JPCC Kota Kasablanka Service 4 (7 Oct 2018)
Bulan ini kita akan memasuki tema baru, yaitu Renewing The Mind atau Pembaharuan Pikiran. Yesus membawa sebuah pesan setelah Dia selesai dicobai oleh Iblis, pesan yang sederhana yaitu Bertobatlah.
Opening Verse – “Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Matius 4:17 TB
Maksudnya disini adalah untuk bertobat dan meninggalkan hidup yang lama dalam dosa dan kedagingan, hidup menurut keinginan sendiri dan sebaliknya mulai hidup di dalam hubungan dengan Tuhan dan menurut kehendak serta rencana Tuhan.
Kata Bertobat dalam bahasa asli-nya adalah “Metanoia”, yang artinya adalah perubahan pikiran, a change of mind, or a complete or total change. Bertobat bukan sekedar menyesal atau merasa bersalah dan sedih.
Banyak orang menyesal atas perbuatan-nya, terutama kalau mereka ketahuan. Tetapi kita dapati bahwa mereka melakukan hal yang sama dan kemudian menyesal lagu, itu bukan bertobat, tetapi berobat.
Ilustrasi – Ibaratnya kita naik sebuah Bis menuju tujuan tertentu, dan di tengah perjalanan kita baru sadar kalau kita naik bis yang salah. Kalau kita tidak segera ganti tujuan, kita akan sampai ke tujuan yang salah.
Bertobat artinya sadar, menyesal, dan sedih karena telah membuang waktu, serta selanjutnya memutuskan untuk keluar dan mengambil Bis dengan jurusan yang benar.
Ada perubahan arah dan tujuan, itulah pertobatan. Rubahlah cara kita berpikir, Keselamatan adalah bagian dari kita yang percaya kepada Yesus.
Pada saat kita menerima Yesus sebagai juru selamat kita dan mengakui dalam hari dan mulut kita, kita menjadi bagian dari kerajaan Allah, urusan keselamatan dan kekekalan sudah selesai, tetapi masalahnya kita tidak langsung dipanggil Tuhan dan kita masih harus hidup di dunia.
Tuhan mau kita menjadi duta dan saksi kerajaan Allah di dunia ini, menjadi garam dan terang di dalam dunia yang gelap.
Supporting Verse – “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Matius 10:16 TB
Menjadi Domba di tengah-tengah serigala bukan hal dan urusan yang mudah, jika kita mau bertahan menang sebagai domba dalam situasi ini, kita harus tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular, tulus berurusan dengan hati, sementara cerdik berurusan dengan pikiran.
Pikiran adalah hal yang sulit, kita harus membiasakan diri untuk belajar dan mencatat di saat datang ke gereja, tidak cukup hanya datang dengan hati saja. Pikiran kita-lah yang seringkali menghalangi kita untuk mengenal siapa Tuhan dan Janji-Nya dalam hidup kita.
Supporting Verse – “Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” Efesus 4:21-24 TB
Tinggalkan Manusia yang lama, seperti hal-nya memilih untuk mengambil Bis dengan tujuan yang baru, pada saat kita menerima Yesus sebagai juru selamat kita, Roh Kudus masuk dalam hati, dan kita diperbaharui secara roh, tetapi kita juga harus terus memperbaharui cara kita berpikir sehingga kita bisa mengenali Kehendak Allah.
Itu sebabnya banyak orang yang sudah lama dan aktif melayani di gereja, tetapi hidupnya belum ada perubahan. Karena kalau program-nya belum dirubah, hasilnya akan tetap sama.
Supporting Verse – “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:2 TB
Kita harus terus memperbaharui cara kita berpikir, dan proses ini tidak hanya ada sekali saja, dan akan terus berlangsung dalam hidup kita. Pikiran-pikiran kita akan menentukan keputusan yang kita ambil, dan keputusan-keputusan yang kita ambil akan menentukan masa depan kita.
Kita harus memenuhi roh kita dengan kekudusan, damai sejahtera serta sukacita, dan pada saat yang sama kita juga mengisi dan memperbaharui cara berpikir kita, dengan hikmat dan kepandaian sehingga kita bisa menghasilkan buah-buah yang manis untuk Kemuliaan Nama Tuhan.
Supporting Verse – “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. Amsal 23:7a TB
“For as he thinks in his heart, so is he [in behavior–one who manipulates]. He says to you, “Eat and drink,” Yet his heart is not with you [but it is begrudging the cost].” PROVERBS 23:7 AMP
“dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;” Kolose 3:10 TB
Kita adalah seperti apa yang kita pikirkan, jika kita berpikir bahwa diri kita adalah orang yang kecil dan gagal, hidup kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan.
If you change the way you think, you can change your life.
Supporting Verse – “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,” 2 Korintus 10:3-5 TB
Pikiran kita merupakan tempat pertempuran, antara suara-suara Tuhan yang baik dan suara si jahat. Dalam ayat diatas, Rasul Paulus tidak bicara mengenai senjata duniawi yang kelihatan, dan bukan juga bicara mengenai benteng yang kelihatan, tetapi dia sedang bicara mengenai pertempuran yang tidak kelihatan yang ada di dalam pikiran kita, benteng pertahanan yang ada dalam pikiran kita masing-masing.
Benteng adalah tempat yang dibuat untuk melindungi diri dari serangan musuh, kokoh, tebal dan tinggi. Pada saat bersamaan, benteng ini bisa dipakai untuk menyerang musuh yang datang kepada mereka. Benteng tidak dibangun dalam waktu satu hari, dan terkadang bisa kokoh selama ratusan tahun dan bahkan sekarang bisa dipakai sebagai tempat wisata.
Ada lapisan-lapisan batu yang ditumpuk dalam membuat benteng, batu-batu ini ditumpuk hari demi hari dan minggu demi minggu, sampai kemudian bisa menjadi tempat berlindung yang kokoh dan kuat sebagai Benteng Pertahanan.
Sehingga kalau ada ancaman dan gangguan musuh, maka benteng ini akan melindungi mereka dari ancaman tersebut. Paulus berbicara mengenai benteng yang tidak kelihatan dalam pemikiran seseorang, benteng ini yang menghalangi kita untuk melihat rencana, janji, dan jalan-jalan Tuhan dalam hidup kita.
Sadar atau tidak, ada benteng pertahanan di pikiran kita yang terbentuk sedemikian rupa, sehingga disaat mendengar Firman Tuhan, belum tentu kita bisa mendengar, menerima serta berkata “Ya dan Amin!!”, yang artinya “Terjadilah Demikian”.
Sebaliknya kita malah berpikir “Masa Sih”, “Iya sih.. Tapi..”, “Ah, Itu Kuno”, atau “Mana Mungkin”, memang semua ini tidak diucapkan; tetapi kita berargumentasi di dalam hati, dan ada benteng yang membuat Firman Tuhan tidak bisa sampai dalam hidup kita. Itu yang menghalangi kita percaya Firman Tuhan.
Sometimes the thing that is holding you back is all in your head.
Mungkin kita bisa menjadi motivational speaker untuk kuda di gambar ini, memotivasi dia dengan sebegitu semangatnya mengenai potensi dan kemuatan yang dia punya, tetapi jika kuda itu bisa ngomong, dia akan berbicara baik kepada kita “Berat! kamu tidak tahu permasalahan saya seperti apa, berkali-kali saya coba tetapi itu tidak bisa dan tidak mungkin!”
Mungkin ini bukan kejadian yang lertama bagi kuda ini, mungkin dari sejak kecil kuda ini sudah berkali-kali diikat di tempat yang memang kuat di tembok, dan bukan diikat di tempat yang lemah seperti kursi di gambar ini, sampai kursi itu kemudian menjadi benteng dan membuat si kuda tidak mau mencoba lagj karena telah berkali-kali gagal sebelumnya. Dia lupa bahwa dia sudah semakin besar sekarang secara fisik, tetapi sayangnya “kepalanya” masih kecil sehingga menghalangi dirinya untuk bebas.
Berapa banyak di antara kita yang mempunyai benteng yang sama sehingga kita berhenti mencoba, datang ke gereja dan menolak Firman Tuhan yang ada.
Senjata kita adalah senjata rohani, benteng tidak dihancurkan dalam satu hari, karena itu terus datang ke gereja dan dengarkan Firman Tuhan karena suatu hari kita pasti akan mendapatkan breakthrough.
Perbaharui cara kita berpikir terus-menerus, dan hal ini berbicara banyak hal bahkan di dalam pengampunan, memberi, perpuluhan, hubungan, dan pernikahan.
Mengapa benteng bisa terbentuk?
Ada banyak faktor tetapi Ingat bahwa Tuhan menciptakan kita serupa dan segambar dengan diriNya. Di dalam Alkitab, Kata-kata pertama kali dipakai untuk menciptakan, bukan untuk berkomunikasi. Tuhan berfirman, maka terjadilah. Karena itu kita harus sadar bahwa perkataan kita ada kuasa-nya.
Supporting Verse – “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Amsal 18:21 TB
Semakin besar pengaruh seseorang dalam hidup kita, semakin besar bobot yang diletakkan. Jika perkataan yang negatif datang dari orang tua, keluarga, dan orang yang dihormati seperti Hamba Tuhan, dan guru, efeknya akan berbahaya.
Semua perkataan negatif Itu seperti batu dan balok yang diletakkan di dalam kepala kita, dan disaat kita mendengar sesuatu yang positif seperti Firman Tuhan, itu akan ditangkap dan terlihat seperti ancaman untuk kita. Benteng bisa berupa trauma dalam hidup kita, berupa kegagalan demi kegagalan yang kita alami, tetapi jangan lupa bahwa kita bisa lebih besar dari persoalan yang kita alami.
Benteng perlu ditaklukkan di dalam nama Yesus, bagaimana caranya?
Meskipun kita belum sungguh percaya, lakukan saja. Jangan beradu argumentasi tanpa pernah mencoba terlebih dahulu, coba lakukan dahulu apa yang Tuhan Firmankan meskipun kita belum percaya.
Disaat Petrus (disaat namanya masih Simon) bekerja semalaman mencari ikan, dan kemudian pulang dengan tangan hampa, tiba-tiba paginya Yesus datang, Dia memanggil Simon dan menyuruhnya untuk kembali mencoba mencari dan menangkap ikan. Simon tidak langsung percaya akan perintah Yesus, tetapi meskipun dia belum percaya penuh, dia tetap melakukan dan mengerjakan-nya.
Supporting Verse – “Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.” Lukas 5:4-6 TB
Kita tidak perlu percaya penuh, mungkin kita masih bingung, tetapi cobalah lakukan seperti yang Simon Petrus lakukan, Just do it!
Jangan terus berargumentasi tanpa pernah mencoba dan melakukan-nya, dan lihat apa yang akan terjadi. Iman tanpa Perbuatan pada dasarnya adalah mati.
Supporting Verse – “Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Yohanes 5:1-7 TB
“Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Yohanes 5:8 TB
Orang yang sudah menunggu penyembuhan selama 38 tahun berpikir bahwa cara untuk sembuh hanya melalui kolam Bethesda, tetapi Tuhan punya banyak cara untuk menyembuhkan dirinya.
“Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.” Yohanes 5:9 TB
Disaat orang ini berhenti berargumentasi dan mulai mencoba untuk melakukan, dia mengalami kesembuhan yang sempurna. Seperti ayat diatas, Tuhan punya banyak cara untuk memerdekakan dan menyembuhkan kita. Kalau kita tidak punya benteng, kita akan mudah percaya kalau Dia sanggup untuk memerdekakan dan menyembuhkan kita.
Ada banyak hal yang Tuhan sediakan untuk kita, yang bisa menjadi milik kita kalau tidak ada benteng pertahanan yang menghalangi kita untuk mengenal Tuhan lebih lagi agar bisa percaya akan jalan dan rencana-Nya.
Lakukan “Self Check-Up” atas diri kita sendiri, jika suatu hari kita merasa khawatir atau ketakutan berlebihan, cari dan kenali siapa yang bawa pikiran tersebut, dan cari apa kata firman Tuhan mengenai itu, dan mulai lakukan Firman Tuhan dalam hidup kita.
Carilah di bidang apa kita seringkali gagal, mungkin saja itu di dalam keuangan, seks atau hubungan, disitulah kita perlu baca kebenaran Firman Tuhan sehingga kita bisa menang dan membuktikan bahwa Firman Tuhan merupakan kebenaran yang luar biasa, dan Janji-Nya adalah “Ya dan Amin” atas hidup kita semua.