Made Perfect in Weakness By Ps. Johannes Thelee

JPCC Online Service (28 January 2024)

Welcome to Church! Selamat datang juga buat saudara semua yang ada di Sutera Hall kebaktian kedua dan juga bergabung secara online. Saya percaya bahwa hari ini kita semua mengalami Kasih Karunia Tuhan di dalam hidup kita. Seperti yang tadi dilihat, kemarin diadakan “Vision Day” untuk semua Volunteers yang hadir dan pada kesempatan ini saya juga ingin mengatakan terima Kasih kepada semua jemaat yang sudah terlibat dalam memberikan giftbags kepada para volunteers dan kita percaya bahwa yang terbaik ada di depan kita.

Sebelum saya masuk ke dalam Firman Tuhan yang saya akan bagikan, ada sebuah informasi yang saya perlu sampaikan tentang sebuah conference yang akan diadakan pada tanggal 2 Maret 2024, Marriage and Parenting Conference, bagaimana kita bisa menjadi orang tua yang baik dengan judul “Keluargaku, Sahabatku”. Jadi pastikan saudara mendaftar karena pendaftaran akan dibuka mulai hari ini dengan pembicaranya yaitu Ps. Jose Carol, dan juga Kristen Ivy, CEO dari Orange Ministry.

Saya yakin jika saudara ikut terlibat di dalam acara ini, saudara akan diberkati dan berkat itu juga bisa dinikmati oleh keluarga saudara. Nah, selama 3 minggu terakhir, kita sudah belajar beberapa hal tentang membangun kehidupan yang kuat. 

Pertama, yang kita pelajari adalah bahwa Kehendak Tuhan untuk kita selaras, dan untuk kita menjadi kuat di dalam Dia. Tuhan mau kita menjadi kuat tetapi bukan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi Tuhan mau kita menjadi kuat di dalam kehebatan dan kekuatan Kuasa Tuhan.

Itu sebabnya di minggu berikutnya kita belajar bahwa Hidup yang berpusat kepada Kristus akan membuahkan kehidupan yang kuat. Bahwa di dalam kekuatan maupun kelemahan kita sebagai manusia, kalau kita menaruh Kristus sebagai pusat dalam hidup kita, maka hidup kita akan bertumbuh menjadi kehidupan yang kuat.

Dan minggu lalu kita belajar bahwa kehidupan kita akan bertumbuh semakin kuat di dalam Tuhan saat kita mengenal dan taat akan Firman Tuhan. Jadi, salah satu indikasi bahwa Yesus Kristus menjadi poros dalam hidup kita adalah ketika FirmanNya menjadi pegangan dalam hidup kita, disaat kita membaca, hafal, renungkan, perkatakan dan lakukan Firman itu di dalam hidup kita maka kekuatan dari kuasa akan Firman Tuhan akan mengalir dalam kehidupan kita sehingga kehidupan kita bertumbuh semakin lama semakin kuat.

Minggu ini adalah bagian terakhir dari seri pengajaran kita dimana kita akan mencoba untuk melihat bagaimana kita bisa terus membangun kehidupan yang semakin kuat dan disaat yang bersamaan kita juga menyadari bahwa kita semua juga punya kekuatan dan kelemahan masing-masing sebagai manusia. Sebab kekuatan dan kelemahan kita adalah hal yang wajar dan alami untuk kita miliki bersama sebagai manusia.

Ada 2 pertanyaan seputar hal tersebut.

  1. Apakah kita menyadari dimana letak kekuatan dan kelemahan kita? 
  2. Kalau kita sudah menyadari letak kekuatan dan kelemahan kita, apa yang akan kita lakukan dengan hal tersebut?

Karena menyadari dan menggunakan kekuatan kita sebenarnya bukanlah seuatun kesalahan, sebab kekuatan itu juga datangnya dari Tuhan dalam hidup kita. Tuhan mau kita memakai kekuatan kita berupa karunia, talenta, kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita untuk mengasihi dan memuliakan nama Tuhan.

Sebab disaat kita menggunakan itu, kita sedang memuliakan dan mengasihi Tuhan dengan kekuatan kita. Itu sebabnya jangan sampai kita sembarangan memakai kekuatan kita.

Opening Verse – Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Markus 12:30 TB

Jadi seperti itulah sewaktu kita memakain kekuatan yang Tuhan berikan kepada kita, Gifts, Talents and Abilities, sebenarnya kita sedang mengasihi Tuhan dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita. Tuhan jugalah yang memberikan kita kekuatan tersebut sebagai modal, bahan untuk kita memperoleh kekayaan dan berkat yang Tuhan sediakan bagi kita.

Tetapi jangan sampai jika kita sudah berhasil dan menikmati kekayaan tersebut, akhirnya kita malah lupa kepada Tuhan yang memberikan kekuatan tersebut kepada kita. Seringkali terjadi dalam hidup manusia umumnya, padahal kalau kita baca sebuah kutipan disini, kita bisa melihat sebagai berikut.  

Supporting Verse – Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. Ulangan 8:18 TB

Jadi kalau hidup kita diberkati hari ini dengan kekayaan, sadarlah bahwa semua kekayaan dan berkat yang kita peroleh itu datangnya dari Tuhan melalui kekuatan yang Tuhan karuniakan kepada kita. Jadi disaat kita berpikir bahwa “Oh, tapi kan memang saya jago ini dan itu”, betul tapi kebisaan dan kejagoan itu adalah  kekuatan yang Tuhan karuniakan kepada saudara sehingga saudara bisa bekerja dengan baik dan bisa memperoleh berkat dan kekayaan yang hari ini kita nikmati. 

Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya yang menjadi andalan dan fondasi kehidupan kita adalah Tuhan, dan bukan kekuatan kita sendiri.

Supporting Verse – Beginilah firman TUHAN: ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Yeremia 17:5-6 TB

Saya tidak mau seperti itu, sebab jika disaat hati kita menjauh dari Tuhan, pada saat itulah kita sadar atau tidak sadar sedang mencoba untuk mengandalkan kekuatan kita sendiri. Oleh sebab itu pastikan supaya hati kita tidak menjauh dari Tuhan. Ingatkan diri kita bahwa kekuatan kita datangnya dari Tuhan, segala sesuatu yang kita peroleh itu semua karena Kasih Karunia Tuhan.

Itulah yang akan terus menjaga kita supaya hati kita tetap melekat dengan Tuhan sehingga kita tidak terjebak dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Inilah sikap yang kita perlu pelihara di dalam memandang kekuatan.

Lalu bagaimana sikap kita seharusnya terhadap kekurangan atau kelemahan kita sebagai manusia?

Karena ada banyak orang yang cenderung merasa malu terhadap kekurangan dan kelemahannya, sampai akhirnya bersembunyi di balik kelemahan itu, tidak berani bertumbuh dan belajar sesuatu yang baru. Ada banyak orang yang memakai kelemahan mereka sebagai alasan untuk menghindar dari tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan. Tidak jarang juga ada orang yang memakai kelemahan dan kekurangan sebagai alat eksploitasi untuk mendapat belas kasihan dari orang lain.

Bahkan tidak jarang yang melihat kelemahan mereka sebagai sumber insecurity mereka, sumber dimana mereka merasa tidak aman, tidak nyaman, canggung, dan selalu merasa tidak mampu, sungkan dan seterusnya sehingga sulit untuk melihat dan bahkan menikmati apa yang Tuhan sudah sediakan buat dia.

Supporting Verse – Tetapi Tuhan menjawab, “Kebaikan hati-Ku sudah cukup bagimu! Karena kuasa-Ku menjadi sangat nyata ketika kamu lemah.” Jadi, jauh lebih baik saya membanggakan kelemahan-kelemahan saya supaya semakin terasa kuasa Kristus melindungi saya. Oleh karena itu, sebagai utusan Kristus saya sudah belajar merasa senang ketika mengalami kelemahan, penghinaan, kesusahan, penganiayaan, maupun kesengsaraan. Sebab justru di saat lemahlah saya benar-benar mendapat kekuatan! 2 Korintus 12:9-10 TSI

Suatu sikap yang tidak biasa tetapi bisa dimiliki kalau kita terus memelihara hati kita melekat kepada Tuhan. Kalau hati kita melekat kepada Tuhan, ini pengertian yang akan kita dapatkan, dimana kekuatan kita bukanlah sandaran dan kelemahan kita bukanlah alasan. Keduanya adalah sarana untuk kita memuliakan Tuhan.

Jadi kekuatan saudara dan saya bukanlah sandaran apalagi fondasi dalam hidup kita, tetapi kemahan saudara dan saya juga bukanlah alasan yang kita pakai untuk menghindari dari tanggung jawab, kepercayaan, malu dan tidak mau bertumbuh, bahkan memakainya untuk mengemis dan mendapat belas kasihan orang lain.

Tetapi kekuatan dan kelemahan kita, keduanya adalah sarana, platform dan wadah yang Tuhan bisa pakai untuk menunjukkan Kuasa dan Kehebatan di dalam dan melalui kehidupan kita semua.

Belajar dari kehidupan Raja Daud sewaktu dia masih muda dan belum menjadi raja. Sewakti masih muda dulu dia mendapat tugas untuk menggembalakan kambing domba ayahnya. Seringkali disaat melakukan tugas itu, binatang peliharannya itu sering diancam oleh binatang buas lainnya.

Supporting Verse –  Tetapi Daud berkata kepada Saul: ”Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.” Pula kata Daud: ”TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: ”Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” 1 Samuel 17:34-37 TB

Suatu pengalaman yang luar biasa yang Daud miliki. Daud bisa saja meninggalkan binatang kambing domba ayahnya disaat singa dan beruang datang untuk menerkam binatang peliharaannya. Rasanya ayahnya juga akan mengerti dan bersyukur jika Daud pulang dan tidak ikut diterkam oleh singa dan beruang itu.

Tetapi justru sebaliknya Daud punya alasan, walaupun di tengah kondisi yang tidak ideal untuk meninggalkan singa dan beruang itu, tetapi Daud justru memanfaatkan keadaan itu untuk meminta pertolongan kepada Allah yang maha tinggi, sebab dari sanalah Daud mengenal dan punya pengalaman dengan Tuhan yang begitu luar biasa.

Kepada siapa Daud meminta tolong kecuali kepada Tuhan? dan bahkan di tengah semuanya itu, dia memiliki pengalaman betapa dahsyat dan luar biasanya kekuatan yang Tuhan berikan disaat dia lemah, di tengah kondisi yang tidak menguntungkan bagi dia, justru disaat itulah daud merasakan dan mengalami Kuasa Tuhan bekerja di dalam dan melalui kehidupannya.

Sehingga disaat yang tepat, ketika dia harus berdiri di hadapan Goliath, dia ingat bahwa Tuhan yang sama dan pernah menolong saya untuk selamat dari terkaman singa dan beruang, maka Tuhan yang sama juga akan membantu saya untuk menghajar Goliath. Itulah pengalaman Daud bersama Tuhan.

Bagaimana dengan saudara dan saya? Apakah kita memakai kelemahan kita sebagai alasan atau sebagai kesempatan untuk Tuhan bekerja di dalam kehidupan kita? 

Sebab menyadari apa yang menjadi kekuatan kita membuat kita tahu apa yang menjadi “sweet spot” kita, titik dimana kita biasanya dapat berbuah dan menghasilkan sesuatu. Sebaliknya mengetahui apa yang menjadi kelemahan kita akan membuat kita mengerti apa yang menjadi “blank spot” kita, titik dimana ada kekosongan dan kelemahan disitu. 

Tetapi persoalan baru terjadi ketika kita tidak mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita, itu yang dinamakan “Blind Spot“, titik dimana kita buta dan tidak tahu dimana kita punya kelemahan serta kekuatan.

Dalam Film “Big Short“, ada sebuah kutipan dari Mark Twain.

It ain’t what you don’t know that gets you into trouble, It’s what you know for sure that just ain’t so – Mark Twain

Itulah yang disebut Blind Spot, kita pikir kita kuat disini tetapi ternyata tidak, atau malah sebaliknya dalam hal kelemahan. Dan persoalan terjadi ketika kita sampai di Blind Spot tersebut.

Contohnya, mengetahui kalau kita tidak bisa terbang itu bukan persoalan. Tetapi kalau kita pikir kita bisa terbang karena setelah menonton film Superman, itu yang menjadi persoalan. Berapa banyak kejadian dalam hidup kita yang seringkali dimulai dengan kalimat seperti “Kita pikir kita bisa…”

  • “Kita pikir kita bisa tidak belajar dan tetap bagus ulangannya”
  • “Kita pikir kita bisa sistem kebut semalam dan besok presentasi berjalan dengan baik”
  • “Kita pikir kita bisa menikah atas nama cinta saja”

Kita pikir kita bisa tetapi ternyata tidak selalu dipikir. Di Alkitab, juga ada kisah yang sama yang bisa kita pelajari tentang hal ini.

Supporting Verse –  Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.” Hakim-hakim 13:5 TB

Anak itu adalah Simson, dan sejak dalam kandungan ibunya sudah Tuhan persiapkan dengan kekuatan yang luar biasa dahsyat. Tetapi kekuatan ini diberikan oleh Tuhan untuk suatu tujuan, yaitu melalui dia, akan dimulai proses penyelamatan orang israel dari tangan orang filistin. 

Selama perjanjian Tuhan dipegang oleh Simson, yaitu selama kepalanya takkan kena pisau cukur, maka Simson akan terus mempunyai kekuatan yang begitu dahsyat tersebut. 

Supporting Verse – Maka pergilah Simson ke Timna bersama-sama dengan orang tuanya. Sementara mereka melalui sebidang kebun anggur, Simson bertemu dengan seekor singa muda. Singa itu mengaum, dan tiba-tiba Simson menjadi kuat oleh kuasa TUHAN. Lalu ia mencabik-cabik singa itu dengan tangannya, seolah-olah binatang itu hanya seekor kambing. Hal itu tidak diceritakannya kepada orang tuanya. Hakim-hakim 14:5-6 TB

Ketika Simson dengan orang-orang yang menangkapnya tiba di Lehi, orang-orang Filistin bersorak-sorak mengejek dia. Tetapi Roh TUHAN menguasai Simson, dan tali-tali pengikat tangannya itu putus seperti benang sehingga ia terlepas! Lalu ia mengambil sebuah tulang rahang keledai dari tanah dan membunuh seribu orang Filistin dengan tulang itu. Hakim-hakim 15:14-15 TB

Dia membunuh 1000 orang dengan rahang keledai saja, Luar biasa. Tetapi sekuat-kuatnya manusia, ada kelemahannya. Suatu saat, Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan bernama Delilah yang bekerjasama dengan Raja orang Filistin, berusaha untuk membujuk Simson membagikan rahasia kekuatannya.

Makanya, disaat kita mau menikah, jangan lupa dibawa ke DATE dahulu. Jangan sampai tidak dikenali siapa orang ini dan dari mana dirinya, karena dia bisa menjatuhkan kekuatan yang Tuhan karuniakan kepada saudara dan kata.

Supporting Verse –  Berkatalah perempuan itu kepadanya: ”Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar.” Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: ”Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain.” Ketika dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah diceritakannya kepadanya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota orang Filistin, katanya: ”Sekali ini lagi datanglah ke mari, sebab ia telah menceritakan segala isi hatinya kepadaku.” Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin itu kepadanya sambil membawa uang itu. Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya. Lalu berserulah perempuan itu: ”Orang Filistin menyergap engkau, Simson!” Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: ”Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas.” Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa Tuhan telah meninggalkan dia. Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling. Hakim-hakim 16:15-21 TB

Simson pikir dia masih kuat, it’s his blind spot. Simson tidak menyadari bahwa Tuhan telah meninggalkan dia sehingga hilabglah kekuatannya yang dahsyat tersebut. Bayangkan, seumur hidupnya, Simson belum pernah merasakan apa rasanya jadi lemah seperti manusia biasa. Tetapi ternyata di titik terendah dalam hidupnya, semua itu tiba-tiba terjadi.

Selama ini dia mengira dia bisa melakukan apa saja dengan kekuatannya itu, sampai dia lupa diri dan hatinya menjauh dari Tuhan dan jatuh di dalam perempuan seperti Delilah. Dia lupa bahwa kekuatan yang Tuhan karuniakan dalam hidupnya itu punya tujuan. Tetapi hatinya sudah terlanjur jatuh ke tangan Delilah dan menjauh dari Tuhan sehingga hilanglah kekuatannya itu.

Supporting Verse – Dan ketika orang banyak melihat Simson, mereka memuji allah mereka, sambil berseru: ”Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita musuh kita, perusak tanah kita, dan yang membunuh banyak teman kita.” Ketika hati mereka riang gembira, berkatalah mereka: ”Panggillah Simson untuk melawak bagi kita.” Simson dipanggil dari penjara, lalu ia melawak di depan mereka,  kemudian mereka menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang. Hakim-hakim 16:24-25 TB

Bayangkan, tanpa Tuhan, Simson tidak dapat berbuat banyak, dia kini menjadi buta, ditawan, menderita, bahkan disuruh melawak di depan musuhnya. Simson yang tadinya begitu kuat dan luar biasa, ketika Tuhan meninggalkan hidupnya, Simson yang sama menjadi bahan tertawaan musuh-musuhnya.

Tetapi perhatikan plot twist yang ada, dalam keadaan lemah dan tak berdaya, Simson kembali teringat dan berseru kepada Allahnya, dan mendapatkan kekuatannya sekali lagi. 

Supporting Verse – Berserulah Simson kepada Tuhan, katanya: ”Ya Tuhan Allah, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.” Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan tangan kirinya. Berkatalah Simson: ”Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini.” Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya. Hakim-hakim 16:28-30 TB

Wow! Pada saat Simson berada pada akhir kekuatannya, ini tentu tertulis di dalam Firman Tuhan, Simson kembali berseru kepada Tuhan dan Kuasa Tuhan menjadi terlihat dan nyata di tengah-tengah kelemahannya sebagai manusia. Pada saat Simson berada di titik terendah, buta, ditawan, dan menjadi bahan lelucon bagi musuh-musuhnya, tetapi justru disana kekuatan dan kuasa Tuhan menjadin sangat nyata.  

Kekuatan kita bukanlah sandaran, dan kelemahan kita bukanlah alasan. Keduanya adalah sarana untuk kita memuliakan Tuhan.

Mari kita kembali lihat apa yang Paulus tuliskan di 2 Korintus 12, karena disitu dia sedang berbicara tentang sebuah kondisi kelemahan yang ada dalam dirinya, tidak ditulis jelas apakah itu kondisi fisik, mental atau rohani, tetapi kondisi itu selalu menyiksa Paulus, dan bahkan dia sudah berdoa meminta Tuhan sampai 3 kali untuk mengambil kelemahan itu dari dalam dirinya.

Supporting Verse – Concerning this thing I pleaded with the Lord three times that it might depart from me. And He said to me, “My grace is sufficient for you, for My strength is made perfect in weakness.” . 2 Corinthians 12:8-9a NKJV

Itu sebabnya judul kotbah saya hari ini adalah “Made perfect in weakness”, disempurnakan di dalam kelemahan. Jadi saudara tidak perlu malu dengan kelemahan dan kekurangan kita, kita tidak perlu menjadikan itu sebagai alasan untuk menghindar dari tanggung jawab dan kepercayaan. Kita tidak perlu menjadikan itu sebagai alasan untuk kita tidak bertumbuh dan sumber insecurity kita.

Karena justru di dalam kelemahan kita, Kuasa Tuhan menjadi sangat nyata terlihat, justru di dalam kelemahan kita, Kuasa Tuhan disempurnakan di dalam dan melalui hidup kita, sehingga orang lain di sekitar hidup kita bisa melihat betapa hebat dan dahsyat Tuhan yang ada di dalam kehidupan kita. 

Terlepas dari apapun persoalan kita, kelemahan dan kekurangan kita, ingatlah bahwa Kasih Karunia Tuhan dan Kebaikan Tuhan “cukup” bagi kita. Kuasa Tuhan justru menjadi nyata di tengah-tengah kelemahan kita. Kekuatan Tuhan menjadi sangat terlihat di tengah titik lemah kita sebab Kasih Karunia Tuhan “cukup” bagi kita. 

P.S : Mau info aja bahwa aku baru2 ini join supplier daging untuk Restoran dan B2C bernama Beli Babi, Bli! (BBB). Bagi yang tertarik, Feel free to visit our retail store (utk area Alsut, Tangerang, dan sekitarnya) ya : https://tokopedia.link/SZAWN1pxNGb 

Also, If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes