JPCC Kota Kasablanka Online Service (6 September 2020)
Saya ingin memulai kotbah hari ini dengan ayat berikut.
Opening Verse – While they were eating, Jesus took bread, and when he had given thanks, he broke it and gave it to his disciples, saying, “Take and eat; this is my body.” Then he took a cup, and when he had given thanks, he gave it to them, saying, “Drink from it, all of you. Matthew 26:26-27 NIV
Kita tahu bahwa selanjutnya Yesus akan membersihkan wajahnya dengan handuk dan kemudian merapihkan dan menaruhnya kembali ke atas meja, untuk selanjutnya membersihkan kaki para MuridNya dan bernubuat bahwa salah satu dari MuridNya akan berkhianat kepadanya nanti,
Supporting Verse – Those who passed by hurled insults at him, shaking their heads and saying, “You who are going to destroy the temple and build it in three days, save yourself! Come down from the cross, if you are the Son of God!” In the same way the chief priests, the teachers of the law and the elders mocked him. “He saved others,” they said, “but he can’t save himself! He’s the king of Israel! Let him come down now from the cross, and we will believe in him. He trusts in God. Let God rescue him now if he wants him, for he said, ‘I am the Son of God.’ ” In the same way the rebels who were crucified with him also heaped insults on him. From noon until three in the afternoon darkness came over all the land. About three in the afternoon Jesus cried out in a loud voice, “Eli, Eli, lema sabachthani?” (which means “My God, my God, why have you forsaken me?” ). Matthew 27:39-46 NIV
Sampai hari ini. Kata-kata terakhir Yesus menjadi hal yang agak sulit diterima oleh beberapa orang percaya, terutama jika mereka tidak terlalu mengenal atau membaca Alkitab, maka bukan tidak mungkin merrka akan berpikir bahwa Allah Bapa membuang dan melepaskan Yesus.
Tetapi teologi mencoba menempatkan kata-kata Yesus yang agak sulit diatas di dalam konteks yang lebih tepat. Beberapa konteks yang sering diberikan adalah : Harus dimengerti bahwa pada saat itu Yesus dibebani dengan dosa seluruh dunia, dan hal ini sungguh berat untuk dilihat oleh Allah Bapa dan oleh karena itu Allah Bapa tidak berani melihatnya disaat ini terjadi.
Definisi literal dari Hell atau Neraka adalah dipisahkan dari Bapa. Jadi disaat hal diatas terjadi, Yesus sedang melalui Neraka. Sebaliknya, jika kita menaruh perkataan Yesus diatas ke dalam konteks orang Yahudi, maka ada hal lain yang lebih dalam dan bisa digali.
Di masa lalu, jika seorang Rabbi ingin menyampaikan pesan atau berkotbah, karena saat itu belum ada Alkitab, jadi biasanya Rabbi akan memakai beberapa ayat yang ada untuk menyampaikan pesan yang ada. Masalahnya, seberapa jauhnya kita mengenal Firman Tuhan?
Jadi disaat Yesus mengatakan kata-kata terakhirnya di Kayu Salib, Dia sedang meminta perhatian dan fokus kita kepada Ayat Mazmur 22.
Supporting Verse – My God, my God, why have you forsaken me? Why are you so far from saving me, so far from my cries of anguish? My God, I cry out by day, but you do not answer, by night, but I find no rest. Yet you are enthroned as the Holy One; you are the one Israel praises. In you our ancestors put their trust; they trusted and you delivered them. To you they cried out and were saved; in you they trusted and were not put to shame.
Psalms 22:1-5 NIV
Luar biasa bukan, setelah membaca ayat diatas maka perkataan Yesus di kayu salib sebelumnya menjadi bisa dimengerti. Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu ada untuk UmatNya dan Dia tidak pernah mengecewakan kita.
Tentu kita tahu bahwa Kitab Mazmur ditulis oleh Raja Daud. Dan seolah-olah dia bisa mendapat direct download dari Surga dan apa yang dialami dan diperkatakan oleh Yesus.
Supporting Verse – All who see me mock me; they hurl insults, shaking their heads. Psalms 22:7 NIV
Nubuat kata perkata yang kita ketahui di ayat diatas ini akan diwujudkan 1000 tahun setelahnya di ayat berikut.
Supporting Verse – Those who passed by hurled insults at him, shaking their heads Matthew 27:39 NIV
Hal yang sama juga terjadi di Ayat kitab Mazmur berikut.
Supporting Verse – “He trusts in the Lord ,” they say, “let the Lord rescue him. Let him deliver him, since he delights in him.” Psalms 22:8 NIV
Nubuat ini juga kembali terjadi dan dihidupi seribu tahun kemudian di ayat berikut.
Supporting Verse – He trusts in God. Let God rescue him now if he wants him, for he said, ‘I am the Son of God.’ Matthew 27:43 NIV
Begitu juga dengan beberapa ayat berikut.
Supporting Verse – Dogs surround me, a pack of villains encircles me; they pierce my hands and my feet.
Psalms 22:16 NIV
Two rebels were crucified with him, one on his right and one on his left.
Matthew 27:38 NIV
Saya pikir semua ini sungguh luar biasa, Nubuat ini bahkan ada sebelum istilah penyaliban itu ada. Selanjutnya juga untuk beberapa ayat berikut.
Supporting Verse – All my bones are on display; people stare and gloat over me. Psalms 22:17 NIV
And sitting down, they kept watch over him there. Matthew 27:36 NIV
Dan juga ayat ini…
They divide my clothes among them and cast lots for my garment. Psalms 22:18 NIV
When they had crucified him, they divided up his clothes by casting lots. Matthew 27:35 NIV
Jika anda perhatikan dari ayat mazmur 22 yang saya bagikan diatas, kalau anda teliti maka anda akan menyadari jika saya sengaja melewati satu ayat yaitu ayat ke-enam. Mari kita lihat kembali ayat berikut.
Supporting Verse – But I am a worm and not a man, scorned by everyone, despised by the people. Psalms 22:6 NIV
Yesus banyak dihujat dan dibenci oleh orang banyak pada saat itu, tetapi apa artinya disaat Yesus mengatakan “I am a worm and not a man”?
Mari kita lihat ayat berikut untuk mendapatkan pengertian.
Supporting Verse – Just as there were many who were appalled at him — his appearance was so disfigured beyond that of any human being and his form marred beyond human likeness— Isaiah 52:14 NIV
Karena begitu kerasnya perlakukan tentara romawi dan orang banyak terhadap diriNya disaat Yesus disalibkan, mukanya menjadi begitu hancur dan tidak dikenali. Berita baiknya kita semua diselamatkan tetapi di dalam proses ini, Yesus begitu menderita sampai mukanya tidak bisa dikenali.
Hal yang sama mungkin juga bisa terjadi terhadap diri kita disaat kita melakukan sesuatu yang tidak baik dan benar. Kebanyakan dari kita akan merasa bersalah disaat berdosa, tetapi jika kita terus melakukan itu maka perasaan bersalah akan menjadi perasaan malu.
Guilt is where you feel bad for what you have done, but Shame is where you feel bad for who it is that you have become.
Perasaan malu menyerah inti dasar identitas diri kita, dan membuat kita mengalami krisis identitas. Seperti halnya yang terjadi dengan Rahab, seorang wanita panggilan yang tinggal di pinggiran kota Jericho di ayat berikut.
Sebelum melihat kejadian Rahab, saya juga ingin menceritakan kisah Moses yang terjadi 4 dekade sebelumnya. Disaat dia berkuasa dan dia mengirim 12 mata-mata untuk melihat kondisi. Hanya dua orang yang datang dengan berita baik dan sisanya datang dengan berita buruk.
Yosua adalah salah satu dari kedua mata-mata yang datang dengan berita baik dan berkuasa empat dekade setelahnya, dan sekarang dia hanya mengirim dua mata-mata untuk melakukan tugas yang sama. Alkitab tidak mengatakan nama mereka, tetapi saya menamakan misi mereka ini sebagai “Mission Impossible”.
Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki kualifikasi yang baik atas tugas yang mereka lakukan dan mereka juga kurang baik dalam melakukan pekerjaan mereka (mereka langsung ketahuan identitasnya dalam tugas pertama mereka).
Perasaan malu seperti bisikan iblis, dan dia suka membuat kita berpikir bahwa kita bukanlah seperti apa yang Tuhan katakan tentang diri kita. Secara duniawi, disaat kita malu maka kita akan lari ke hal-hal dunia seperti rokok, alkohol, pornografi, dan debat dengan perasaan ego yang berlebihan.
Perasaan malu yang toxic selalu hampir berhubungan dengan adiksi. Jika kita tidak menyelesaikan issue ini, maka kita akan membawa diri kita kepada pilihan yang buruk. Sama seperti Rahab yang jatuh dalam prostitusi.
Hal yang menarik dari Rahab adalah dia tidak diam disana, dan dia sebaliknya menemukan cara untuk menghadapi perasaan malu. Disaat ada serdadu yang mencari dua mata-mata Yosua, Rahab berbohong kepadanya untuk menyelamatkan kedua mata itu karena dia tahu bahwa kota Jericho tidak lama lagi akan binasa. Satu-satunya cara bagi Rahab untuk bisa diselamatkan adalah memasuki perjanjian covenant bersama dengan Yosua.
Secara arti kata Yunani, Yosua mempunyai arti kata yang sama dengan Yesus dan mempunya peran yang sama untuk menyelamatkan umat Tuhan dari penindasan menuju tanah perjanjian.
Disaat serdadu terus mencari dua mata-mata Yosua, Raham memandu mereka agar tidak langsung kembali ke kamp Israel selama tiga hari. Tiga hari memegang arti yang penting di Perjanjian Lama, sama juga dengan Kisah Jonah yang tertahan di Ikan Paus selama tiga hari. Semua ini berhubungan dengan referensi tiga hari dari Yesus.
Rahab juga menyarankan kedua mata-mata agar lari melalui tali scarlet (scarlet rope) yang sudah diwarnai olehnya disaat mereka kabur. Scarlet ini adalah warna dari darah, dan warna ini hanya difokuskan kepada Imam dan memiliki arti yang mahal.
Scarlet juga merupakan salah satu warna dari veil holy temple yang memisahkan kita kepada Tuhan. Dan disaat Yesus menyerahkan DiriNya di kayu salib, Veil ini juga terbelah dua dan memberikan kita akses kepada Tuhan.
The antidote to shame is Trust.
Supporting Verse – In you our ancestors put their trust; they trusted and you delivered them. To you they cried out and were saved; in you they trusted and were not put to shame. Psalms 22:4-5 NIV
Perasaan malu Rahab diambil, Dia diselamatkan dan kemudian menikahi seorang bernama Salmon, dan mempunyai cucu bernama Boaz yang menikahi Ruth. Dan selanjutnya mempunyai keturunan langsung dengan Raja Daud dan Yesus.
That’s how far Jesus demolished our shame when we place our trust in Him.
Tetapi apa yang dimaksud Yesus disaat dia mengatakan “I am a worm and not a man”?
Arti kata Worm di Bahasa hebrew adalah Rim-mah. Tetapi dalam kalimat yang dikatakan diatas, arti kata yang dikatakan Yesus saay itu adalah “Tola’ath”, yang artinya Warna Scarlet.
Dari perkataan ini, Yesus mereferensikan dirinya dari salah satu ulat yang secara spesifik digunakan untuk membuat warna scarlet. Ada 600 spesies dari ulat ini tapi di tahun 2005 para peneliti melakukan test DNA untuk mencari ulat secara spesifik yang bisa membuat warna scarlet pada saat itu.
Ulat ini bisa diidentifikasi dan diketahui namanya sebagai Kermes Echinatus. Disaat kita melihat siklus kehidupan ulat ini, maka kita akan temukan disaat dia mengandung, ulat ini akan selalu menghadap ke area pohon yang menyerupai salib dan akan secara permanen menyalibkan dirinya disana. Dari proses kehamilan, Ibu Ulat ini akan mengorbankan nyawa dan tubuhnya yang keras agar anaknya bisa keluar dan terlindungi dari hewan pemburu lain.
Tubuhnya yang sudah mati juga bisa dikonsumsi oleh anaknya dan seluruh warna tubuhnya ini adalah warna scarlet. Tubuhnya ini pun bisa dijadikan materi untuk corak warna scarlet dan harganya begitu mahal karena proses yang bisa dilakukan hanya berlangsung selama tiga hari dan setelahnya tubuhnya akan menjadi materi kain woll yang putih. Hal ini juga simbolik akan ayat berikut.
Supporting Verse – “Come now, let us settle the matter,” says the Lord . “Though your sins are like scarlet, they shall be as white as snow; though they are red as crimson, they shall be like wool. Isaiah 1:18 NIV
Tidak hanya itu, kita tentu ingat disaat Yesus bangkit dan tubuhnya tidak ditemukan, kita ingat bahwa Yohanes adalah murid yang paling cepat untuk datang dan melihat secara langsung bahwa jasadnya sudah hilang.
Supporting Verse – and the napkin, that was upon his head, not lying with the linen cloths, but rolled up in a place by itself. John 20:7 ASV
Untuk mengerti ayat diatas, kita perlu mengingat kembali kisah perjamuan terakhir Yesus bersama dengan MuridNya.
Supporting Verse – While they were eating, Jesus took bread, and when he had given thanks, he broke it and gave it to his disciples, saying, “Take and eat; this is my body.” Then he took a cup, and when he had given thanks, he gave it to them, saying, “Drink from it, all of you. Matthew 26:26-27 NIV
Kita juga mengerti bahwa dari penemuan ulat Kermes Echinatus, diketahui bahwa bayi ulat bisa diselamatkan dengan mengkonsumsi tubuh ibunya yang sudah mati.
Ada konteks tambahan dari ayat Yohanes karena secara konteks yahudi, disaat Yesus sudah selesai makan dan merapihkan handuk dan menaruhnya kembali setelah perjamuan terakhir dengan muridnya, artinya adalah “I am not finished yet, I will be back”.
Semoga apa yang saya sampaikan hari ini bisa menguatkan kita semua, bagi beberapa dari kita yang sedang menghadapi rasa malu atas kesalaham atau dosa yang telah terus dilakukan, dan membuat kita kehilangan identitas, ingatlah bahwa obat dari rasa malu adalah Percaya.
Disaat kita memasuki covenant bersama Yesus, JanjiNya bukan hanya kita akan diselamatkan, tetapi Dia juga akan kembali. God Bless and Happy Sunday.



