Reproduce By Ps. Johannes Thelee (Sesi 5 JPCC Men’s Camp 2019)

Kita diciptakan untuk menjadi teladan bagi semua orang yang ada di sekitar kita. Keberadaan kita semua disini tanpa kita sadari akan membawa perubahan dan atmosfer dimana hadirat Tuhan lebih mudah untuk dirasakan. Selama kita hidup, kita tidak akan pernah berhenti belajar karena hidup kita tidak bersifat statis.

Saya suka dengan ayat yang seringkali diulang di sepanjang JPCC Men’s Camp karena hal itu memberikan dasar dari gambar diri kita sebagai pria dan mengapa kita ada di dunia ini sebagai seorang pria.

Opening Verse – “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” ‭‭Kejadian‬ ‭1:26-28‬ ‭TB‬‬

“God spoke: “Let us make human beings in our image, make them reflecting our nature So they can be responsible for the fish in the sea, the birds in the air, the cattle, And, yes, Earth itself, and every animal that moves on the face of Earth.” God created human beings; he created them godlike, Reflecting God’s nature. He created them male and female. God blessed them: “Prosper! Reproduce! Fill Earth! Take charge! Be responsible for fish in the sea and birds in the air, for every living thing that moves on the face of Earth.” Genesis‬ ‭1:26-28‬ ‭MSG‬‬

Menjadikan dan menciptakan seperti kita tahu adalah dua hal yang berbeda, kita dijadikan oleh Tuhan karena kata menjadikan berbicara apa yang menjadi sudah ada, dan dibentuk menjadi sesuatu yang baru menurut gambar dan rupa Tuhan, sedangkan kata menciptakan berbicara kepribadian dan karakteristik kita sebagai laki-laki, dan gambar diri kita yang datang dari Tuhan.

Keberadaan kita sebagai laki-laki secara utuh baru bisa terjadi jika kita terhubung sumbernya, yaitu Tuhan. Ada dua hal juga yang diberikan kepada kita, dan menjadi tujuan kehidupan kita yaitu memenuhi dan menaklukan bumi.

Kita sudah belajar mengenai apa yang bisa kita lakukan dalam menaklukan bumi di sesi sebelumnya, menemukan kekuatan kita dan juga panngilan kehidupan secara spesifik untuk menaklukan bumi, tetapi hari ini fokusnya adalah untuk memenuhi bumi, sesuatu pekerjaan yang laki-laki suka untuk lakukan.

Arti memenuhi bumi ini punya arti yang lebih mendalam, reproduce yang dimaksud adalah memproduksi ulang dan bukan untuk menciptakan yang baru. Bagian kita adalah memproduksi kembali gambaran sempurna yang sudah Tuhan ciptakan di dalam diri kita.

Beberapa waktu setelah perintah Tuhan ini, Adam dan Hawa masuk ke dalam dosa dan mencederai gambaran Allah dalam hidup manusia, sampai akhirnya Yesus datang ke dalam dunia untuk memulihkan hubungan antara manusia dengan Allah serta gambaran Allah dalam hidup manusia.

Di dunia ini, tentu untuk hidup benar perlu diajari. Karena semenjak kita lahir lebih mudah tentunya untuk hidup di dalam dosa, karena kita tidak perlu belajar untuk hidup di dalam dosa.

Cara kita memproduksi gambaran Tuhan yang dipulihan dalam diri kita bisa dilakukan disaat kita menemui siapa saja yang ada di sekeliling kita, menunjukkan cara kita hidup dan blueprint kehidupan kita sebagai orang percaya serta lelaki yang sudah dipulihkan gambaranNya, hal itulah yang harus dibagikan ke orang di sekeliling kita.

Supporting Verse – “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” ‭‭Matius‬ ‭28:19-20‬ ‭TB‬‬

“Jesus, undeterred, went right ahead and gave his charge: “God authorized and commanded me to commission you: Go out and train everyone you meet, far and near, in this way of life, marking them by baptism in the threefold name: Father, Son, and Holy Spirit. Then instruct them in the practice of all I have commanded you. I’ll be with you as you do this, day after day after day, right up to the end of the age.” ‭‭Matthew‬ ‭28:18-20‬ ‭MSG‬‬

Kita tidak harus melakukan ini dengan kekuatan kita sendiri, karena ini adalah Gambaran Tuhan dalam kehidupan kita, maka Surga akan membantu kita disaat melakukan ini. Tetapi apabila gambaran yang kita reproduksi adalah gambaran yang kita pikirkan sendiri dan bukan gambaran Tuhan, maka hal itu tidak akan dibantu oleh Surga.

Hal yang kita reproduksi sama seperti di masa penciptaan diberikan kepada kita, yaitu gambaran yang utuh untuk kita memenuhi bumi dan menjadikan semua bangsa sebagai murid Tuhan dan dipulihkan gambaranNya.

Untuk proses reproduksi ini, tentu tidak mudah dilakukan. Ada tantangan yang kita hadapi setiap hari di dalam reproduce gambaran tersebut.

1. Tantangan yang pertama adalah Apa yang orang lain katakan atau pikirkan tentang diri kita.

Seringkali disaat kita sudah mengetahui kebenaran tentang gambaran Tuhan dalam diri kita, tantangan ini datang disaat kita pulang kembali ke dunia masing-masing, dan disaat mencoba melakukan hal yang benar tetapi tidak ada orang yang melihat dan peduli akan hal ini.

Seperti halnya Yesus yang ditolak di kampung halamannya, tetapi kita perlu belajar dari Yesus karna Dia sendiri tidak galau atau terbawa perasaan akan hal dan perlakukan itu.

2. Tantangan yang kedua adalah Apa yang kita katakan atau pikirkan tentang diri kita.

Hal ini lebih berat daripada tantangan pertama karena bersifat Internal, karena pada dasarnya secara pribadi yang paling jago untuk membohongi diri kita adalah diri kita sendiri.

Katakan kita suka punya kebiasaan untuk bergaul dengan perempuan yang tidak benar, atau kebiasaan narkoba, tentu yang menyetujui itu semua adalah diri kita sendiri. Kita paling jago jualan kepada diri kita sendiri.

Dua hal ini adalah tantangan ketika kita mencoba untuk reproduksi diri kita, apalagi jika kita ditantang dengan perbandingan yang akan menyebabkan kita mendiskualifisikan diri kita sendiri. Seperti halnya seorang DATE Leader (DL) yang tidak bisa multiplikasi dan dibandingkan dengan rekan DL lain yang sudah lebih berhasil melakukan hal ini.

There is no win in Comparison. Tidak ada kemenangan yang akan kita temukan di dalam perbandingan. Hal ini justru akan membuat kita untuk berhenti reproduksi gambaran Tuhan di dalam diri kita.

Hal ini juga terjadi di dalam hubungan antara Timotius dan Paulus. Timotius saat itu masih berumur belasan tahun, sementara Rasul Paulus saat itu membangkitkan begitu banyak umat Tuhan, dan ada saatnya Paulus meminta Timotius untuk membantu proses penggembalaan bersamanya.

Timotius adalah muridnya Paulus, dan dia berkata kepada Timotius agar jangan mengijinkan apa yang dikatakan orang lain mendiskualifisikan dirinya. Hal yang sama juga seharusnya mengingatkan kita. Tuhan tidak menyuruh kita untuk mereproduksi hal-hal yang bombastis, tetapi yang perlu kita lakukan adalah ajar orang lain dengan kehidupan kita. Kita hanya perlu menjadi teladan bagi mereka, dan bisa dibantu diakomodasi dengan kepribadian kita.

Supporting Verse – “Get the word out. Teach all these things. And don’t let anyone put you down because you’re young. Teach believers with your life: by word, by demeanor, by love, by faith, by integrity. Stay at your post reading Scripture, giving counsel, teaching. And that special gift of ministry you were given when the leaders of the church laid hands on you and prayed—keep that dusted off and in use.” ‭‭1 Timothy‬ ‭4:11-14‬ ‭MSG‬‬

Lakukan ini dengan kata-kata, sikap dan tingkah laku, kasih disaat mereka bisa melihat diri kita bisa mengasihi orang lain yang membenci kita atau menggosipi kita, dengan Iman dan juga integritas kita. Integritas juga berkaitan dengan kesetiaan kita dalam mengembangkan apa yang ada di tangan kita dalam menghidupi panggilan hidup yang kita punya di dalam Tuhan.

Paulus sudah menemukan tujuannya ketika dia dilawat Tuhan. Hal ini menyebabkan dia untuk tidak peduli dengan apapun perkataan orang lain mengenai dirinya, karena dia berlari dengan tujuan.

Reset gambar diri kita untuk kembali sebagai anak Tuhan yang serupa dan segambar denganNya. Bagaimana cara kita memandang diri kita akan menentukan masa depan kita. Jangan pernah lupa akan tujuan kita diciptakan, serta gambar diri kita yang sebenarnya.

Supporting Verse – “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. ‭‭1 Korintus‬ ‭9:26-27‬ ‭TB‬‬

Paulus terus melatih tubuhnya dan menguasai seluruhnya, karena Paulus tahu bahwa kasang-kadang kita bisa merasa bosan dan tergoda, dan dia ingin melarih tubuhnya agar bisa dikuasai oleh Roh Tuhan. Disaat kita juga melakukan ini, kita sedang mengurapi diri kita dan menguasai potensi yang kita punya. Kita semua adalah proses pendewasaan yang senantiasa melatih tubuh kita.

Jika kita setia dalam melakukan ini, maka kita akan terhindar dari tantangan-tantangan yang akan membuat kita terhambat dalam proses reproduksi ini.

The right knowledge and understanding of who we truly are will give us the confidence to reproduce.

Supporting Verse – “Imitate me, just as I also imitate Christ.” ‭‭I Corinthians‬ ‭11:1‬ ‭NKJV‬‬

Beban yang ada bukan di dalam kita, tetapi ada di dalam Kristus. Jadilah pengikut Kristus dan ikuti sumberNya karena kita dipulihkan oleh gambaranNya. Kita tidak bertanggung jawab untuk menjadi sumbernya, tetapi kita bertanggung jawab untuk reproduce gambaran Tuhan yang ada di dalam diri kita.

Confidence yang perlu kita miliki di dalam melakukan proses reproduce ini adalah :

1. I’m the product, not the Source.

Kita adalah produk dari gambaran Allah dalam hidup kita dan sumbernya ada di dalam Kristus. Kita tidak akan mampu untuk menajdi sumber dan kita tidak diciptakan untuk menajdikan sumber, kita diciotakan untuk reproduce.

2. My life is not about me, but Christ in me. Hal inilah yang harus kita ingat dalam proses reproduksi gambaran Tuhan yang ada di dalam diri kita.

3. I’m on mission! However, my mission is not my ambition but His Commission. Misi kita ini bukanlah ambisi kita, tetapi adalah amanat agungNya Tuhan untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan.

4. As I do this, He will always be with me! Ingatlah bahwa Dia juga akan selalu menyertai dan bersama-sama dengan kita di dalam melakukan proses reproduksi gambaran Tuhan dalam hidup kita.