JPCC Online Service (21 Agustus 2022)
Senang bisa bertemu Saudara kembali dalam ibadah daring JPCC hari ini. Saya percaya dan berdoa Saudara semua dalam keadaan baik dan sehat, serta damai sejahtera Tuhan terus menyertai Saudara. Bulan ini sangat luar biasa, di mana kita membahas salah satu tema favorit saya yaitu Penyembahan.
Saya dengan para pastors di JPCC sudah cukup sering membahas tentang penyembahan dari tahun ke tahun, bahwa penyembahan yang sejati bukanlah tentang lagu cepat atau lambat (praise and worship songs), bahwa penyembahan bukanlah mengenai suara yang bagus, atau kepandaian bernyanyi dan musik yang indah.
Kita sudah sering belajar di JPCC bahwa penyembahan bukan sekadar tentang lagu yang kita nyanyikan, atau bahkan jenis musik yang kita dengar, meskipun nyanyian adalah bagian penting dari penyembahan. Namun penyembahan sejati adalah sebuah kehidupan yang kita bisa persembahkan kepada Tuhan, kehidupan yang kudus dan berkenan kepada Tuhan, yang kita hidupi sebagai sebuah persembahan yang hidup.
Penyembahan sejati menuntut seluruh keberadaan kita dalam ketaatan dan pengorbanan. Kita juga belajar bahwa penyembahan bukan sekadar mengangkat tangan dalam pengagungan kepada Tuhan, melainkan penyembahan juga berarti mengulurkan tangan dalam membantu dan mengasihi sesama, karena keadilan dan pengorbanan tidak bisa dipisahkan dari penyembahan.
Penyembahan juga mengenai hubungan yang intim antara kita dengan Allah yang hidup, hubungan erat dengan Tuhan yang bisa kita nikmati hari ini hanya karena anugerah dari Yesus Kristus yang sudah mati di kayu salib dan bangkit bagi kita semua, agar kita semua bisa menjalin hubungan kembali dengan Sang Pencipta kehidupan kita.
Dalam keintiman dan persembahan yang hidup inilah kita diinstruksikan oleh Tuhan untuk memproklamasikan dan memberitakan kebaikan dan kebenaran Tuhan bagi orang-orang di sekeliling kita. Dan salah satu cara kita memproklamasikan kebaikan Tuhan dalam firman Tuhan adalah dengan bernyanyi kepada Tuhan.Izinkan saya membaca Kolose 3:12-17. Judul perikop ini adalah “Hidup Baru dengan Sesama”. Kolose 3 ini penuh dengan instruksi bagi gereja mula-mula tentang cara hidup berjemaat bersama sebagai pengikut-pengikut Kristus
Opening Verse – Sebagai orang-orang pilihan Allah yang kudus dan dikasihi-Nya, hiduplah dengan menunjukkan kemurahan hati, keramahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Sabarlah terhadap sesamamu dan saling mengampunilah. Jika seseorang telah melakukan kesalahan kepada orang yang lain, ampunilah mereka, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu. Tetapi, yang lebih penting dari semuanya itu adalah kasih. Kasihlah yang menjadi pengikat semuanya itu dalam kesatuan yang sempurna. Biarlah damai Kristus menguasai pikiranmu. Untuk itulah, kamu dipanggil menjadi satu tubuh. Dan, bersyukurlah. Biarlah perkataan Kristus tinggal di dalam kamu dengan melimpah. Gunakan semua hikmat untuk saling mengajar dan menasihati. Nyanyikanlah mazmur, kidung pujian, dan nyanyian rohani dengan rasa syukur dalam hatimu kepada Allah. Apa pun juga yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya dalam nama Tuhan Yesus. Dan, bersyukurlah kepada Allah Bapa melalui Yesus. Kolose 3:12-17 AMD
Ini menjadi pokok pengajaran saya hari ini, bahwa dalam kehidupan kita bersama sebagai orang-orang percaya, sebagai satu gereja, Saudara dan saya diinstruksikan untuk menggunakan hikmat kita dalam mengajar, menasihati, dan juga bernyanyi.
Ingat apa yang kita bahas bulan lalu tentang imamat rajani, bahwa kita semua adalah imam-imam dalam kerajaaan Tuhan. Artinya fungsi untuk mengajar, menasihati, dan membawa nyanyian kita kepada Tuhan dan bagi sesama adalah fungsi kita semua, Saudara dan saya, bukan hanya tugas para hamba Tuhan, para pendeta, atau tugas tim pujian dan penyembahan saja.
Bernyanyi bagi Tuhan adalah sebuah perintah, dan bukan sebuah undangan, bagi semua orang percaya. Instruksi bagi kita semua adalah untuk hidup bersama untuk mengajarkan firman Tuhan antara satu dengan lainnya, untuk saling menasihati—artinya, kita pun harus saling menjaga kehidupan kita bersama, dan juga untuk bernyanyi bersama dalam pertemuan-pertemuan kita.
Perhatikan, firman Tuhan tidak menulis, “Dengarkanlah mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani sambil bersyukur kepada Tuhan” bukan?
Karena ketika kita berkumpul sebagai orang-orang percaya, instruksinya bukan hanya untuk mendengar nyanyian dari tim pujian penyembahan saja, sambil menikmatinya, melainkan, setiap kita, orang percaya, diinstruksikan untuk bernyanyi bersama untuk Tuhan.
Ini adalah perintah, instruksi, bukan permintaan atau undangan. Saya sering kali mendengar para pemimpin pujian berkata: “Mari saya undang jemaat untuk bangkit berdiri, mari kita bernyanyi bagi Tuhan.”
Sering kali saya berpikir, bagaimana kalau para pemimpin pujian langsung saja katakan ini: “Sesuai dengan firman Tuhan, saya perintahkan jemaat untuk berdiri dan bernyanyi bersama!” Karena itu adalah perintah.
Dan instruksi ini bukan hanya untuk orang-orang yang pandai bernyanyi saja, atau yang suaranya bagus saja. Banyak jemaat yang berkata begini: “Aduh Pastor, andaikan saya punya suara bagus atau bisa bermain musik, pasti saya akan menjadi penyembah yang lebih baik lagi.”
Dengar, bernyanyi buat Tuhan bukan sebuah undangan buat orang-orang yang pandai bermusik saja, melainkan sebuah perintah untuk semua orang percaya. Jadi lain kali saat Saudara dan saya berkumpul dan beribadah bersama, ya jangan “titip” nyanyian Saudara kepada para tim pujian penyembahan saja, apalagi dengan dalih, “Oh suaraku tidak bagus, aku tidak bisa nyanyi! Oh suaraku fals!”
Ketika kita bernyanyi bersama, ada kuasa, saat kita semua memuji dan meninggikan Tuhan dengan satu suara. Seluruh penyembahan yang sejati adalah respon terhadap pewahyuan Tuhan. Penyembahan adalah respon kita akan hadirat Tuhan dalam hidup kita. Penyembahan adalah respon kita akan karakter-Nya, anugerah-Nya, kebaikan-Nya dalam hidup kita.
Supporting Verse – Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Kisah Para Rasul 17:28 (TB)
Ketika kita memiliki pemahaman dan pewahyuan akan siapa Tuhan dalam hidup kita, dan siapa kita di dalam Dia, maka respon dari pemahaman atau pewahyuan itu adalah penyembahan kita.
Itu sebabnya Yesus berkata kepada wanita Samaria dalam Yohanes 4 (TB).
Supporting Verse – Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Yohanes 4:22 TB
Karena saat kita menyadari kebaikan Tuhan, mengenal kesetiaan Tuhan dalam hidup kita, saat kita mengenal Tuhan lebih dalam lagi dalam hubungan kita bersama Dia, maka respon kita pasti akan tercermin dari cara kita hidup, tercermin melalui ucapan syukur dan puji-pujian bagi Dia dalam nyanyian.
Penyembahan dalam Perjanjian Baru adalah sebuah kehidupan yang mencerminkan kemuliaan Tuhan, kehidupan yang melakukan segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus sambil mengucap syukur kepada Bapa; bukan sekadar sebuah tindakan di kebaktian hari Minggu saja, melainkan tindakan dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai persembahan yang hidup, yang juga termasuk tindakan kita bernyanyi bersama.
Supporting Verse – Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. Mazmur 96:1-3 (TB)
Jadi, kenapa menyanyi? Kenapa Tuhan bukan menginstruksikan kita untuk melukis buat Tuhan, atau menari, atau bersajak buat Tuhan? Mengapa bernyanyi?
Menghormati dan memuliakan Tuhan dengan suara kita melalui nyanyian merupakan bagian penting dari kehidupan penyembahan kita kepada Tuhan. Kita diinstruksikan begini dalam Efesus 5 (TB).
Supporting Verse – hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Efesus 5:18-19 (TB)
Bernyanyi merupakan hal yang sangat sentral dalam kehidupan orang percaya. Dan saya berdoa, JPCC bukan hanya dikenal sebagai gereja dengan tim pujian penyembahan yang baik, melainkan juga dengan jemaat Tuhan yang semuanya memuji dan menyembah Tuhan dalam nyanyian.
Dalam kitab Keluaran 15 ditulis begini: “Segera setelah bangsa Israel berhasil melarikan diri dari amukan orang Mesir dan menyeberangi Laut Merah, hal yang pertama mereka lakukan adalah bernyanyi secara spontan! Mereka menyanyikan kebesaran Tuhan, keagungan-Nya, dan kemenangan-Nya atas bangsa Mesir.”
Bahkan kitab terpanjang dalam Alkitab, yaitu kitab Mazmur, adalah kumpulan 150 lagu-lagu yang mencerminkan seluruh spektrum perjalanan orang percaya— ada lagu-lagu sukacita, lagu-lagu ratapan dan kesedihan, serta lagu-lagu pertobatan.
Bernyanyi bagi Tuhan merupakan hal yang sentral dalam hidup orang-orang percaya. Dan saya sangat percaya itu karena memang Tuhanlah yang sudah mendesain manusia sejak awal untuk bernyanyi bagi Dia; ada dalam DNA kita. Kita diciptakan menurut rupa dan gambar-Nya,dan surga dan seluruh ciptaan Tuhan penuh dengan nyanyian pujian bagi Tuhan. Itu sebabnya bernyanyi sudah mendarah daging dalam manusia sejak awal sejarah.
Sebuah artikel “A Brief History of Singing”, yang dikeluarkan oleh Lawrence University, menulis tentang sejarah bernyanyi.Dikatakan: “Bernyanyi, atau memproduksi nada musik dengan vokal, sangat mendasar bagi manusia. Bahkan asal-usulnya sudah lama hilang sejak zaman dahulu, dan bernyanyi bahkan mendahului perkembangan bahasa lisan. Suara atau vokal dianggap sebagai instrumen musik yang pertama, dan tidak ada budaya manusia, tidak peduli seberapa terpencil atau terisolasi, yang tidak bernyanyi.”
Nyanyian manusia sudah ada sejak awal mula. Bahkan ditulis, sebelum ada perkembangan bahasa lisan, bernyanyi sudah ada terlebih dahulu. Kita pun sekarang mengajarkan anak-anak kita berbicara memakai nyanyian dan melodi: “A B C D E F G…”— bukan begitu?
Artikel tersebut menulis bahwa tidak ada budaya di dalam dunia ini, tidak peduli seberapa terpencil atau terisolasi, yang tidak bernyanyi. Dan ini benar. Saya pelayanan ke daerah-daerah terpencil di Indonesia, dan bahkan di desa-desa yang terisolasi pun, para penduduk di sana pasti mempunyai kebiasaan bernyanyi bersama.
Bahkan mereka bernyanyi bersama lebih sering dibandingkan kita di kota-kota besar, yang lebih cenderung mendengarkan lagu di gawai kita. Mereka tidak memiliki gawai apa pun, sehingga mereka lebih sering berkumpul dan bernyanyi bersama. Bernyanyi bersama adalah buatan Tuhan yang indah yang merefleksikan budaya surga.
Bahkan penelitian ilmiah mengatakan bahwa bernyanyi pun memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan manusia,baik jasmani maupun mental kita, jiwa kita. Riset modern menemukan bahwa bernyanyi bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah di dalam tubuh kita, menurunkan kadar kortisol dan hormon stres, serta meningkatkan kadar dopamin di dalam otak kita.
Dopamin disebut juga sebagai hormon pengendali emosi, karena saat diproduksi dalam jumlah yang tepat, hormon dopamin ini akan meningkatkan suasana hati sehingga orang akan merasa lebih senang atau bahagia. Artinya, bernyanyi membantu kita berada dalam suasana hati yang bahagia.
Penelitian juga menunjukkan bahwa bernyanyi dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh kita, jadi bagi teman- teman yang tidak mau mudah sakit, ayo nyanyi bersama!
Bernyanyi juga meningkatkan fungsi paru-paru, dan kalau kita bernafas lebih baik, kita akan hidup lebih lama lagi. Mungkin itu sebabnya saya sampai hari ini masih awet muda, ya kan?
Riset menemukan bahwa bernyanyi juga meningkatkan daya memori kita, ingatan kita. Ada penelitian yang mencoba terapi bernyanyi bagi para pasien demensia, dan menunjukan bahwa bernyanyi membantu mereka mengingat. Jadi bagi teman-teman yang sering lupa-lupa, bernyanyi saja lebih banyak.
Bernyanyi juga meningkatkan kesehatan mental kita. Bagi teman-teman yang katanya perlu “healing”, liburan ke pantai, coba saja bernyanyi lebih dulu, bernyanyi lebih sering lagi daripada kita menghambur-hamburkan uang untuk jalan-jalan dan berpergian.
Riset menemukan bahwa bernyanyi bahkan dapat membantu kita mengatasi rasa sakit, baik fisik maupun emosional. Jadi kalau Saudara sedang terluka atau sedang galau dalam hati Saudara, bernyanyi dapat membantu meredakan luka Saudara.
Namun salah satu hal terbaik tentang bernyanyi adalah bahwa kita tidak perlu pandai atau mahir bernyanyi, mempunyai suara yang bagus, untuk bisa merasakan semua manfaat dari bernyanyi. Artinya Saudara tidak perlu punya suara yang bagus atau menjadi penyanyi profesional untuk bisa merasakan manfaat dari bernyanyi.
Bahkan saya perhatikan ini: orang-orang yang nyanyinya suka fals-fals di karaoke itu malah yang lebih gembira dan memiliki suasana hati yang lebih baik daripada orang-orang yang bernyanyi untuk memamerkan keahlian dan talenta mereka. Betul bukan?
Jadi, coba Saudara, [bergumam, vokalisasi] di rumah Saudara masing-masing. Saudara rasakan vibrasi dari rongga mulut, di dada, di tubuh. Sensasi bernyanyi itu ternyata bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Ini kita belum berbicara tentang bernyanyi mazmur, kidung pujian, dan lagu-lagu rohani bagi Tuhan. Penelitian yang dilakukan dalam musim pandemi Covid menemukan bahwa bernyanyi membangun rasa kebersamaan, rasa keterlibatan.
Saudara ingat berita waktu pandemi Covid bahwa ada orang-orang yang bernyanyi bersama di apartemen-apartemen mereka di luar negeri saat sedang karantina? Bahkan saat kita bernyanyi secara virtual, secara daring selama pandemi ini, aktivitas bernyanyi bersama ini merupakan sebuah kegiatan yang menjalin kebersamaan yang sangat luar biasa.
Bernyanyi dengan orang lain, baik secara langsung maupun daring, dapat membangun perasaan bahwa kita tidak sendirian dalam kesusahan kita, dan membangun perasaan kebersamaan. Inilah yang para peneliti sebut sebagai ikatan sosial. Bernyanyi bersama membangun ikatan sosial.
Jadi sekarang kita mengerti kenapa Tuhan menginstruksikan semua ciptaan-Nya: “Menyanyilah, hai segenap bumi!” Bukan sekadar “Dengarkan saja lagu-lagu rohani!” seperti banyak dari Saudara lakukan, melainkan “Bernyanyilah! Nyanyikanlah mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani dengan bersyukur kepada-Nya!”Karena Tuhan tahu manfaat dari kita menggunakan suara kita sebagai sebuah instrumen pujian bagi Dia.
Namun kita juga harus sadar bahwa kita bernyanyi bukan sekadar bernyanyi saja. Dan saya berharap Saudara bisa mendapatkan kebenaran firman Tuhan hari ini lebih dari sekadar pengertian tentang bernyanyi saja.
Supporting Verse – Biarlah pengajaran Kristus tinggal di dalammu dengan berlimpah. Gunakanlah semua hikmat untuk saling mengajar dan menasihati. Nyanyikanlah mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani dengan bersyukur kepada Allah. Kolose 3:16 (AMD)
Perhatikan. Artinya fondasi dari semua nyanyian kita kepada Tuhan dimulai dari kalimat ini: “Biarlah pengajaran Kristus tinggal di dalammu dengan berlimpah.” Arti frasa “tinggal di dalammu” adalah seperti firman Tuhan yang tinggal di dalam sebuah rumah, yang adalah Saudara dan saya.
Artinya perkataan Yesus tinggal di dalam kita. Ini lebih dari sekadar membaca Alkitab, tetapi kita harus hidup sedemikian rupa sehingga firman Kristus yang memerintah dan yang tinggal di dalam kita.
Saya berharap, saya berdoa Saudara mengerti ini. Karena jika kita izinkan firman Kristus tinggal dalam kehidupan kita, baru setelah itu kita mendapatkan hikmat yang dapat membuat kita bisa saling mengajar, menasihati, dan bernyanyi bersama.
Saya tulis seperti ini: Instruksi untuk kita hidup berjemaat bersama bukan dimulai dengan mengajar, menasihati dan bernyanyi untuk kemuliaan-Nya, melainkan dimulai dengan mengizinkan firman Kristus tinggal di dalam kita. Itu instruksinya.
Penyembahan kita adalah hasil, buah dari sebuah kehidupan yang dipenuhi oleh firman Tuhan terlebih dahulu. Banyak dari kita dalam ibadah gereja hanya bernyanyi, mengikuti tulisan yang ada di layar saja, dan kita menganggap bahwa kalau kita sudah bernyanyi bersama dalam pujian penyembahan di kebaktian, itu sudah cukup.
Namun jika kita tidak mengizinkan firman Tuhan untuk hidup dalam kita terlebih dahulu, maka semua nyanyian kita akan kosong di hadapan Tuhan. Jangankan kita bisa mengajar dan menasihati satu dengan lainnya.
Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah, mengatakan begini: “Do try, dear friends, to get so full of the word of Christ in all forms of it,that you may run over with it. You know, it cannot come out of you if it is not first in you.”
Bahasa Indonesianya begini: “Cobalah, Saudara-saudara terkasih, untuk mengisi kehidupan kita sebegitu penuhnya dengan firman Kristus dalam segala bentuknya, sehingga kita melimpah dengannya. Karena Anda tahu, kita tidak bisa mengeluarkan sesuatu jika hal itu tidak ada di dalam diri kita terlebih dahulu.”
Artinya, izinkan firman Kristus untuk tinggal di dalam kita, sampai kita bisa memiliki hikmat dalam mengajar, menasihati, dan bernyanyi bersama bagi Tuhan, karena bernyanyi itu spiritual. Bernyanyi untuk Tuhan adalah bagian penting dalam penyembahan kita.
Dengan cepat, berikut ini saya berikan beberapa kebenaran sederhana mengenai bernyanyi dalam kehidupan kita pribadi dan berjemaat bersama.
Yang pertama adalah ini: Bernyanyi adalah perintah Tuhan.
Seperti yang tadi saya katakan, bernyanyi bukanlah sebuah opsi atau undangan, melainkan sebuah perintah Tuhan.
Supporting Verse – Janganlah kamu mabuk-mabukan, karena mabuk menjerumuskanmu ke dalam berbagai dosa. Sebaliknya hendaklah hidupmu dikuasai Roh Allah dengan selalu bernyanyi kepada TUHAN dalam hatimu, dengan saling menguatkan lewat lagu-lagu pujian bagi Allah— baik lagu dari Kitab Mazmur, Firman Allah, maupun lagu rohani yang lain, juga dengan mengucap syukur atas segala hal kepada Allah Bapa melalui Penguasa kita Kristus Yesus. Efesus 5:18-20 (TSI)
Artinya saat kita bernyanyi bagi Tuhan, kita, Saudara dan saya, sedang melakukan kehendak-Nya dan perintah-Nya. “Oh, tapi Pastor, aku tidak pandai bernyanyi.” Nyanyi saja, karena itu perintah-Nya.
Yang kedua, Bernyanyi bagi Tuhan adalah sebuah sukacita.
Supporting Verse – Sebab Engkaulah yang telah menolong aku; dalam naungan sayap-Mu aku menyanyi gembira. Mazmur 63:8 (BIMK)
Ada ayat yang lebih jelas lagi. Dikatakan begini.
Supporting Verse – Apakah kamu sedang berdukacita? Berdoalah! Apakah kamu sedang bersukacita? Nyanyikanlah pujian kepada Tuhan. Yakobus 5:13 (AMD)
Bernyanyi bagi Tuhan adalah sebuah sukacita.
Yang ketiga, bernyanyi membantu kita mengingat kebenaran firman Tuhan.
Supporting Verse – Gunakanlah semua hikmat untuk saling mengajar dan menasihati. Nyanyikanlah mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani dengan bersyukur kepada Allah. Kolose 3:16 (AMD)
Perhatikan, lagu rohani bukanlah pengganti firman Tuhan. Melainkan, nyanyian rohani bisa menjadi alat untuk kita mengingat kebenaran firman Tuhan. Karena firman Tuhan tadi mengatakan: Mengajar, menasihati, dan bernyanyi.
Waktu Saudara dan saya menyanyikan lagu yang dituliskan oleh kak Sari Simorangkir: “Bagi Tuhan tak ada yang mustahil, bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin”—kita sedang menghafal kebenaran firman Tuhan.
Atau lagu ini: “Kau hadir di setiap langkahku, kuaman di dalam hadirat-Mu. Kau buktikan Engkau setia”— kita sedang mengingat kebenaran firman Tuhan, (bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan kita, dan bahwa Tuhan Yesus terlebih dahulu membuktikan kesetiaan-Nya bagi kita) melalui nyanyian kita.
Keempat, saat kita bernyanyi bersama, kita sedang membangun satu dengan lainnya.
Bernyanyi membantu kita untuk saling membangun satu sama lain. Saat kita bernyanyi bersama dalam pujian dan penyembahan, sadarkah Saudara bahwa kita sedang membantu orang lain di sekeliling kita untuk bisa mendengar tentang kebaikan Tuhan lewat nyanyian kita?
Supporting Verse – Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Mazmur 105:1-2 (TB)
Bayangkan dampak nyanyian Saudara, bayangkan dampak dari ekspresi atau postur Saudara saat kita sedang bernyanyi bagi Tuhan ketika kita berkumpul bersama; bayangkan dampaknya bagi orang yang belum mengenal Tuhan Yesus saat mereka mendengar nyanyian kita bersama.
Bayangkan saat orang-orang di sekeliling kita bisa merasakan gairah dan cinta kita untuk Tuhan saat kita menceritakan kebaikan Tuhan lewat lagu-lagu dan nyanyian kita. Saya menemukan begitu banyak orang yang tersentuh hatinya, dan akhirnya mau membuka hati mereka kepada Tuhan Yesus karena mereka menyaksikan gairah dan ekspresi para jemaat saat mereka sedang menyanyikan cinta atau kasih mereka kepada Tuhan dalam ibadah gereja bersama, dalam penyembahan korporat.
Lebih banyak orang yang dijamah oleh kuasa Roh Kudus pada saat mereka sedang bernyanyi memuji Tuhan dengan jemaat di gereja, dibandingkan dengan saat mereka mendengarkan khotbah.
Pastor Tim Keller mengatakan: “Penyembahan bersama yang baik akan secara alami menjadi sebuah penginjilan.”
Ada ayat yang sangat bagus. Dikatakan begini.
Supporting Verse – Maka, saya memutuskan bahwa ketika saya berdoa, saya akan melibatkan roh dan pikiran. Waktu saya menyanyikan pujian, saya akan melibatkan roh dan pikiran juga. Sebab kalau kita memuji Allah dengan roh kita, yaitu memakai kemampuan berbicara bahasa lain, pendengar—atau orang-orang di sekeliling kita—tidak akan bisa turut memuji Allah atau mengucapkan “Amin” atas ucapan syukur itu, karena mereka tidak mengerti. Sekalipun isi ucapan syukur itu sangat baik, para pendengar—orang-orang di sekeliling kita—tidak akan dikuatkan. 1 Korintus 14:15-17 (TSI)
Ayat lain yang bisa menggambarkan bahwa nyanyian kita bahkan bisa melepaskan belenggu di sekeliling kita.
Supporting Verse – Kira-kira tengah malam Paulus dan Silas sedang berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Orang-orang tahanan yang lainnya pun sedang mendengarkan mereka menyanyi. Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang hebat sekali, sampai pondasi penjara itu pun turut bergoncang. Semua pintu penjara terbuka dan rantai-rantai yang membelenggu semua orang tahanan pun terlepas. Kisah Para Rasul 16:25-26 (BIMK)
Siapa yang bernyanyi? Paulus dan Silas. Para tahanan yang lain sedang apa? Sedang mendengarkan Paulus dan Silas bernyanyi. Namun perhatikan. Pintu penjara dan rantai-rantai yang terlepas itu punya siapa?
Firman Tuhan mengatakan semua pintu-pintu terbuka, semua rantai para tahanan pun terlepas. Meskipun hanya Paulus dan Silas yang bernyanyi, tetapi para tahanan, orang-orang di sekeliling mereka pun, dibebaskan.
Artinya saat Saudara dan saya bernyanyi bagi Tuhan, percayalah bahwa kita bisa mendobrak pintu-pintu dan rantai-rantai yang membelenggu kota Saudara, atau kantor Saudara, atau sekolah, di mana pun kita berada, karena ada kuasa di dalamnya. Amin?
Yang kelima, nyanyian kita bagi Tuhan menguatkan kita secara rohani.
Raja Daud, setiap kali dia berada dalam posisi rendah dalam hidupnya, setiap kali dia melewati lembah kekelaman, pasti bernyanyi kepada Tuhan melalui mazmurnya atau lagunya. Daud mengatakan begini.
Supporting Verse – Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar. Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku. Perhatikan ayat ini: Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku. Mazmur 42:7-9 (TB)
Daud bernyanyi kepada Tuhan saat jiwanya sedang tertekan. Artinya, bahkan dalam penderitaan kita, nyanyi saja! Saya telah menulis banyak lagu untuk saya nyanyikan dalam setiap lembah dan badai di kehidupan saya, agar bisa menguatkan roh dan jiwa saya sendiri.
“Sedalamnya hatiku Kau pun tahu dan kasih-Mu tak jauh dalam jiwaku. Di dalam kesesakan, di dalam kemenangan, kutahu Engkau s’lalu bersamaku”
atau saya nyanyikan lagu ini:
“Ku ‘kan bernyanyi sampai jiwaku percaya, sampai hatiku mendengar lagu pengharapan. Bahkan di dalam api pun, ku ‘kan menyembah-Mu.”
Nyanyian kita bagi Tuhan menguatkan kita secara rohani.
Yang terakhir dan yang terutama adalah ini. Mengapa nyanyian itu penting? Karena nyanyian kita memuliakan Tuhan.
Supporting Verse – Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit. Mazmur 89:2-3 (TB)
Marilah kita menyanyikan mazmur, kidung pujian, dan nyanyian rohani dengan bersyukur kepada Allah. Apa pun yang Saudara lakukan, baik perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, dan bersyukurlah kepada Allah Bapa melalui Yesus.
Semua hal ini, yang tadi saya katakan, membawa kemuliaan bagi Tuhan kita. Dan untuk memuliakan nama Tuhan— bukankah itu tujuan utama setiap kita, anak-anak-Nya?Menyanyilah bagi Tuhan, JPCC.
Closing Verse – Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. Mazmur 96:2-3 (TB)
Saya berdoa agar JPCC bukan hanya dikenal sebagai gereja yang punya tim pujian penyembahan yang baik, melainkan juga mempunyai jemaat, anak-anak Tuhan, imam-imam yang memuji dan menyembah Tuhan bersama dengan nyanyian mulut mereka. Tuhan memberkati.
P.S : Dear Friends, I am open to freelance copywriting work. My experience varies from content creation, creative writing for an established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web, mobile, and tablet), social media, marketing materials, and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links.
If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!