JPCC Sutera Hall (21 January 2024)
Hi JPCC! Jakarta Praise Community Church! Salam buat saudara semua di sutera hall ibadah kedua, dan salam kepada saudara semua yang mengikuti ibadah ini dimanapun saudara berada. Saya rasa belum terlambat untuk saya ucapkan “Happy New Year!”, Saudara siap menerima Firman Tuhan hari ini? Please be seated.
Tema kita di tahun 2024 adalah “Stronger“, membangun kehidupan yang lebih kuat. Minggu lalu di Upper Room, Ps. Sidney berkata bahwa kita sedang berdoa meminta pundak yang lebih “besar”, tidak berdoa untuk beban yang lebih ringan tetapi meminta pundak yang lebih besar.
Siapa yang mau hidup yang susah dan penuh tantangan? mau apa saja langsung ada di depan, bukan? Tetapi Tuhan tidak pernah menjanjikan itu.
Opening Verse – Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Yesaya 43:2 TB
Oleh sebab itu di tahun 2024, kita tidak sedang berkata bahwa kita mau masalah, tetapi tantangan dalam kehidupan adalah kehidupan yang tidak terelakkan bagi kita yang percaya kepada Tuhan. Berat, saya tahu karena kita mau semuanya mudah, tetapi tahun ini saya berdoa supaya hidup kita lebih kuat.
Saya tidak tahu di area mana saudara perlu membangun kekuatan ekstra. Ada banyak di antara saudara mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, baik itu di area keuangan, pekerjaan, kesehatan, pernikahan, ada banyak di antara kita yang bergumul di area yang berbeda-beda, pertanyaannya, dimana saudara perlu bangun kekuatan ekstra untuk menghadapi apa yang saudara akan alami dan tidak terelakkan.
Ada yang sedang mengalami konflik, bergumul, berduka, kehilangan pekerjaan, saudara sedang mengalami proses dan mengalami kekuatiran karena ada begitu banyak hal yang tidak diketahui dan tidak bisa diprediksi serta dikendalikan di tahun 2024.
Hal ini membuat orang banyak menjadi kuatir dan cemas, dan kalau kita tidak kendalikan itu, kita bisa menjadi depresi. Ada banyak orang yang menggunakan substansi untuk meredakan hal itu, kimiawi otak yang ada di dalam tubuh ini. Kalau ini digunakan dalam jangka pendek tentu tidak masalah, tetapi ketergantungan jangka panjang yang tentu akan membahayakan.
Selama beberapa minggu terakhir kita sudah belajar bahwa adalah Kehendak Tuhan untuk kita menjadi kuat. Kehendak Tuhan adalah untuk kita menjadi kuat di dalam Dia.
Kekuatan kita adalah dibangun di dalam Dia. Kata kuncinya terletak “Di Dalam Dia”. Kita membangun kekuatan di dalam Dia.
Supporting Verse – Saudara-saudariku, sebagai pesan terakhir, hendaklah kamu semua menjadi kuat, karena kamu sudah bersatu dengan Tuhan Yesus dan terus berharap penuh pada kuasa-Nya. Efesus 6:10 TSI
Alasan dan kunci kita menjadi kuat adalah karena kita bersatu dengan Kristus. Pada saat kita lahir baru kita bersatu dengan Kristus dan Sumber KekuatanNya, itu adalah satu hal tetapi adalah hal yang lain untuk benar-benar hidup bergantung dan berharap kepada sumber kekuatan itu.
Kalau mau jujur termasuk pembicara hari ini bahwa seringkali mengandalkan Tuhan itu bukan pilihan yang pertama, kita lebih sering mengandalkan kekuatan dan usaha sendiri, dan baru kita mencari Tuhan disaat sudah mentok dan itu menjadi solusi terakhir.
Minggu lalu kita belajar bahwa ada 3 perubahan dan pergeseran supaya hidup kita mengandalkan Tuhan dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri.
1. Shift our mindset about weakness
Pergeseran pola pikir kita tentang kelemahan. Siapa yang mau hidup dan mengakui tentang kelemahan kita? Kalau bisa tidak ada yang tahu kalau kita punya kelemahan, apalagi kalau kita ada dalam suatu posisi kepemimpinan, kita tidak mau ada orang lain yang tahu kalau kita punya kelemahan apalagi mengakuinya.
Menariknya, Alkitab mengajarkan kepada kita tentang paradigma yang berbeda dan harus berubah tentang kelemahan.
Karena Rasul Paulus berkata bahwa justru disaat kita mengakui kelemahan kita, disitu kita temukan bahwa kita bisa menjadi kuat.
Rasul Paulus : “Sebab kalau saya lemah, maka pada waktu itulah justru saya kuat”.
Kepastian kita bahwa Tuhan mengasihi dan ada bersama dengan kita akan memberikan kepercayaan diri untuk kita bisa terbuka dan mengakui kelemahan kita.
Yesus : “Aku mengasihi engkau dan itu sudah cukup untukmu; sebab Kuasa-Ku justru paling kuat kalau kau dalam keadaan lemah”.
Kalau kita berusaha menutupi kelemahan kita, justru kekuatan Tuhan tidak bisa muncul dalam hidup kita.
Sharing Ps. Jose – Saya ingat disaat ada seorang yang dikuasai kegelapan dan mengalami manifestasi kekuatan gelap, dan harus ditahan beberapa orang. Pikiran saya adalah, kalau dia dilepas, apa yang bisa dia lakukan karena ada begitu banyak anak-anak muda disana.
Saya sudah ketakutan sendiri dan lupa bahwa kekuatan kita itu bukan datang dari kita. Orang ini sudah ditengking dengan dan kuasa kegelapan masih belum lepas dari dirinya. Sampai akhirnya Tuhan baik dan menghadirkan seorang Ibu yang datang kepada saya dan berkata “Pak, biarin saja, biar dia berurusan sama Tuhan sendiri”.
“Hanya nanti kalau dilepas, dia kalau macem-macem gimana?” kata saya.
Kata ibu itu, “Biar Tuhan yang kerja”, dan benar, begitu orang itu dilepas, orang tersebut menempel di lantai dan tidak bisa bergerak. Sewaktu kita tahan malah orang tersebut bisa mengangkat 3-4 orang tetapi disaat dilepaskan, orang tersebut malah menempel ke lantai.
Karena sewaktu kita tekan sendiri, Tuhan tidak bisa bekerja. Kuasa Tuhan justru nyata disaat kita tidak ikut campur tangan. Bukan Kuasa kita, justru paling kuat saat kita dalam keadaan lemah. Jadi pergeseran atau shift yang pertama adalah melihat kelemahan dan keterbatasan menjadi Tuhan untuk menunjukkan kekuatanNya.
2. Shift the source of our Strength
Artinya adalah Pengalihan sumber kekuatan kita.
Supporting Verse – tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Yesaya 40:31 TB
Menarik sekali karena dikatakan orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru justru berubah dari terbang, menjadi berlari tidak lesu, dan berjalan tidak menjadi lelah. Agak lucu, karena perubahan atau momentumnya justru menurun. Harusnya jika kita mendapat kekuatan baru, maka itu akan memampukan kita dari jalan, jadi bisa lari, dan jika lari cukup lama dan kencang, syukur-syukur punya kekuatan untuk terbang.
Tetapi justru prosesnya terbalik menurut ayat diatas. Artinya orang yang mendapat kekuatan baru, tadinya terbang jadi tinggal perlu berlari dan akhirnya malah tinggal jalan, tetap jalan dan tentunya tidak “tergeletak” atau “tiduran”.
Artinya tadi saudara hidup mengandalkan kekuatan sendiri, dan disaat kita mengalihkan sumber kekuatan yang ada, kita tinggal diangkat dan eventually kita tetap dan tinggal jalan, tinggal tergeletak dan lakukan bagian kita, dan Tuhan akan mengangkat kita menjadi terbang dan melakukan hal yang mustahil. Untuk bisa terbang, tetap jalan dan melakukan sesuatu yang mustahil, karena Tuhan yang membuka pintu dan melakukanNya. Tetap lakukan bagian kita and Let God do His Part.
3. Shift from self-sufficiency to God dependency
Tadinya bisa sendiri dan sekarang bergeser menjadi penuh bergantung kepada Tuhan dan bukan sekali-kali saja atau untuk hal tertentu saja. Ada pengalihan ketergantungan dalam seluruh hidup kita, akuilah Dia dalam segala kehidupan kita, apapun yang kita kerjakan di dalam segala laku kita, kita selalu melibatkan Tuhan baik itu dalam pekerjaan, usaha baik di swasta atau berkampanye.
Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati kita. Hidup yang mengandalkan Tuhan bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa.
Supporting Verse – ”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Matius 7:24-27 TB
Bedanya yang bijak dan bodoh bukan informasi atau sumber dayanya, tetapi adalah Responnya. Hujan, Banjir dan Badai menghantam keduanya baik yang melakukan Firman atau tidak. Bedanya kalaun kita melalukan Firman dan hidup seperti orang bijak, dasar dan fondasi hidup kita kokoh.
Baik saat kita menerima tantangan atau banjir berkat, kita siap, karena banjir itu tidak selalu negatif, hujan bisa menjadi masalah bagi mereka yang butuh cuaca cerah tetapi menjadi berkat bagi petani yang butuh air. Banjir berkat itu juga bisa menghancurkan fondasi kehidupan.
Yesus mengajarkan kita bagaimana melakukan hidup di Matius kelima sampai ketujuh (Sermon Yesus di Bukit). Yesus mengajar secara holistik, baik itu dalam menghakimi, mengampuni, berdoa, bersedekah, berpuasa, mengelola harta, menjalani hidup dan menghadapi kekuatiran.
Hari ini judul kotbah saya adalah “Kuat dalam Firman” atau “Stronger in The Word”. Apalagi yang dapat dan harus kita lakukan sehingga Tuhan bisa menunjukkan kekuatanNya? Ada 2 framework yang bisa menolong kita untuk melakukan Firman Tuhan.
Supporting Verse – Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Efesus 6:10 TB
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah Efesus 6:13-17 TB
Ada 6 perlengkapan sejata rohani yang dijelaskan Rasul Paulus, 6 perlengkapan rohani itu harus kita pakai sekaligus dan senantiasa. Dari 6 perlengkapan itu yang kita terima hanya satu yaitu keselamatan, sisanya kita harus pakai semua dan lakukan dalam keseharian kita.
- Ikat Pinggang Kebenaran
- Baju Zirah Keadilan (Breastplate)
- Perisai Iman
- Pedang Roh
- Kasut Penginjilan
- Ketopong keselamatan (Helmet)
Saat bertobat saya diajarkan untuk selalu memakai 6 perlengkapan senjata rohani terutama disaat keluar rumah supaya kita bisa menghadapi peperangan yang ada. Kita harus selalu mengenakan itu baik disaat kita bekerja atau studi jadi kita rela kalau ada kesempatan.
Dari 6 perlengkapan ini, saya mau bahas mengenai baju zirah keadilan dan ikat pinggang kebenaran. Paulus berkata bahwa hidup melakukan kebenaran dan keadilan ibaratnya akan membuat kita senantiasa berikat pinggang dan baju zirah yang melindungi kita.
Baju tentara romawi itu bagian dalamnya hanya kain yang menutupi badan mereka, yang menjaga dan mempertahankan kain di badan mereka itu adalah baju zirah dan ikat pinggang yang menutupi alat vital mereka.
Bayangkan jika kita tidak punya keadilan dan tidak melakukan keadilan serta kebenaran, maka hidup kita akan sibuk untuk menutupi apa yang keadilan dan kebenaran tutupi dalam hidup kita. Dalam memperhatikan hidup orang, ada hal yang diambil dalam hidupnya sehingga dia harus melindungi keselamatan posisi atau jabatannya.
Kalau saudara tahu anda bertindak adil dan benar, maka saudara tenang karena ada baju zirah keadilan dan kebenaran yang melindungi anda. Apalagi kalau hanya diserang dengan gosip yang seperti “asap”, Ikat Pinggang Kebenaran dan Baju Zirah keadilan bisa menghadapi panah api.
Panah itu senjata jarak jauh, artinya ditembak dari saat dan posisi yang tidak kita ketahui. Panah api datang untuk membunuh dan membinasakan, makanya Rasul Paulus katakan untuk “Berjaga-jagalah”, makanya kita perlu senantiasa hidup dalam keadilan dan kebenaran yang pasti akan memerdekakan kita.
Jadi kita butuh perlengkapan, jika kita punya kebenaran dan keadilan, maka tangan kita bebas untuk memegang Perisai Iman dan pedang Roh Firman Tuhan, sehingga kita bisa menghadapi kebohongan panah api yang datang menghancurkan. Firman Tuhan melalui Pedang Roh adalah satu-satunya perlengkapan untuk menyerang yang kita punya.
Bagaimana memadamkan Panah Api?
Supporting Verse – Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus 2 Korintus 10:3-5 TB
Perikop ini mengajarkan bagaimana kita memakai Firman Tuhan melalui Perisai Iman dan Pedang Roh untuk menyerang. Framework ayat diatas memberikan beberapa kata kunci seperti “Benteng“, Firman Tuhan ini bisa meruntuhkan benteng, benteng harus diruntuhkan dan bukan dilenyapkan, benteng terbangun dengan waktu dan tidak datang secara tiba-tiba.
Banyak orang bergumul karena sudah ada benteng yang terbangun, dan kalau itu buruk maka itu menjadi sesuatu membelut kehidupan kita, tetapi jika itu sesuatu yang positif seperti Benteng Iman, maka kita akan mendapatkan berkat dan kekuatan dari itu.
Benteng terbangun di dalam keangkuhan manusia, ada siasat disana. Sebelum menjadi benteng, bentuk adalah siasat dalam hidup kita, dan sebelumnya ada pertentangan yang terjadi dalam jiwa kita. Bahkan sebelum adanya pertentangan maka hal ini dimulai dari pikiran.
Flownya adalah seperti ini : Pikiran – Pertentangan – Siasat – Benteng.
Kalau saudara mau memakai Firman Tuhan, kita harus memakai itu disaat pikiran itu muncul, dan ada perisai Iman dan Pedang Roh yang menghadapinya. Kalau saudara tidak biarkan dan sewaktu pertentangan terjadi dan saudara memilih yang salah, maka siasat akan muncul dan membangun benteng dalam hidup saudara.
Contohnya, disaat saudara mengalami kecemasan, kalau saudara tidak punya ayat dan Firman yang bisa menolong anda untuk menang dalam pertentangan itu, maka apa yang terjadi selanjutnya bisa berkembang menjadi sesuatu yang mempengaruhi perilaku anda dan akibatnya bisa membendung anda melakukan hal yang tidak mau anda lakukan.
Contoh lainnya, Saat Daud sedang jalan-jalan di loteng rumah dan melihat ada seorang wanita yang sedang mandi, apakah dia langsung bersiasat untuk membunuh seorang suami orang? tentu tidak. Ada pergumulan dalam hatinya, ada pertentangan, dan kalau disitu dia tidak menang, dia akan masuk ke dalam siasat lebih lanjut untuk membunuh suaminya.
Contoh lain, sewaktu adam dan hawa dipercaya untuk mengelola taman eden, mereka dari awal tentu tidak bersiasat untuk membohongi Tuhan. Tetapi disaat sore-sore, mereka ditanya oleh ular mengenai buah terlarang yang tidak boleh dimakan oleh mereka. Sampai akhirnya mereka menyalahkan ular dan juga menyalahkan Tuhan yang menciptakan ular tersebut.
Jadi minggu ini ada 4 hal yang bisa dilakukan dengan cepat:
1 Read The Word.
Baca Firman Tuhan, biarkan Firman itu berbicara untuk anda berubah dan bertobat.
2. Memorize and meditate
Renungkan itu dan bicarakan itu disaat kecemasan, kekuatiran dan ketakutan datang. Sewaktu saudara mengambil keputusan,
3. Use the Word.
4. Do the Word and Act on the Word. Kalau saudara lakukan keadilan dan kebenaran, saudara pasti akan diberkati oleh Tuhan.
Closing Verse – Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu.” Ulangan 16:19-20 TB
Raja yang menghakimi orang lemah dengan adil, takhtanya tetap kokoh untuk selama-lamanya. Amsal 29:14 TB
Siasat membutakan mata orang yang bijaksana. Jadilah orang, pemimpin, dan ayah yang adil dimanapun kita berada. Disaat kita punya kebenaran dan keadilan, kita punya kekuatan untuk memegang perisai Iman dan Pedang Roh, sehingga saudara bisa berkata bukan kuat dan gagahku, bring it on, let me show you bagimana Tuhan mengangkat aku terbang. Perusahaan dan Kesehatan aku masih struggle, tetapi Tuhan yang memberikan aku kekuatan dan pengharapan. Amin
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes