-orang Farisi, membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah, sewaktu Yesus Lagi mengajar di depan umum, di pelataran Bait Suci.
Kalau saya jadi Yesus, mungkin saya tanya, “Kok, kamu tahu dia berzinah?” Saudara, mereka sedang ingin mempublikasikan insiden itu seluas mungkin, untuk mempermalukan wanita itu dan juga untuk menyerang Yesus. Kalau pakai tagar hari-hari ini, #viralkan—
Supporting Verse – Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk— keren banget respons-Nya— lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Yohanes 8:6 TB
Saya tak tahu tapi ingin tahu sekali apa yang Dia tulis. Saudara, kalau Yesus lebih peduli terhadap pencitraan diri-Nya ketimbang memulihkan wanita ini, maka Yesus akan serta merta bereaksi terhadap tuduhan kepada wanita dan cobaan kepada Yesus yang dilemparkan oleh orang Farisi dan ahli Taurat kepada mereka.
Namun, Yesus tak bereaksi atau terusik maupun marah, atau menghardik wanita itu, “Hai, wanita! Benarkah tuduhan mereka terhadapmu?” Yesus berhenti, dan Dia menunduk, membungkuk. Membungkuk adalah postur yang menunjukkan kerendahan hati.
Sepertinya Yesus lebih ingin berempati terhadap wanita itu, ketimbang mendengar atau menyambut tuduhan-tuduhan.Yesus ingin mengidentifikasikan diri-Nya dengan rasa malu yang dilemparkan kepada wanita yang sedang diviralkan ini.
Yesus melakukan apa yang bisa Ia lakukan untuk menunjukkan kasih-Nya di saat itu, yaitu memilih untuk mengidentifikasikan diri-Nya dengan wanita ini. Memilih untuk lebih peduli akan perasaan wanita ini, dan lebih peduli untuk mengurangi rasa malunya.
Supporting Verse – Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya—dan tidak dijawab,—Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: ”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Yesus melakukan gestur yang sama lagi— Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Yohanes 8:7-9a TB
Hm! Mungkin yang Yesus tulis adalah ini kali ya dosa-dosa dari mereka yang paling tua. “Si Om ini, enggak bayar hutang!” “Si Tante ini, suka mengambil… milik orang lain!”, dan sebagainya. Makanya ditulis ’mulai dari yang paling tua’.
Mungkin yang makin tua makin banyak dosanya; mungkin, mungkin. Saudara, Yesus terus didesak dan dipojokkan, untuk segera menghukum wanita ini. Yesus tidak bilang, ”Jangan eksekusi wanita itu!” Yesus tak bilang begitu, sebab Yesus ingin supaya keadilan ditegakkan dengan cara yang benar.
Respons Yesus, sekali lagi, sangat keren! Ketimbang menjatuhkan hukuman kepada wanita ini, Yesus malah ngomong,“Siapa dari kalian yang tak berdosa, silakan lemparkan batu yang pertama.”
Memang dalam hukum Yahudi, Saudara, saksi dari kejahatan berhak untuk memulai proses merajam atau melempari dengan batu. Namun, dengan kalimat-Nya tadi, Yesus seperti ingin berkata, “Kalau kamu memang mesti mengekspos, melihat kesalahan orang lain, sadarlah bahwa kamu juga orang berdosa.”
Kalau Saudara lebih tertarik untuk cari tahu kesalahan dan dosa orang lain ketimbang menjadi bagian dari proses pemulihan orang, perilaku itu harus berhenti hari ini. Amin, Saudara? Saya berbicara sambil tersenyum, tapi sungguh-sungguh.
Supporting Verse – Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: ”Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: ”Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: ”Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Yohanes 8:9b-11 TB
Yesus jauh lebih tertarik, lebih ingin memulihkan wanita ini ketimbang menyebarkan dosa atau kesalahan yang pernah dibuatnya, seperti yang dilakukan oleh orang Farisi dan ahli Taurat.
Yesus baru mengakhiri pembicaraan-Nya saat berpesan agar wanita ini tidak berbuat dosa lagi. Bagi Saudara yang sudah terlalu lama bergumul dengan rasa bersalah rasa tertuduh, rasa malu, karena apa yang pernah terjadi di masa lalu, ketahuilah bahwa Yesus tak ingin Saudara berkubang dalam rasa malu dan rasa tertuduh karena dosa dan pelanggaranmu itu.
Yesus melihatmu dengan mata kasih karunia dan bukan penghakiman. Yesus jauh lebih ingin memulihkan Saudara, lebih daripada Saudara mampu melihat diri Saudara sendiri pulih. Karena tidak ada dosa yang kasih Tuhan tidak bisa pulihkan. Tidak ada pelanggaran yang tidak bisa dipulihkan oleh kasih Tuhan.
Saudara, terimalah tawaran pengampunan Tuhan, hari ini.
Yang keempat, Kasih Tuhan menawarkan kesembuhan.
Supporting Verse – Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Di situ ada seorang yang sudah— baca sama-sama— tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ”Maukah engkau sembuh?” Yohanes 5:1-6 (TB)
Kalau saya jadi dia, yang sudah sakit 38 tahun, mungkin saya akan bergurau dan bilang kepada Yesus, “Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?”
Namun, Saudara, entah kenapa Yesus memilih orang ini, di antara begitu banyak orang yang sakit lumpuh, pincang, dan buta. Yesus tidak sedang akan mengadakan kesembuhan besar-besaran di kolam Betesda. Dia secara khusus, hanya ingin menyembuhkan satu orang ini, yang sudah terbaring tergeletak selama 38 tahun.
Yesus bukan sekadar iseng waktu bertanya, “Kamu mau sembuh?” karena memang kenyataannya, Saudara, ada orang-orang yang karena sudah terlalu lama sakit, sudah tak lagi mengharapkan kesembuhan dan menganggap, “Memang mungkin nasibku aku sakit seperti ini, ya?”
Sehingga Yesus merasa perlu untuk bertanya dengan tujuan untuk membangkitkan iman orang ini. Menarik betul, dan benar sekali yang dikatakan oleh teolog Charles Spurgeon tentang perikop ini:
“Banyak orang yang perlu kesembuhan di situ, namun tidak seorang pun dari mereka yang memandang kepada Yesus. Kebutaan telah menimpa orang-orang ini di kolam; di sana ada Kristus yang dapat menyembuhkan mereka, tetapi tidak seorang pun dari mereka mencari Kristus. Mata mereka terpaku pada air, menunggu kapan air itu akan bergoncang; mereka begitu sibuk dengan jalan kesembuhan pilihan mereka sendiri sehingga jalan kesembuhan yang sejati, yang sebenarnya,malah diabaikan.”
Saudara, jangan sampai kita sibuk mencari kesembuhan tapi justru melewatkan Sang Penyembuh. Mungkin setelah Saudara mendapatkan kesembuhan itu. Kita perlu mengerti bahwa Sang Penyembuh itu, Dialah yang lebih perlu kita cari daripada kesembuhan itu sendiri.
Sharing Ps. Alvi – Seorang teman saya yang divonis hanya punya sisa waktu hidup enam bulan karena kanker pankreas—walau akhirnya baru meninggal lima tahun setelah itu— menulis dalam bukunya: “Epiphany: Musings of the Happiest Cancer Fighter”,namanya adalah Kristin Bong dan dia berkata: “It is really never the healing that I seek. Seeking the healer has been my greatest reward!”
“Sesungguhnya, bukan kesembuhan yang saya cari. Mencari dan bertemu dengan Sang penyembuh itu, telah menjadi hadiah terbesarku.” Waw.
Supporting Verse – Jawab orang sakit itu kepada-Nya:— setelah ditanya, ”Maukah engkau sembuh?” ”Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya: ”Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Baca sama-sama dari kata ‘dan’ [dalam hitungan] tiga, empat: Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Yohanes 5:7-9 TB
Bayangkan, Saudara, Yesus suruh tiga hal, bangun, angkat tilam, berjalan. Dia baru cuma bangun, yang selama ini dia pikir, ”Tak mungkin aku bisa bangun! 38 tahun! Tak mungkin!” Dia baru bangun saja, kesembuhan mulai terjadi! Baru dia angkat tilamnya dan mulai berjalan.
Yesus meminta orang itu untuk melakukan apa yang selama ini dia pikir tak mungkin dia lakukan sendiri, mulai dengan berdiri atau bangun tadi. Yesus menantang orang ini untuk mempercayai-Nya, agar sesuatu yang mustahil bisa terjadi.
Orang ini bisa saja kasih alasan seperti sebelumnya, “Bangun? Really?” Namun, kali ini, dia aktifkan imannya dan melakukan persis seperti yang Yesus katakan, sehingga pada saat itu juga orang itu sembuh.
Mungkin ada dari Saudara yang situasinya mirip dengan orang yang sakit di kolam Betesda ini. Saudara sudah bertahun-tahun menunggu kesembuhan, tapi tak kunjung datang. Saudara mulai mempertanyakan keadilan Tuhan, karena banyak orang lain yang sembuh dari sakit. Engkau bahkan merasa sepertinya Tuhan melupakanmu, dan tak ada orang yang menolongmu.
Tuhan hadir bersama Anda, saat ini juga, bertanya kepada setiap Saudara yang sakit, baik sakit secara fisik, mental, maupun emosional, “Anak-Ku, maukah kamu sembuh?” Bangkitkan imanmu lagi. Harapan yang mustahil terjadi,dan mulai ambil langkah iman.
Yang terakhir, kasih Tuhan menawarkan penghiburan.
Supporting Verse – Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: ”Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: ”Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: ”Tuhan, marilah dan lihatlah!” Ayat ke-35, baca sama-sama: Maka menangislah Yesus. Yohanes 11:32-35 (TB)
Waktu Maria bertemu dengan Yesus, perkataan yang pertama,persis seperti yang adiknya, Marta, lemparkan kepada Yesus tentang keterlambatan Yesus, dan mereka berkata, “Tuhan, kalau Engkau ada di sini lebih cepat, mungkin adik kami, atau saudara kami Lazarus, pasti masih hidup!”
Kesedihan dan tangisan Maria dan Marta ini menggerakkan hati Yesus, sehingga Ia tergerak oleh belas kasihan, dan menangislah Yesus. Saudara, meskipun Yesus tahu bahwa Lazarus akan bangkit, tapi di momen itu, Yesus memilih untuk mengidentifikasikan diri-Nya, dengan pikiran dan perasaan yang sama dengan Maria dan Marta.
Itu sebabnya, Dia menangis. Kalau Saudara kehilangan seseorang, atau pekerjaan atau sesuatu yang dengan dekat dengan hati Saudara, ketahuilah bahwa Yesus menangis bersamamu. Apa yang menghancurkan hati Saudara, juga menghancurkan hati-Nya. Kalau kehilangan itu menghancurkan hati Saudara, maka hal itu juga membuat hati Tuhan hancur.
Ingatlah bahwa karena kasih-Nya Yesus memilih untuk datang mengidentifikasikan diri-Nya sebagai manusia biasa, termasuk dengan kesedihan Saudara. Beberapa dari Saudara belum terlalu lama kehilangan orang yang Saudara sangat amat kasihi.
Momen-momen spesial seperti Natal, tak lagi menjadi sesuatu yang menyenangkan atau spesial buat Saudara. Itu juga yang saya rasakan beberapa tahun, beberapa kali hari Natal, setelah Mama saya meninggal. Penghiburan kita mungkin tak seperti yang Maria dan Marta dapatkan, karena akhirnya Lazarus dibangkitkan oleh Tuhan.
Namun, penghiburan terbesar kita adalah dengan mengetahui bahwa ada seorang Pribadi, yang namanya Tuhan Yesus, yang sangat mengerti kesedihan dan kehilangan yang kita rasakan, dan Dia menangis bersama-sama dengan kita.
Saudara, jangan sampai kita menjadikan Natal, hanya sebagai sekadar rutinitas, tanpa memaknainya dengan hidup kita. Natal adalah undangan Tuhan bagi setiap umat manusia, untuk menerima kasih Kristus ke dalam hidup kita, dan mengizinkan Sang Pribadi Maha Kasih itu tinggal, diam, dan berkarya dalam hidup Saudara.
Kalau Saudara mungkin enggak bergumul dengan kelima hal tadi, puji Tuhan. Natal kali ini, jadilah saluran kasih Tuhan kepada orang yang memerlukannya. Bawa orang untuk mengenal Yesus, Sang Sumber keutuhan kehidupan. Mulai terima orang lain apa adanya, mulai dari orang yang selama ini paling menguji kesabaranmu.
Ampuni orang yang kau tahu belum sepenuhnya engkau ampuni. Jadilah bagian dari pemulihan kesehatan fisik, mental, emosional orang lain. Dan hibur mereka yang kehilangan seseorang atau sesuatu yang dekat dengan hati mereka. Karena 1 Yohanes 4 tadi, di ayat ke-11 dikatakan demikian.
Closing Verse – Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita,— baca sama-sama— maka haruslah kita juga saling mengasihi. 1 Yohanes 4 :11 TB
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes
If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Feel free to contact me as well at 087877383841 (vconly@gmail.com). Thanks, much and God Bless!
23 comments
purchase modafinil online buy deltasone without prescription order deltasone 10mg pills
order omnicef 300 mg sale prevacid order online prevacid without prescription
cenforce medication naproxen 250mg for sale aralen 250mg pills
tadalafil 20mg ca order sildenafil generic sildenafil 100 mg
buy micardis online cheap buy plaquenil 400mg purchase molnupiravir online cheap
premarin brand cabergoline 0.25mg over the counter brand sildenafil
order betahistine 16mg for sale zovirax price buy benemid 500mg without prescription
xalatan price xalatan brand buy exelon 6mg for sale
vasotec 5mg uk order casodex 50mg for sale buy cheap generic lactulose
mestinon price order feldene 20 mg generic rizatriptan 10mg usa
purchase ferrous online ascorbic acid 500mg sale pill betapace
buy prasugrel 10mg online cheap prasugrel 10 mg pill pill tolterodine 1mg
monograph online mebeverine 135mg ca buy cilostazol 100mg online
florinef 100mcg over the counter buy imodium 2mg for sale loperamide 2 mg cheap
duphaston buy online buy generic jardiance order jardiance 25mg
order meloset 3mg without prescription order danocrine 100 mg generic danazol medication
dipyridamole ca cost pravastatin purchase pravachol generic
aspirin usa order imiquimod sale buy imiquad generic
order acarbose 25mg online griseofulvin 250 mg pills order griseofulvin 250mg generic
how to buy mintop buy erectile dysfunction pills online ed medications
tadalafil 40mg price order sildenafil 50mg without prescription cheap generic viagra
zaditor pill ketotifen 1mg ca tofranil 25mg canada
where to buy fenofibrate without a prescription order fenofibrate 200mg sale order tricor 200mg for sale