JPCC Sutera Hall 2nd Service (31 Augustus 2025)
Selamat Pagi saudara semua, Syalom! Apa kabar? Saya harap saudara semua tetapi dalam keadaan damai yang datang dari Tuhan untuk semua dari kita. Wow, look at you! Ibadah kedua masih tetap penuh. Saya tahu bahwa di campus lain seperti di The Kasablanka, pagi tadi kabarnya hanya terisi 1/3 dari jumlah kapasitas. Tetapi tidak masalah, mau cuman ada dua atau tiga, disaat kita bersekutu bersama-sama, ada Kuasa yang turun diatas kita dan melalui kita untuk kita kemudian melakukan sesuatu bagi gereja dan bangsa ini.
Hari ini di minggu terakhir pembahasan tema “Purpose on Mission“, saya akan berkotbah untuk memberikan kekuatan bagi setiap kita sehubungan dengan tujuan hidup yang kita sudah pelajari sepanjang bulan ini.
Di Minggu pertama kita sudah belajar bahwa tanpa mengenali tujuan hidup, kita akan mengalami kesia-siaan dan kekosongan, kita akan menyalahgunakan kehidupan kita. Di minggu Kedua, kita belajar tentang Yesus memulihkan dan menghubungkan kembali tujuan hidup kita untuk menjalani kembali rancangan asli Allah atas hidup manusia yang adalah hidup secara produktif dan berdampak untuk memperluas kerajaan Allah di muka bumi.
Dan di minggu Ketiga, kita belajar bahwa rasa sakit sekalipun mempunyai tujuan. Pain has a purpose, pengertian kita tentang tujuan Tuhan akan membantu kita untuk tidak fokus akan besarnya penderitaan karena penderitaan adalah bagian dari kehidupan orang percaya.
Dan minggu lalu, kita juga belajar bahwa tujuan hidup kita tidak pernah berdiri sendiri dan selalu ada hubungannya dengan orang lain, dan juga hanya bisa tergerak dan tergenapi saat kita terhubung dengan tubuh Kristus.
Saya harap kita semua belajar bahwa setiap kita tanpa terkecuali punya tujuan hidup. Kita tahu, belajar dan mengerti bahwa kita diciptakan untuk menggenapi rencana Tuhan, semuanya ini akan selalu mengacu dalam melayani sesama.
Opening Verse – [23] Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3:23 TB
[24] Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Kolose 3:24 TB
Apapun yang kita perbuat, dalam melayani, perbuatlah seperti untuk Tuhan, di semua aspek dan bukan hanya di gereja saja. Bagi saudara yang sedang atau sudah melayani, ijinkan saya menguatkan saudara dengan Firman Tuhan berikut ini.
Supporting Verse – [10] Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. [11] Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. 1 Petrus 4:10-11 TB
Bagi yang kita sudah atau sedang melayani, kita melayani sebagai seorang pengurus dan pengelola, bukan pemilik Karunia. Tuhan Allah yang dipermuliakan disaat kita melayani dengan kekuatan dari Allah, dan bukan kekuatan Kita sendiri. Kita tidak saja sedang melayani Tuhan dan umatNya, tetapi kita juga melayani bersama-sama Tuhan.
Our lives purpose is never about us. Tujuan hidup kita tidak pernah tentang kita, tetapi tentang orang lain dan terutama untuk Tuhan.
Supporting Verse – [15] Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, [16] karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Kolose 1:15-16 TB
3 frase kunci, bahwa Penciptaan ada di dalam Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan. Hidup kita adalah tentang Tuhan yang bekerja melalui kita demi kepentingan orang lain. Itu sebabnya, Tujuan lebih mudah dihidupi dan dipahami dalam posisi melayani. Bukan sekedar menikmati, apalagi sekedar mengambil dan menuntut.
The point of purpose is to determine how you will serve others. If you don’t have a plan to serve, you don’t need a purpose – Cheryl Bachelder
Seorang pengusaha yang mengutamakan setiap yang dia lakukan usahanya untuk kepentingan orang lain. Salah satu perusahaan yang dia kembangkan adalah KFC. Inti dari tujuan adalah menentukan bagaimana kita melayani orang lain, kalau kita tidak punya rencana untuk melayani, kita tidak membutuhkan tujuan.
Tujuan hidup bukan tercapai saat kita selesai di dunia ini, tetapi selama kita masih bernafas dan keberadaan kita memenuhi kebutuhan dan kepentingan orang lain, kita memenuhi tujuan hidup kita.
Tantangannya, saat kita sudah tahu dan sedang menjalani ini, apakah kita menjalani misi Tuhan dengan setia? Apakah kita setia sampai garis akhir? Pesan hari ini berjudul “Sampai Garis Akhir”. Ini adalah perjalanan seumur hidup yang berakhir dengan baik dan dijalani dengan setia.
Kesetiaan tidaklah statis dan bukanlah sebuah event, kesetiaan ini bergerak, dan juga harus diperjuangkan agar kita selalu tetap berada di jalan yang benar sesuai tujuan hidup Tuhan. Disaat kita berjanji untuk setia saat janji pernikahan kita, hal ini barulah terlihat dalam perjalanan pernikahan kita.
Untuk mengakhiri dengan baik, kesetiaan dalam hal apa yang harus diperjuangkan?
1. Setia kepada Firman Tuhan
Firman Tuhan adalah segalanya. Tadi dikatakan bahwa segala sesuatu diciptakan dalam, oleh dan untuk Tuhan. Segala sesuatu yang kita lakukan dan alami harus berporos kepada Pribadi dan perkataan Tuhan. Kalau kita sedang mengerjakan sesuatu, kita perlu pegangan dalam bentuk manual book, SOP, cara, aturan, atau sistem yang akan kita pakai dalam proses menyelesaikan tugas. Kita punya misi mau mencapai punjak gunung rinjani, di dalam memenuhi tujuan tersebut, kita akan membutuhkan pemandu, panduan, kompas, peta. Pemandu ini tidak hanya berfungsi di awal-awal saja, begitu juga dengan peta dan kompas, yang akan selalu kita bawa.
Panduan ini akan selalu dipakai dari awal mendaki sampai langkah terakhir di puncak, kalau misal kita tidak mau mengikuti dan tidak setia kepada panduan, pemandu, peta dan kompas, itu keputusan dan konsekuensi yang harus kita tanggung. Hidup dan misi kita menjaid terhambat karena tidak setia terhadap tuntunan Tuhan. Setialah kepada panduan dari awal sampai akhir, karena tanpa Firman, Iman menjadi rapuh dan kesetiaan mudah runtuh, apalagi saat tantangan datang disaat kita menjalani misi. Tuntunan adalah tanda kalau kita selalu bergantung kepada perkataan dan pimpinan Tuhan.
Supporting Verse – 55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, 55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. Yesaya 55:10-11 TB
Bukan kita yang berhasil, tetapi Firman dan Perkataan Tuhan akan berhasil dan terlaksana. Kita punya “perkataan yang akan terlaksana” itu sebagai sebuah tuntunan, karena semua yang keluar dari mulutNya tidak akan kembali dengan sia-sia, dan hati kita adalah sebuah tanah yang subur yang akan menumbuhkan kehidupan. Firman itu tidak akan pernah sia-sia, dan akan menjadi pegangan dalam menjalani misi, Firman ini juga terang, pelita dan ini akan menerangi di saat kita berjalan dalam kegelapan dunia.
Semua rahasia kerajaan surga ini sudah diberikan kepada kita untuk menuntun dan menjalani misi kehidupan, apakah kita mau menerima dan membacanya? Kita tidak bisa menghidupi dan memenuhi tujuan Tuhan sampai akhir dengan preferensi dan cara kita sendiri. Kita perlu mengikuti tuntunan Roh dan FirmanNya karena ini adalah misi Tuhan.
2. Setia dalam melayani
Melayani didasari oleh hati yang rela berkorban, karena kita mengeluarkan sesuatu yang berharga dalam hidup kita untuk orang lain. Baik itu berupa waktu, talenta, pikiran, tenaga yang keluar dari kita. Rela berkorban juga termasuk dalam ketidaknyamanan dan rasa sakir, tidak dihargai disaat melayani. Paulus setia dalam pelayanan, bahkan sampai dipenjara, dikhianati, mati dan tersiksa dalam pelayanannya, tetapi dia tetap berkata bahwa dia mengakhiri pelayanannya dengan Iman.
Amanat agung itu bukanlah sebuah pilihan, It is a great commission, not a great option or omission.
Supporting Verse – Jadi, pergilah dan jadikanlah semua bangsa di dunia ini murid-Ku. Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dan ajarlah mereka untuk mematuhi semua yang telah Kukatakan kepadamu. Sesungguhnya, Aku akan selalu bersamamu. Aku akan menyertai kamu sampai akhir jaman Matius 28:19-20 AMD
Jadikan semua bangsa muridKu. Bukan berarti kita harus menjadi pendeta, tetapi kita mengajar mereka melalui kehidupan kita. Sedikit konteks tentang perjuangan Paulus dalam menyebarkan injil.
Supporting Verse – 20:17 Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. 20:18 Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: 20:19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Kisah Para Rasul 20:17-19 TB
Tetapi sekarang saya wajib menaati Roh Allah yang menyuruh saya pergi ke Yerusalem. Dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan saya di sana. Lagipula, di setiap kota yang baru-baru ini saya kunjungi, Roh Kudus sudah memberitahukan bahwa nanti saya akan dipenjara dan mengalami penderitaan. Kisah Para Rasul 20:22-23 TSI
Dia tetap pergi, dia tidak akan tahu apa yang akan terjadi, yang dia tahu bahwa dia hanya disuruh untuk ke Yerusalem.
Supporting Verse – Tetapi bagi saya, kesengsaraan itu bukan masalah. Mati pun saya tidak takut. Saya hanya ingin tetap berjuang dengan sukacita sampai garis akhir dan menyelesaikan tugas yang sudah Tuhan Yesus percayakan kepada saya, yaitu memberitakan Kabar Baik tentang keselamatan karena kebaikan hati Allah. Kisah Para Rasul 20:24 TSI
Kalau Paulus berkata itu, dia tahu akan apa yang diterima nantinya dan tidak sebanding dengan penderitaan yang dia alami. Paulus sungguh mengeri bahwa hidup yang membawa misi Tuhan bukanlah sesuatu yang mudah dan butuh perjuangan sampai pada akhirnya. Semua orang bisa memulai tetapi sedikit yang bisa menyelesaikan misi Tuhan sampai akhirnya. Memiliki perspektif kekelakan akan membantu kita menjalani Tujuan Tuhan dalam hidup kita dengan setia.
3. Setia kepada Panggilan
Keberhasilan bukan ditentukan oleh manusia saja, tetapi juga kepada kedaulatan Tuhan. Tugas kita adalah setia mengerjakan apa yang ada di tangan kita, hasilnya, Tuhan yang menilai. Tanpa kesetiaan, kita tidak mungkin menyelesaikan Tugas dari Tuhan dengan baik. Setia menurut Tuhan berbeda dengan setia dalam pengertian dunia. Seperti perumpamaan Talenta, Hamba yang menerima 2 dan 5 talenta disebut sebagai Hamba yang baik dan setia. Bukan disebut hamba yang paling lihai atau hebat, tetapi hamba yang baik dan setia. Kesetiaan bukan sekedar loyalitas, seperti mengabdi di suatu tempat pada waktu yang lama, tetapi tentang tetap berbuah dalam hidup kita dalam setiap musim kehidupan.
Supporting Verse – Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu Matius 25:21 TB
Allah menilai kesetiaan kita bukan dari besar kecilnya tanggung jawab tetapi dari ketaatan di setiap hal yang Dia percayakan dan menghasilkan buah, dan diawali dari perkara kecil-kecil. Daud setia menggembalakan domba sebelum dia akhirnya mengalahkan Goliat. Jalankan panggilan kita dengan setia lewat status, profesi, dan juga fungsi kita. Siapa yang dipanggil menjadi ayah? Menjadi ayah itu sebuah panggilan, kita berfungsi membesarkan anak kita sesuai dengan yang Tuhan mau, menjadikan keturunan ilahi, mendidik anak kita dengan Kasih dan disiplin yang Tuhan mau.
Semua dari kita dipanggil menjadi seorang pelayan, status, profesi dan fungsinya adalah “to serve”. Berfungsi lewat apa yang Tuhan taruh di dalam kita dan setia akan panggilan kita, menghargai setiap kesempatan yang Tuhan percayakan, baik itu kesempatan kecil sekalipun yang juga akan membuka jalan dan rencana Tuhan yang lebih besar bagi hidup kita. Berfungsi melayani sampai garis akhir, sampai akhirnya kita mendengar suara Tuhan berkata, “Baik sekali, hambaKu yang baik dan setia”.
Memiliki perspektif kekelakan akan membantu kita menjalani Tujuan Tuhan dalam hidup kita dengan setia.
Saudara pernah dengar seorang pelari marathon dari Tanzania yang bernama John Stephen Akhwari? Beberapa waktu lalu dikirim negaranya mengikuti lomba lari marathon di Mexico City. Di tengah lomba tersebut, dia terjatuh dan mengalami cedera. Dia bisa bangkit dan meneruskan lomba itu dengan keadaan terpincang-pincang, tidak mau dibantu, karena dia mau finish sampai garis akhir dan berada di ukutan ke-57 dari total 60-70an peserta. Sampai akhirnya, orang bertanya apa alasannya?
Katanya, “Negara saya tidak mengirim saya ke Mexico city sejauh 70.000 miles hanya untuk memulai perlombaan, mereka mengirim saya untuk mengakhiri perlombaan yang dipercayakan kepada saya”. Perjalanannya tentu menderita, tetapi dia tahu misi dan tujuannya, untuk mengakhiri dan menyelesaikan sampai di garis akhir. Bukan soal medali, tetapi hadiahnya lebih besar dimana nama baik dan negaranya terangkat karena apa yang dilakukannya.
Closing Verse – Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Wahyu 2:10 TB
Tuhan yang mengirim kita ke dunia dengan misi, Tuhan yang menuntun, memampukan dan juga akan menyediakan mahkota kehidupan. Berjuang dalam kesetiaan, dan berjalan serta mengarungi setiap misi yang Tuhan percayakan bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk orang lain, karena kehidupan kita adalah untuk orang lain, tentang dunia yang Tuhan percayakan lewat setiap misi dalam kehidupan kita. Sungguh 5 minggu yang saya harap sangat memberkati, dimana kita menjadi orang yang kuat, tahu, mengerti dan sadar bahwa kita punya tujuan hidup yang bisa kita jalani bersama dengan Tuhan untuk memenuhi panggilanNya dan memberkati orang lain.
Prayer and PW Session By Ps. Sidney Mohede
Berapa banyak dari saudara yang mau finish the race, yang mau sampai akhir daripada nafas kita tetapi mau setia kepada Tuhan. Saya sangat percaya bahwa pesan Firman Tuhan hari ini benar tepat waktunya. Sudah saatnya kita menyadari tujuan kehidupan kita, dimana itu bukan sekedar bergereja di hari minggu saja atau menyanyi lagu rohani saja.
Tetapi untuk sebuah “Divine Purpose”, Saya tahu hari ini kita semua masih dalam keadaan bertanya-tanya akan masa depan, tetapi saya ingin mengajak kita semua untuk berdoa. Mari kita apresiasi juga Ps. Jussar yang sudah berkotbah dengan luar biasa. Kita punya tujuan dalam dunia ini, bahwa kita adalah warga negara kerajaan Tuhan.
Kita hidup dalam sebuah kerajaan yang berbeda dengan kerajaan dunia, itu sebabnya kita berdoa, memuji Tuhan, mengangkat tangan, dan hari ini saya mendengarkan suara saudara sekalian, da saya mengapresiasi setiap saudara yang datang untuk memuji Tuhan di tengah keadaan ini.
Kita dipanggil Tuhan untuk membawa kabar baik dan menjadi cerminan akan kerajaan Tuhan yang berbeda dengan dunia.
Beberapa waktu yang lalu saya di “DM” oleh beberapa orang, dan mereka bertanya “Kenapa sih orang Kristen jika dalam keadaan seperti ini, mereka hanya bilangnya – kita doakan bangsa”, seakan-akan doa itu tidak ada gunanya.
Yang mereka tidak sadari adalah “Standing in the Gap”. Kita ini sedang berdiri di atas tembok yang memisahkan antara dunia dengan kerajaan Tuhan.
Supporting Verse – [30] “I looked for someone among them who would build up the wall and stand before me in the gap on behalf of the land so I would not have to destroy it, but I found no one. Ezekiel 22:30 NIV
Tanpa mereka sadari, kita, orang Kristen yang hanya “sekedar” berdoa saja adalah “the first line of defense”. Doa itu adalah “the first line of defense” dan bukan “the last resort”. Kita di pertahanan awal daripada segalanya. Itu sebabnya sangat penting kita menyadari “purpose” kita di dunia ini.
Di tengah dunia yang gelap ini, memang kita “terkejut” akan itu? Itu sebabnya tadi Ps. Jussar mengatakan bahwa kita membawa terangNya Tuhan.
Closing Verse – [12] Karena peperangan kita bukan melawan orang-orang di bumi ini, melainkan roh-roh jahat dan semua kuasa yang memerintah roh-roh jahat itu. Merekalah yang sekarang menguasai dunia yang gelap ini dari langit di atas. Efesus 6:12 TSI
[13] Itu sebabnya kamu perlu memakai semua alat perang dari Allah, supaya ketika musuh datang menyerangmu, kamu bisa melawannya dan tetap bertahan sampai perang berakhir. Efesus 6:13 TSI
Itu sebabnya doa kita sangat penting, ada sebuah tujuan bagi kita untuk “standing in the Gap” antara kerajaan dunia dan surga, kita memiliki peran yang penting. Jagalah hati kita, jagalah juga jari-jari kita di media sosial karena kita dipanggil Tuhan untuk membawa damai di bumi ini.



