JPCC Kota Kasablanka (5 December 2021)
Saudara, mari kita siapkan catatan, kita buka hati,dan bersama, kita dengarkan firman Tuhan. Salam damai sejahtera buat kalian semua yang di JPCC, apa kabarnya? Tidak terasa kita sudah berada di awal bulan Desember tahun 2021. Puji Tuhan untuk keadaan yang semakin membaikmeskipun belum bisa dikatakan stabil sepenuhnya, karena beberapa hari yang lalu kita kembali mendengar berita tentang adanya varian COVID yang baru.
Itu sebabnya, jangan sampai kita menjadi lengah dan tetaplah menjaga protokol kesehatan, terutama dalam menghadapi liburan Natal dan Tahun Baru. Kita sudah beberapa minggu ini, memulai kebaktian on-site dengan jumlah yang masih sangat terbatas, di lokasi Sutera Hall, dan hari ini juga, kita melakukan ibadah on-site di The Kasablanka. Sekaligus juga memberikan kesempatan kepada para Leaders dan Key Volunteers untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yang kita terapkan sebelum nantinya pada tanggal 9 Januari 2022,DATE Members bisa mulai hadir secara on-site juga di kedua tempat tersebut.
Tentunya, setelah melakukan pendaftaran melalui aplikasi MyJPCC, dan juga mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Sekali lagi, semua masih dalam kapasitas yang sangat terbatas, Dan untuk kembali seperti keadaan sebelum pandemi, masih diperlukan waktu yang panjang dengan syarat keadaan tidak mundur lagi tentunya.
Saya harap kalian bisa memahami dan memaklumi kondisi di mana kita sekarang berada. Namun, kita akan terus hadir secara online, agar kalian semua bisa merasakan hadirat Tuhan dan menerima kebenaran firman-Nya di mana pun kalian berada.
Kita sering mendengar atau bahkan memakai kata ‘shalom’ sebagai bentuk salam. Tetapi tahukah kalian, bahwa kata ‘shalom’ itu bukan hanya kata yang bagus sebagai kata pembuka atau untuk menyapa orang, tetapi ‘shalom’ merupakan nama Tuhan sendiri. Dialah Jehovah Shalom; God is peace (Allah adalah sumber damai).
Meskipun ‘shalom’ diterjemahkan sebagai damai, tetapi arti ‘shalom’ yang sebenarnya jauh lebih luas dari pengertian ‘damai’ yang dimaksudkan oleh dunia ini. Nah, di bulan Desember ini, kita akan membahas topik tentang damai sejahtera, dengan tema, “Peace has Come” (“Damai Itu Sudah Datang”), sekaligus memperingati kelahiran The Prince of Peace yaitu Yesus Kristus, Sang Raja Damai.
Biarlah kita merayakan Natal dengan cara yang sederhana, dan dengan keyakinan bahwa Sang Raja Damai bersama dengan kita. Banyak orang mencari kedamaian, bahkan ada yang sampai haru spergi ke tempat-tempat yang sunyi hanya untuk mendapatkan ketenangan. Belakangan ini isu tentang kesehatan mental menjadi sorotan, karena banyak orang tidak mempunyai kedamaian.
Mereka hidup dalam kekalutan, banyak juga yang sedang putus asa, tidak lagi dapat melihat masa depan sehingga mereka menjadi depresi, cemas, takut yang berlebihan, jauh hidupnya dari kedamaian. Saya berdoa agar selama bulan Desember ini kalian mendapatkan damainya Tuhan, dan dengan damai ini kalian masuk ke tahun depan—tahun 2022—dengan pengharapan yang penuh.
Opening Verse – Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya, dan selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu. Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang Midian, orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur, lalu maju mendatangi mereka; berkemahlah orang-orang itu di daerah mereka, dan memusnahkan hasil tanah itu sampai ke dekat Gaza, dan tidak meninggalkan bahan makanan apa pun di Israel, juga domba, atau lembu atau keledai pun tidak. Sebab orang-orang itu datang maju dengan ternaknya dan kemahnya, dan datangnya itu berbanyak-banyak seperti belalang. Orang-orangnya dan unta-untanya tidak terhitung banyaknya, sekaliannya datang ke negeri itu untuk memusnahkannya, sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu. Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN. Hakim-hakim 6:1-6 (TB)
Sampai di sini dulu, karena kita perlu mengerti apa yang sedang terjadi. Pada waktu ini—atau pada waktu itu— umat Israel sudah tinggal di Tanah Perjanjian, tetapi mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Mereka berdosa terhadap Tuhan dan sebagai akibatnya, Tuhan membiarkan bangsa Midian atau orang-orang Midian menguasai mereka.
Artinya, tidak ada pembelaan Tuhan dalam kehidupan mereka. Bangsa Israel berada di tempat yang Tuhan mau mereka berada, tetapi mereka tidak hidup dalam kemenangan, karena mereka tidak taat dan menyembah kepada allah lain.
Supporting Verse – Dan Aku telah berfirman kepadamu: Akulah TUHAN, Allahmu, maka janganlah kamu menyembah allah orang Amori, yang negerinya kamu diami ini. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku itu.” Hakim-hakim 6:10 (TB)
Jadi ini merupakan sebuah pelajaran yang menarik buat kita, sebab bisa saja kita berada di tempat di mana Tuhan mau kita berada, tetapi kita tidak mengalami kemenangan karena kita tidak taat dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Tujuh tahun lamanya bangsa Israel dikuasai orang-orang Midian, dan ini merupakan waktu yang cukup lama.
Mereka dirundung habis-habisan. Bayangkan, setiap kali mereka selesai menabur, orang Midian datang untuk memusnahkan apa yang sudah mereka kerjakan. Hasil tanah mereka dimusnahkan dan ternak pun mereka sudah tidak punya lagi, sehingga mereka menjadi melarat.
Singkat cerita, kemudian orang-orang Israel mulai berseru kepada Tuhan dan Tuhan mengirim seorang nabi untuk menyampaikan pesan Tuhan, dan kemudian Tuhan mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk memulai misi penyelamatan orang Israel.
Supporting Verse – Kemudian datanglah Malaikat Tuhan dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Hakim-hakim 6:11 (TB)
Ini merupakan gambaran orang Israel pada saat itu; saking takutnya kepada orang-orang Midian, sampai-sampai Gideon harus mengirik gandum dengan bersembunyi di tempat pemerasan anggur. Sebab, biasanya orang mengirik gandum itu di tempat yang terbuka.
Supporting Verse – Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Hakim-hakim 6:12 (TB)
Luar biasa Tuhan kita! Tuhan memperkatakan perkataan yang berbeda, dengan apa yang Gideon rasakan pada saat itu. Tuhan tidak mengecilkan orang yang sudah merasa kecil. Tuhan tidak menghina dan menertawakan Gideon, tetapi Tuhan berfirman dan memperkatakan apa yang Tuhan lihat dalam diri Gideon; potensi yang tersembunyi di dalam dia.
Ada seorang pahlawan yang terperangkap dalam diri Gideon,dan den dengan penyertaan Tuhan, maka pahlawan itu akan keluar dari dirinya. Nah, ini pertanyaan saya: Kira-kira apa yang Tuhan akan katakan terhadap masing-masing kita? Panggilan apa yang Tuhan katakan kepada kita yang sedang ketakutan, yang sedang merasa kecil, yang sedang merasa cemas dan merasa tidak berdaya, atau yang sedang merasa gagal?
Supporting Verse – Jawab Gideon kepada-Nya: “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.” Hakim-Hakim 6:13 (TB)
Gideon ini seperti orang yang bingung, dia bertanya seperti kebanyakan kita bertanya kalau sedang bingung: Kalau Tuhan menyertai kita, mengapa semua yang buruk ini terjadi? Di mana pertolongan Tuhan yang selama ini diceritakan orang? Tetapi kemudian, Gideon menjawab pertanyaannya sendiri.
Bukankah ini tanda orang yang bingung? Gideon tahu bahwa semua yang buruk ini terjadi, karena orang Israel tidak taat dan meninggalkan Tuhan; itu sebabnya mengapa orang Midian begitu berkuasa terhadap mereka.
Supporting Verse – Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!” Tetapi jawabnya kepada-Nya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” Hakim 6:14-16 (TB)
Identitas diri kita sering kali menghalangi rencana Tuhan dalam hidup kita; ini adalah satu contohnya, terhadap Gideon. Tuhan sudah memberitahukan apa yang menjadi rencana-Nya, tetapi Gideon tidak dapat melihat dirinya melakukan rencana Tuhan tersebut karena Gideon merasa dirinya kecil dan rencana Tuhan itu terlampau besar buat dia.
Bukankah itu yang sering kali terjadi kepada kita? Kita sering tidak percaya kalau Tuhan ingin memakai kita untuk melakukan perkara besar. Bahkan, kita lihat bahwa–bagaimana Gideon mencoba untuk mengingatkan Tuhan tentang siapa dirinya. Dia bilang, “Kaumku yang paling kecil dan aku ini yang paling muda!” Artinya, ”Aku ini tidak berpengalaman!” Itu sebabnya, pemulihan identitas diri sangat penting dan mendasar.
Kita perlu tahu siapa kita di dalam Tuhan, sebelum kita ingin mengetahui apa yang menjadi rencana Tuhan. Sebab Tuhan itu besar dan rencana-Nya atas kita juga besar, dan kita perlu mempunyai gambar diri yang benar untuk dapat mempercayainya, dan perlu iman untuk dapat melaksanakannya.
Supporting Verse – Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.” Ini yang penting yang Gideon perlu tahu, yaitu the presence of God. Janji penyertaan Tuhan dalam hidup Gideon merupakan modal yang sangat besar,untuk dia dapat mengalahkan bangsa Midian dan menyelamatkan bangsanya sendiri. Ini juga yang perlu menjadi modal kita untuk mengarungi kehidupan,yaitu penyertaan Tuhan! We need the presence of God in our lives. Maka jawabnya kepada-Nya: “Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Hakim-hakim 6:16-17 (TB)
Kita lihat Gideon meminta tanda kepada Tuhan, untuk meyakinkan dirinya, bahwa memang, ini Tuhan yang berbicara dan bukan yang lain; dan kalau kita baca kisahnya, Tuhan mengabulkan permintaannya itu. Jadi, sah-sah saja menurut saya, kita meminta tanda dari Tuhan, asalkan memang dengan motif yang benar, dan kalau sudah mendapatkan tanda yang kita mau, maka kita harus bertindak tanpa ragu-ragu lagi. Nah, sekarang kita akan membaca apa yang terjadi setelah tanda yang Gideon minta digenapi.
Supporting Verse – Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: “Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! Sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka.” Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati.” Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer. Hakim-hakim 6:22-24 (TB)
Kata, “Selamatlah engkau ini!” diterjemahkan dari kata ‘shalom‘. Dalam bahasa Alkitab bahasa Inggris ayat-ayat ini diterjemahkan sebagai berikut—terutama dimulai dari ayat yang ke-23.
Supporting Verse – But the LORD said to him, “Peace! Do not be afraid. You are not going to die.” So Gideon built an altar to the LORD there and called it The LORD Is Peace. Judges 6:23-24 (NIV)
Tuhan mengatakan, “Shalom!” kepada Gideon, kemudian Gideon mendirikan mezbah bagi Tuhan dan memberi nama “God is peace“. Pertanyaannya, apa yang terjadi pada Gideon, sampai-sampai dia mengambil keputusan untuk memperingati peristiwa ini dengan membangun sebuah mezbah?
Menurut saya, pasti ada sesuatu yang sangat signifikan terjadi pada dirinya sehingga dia ingin membuat mezbah untuk memperingati apa yang terjadi. Nah, saya bukan seorang ahli bahasa Ibrani, tetapi dari yang saya pelajari kata ‘shalom’ adalah sebuah kata yang mempunyai arti dasar: ’lengkap’ atau ‘utuh’, dalam pengertian tidak ada yang kurang, tidak ada yang hilang atau tidak ada yang cacat;‘complete’ atau ‘whole’ [dalam bahasa Inggris].
Menurut konkordansi Strong’s Concordance, ‘shalom’ berarti keutuhan, kelengkapan, kesehatan,kesejahteraan, kemakmuran, harmoni dan damai. Ada beberapa contoh pemakaian kata ‘shalom’ di Alkitab, antara lain, dari ayat di bawah ini.
Supporting Verse – Engkau akan mengalami, bahwa kemahmu aman dan apabila engkau memeriksa tempat kediamanmu, engkau tidak akan kehilangan apa-apa. Ayub 5:24 (TB)
You shall know that your tent is at peace, and you shall inspect your fold and miss nothing. Job 5:24 (ESV)
Kemah Ayub dalam keadaan tenang, damai, karena tidak ada yang hilang dari semua kepunyaannya,semuanya masih lengkap.
Supporting Verse – Lalu Daud menurunkan barang-barangnya dan meninggalkannya di tangan penjaga barang-barang tentara. Berlari-larilah Daud ke tempat barisan; sesampai di sana, bertanyalah ia kepada kakak-kakaknya apakah mereka selamat. 1 Samuel 17:22 (TB)
Ketika Daud disuruh ayahnya membawa makanan untuk kakak-kakaknya yang menjadi tentara raja Saul, dia menanyakan kepada mereka, apakah mereka mempunyai ‘shalom’; artinya apakah mereka baik-baik saja keadaannya, apakah mereka selamat, apakah mereka sehat. ‘Shalom’ dari Tuhan kepada Gideon membuat Gideon menjadi komplet; jadi utuh, tidak kekurangan apa-apa.
Pastinya ada kedamaian yang luar biasa yang Gideon rasakan. Ada sesuatu yang terjadi dalam hati Gideon dan mengubah cara pandangnya tentang dirinya sendiri. Dari seorang yang merasa dirinya selalu kurang, yang paling kecil, yang tidak punya pengalaman, Tuhan menyatakan ‘shalom’: “Gideon, engkau utuh, tidak kekurangan apa-apa!” Dan yang tidak kalah penting adalah, ”Mulai dari saat ini, Aku menyertai engkau!”.
Dan inilah yang menjadi modal untuk Gideon menjadi seorang pahlawan yang gagah berani. Yang menarik di kisah ini adalah bahwa Tuhan memperkatakan ‘shalom’ kepada Gideon, sebelum Gideon disuruh Tuhan untuk meruntuhkan mezbah Baal kepunyaan ayahnya.
Supporting Verse – Pada malam itu juga TUHAN berfirman kepadanya: “Ambillah seekor lembu jantan kepunyaan ayahmu, yakni lembu jantan yang kedua, berumur tujuh tahun, runtuhkanlah mezbah Baal kepunyaan ayahmu dan tebanglah tiang berhala yang di dekatnya. Kemudian dirikanlah mezbah bagi TUHAN, Allahmu, di atas kubu pertahanan ini dengan disusun baik, lalu ambillah lembu jantan yang kedua dan persembahkanlah korban bakaran dengan kayu tiang berhala yang akan kautebang itu.” Kemudian Gideon membawa sepuluh orang hambanya dan diperbuatnyalah seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya. Tetapi karena ia takut kepada kaum keluarganya dan kepada orang-orang kota itu untuk melakukan hal itu pada waktu siang, maka dilakukannyalah pada waktu malam. Hakim-hakim 6:25-27 (TB)
Nah, kalau dipikir-pikir, bukannya dengan meruntuhkan mezbah Baal dan tiang berhala, justru malah Gideon mencari ribut dengan keluarganya sendiri? Tetapi, Gideon melakukan apa yang benar di mata Tuhan, dan ‘shalom’—damainya Tuhan—yang memampukan Gideon untuk melakukan semuanya itu.
Dan setelah berhasil meruntuhkan mezbah Baal, Gideon maju berperang hanya dengan membawa 300 orang pilihan saja untuk mengalahkan orang-orang Midian yang selama ini menguasai mereka. Gideon berani bertindak karena dia mempunyai ‘shalom’, bahwa Tuhan yang menyertai dia.
Jadi berbeda dengan pengertian kebanyakan orang tentang “damai” yang artinya keadaan tenang di sekeliling kita karena tidak ada konflik, tetapi Damai Tuhan itu lebih tentang kemampuan seseorang untuk tetap tenang dalam keadaan apa pun juga, termasuk ketika berada dalam sebuah konflik, karena tahu bahwa Tuhan beserta dengan dia.
Seperti yang didemonstrasikan Yesus, pada saat perahu yang Dia dan murid-murid-Nya pakai diterpa topan ganas dan air sudah masuk sampai ke dalam perahu, tetapi Yesus dengan tenangnya tidur di buritan, sampai-sampai murid-murid-Nya menuduh bahwa Yesus tidak peduli kalau mereka binasa. Sepertinya mereka belum sadar bahwa Yesus adalah Raja Damai, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya.
Supporting Verse – Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. Yesaya 9:6-7 (TB)
Jadi Tuhan mau kita berada dalam ‘shalom’ sebelum kita melakukan segala sesuatu. ‘Shalom’ is our starting point. (‘Shalom’ adalah titik awal perjalanan kita). Kita sering kali tidak sadar bahwa damai Tuhan adalah suatu kekuatan yang luar biasa, dan yang kita perlukan sebagai modal awal, sebelum kita melakukan rencana Tuhan.
Kita perlu merasakan damai Tuhan lebih dahulu sebelum kita bergerak melakukan apa yang perlu kita lakukan; dan bukan sebaliknya, bergerak dulu, terus berdoa dan berharap akan menemukan kedamaian.
Supporting Verse – Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Kisah Para Rasul 9:31 (TB)
The church then had peace throughout Judea, Galilee, and Samaria, and it became stronger as the believers lived in the fear of the Lord. And with the encouragement of the Holy Spirit, it also grew in numbers. Acts 9:31 (NLT)
Perhatikan, mereka mempunyai damai lebih dahulu, dan damai itulah yang memungkinkan mereka untuk hidup dalam takut akan Tuhan, sehingga mereka menjadi lebih kuat dan bertumbuh dalam jumlah. Damai Tuhan itu seperti kompas yang membantu kita membuat keputusan yang tepat. Jadi, kita bergerak setelah kita menerima damai, dan bukan sebaliknya, kita bergerak untuk mendapatkan damai.
Saya ulangi sekali lagi, jadi kita bergerak setelah menerima damai lebih dahulu, dan bukan sebaliknya, kita bergerak untuk mendapatkan damai. Contoh dalam pernikahan, kita harus penuh lebih dulu, komplet lebih dahulu, baru kita menikah, dan bukan menikah untuk menjadi komplet. Keutuhan kita tidak datang dari pasangan kita, tetapi keutuhan kita datang dari hubungan kita pribadi dengan Tuhan. Mengapa banyak orang yang tidak dapat merasakan damainya Tuhan?
Supporting Verse – Tetapi orang jahat adalah seperti laut yang berombak dan tak pernah tenang. Arusnya membawa sampah dan lumpur. Tak ada ketenteraman bagi orang berdosa,” kata Tuhan Yesaya 57:20-21 (BIS)
Kita tidak bisa hidup dalam damainya Tuhan kalau kita hidup di dalam dosa dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Nah, pertanyaannya sekarang, bagaimana kita bisa mendapatkan damainya Tuhan? Yaitu dengan cara berdamai dengan Tuhan. Peace with God, will bring you peace of God. Damai sejahtera Tuhan itu datang, kalau kita hidup berdamai dengan Tuhan.
Supporting Verse – Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Roma 5:1 (TB)
Yesus memulihkan kembali hubungan yang rusak antara manusia yang berdosa dengan Tuhan. Jadi, melalui Yesus kita dapat hidup berdamai dengan Tuhan dan melalui Yesus kita bisa mendapatkan damainya Tuhan. Karena Yesus sendiri yang berkata dalam Yohanes 14:27 (TB).
Supporting Verse – Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Yohanes 14:27 (TB)
Perhatikan, Yesus katakan, “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu.” Artinya, yang kita perlukan hanyalah menerima saja. True peace atau damai yang sesungguhnya itu sesuatu yang kita terima, bukan sesuatu yang kita usaha ciptakan. Damai sejahtera Tuhan berbeda dengan damai sejahtera yang dunia ini tawarkan. Damainya Tuhan itu dimulai dari dalam hati kita, sedangkan damai yang dari dunia ini dimulai dari luar.
Damainya Tuhan memulihkan, memberikan kekuatan, menjadikan kita kembali utuh, membuat kita menjadi tak gentar dan takut, sedangkan damainya dunia ini atau damai yang dunia ini tawarkan adalah usaha manusia untuk menciptakan ketenangan, dengan segala kemampuan mereka.
Dan sekarang, yang terakhir, bagaimana sebagai orang percaya kita dapat menjaga damai Tuhan setelah kita hidup berdamai dengan Tuhan?
Supporting Verse – Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.” Yesaya 48:17-19 (TB)
Kita perlu ‘shalom’, damai sejahteranya Tuhan dalam hidup kita. Tetapi, untuk itu, kita perlu berdamai dengan sang Raja Damai, dan belajar hidup dalam ketaatan akan kebenaran Firman Tuhan, menuruti perintah-perintah-Nya; maka damai Tuhan itu seperti sungai, [yang] tidak pernah kering, yang menjadi modal untuk kita menjalankan kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita hidup dalam takut akan Tuhan dan menjadi kuat dan bertumbuh, seperti apa yang diceritakan di kitab Kisah Para Rasul.
Semoga firman Tuhan ini, memberkati kalian semua, dan kalian punya modal damai Tuhan, dalam memasuki tahun yang akan datang. Tuhan Yesus memberkati.
P.S : Aside than my daily working hours activities, I also have passion and interest in writing article for both traditional and modern media. My experience varies from content creation, creative writing for established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web,mobile, and tablet), social media, marketing materials and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links
If your organization need a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Feel free to contact me, and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring so any support is very much appreciated. Thanks much and God Bless!