Overflowing Vessel By Ps. Jose Carol

JPCC Kota Kasablanka Service 4 (22 July 2018)

This is My Story (Primandaru dan Dessy) – Setelah kami menikah dan berbulan madu, pada bulan July 2016, istri saya hamil di luar kandungan dan kondisi-nya kurang ideal dan harus difollow-up dengan begitu intens. Disaat mendengar diagnosa dari dokter, mental dan kondisi kesehatan kami menjadi jatuh tetapi untungnya kami selalu dikuatkan dan didukung oleh teman-teman di komunitas DATE.

Kami diingatkan bahwa kami tidak sendiri karena Tuhan ada bersama dengan kami, akhirnya saat kami kembali ke dokter di bulan oktober, istri saya dinyatakan sehat dan kemudian di bulan february, suami mendapatkan suara Tuhan yang berkata begitu jelas bahwa kami akan mempunyai anak yang bernama Immanuel.

Tidak berapa lama akhirnya Immanuel kemudian lahir, dan kami berdua percaya bahwa kesaksian ini menjelaskan bahwa Tuhan selalu ada di sisi kami berdua.

Sebagaimana Tuhan bekerja dalam hidup mereka, Tuhan yang sama, Tuhan yang tidak pernah gagal dan lalai juga bisa bekerja dan melakukan perkara yang tidak kalah besarnya di dalam kehidupan kita semua, terlepas dari apapun yang kita hadapi sekarang.

Sepanjang bukan ini kita belajar tentang pribadi Roh Kudus, yang akan menjadi kunci dari kekristenan kita. Dia adalah seorang Pribadi yang datang dalam kehidupan kita. Dia bisa berbicara dan juga mempunyai perasaan, dan Dia tidak hanya menyertai tetapi juga hadir dan tinggal di dalam kita.

Kotbah saya hari ini berjudul Overflowing Vessel, atau sebuah bejana yang penuh dan tumpah.

Opening Verse – “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” ‭‭Yohanes‬ ‭7:38-39‬ ‭TB‬‬ aliran air hidup bold

“Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.” ‭‭Yohanes‬ ‭20:22‬ ‭TB‬‬

Tahukah anda bahwa aliran-aliran hidup ini merupakan sumber dari segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup, semuanya yang kita butuhkan itu sudah ada di dalam diri kita semua.

Baik di dalam kebutuhan pasangan hidup, kekuatan di tengah kegalauan, kesedihan dan membutuhkan penghiburan, serta ketidak-pastian dalam pekerjaan. Karena di dalam diri kita semua orang percaya, sudah ditempatkan sumber air kehidupan.

Air adalah sumber dan simbol dari segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup. Air ini bukan sembarang air, karena yang dimaksud adalah Roh.

Pada ayat diatas, murid-murid Yesus belum menerima Roh, yang akan menjadi sumber kekuatan karena Yesus belum dimuliakan pada saat itu.

Tetapi di pasal berikutnya atau tepatnya pasal 20, Yesus menghembuskan mereka agar murid-murid Yesus bisa menerima Roh Kudus. Perlu diketahui pada saat hal ini dilakukan, Yesus belum dimuliakan dan naik ke surga.

Yesus menghembuskan dan berkata agar mereka bisa menerima Roh Kudus. Itu sebabnya setelah hal ini dilakukan, Murid-Murid Yesus menerima Roh Kudus. Setelah kejadian ini, belum terjadi apa-apa sampai kepada saatnya Yesus naik ke surga dan Roh Kudus turun di hari raya pentakosta.

Supporting Verse – “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang — demikian kata-Nya — “telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” ‭‭Kisah Para Rasul‬ ‭1:4-5‬ ‭TB‬‬

Di dalam ayat ini, Yesus berkata bahwa sebentar lagi murid-muridNya akan dibaptis di dalam roh kudus, dimana sebelumnya Yesus sudah menghembuskan mereka, mereka menerima Roh Kudus tetapi mereka belum dibaptis oleh Roh Kudus.

Ada perbedaan antara menerima Roh Kudus dan dibaptis oleh Roh Kudus. Mari kita saksikan apa yang akan terjadi pada saat mereka dibaptis oleh Roh Kudus.

“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:” ‭‭Kisah Para Rasul‬ ‭2:1-8‬ ‭TB‬‬

Dikatakan bahwa ada 2 kejadian penting yang dialami oleh murid-murid Yesus, pertama disaat mereka menerima Roh kudus, atau tepatnya pada konteks masa sekarang sama dengan saat dimana kita percaya dan mengundang Yesus untuk pertama kali-nya datang dalam hidup kita.

Meskipun begitu, ada beberapa orang yang telah menerima Yesus tetapi kurang yakin jika mereka sudah menerima Roh Kudus. Pada saat mereka percaya kepada Yesus, mereka tidak yakin bahwa mereka punya Roh Kudus karena mereka berpikir bahwa Roh Kudus hanya secara Eksklusif dimiliki oleh orang yang ada di gereja saja.

Padahal Roh Kudus adalah milik semua orang yang percaya kepada-Nya. Pada saat kita menerima Yesus sebagai juru selamat, pada saat itulah kita menerima Roh Kudus dan Roh Kudus tinggal di dalam kita.

Pertanyaan-nya, mengapa tidak semua dari kita bisa mengalami aliran-aliran air yang hidup?

Ada banyak orang sudah menerima Roh Kudus yang merupakan penasihat, sang sukacita, dan sumber kehidupan, tetapi mereka masih suka mencari penghiburan dan bertanya-tanya akan masa depan mereka.

Itu-lah perbedaan dengan orang kristen yang mengalami kepenuhan Roh Kudus, atau Overflowing Vessel.

Menerima Roh Kudus ibaratnya seperti mengisi air dalam bejana atau gelas yang bening, pada saat murid Yesus menerima Yesus, seperti halnya kehidupan yang masuk ke dalam kita.

Disaat kita menerima Yesus, kita bisa mengenali hal itu dari kehidupan kita yang diubahkan. Tetapi ada orang percaya yang sudah menerima Yesus tetapi hidupnya tidak berubah.

Supporting Verse – “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” ‭‭Kisah Para Rasul‬ ‭1:8‬ ‭TB‬‬

Kuasa disini di dalam bahasa aslinya berasal dari kata “Dunamis” yang artinya adalah Kekuatan. Kuasa itu, aliran kehidupan ada di dalam diri kita semua sebagai orang percaya, kalau Roh Kudus bisa menenuhi dan menguasai diri kita.

Banyak dari kita tidak merasakan dan mengalami ini karena selama ini Dia hanya ada di dalam, dan belum penuh menguasai hidup kita.

Seperti halnya murid-murid Yesus pada saat pertama kali dikudusi; hidup mereka sama saja. Petrus hidupnya masih penuh dengan ketakutan, Thomas masih meragukan, Yudas masih suka mencuri.

Tetapi pada saat Roh Kudus penuh menguasai mereka, Petrus yang tadi penuh ketakutan berani bangkit mengakui iman-nya dan berkorbag serta mengubahkan kehidupan banyak orang. Something change within them.

Kiat perlu bukan hanya menerima Roh Kudus dan kuasanya tetapi kita juga perlu mengijinkan agar kuasa itu memenuhi kita, sampai tumpah keluar dalam hidup kita, agar bisa dirasakan dengan orang di sekeliling kita.

Itu sebab-nya keberadaan orang kristen harus bisa dirasakan oleh orang di sekeliling kita, karena kekuatan dalam diri kita bisa menjadi jawaban bagi lingkungan kita.

Sharing Ps. Jose – Tadi pagi saat saya sedang mempersiapkan kotbah, istri Saya sedang menonton program TV Master Chef, dan saat itu, program ini sedang menayangkan kompetisi yang ada di dalam fase eliminasi, dan situasi dan suasana yang ada disana begitu stress karena juri atau chef yang ada disana begitu galak dan suka berbicara kasar.

Kita perlu tahu bahwa “suasana tensi dan stress” yang kita tonton itu bisa menular dalam kehidupan sehari-hari kita. Saya berkata kepada istri saya, bahwa seringkali disaat dia menonton program ini dengan tingkat tensi yang tinggi, dan secara tidak sadar, intonasi dan respon dia kepada anak-anak disaat mereka berbuat salah bisa menjadi negatif.

Suasana Stress baik itu di jalan, bandara, atau di kantor bisa menular. Stress itu menular, di tengah-tengah kondisi seperti itu, apa yang bisa kita lakukan?

Alkitab mengatakan bahwa dalam diri kita ada aliran kehidupan, keteduhan juga bisa menular.

Kita bisa menularkan keteduhan dan ketenangan sebagaimana stress dan ketakutan bisa menular. Pernahkan anda menonton film horror yang begitu menakutkan?

Kesedihan juga bisa menular, terutama disaat kita mendengar berita buruk seperti hal-nya berita buruk dari rumah sakit. Roh Kudus dan Firman katakan bahwa Dia adalah sumber pengharapan, Dialah sumber Kekuatan dan sumber sukacita, semua hal-hal itu juga bisa menular dalam hidup kita.

Saya masih ingat saat pertama kali kami menantikan Nathan untuk lahir, istri saya pada saat itu ada di rumah sakit. Berita buruknya adalah kondisi janin Nathan pada saat itu kurang baik, kami sebagai pasangan baru mempunyai ketakutan yang besar, dan tidak ada teman yang bisa menolong.

Itu adalah salah satu pengalaman dimana saya perlu mengijinkan kekuatan yang ada dalam diri saya bisa mengalir keluar agar bisa menjadi sumber kekuatan, sukacita dan pengharapan untuk saya dan keluarga.

Saya begitu panik dan minta teman kantor pada saat itu untuk mendoakan kami, saya tidak tahu apa yang harus saya doakan, disaat panik dan stress seperti itu, kata-kata yang rapih pun tidak akan bisa terucapkan.

Itu sebab-nya Alkitab berkata bahwa Roh Kudus akan menolong kita untuk berdoa pada saat kita tidak bisa berkata-kata. Saya bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus.

Kalau bukan Roh Kudus yang ambil alih, otak kita sudah akan dipenuhi oleh ketakutan karena dikuasai suasana, apa yang kita lihat, beserta kondisi dan informasi yang ada. Saya masih ingat bahwa di tengah-tengah ketakutan saya pada saat itu, ada seorang bapak dengan muka begitu sedih, keluar dan menggendong bungkusan bayi putih, yang merupakan janin yang meninggal.

Kita tidak bisa merubah kondisi itu dan apa yang kita lihat. Kita harus bergantung dengan sesuatu yang jauh melebihi apa yang kita lihat.

Di lingkungan kita ada begitu banyak kesedihan, kebingungan, stress dan depresi yang kita tidak bisa tolak, tetapi di dalam diri kita semua orang percaya, ada aliran-aliran air hidup yang siap mengambil alih.

Itu yang membedakan kekristenan dari semua agama, karena kekristenan bukan agama saja, tetapi kekristenan adalah berupa hubungan dan kehidupan yang kita bangun dalam hidup.

Bagaimana kita bisa mengijinkan air kehidupan agar bisa mengalir dalam hidup kita?

Supporting Verse – “He who believes in Me [who cleaves to and trusts in and relies on Me] as the Scripture has said, From his innermost being shall flow [continuously] springs and rivers of living water.” ‭‭John‬ ‭7:38‬ ‭AMPC‬‬ believes, cleaves, relies, trust, rivers of living water bold

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” ‭‭Amsal‬ ‭3:5-6‬ ‭TB‬‬ akuilah Dia bold

Ada tiga langkah dan kata kunci yang ada dari kedua ayat ini, sebagai acuan agar kita bisa mengalami kepenuhan, kehidupan yang berlimpah, atau saya sebut sebagai overflowing vessel.

1. Trust

Percaya itu menempel, berserah, dan bergantung. Percaya bersifat hubungan dan relational, bukan transactional seperti halnya agama.

Ex : Jika kita melakukan ini, maka surga akan memberikan …

Trust atau percaya sebaliknya bersifat relational. Percaya karena kita punya hubungan yang pribadi dengan Tuhan.

2. Rely

Kita harus bergantung dan berserah kepada-Nya, terjemahan lain di Amsal mengatakan “Do not Lean on your own understanding”. Kita tidak lagi mengandalkan pengalaman kita sendiri, dan tidak lagi mengandalkan apa yang kita mau sendiri.

Banyak orang punya Roh Kudus dalam dirinya, tetapi hidup mereka tidak dikendalikan oleh Roh kudus. Kita perlu untuk dipenuhi dan dikendalikan oleh Roh Kudus

Kata penuh dalam bahasa aslinya artinya adalah tenggelam, melimpah keluar sampai tumpah.

We have to surrender our lives. Saat Ps. Jeffey kuliah di belanda, dia menyewa kamar oleh seorang Land-Lord. Dia berkata bahwa otoritas dia disana hanya sebatas dan ada di kamar itu saja.

Seperti halnya beberapa dari kita yang hanya memberikan “satu kamar” untuk diberikan kepada roh kudus, tetapi seharusnya kita juga membiarkan Roh Kudus agar bisa penuh menguasai semua apsek kehidupan kita. Penuh menguasai keuangan kita, penuh menguasai bisnis dan cara kita berpacaran, dan sebagainya selama 24 jam sehari.

3. Acknowledge

Akuilah Tuhan, kata “acknowledge” disini bukan hanya sekedar lihat dan mengakui, tetapi acknowledge punya akar kata yang sangat dalam bahasa aslinya, yaitu kata “Yadah”.

Supporting Verse – “Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” ‭‭Kejadian‬ ‭4:1‬ ‭TB‬‬

Di dalam Kejadian 4:1, ada kata Yadah, dimana hawa mengalami kehamilan. Yadah disini berbicara mata yang melihat, otok yang mengenali, dan menangkap keberadaan seseorang, You see, admitted, acknowledge, and perceive it.

Di dalam bahasa aslinya, kata acknowledge mempunyai dampak yang lebih dalam, karena tidak ada laki-laki yang bisa membuat seorang wanita hamil hanya dengan menatap saja. It takes more than just looking.

Itu sebabnya banyak orang kristen tidak bisa berbuah roh (penguasaan diri, pengampunan dan lain sebagainya) karena mereka tidak punya intimacy dan kepenuhan Roh Kudus, Roh Kudus tidak penuhdalam kehidupan mereka.

Kita menerima Roh Kudua dan diberikan kuasa, agar kita bisa menjadi saksi bagi orang di sekitar kita. Kita sudah punya Roh Kudus, ini saatnya kita ijinkan Roh Kudus untuk mengalir dan membasahi rumah tangga, pernikahan, pekerjaan, dan kehidupan dimana kita berada, biarkan dan ijinkan Dia mengambil alih kehidupan kita, dan serahkan semua area kehidupan kita kepada-Nya.