JPCC Sutera Hall 2nd Service (5 October 2025)
Syalom! Selamat datang di kebaktian kedua JPCC di Sutera Hall! Kita sudah ada di minggu pertama bulan Oktober. Dan kita mulai dengan seri yang baru dan kita akan bicara mengenai salah satu yang menjadi nilai daripada gereja kita yang kita junjung tinggi yaitu tentang Excellent.
Excellent artinya adalah di atas rata-rata atau kecemerlangan atau keunggulan.
Saya tidak tahu apa yang muncul di pikiran saudara kalau saudara mendengar kata excellent. Mungkin ada yang berpikir, “Waduh kita akan bicara mengenai satu yang mempunyai standar yang sangat tinggi, dan dituntut untuk punya sukses yang besar atau prestasi yang luar biasa”.
Sehingga belum apa-apa saudara sudah langsung capek dulu. Tetapi bukan itu yang kita maksud. Saya mau saudara mengerti bahwa excellent yang seringkali digambarkan oleh dunia ini berbeda dengan apa yang Tuhan maksudkan.
Kalau kita salah mengerti, maka kita bisa jatuh ke dalam dua ekstrim:
Pertama, kita mengejar yang namanya perfectionist. Hidup kita jadi penuh tekanan. Kita kemudian sering membanding-bandingkan, dan tiak heran kalau kemudian banyak yang burn out. Kita lihat ini juga di gereja atau bahkan dalam pelayanan.
Di sisi lain ada banyak orang yang sebetulnya terlalu cepat puas. Sehingga mereka tidak mengeluarkan semua potensi yang mereka punya, yang mereka dapatkan dari Tuhan. Mereka melakukan segala sesuatu asal jadi, yang penting sudah saya kerjakan, dan hasilnya tidak maksimal.
Nah, dunia ini sering mengukur excellent berdasarkan hasil akhir. Seberapa cepat, seberapa hebat, seberapa mewah, siapa yang lebih dahulu menyelesaikan. Padahal, excellent bukan hanya bicara soal hasil akhir. Tetapi lebih bicara mengenai sikap hati selagi kita mengerjakannya.
Kalau urusannya hanya sekedar hasil akhir, maka tanpa disadari kita bisa jadi tukang kopi. Hanya sekedar develop “sikap nyontek” saja.
Ada banyak orang tua secara tidak sadar menuntut anaknya untuk punya hasil yang bagus di sekolah. Dan hari ini disini ada bergabung anak-anak SMA bersama dengan kita. Ada banyak orang tua yang menuntut mereka punya nilai yang tinggi karena mereka pikir itulah sesuatu yang excellent.
Kalau hanya itu tujuannya maka jangan heran kalau kemudian mereka ambil cara lain, yaitu dengan apa? Nyontek. Yang penting hasilnya bagus.
Hasilnya bagus tetapi tidak ngerti apa-apa. Bisa tidak begitu? Sangat bisa. Karena dia hanya mau hasil yang bagus, karena itu yang dituntut oleh orang tua.
Buat saya mendingan dia belajar sungguh-sungguh, rajin dalam belajar meskipun hasil akhirnya belum maksimal. Tetapi itu akan datang dengan sendirinya. Kalau dia berusaha keras, kalau dia rajin, kalau dia mengembangkan sikap yang bagus dalam dia belajar.
Jadi, kita harus hati-hati karena excellent itu lebih ke arah attitude, lebih ke arah sikap, bukan hanya sekedar pencapaian. Karena dimulai dari bagaimana cara kita memandang tugas kita, cara kita memandang pekerjaan kita, bagaimana caranya kita menghargai orang lain, bagaimana caranya kita menjaga integritas, bahkan bagaimana caranya kita mengerjakan hal-hal yang kecil, meskipun tidak ada orang yang melihat. Itu excellent.
Opening Verse – [14] Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, [15] supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, Filipi 2:14-15 TB
Jadi, lakukanlah segala sesuatu tidak dengan sungut-sungut, tidak dengan setengah hati, tidak dengan ngomel-ngomel. Itu sikap yang excellent. Karena sikap kitalah yang membentuk kecemerlangan lebih daripada kemampuan atau talenta.
Siapa yang pernah baca atau melihat laporan beberapa waktu yang lalu, terutama pada saat Piala Dunia sepak bola terjadi, atau mungkin juga saudara pernah dengar pada saat timnas Jepang datang bertanding melawan timnas kita.
Saudara mungkin mendengar para supporter Jepang, timnas Jepang, setelah selesai pertandingan, mereka bersih-bersih stadion. Ada yang pernah dengar atau baca itu? Mereka bersih-bersih stadion, rame-rame bersih-bersih stadion.
Pokoknya di mana tim mereka main, setelah selesai main apapun hasilnya, maupun tim mereka menang atau tim mereka kalah, mereka bersih-bersih stadion, sehingga stadion terlihat bersih seperti pada saat mereka datang. Ini salah satu sikap yang luar biasa.
Saya tidak yakin bahwa mereka mengerjakan ini tujuannya supaya mereka jadi viral. Saya tidak yakin juga bahwa mereka orang-orang yang kurang kerjaan. Tetapi lebih daripada sikap yang mereka tunjukkan karena merasa ikut bertanggung jawab. Karena rasa ikut mempunyai, rasa ikut menyayangi tempat yang meskipun bukan tempat mereka. That’s excellent. Itu sikap yang luar biasa. Itu sikap di atas rata-rata.
Bayangkan, kalau saudara keluar dari tempat ini, saudara tidak membiarkan ada satu barang jatuh di bawah. Entah itu bungkus permen atau itu apapun, tissue, dan lain sebagainya. Itu merupakan sesuatu sikap yang luar biasa.
Satu sikap ini saja yang kalau kita bawa kemana-mana, akan menularkan sesuatu yang besar. Percaya atau tidak? Sehingga orang senang dengan kita karena setiap kali kita datang, kita meninggalkan tempat itu, paling tidak, sama bersihnya. Atau kalau bisa jauh lebih bersih. That’s excellent.
Karena banyak orang berpikir bahwa excellent itu cuma soal hal-hal yang rohani. Yang kalau berdoa itu panjang, disuruh doa makan saja panjangnya kemana-mana. Kalau nyanyi itu sampai harus teriak-teriak, sampai harus angkat tangan, angkat kaki dan lain sebagainya.
Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana pengalaman rohani saudara itu, saudara bisa translate, saudara bisa terjemahkan ke dalam kehidupan saudara saja. Karena kita hidup ini dari dalam ke luar.
Bagaimana saudara kemudian dalam kehidupan saudara seperti dalam pekerjaan, seperti dalam studi, seperti dalam bisnis, seperti saudara dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kita punya standar ganda.
Kalau perkara rohani kelihatannya kita seperti super, tetapi kemudian begitu kita keluar, kita tidak bisa menerjemahkan itu ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan sampai kita tidak pernah bisa menepati janji kita, Orang bisnis dengan kita tentu akan menjadi malas, karena kita hanya ngomong doang, tidak bisa deliver sesuai dengan yang dijanjikan, dan lain sebagainya.
Kalau itu yang terjadi, maka bagaimana dunia ini bisa melihat gambar Allah dalam kehidupan kita?
Nah kalau kita baca Alkitab kita, dari sejak kejadian pasal yang pertama, kita bisa melihat dengan jelas bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang luar biasa. Tuhan yang excellent, dari semua ciptaannya. Dia ciptakan bukan cuma sekedar begitu indah, tapi dia ciptakan teratur dan segala sesuatunya penuh dengan maksud dan segala sesuatunya menciptakan satu kehidupan.
Pada saat Dia menciptakan pohon dengan buah, dalam buah itu ada biji, karena Dia mau terjadi kehidupan dari apa yang Dia ciptakan, keberlangsungan kehidupan itu terus terjadi. Dan Dia menciptakan segala sesuatu sesuai dengan urutannya, tidak ada yang terbalik sehingga menciptakan kehidupan. Tidak ada yang random, tidak ada yang asal-asalan, semuanya indah, ada keteraturan, ada tujuan.
Dari situlah seharusnya kita belajar. Kalau kita mau menyembah Tuhan yang seperti itu, sumber dari segala excellence, seharusnya itu tercermin dalam kehidupan kita. Sebab everything starts and flows from Him, the excellent God.
Kita tidak sedang menampilkan excellence, tetapi kita mencerminkan excellent. Karena Tuhan yang excellent itu ada di dalam kita. We don’t perform excellence, we reflect it because our excellent God lives in us.
Ini dulu, ini basic sebelum kita belajar mengenai yang lain. Kita harus sadar dulu siapa Tuhan kita. Dia adalah Tuhan yang excellent. Dia Tuhan yang luar biasa, Dia Tuhan yang indah.
Seseorang memberikan sesuatu yang excellent sebagai bentuk penghormatan dari apa yang diwakilinya. Saya berikan contoh, kalau seorang atlet, dia ditunjuk untuk mewakili negara dalam sebuah pertandingan, maka dia akan memberikan semua yang terbaik. Karena dia bertanding bukan atas namanya sendiri, dia tidak bertanding atas nama klubnya, tetapi dia bertanding atas kepentingan negara. Jadi dia akan berusaha memberikan yang se-excellent mungkin, karena dia tahu dia sedang mewakili siapa.
Tahukah saudara bahwa saudara ini dutanya Kristus di dunia? Sadarkah saudara bahwa saudara ini adalah wakilnya Kristus di dunia ini? Nah, kalau kita wakilnya Kristus di dunia ini, kita seharusnya bisa mencerminkan siapa yang kita wakili. Sehingga orang bisa mengenal kita.
Sehingga orang bisa mengenal siapa yang kita wakili, yaitu Kristus yang hidup di dalam kita. Kita tahu siapa yang kita wakili, yaitu Kristus yang hidup di dalam kita. Dan itu sangat penting.
Bagaimana kita bisa menjadi wakil Kristus yang benar kalau kita hidupnya teratur? Kalau kita hidup sembarangan? Kalau apa yang kita kerjain asal-asalan? Kalau kita tidak bisa jadi orang yang dipercaya? Kalau kita tidak bisa hidup dalam ketudusan? Bagaimana kita bisa menjadi wakil Tuhan kalau kita tidak menunjukkan kebenaran dalam hidup kita?
Supporting Verse – [1] Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama Tuhan, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki. [2] Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala yang ada dalam hatinya kepadanya.
Jadi Ratu Negeri Syeba ini tidak datang dengan tangan kosong. Ia datang dengan pengiring yang sangat besar, pasukan yang membawa unta-unta, dan membawa rombongan emas yang sangat banyak, batu permata yang mahal, ingin dia berikan ke Salomo. Karena dia ingin tunjukkan siapa yang lebih besar di antara kita. 1 Raja-raja 10:1-2 TB
Supporting Verse – Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. [4] Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, [5] makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan, maka tercenganglah ratu itu. [6] Dan ia berkata kepada raja: ”Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, [7] tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar. 1 Raja-raja 10:3-7 TB
Luar biasa. Kabar tentang kecemerlangan, tentang keunggulan, tentang excellent-nya Raja Salomo, terdengar sampai ke telinga Ratu Syeba. Ini ada di jaman di mana media komunikasi tidak seperti sekarang.
Berarti apa? Dari mulut ke mulut orang menceritakan kehebatan Raja Salomo, ke-excellent-an dia. Dia tidak pakai influencer untuk kasih tahu kehebatannya, dan dia tidak perlu. Karena kalau saudara betul-betul excellent dalam segala yang saudara kerjakan, maka orang lain yang akan mempromosikan saudara.
Saudara tidak perlu promosi diri sendiri. Kalau tidak ada yang promosi tentang diri saudara, berarti artinya saudara belum excellent. It’s as simple as that. Karena orang akan cenderung memberitakan sesuatu yang di atas rata-rata, yang excellent.
Jadi bayangkan, pada saat sistem komunikasi tidak seperti sekarang, masih kuno banget. Ratu Syeba dengar tentang kehebatan Salomo sedemikian rupa sehingga dia kepingin datang, ingin lihat sendiri dan ingin tunjukkan kepada Salomo siapa yang lebih hebat.
Nah, saudara, untuk Ratu Syeba yang kekayaannya luar biasa ini, bisa tercengang. Itu berarti yang dia lihat sesuatu yang sungguh-sungguh di luar dugaannya. Karena tidak mudah untuk membuat ratu yang sedemikian kaya tercengang.
Nah, betul enggak? Kalau kita yang tidak punya banyak. Kita melihat istana yang begitu megah dan lain sebagainya, kita bisa bilang, “wow, kita wow sana sini”.
Tetapi buat Ratu Syeba, yang datangnya saja bawa pasukan yang hebat, bawa unta, bawa rempah-rempah, bawa emas, bawa permata, buat dia itu bisa tercengang, berarti dia melihat sesuatu yang di luar ekspektasi dirinya.
Dan perhatikan, yang menarik adalah yang dilihat bukan hanya sekedar kemegahan istana Salomo berdiri, tetapi yang dilihat adalah hal-hal yang cenderung sebetulnya kecil, yaitu apa?
Yang dia lihat adalah sikap para pelayannya, menyediakan makanan dan minuman, cara mereka berpakaian, cara mereka duduk, cara mereka melayani. Itu yang membuat dia heran. Excellent is in the details.
Excellent itu terletak dalam hal-hal yang kecil. Makanya kalau saudara terlatih untuk melihat hal-hal yang kecil, untuk kemudian mengusahakan hal-hal yang kecil itu dengan baik, maka saudara punya kesempatan untuk menjadi cemerlang.
Dan kemudian yang diperhatikan Ratu Syeba adalah bagaimana Salomo mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan. Pada dasarnya itulah yang menyebabkan kenapa Ratu Syeba ingin datang dan ingin cari tahu, karena kemahsyuran Salomo ini selalu dihubungkan dengan nama Tuhan.
Supporting Verse – [1] WHEN THE queen of Sheba heard of [the constant connection of] the fame of Solomon with the name of the Lord, she came to prove him with hard questions (problems and riddles). 1 Kings 10:1 AMPC
Constant connection. Selalu ada hubungannya antara kemegahan, keterkenalan, popularan daripada Salomo itu “connect” dengan nama Tuhan.
Supporting Verse – [16] Demikianlah hendaknya sinarmu menerangi orang lain. Artinya, lakukanlah perbuatan yang baik setiap saat, sehingga waktu orang lain melihat teladanmu, mereka memuliakan Bapamu yang di surga.” Matius 5:16 TSI
Ada koneksi antara apa yang saudara lakukan dengan kemuliaan nama Bapa. Karena gereja adalah representasi daripada kerajaan Allah di bumi. Itu sebabnya kenapa ini jadi nilai kita di JPCC sejak awal. Kita mau menjadi WakilNya Tuhan, tetapi wakil yang seperti apa?
Pertanyaan sederhana saja. Berapa banyak di antara saudara mau ke surga? Kira-kira menurut saudara, surga itu kayak gimana sih? Kalau gambarannya asal-asalan, tentu saudara tidak akan tertarik kesana, bukan?
Kita tahu betul bahwa Tuhan itu excellent dari semua ciptaanNya yang luar biasa. Berarti kita bayangkan paling tidak surga itu sesuatu yang teratur, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang excellent, sesuatu yang indah, sesuatu yang bisa kita nikmati.
Supporting Verse – [10] Kiranya Engkau datang dan memerintah sebagai Raja, dan biarlah apa pun yang Engkau kehendaki terlaksana di dunia ini, sama seperti kehendak-Mu selalu terlaksana di surga. Matius 6:10 TSI
Berarti kita punya tugas, paling tidak untuk menghadirkan suasana surga di bumi. Melalui gereja, melalui pelayanan kita, melalui kehidupan kita sehari-hari. Sehingga orang paling tidak bisa mencicipi suasana surga tersebut dalam kehidupan kita.
Excellent adalah cara Tuhan untuk membawa budaya kerajaan Allah hadir di bumi ini, lewat siapa? Lewat saudara dan saya.
Sehingga orang-orang yang belum mengenal Kristus bisa mengenal Kristus karena sikap dan perbuatan kita. Tidak susah sebetulnya untuk dimengerti.
Itu sebabnya kenapa kita pelayanan tidak sembarangan. Kita rancang sungguh-sungguh, Kita perhatikan sungguh-sungguh. Itu sebabnya kenapa kita jaga kebersihan. Itu sebabnya kenapa kita mau orang teratur. Karena kita ini mewakili Bapa kita di surga.
Karena kita mau modeling keteraturan, mau modeling keindahan, mau modeling sesuatu yang majestic, yang organized, yang punya nilai yang tinggi.
Nah, bagaimana kita bisa hidup dengan excellent? Kuncinya sederhana sebetulnya, karena excellent flows from knowing God. Knowing who He is.
Excellent itu datangnya dari tahu siapa Tuhan kita. Jadi, excellent bukan tentang melakukan lebih banyak untuk Tuhan, tetapi tentang mengenal dia lebih dalam lagi. Semakin kita mengenal Tuhan yang excellent, semakin mudah kita mencerminkan sikap yang excellent.
So, the key is not in doing more, the key is to know more about God. Kuncinya di situ. Bukan berusaha berbuat lebih baik lagi, tetapi kuncinya adalah mengenal Tuhan dengan jauh lebih baik. Mau mengenal Dia dengan lebih baik, maka segala sesuatu akan mengalir dengan sendirinya dan kau melakukannya tanpa bersungut-sungut, tanpa rewel, tanpa bermacam-macam.
Karena kau tahu, inilah sikap yang seharusnya saya tunjukkan karena siapa yang saya wakili, karena saya ini kenal siapa Tuhan yang saya sembah.
Jadi, excellent bukan sesuatu yang kita usahakan mati-matian dari luar, tetapi sesuatu yang mengalir dengan sendirinya dari dalam. Karena apa? Karena Tuhan ada di dalam kita.
Supporting Verse – [23] Beginilah firman Tuhan: ”Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, [24] tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan.” Yeremia 9:23-24 TB
Semakin kita mengenal Tuhan, semakin kita mengenalNya, semakin kita mencerminkan sikap excellent daripada Dia. Karena excellent is an attitude generated by the spirit of God inside of us.
Excellent itu merupakan suatu sikap yang dihasilkan oleh Roh Kudus yang ada di dalam kita. Jadi kalau kita punya roh yang luar biasa, yaitu Roh Kudus, roh kebenaran, maka hidup kita sudah semestinya mengeluarkan sesuatu yang luar biasa.
Ada tiga kebenaran yang sederhana tentang excellent yang perlu kita megah:
Pertama, Excellent itu identitas kita, bukan performance.
Karena kita diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Seperti seorang anak yang meniru bapaknya. Karena dia melihat bapaknya setiap hari, dia melihat kelakuan bapaknya.
Tidak berapa lama yang lalu, seorang teman saya bilang gini, “Saya melihat anakmu menerangkan sesuatu, dan saya bisa melihat kamu di dalam dia.” Ya logis, kan? Karena itu memang anak saya. Persis banget sama kamu. Ngomongnya, tangannya, cara jelasinnya. Ya karena dia memang anak saya.
Nah, kalau Tuhan yang kita sembah, Bapa yang kita sembah, itu Tuhan yang excellent. Harusnya kalau kita berani klaim diri kita ini anak Tuhan, harusnya kan ada miripnya. Paling tidak mirip sedikit deh. Kalau sama sekali tidak ada miripnya, kita bingung ini anak siapa ya?
Kedua, Excellent itu proses, bukan kesempurnaan hasil akhir.
Excellent, semua attitude yang kita kembangkan dalam perjalanan, in our journey, seumur hidup, karena Tuhan itu eternal, Tuhan itu kekal. Dan selamanya kita harus mengenal dia. Makanya excellent is a process. Karena apa yang excellent hari ini, belum tentu excellent besok.
Ketiga, Excellent adalah bentuk penyembahan kita, bukan sekedar prestasi.
Sewaktu kita memberikan yang terbaik dalam pekerjaan kita, dalam karya kita, dalam bisnis kita, dalam kita berinteraksi satu dengan yang lain, sebagai seorang istri, sebagai seorang suami, sebagai seorang mertua, sebagai seorang menantu, sebagai seorang bapak atau ibu terhadap anak-anak kita, itulah bagian daripada penyembahan kita kepada Tuhan. Sehingga mereka bisa melihat Tuhan di dalam kita.
Kemarin saya, beberapa dari kami menyaksikan konser “Song of Gratitude” dari Sari Simorangkir. Di situ, ada satu segmen di dalam konser tersebut, di mana Sari memutar klip video tentang kehidupan ayahnya.
Dan dia katakan, dari papa atau ayahlah, dia sebetulnya kenal siapa Tuhan. Karena papanya adalah a man of faith, orang yang beriman. Papanya adalah orang yang bertanggung jawab. Papanya adalah orang yang selalu menyediakan buat anak-anaknya. Papanya adalah orang yang selalu protect anak-anaknya.
Orang yang tidak gampang menyerah. Orang yang selalu menepati janjinya dan lain sebagainya. Dia bilang, “Papa memudahkan saya untuk mengenal siapa Yesus.” Sehingga meskipun papanya sudah tidak ada beberapa tahun, tetapi apa yang dikerjakan oleh ayah atau papanya tetap “resonate” dalam hati dia. Sehingga dalam konsernya, dia merasa perlu untuk menceritakan tentang siapa papanya. Bisa mengerti yang saya maksud?
Jadi, melalui apa yang kita kerjakan, melalui apa yang kita lakukan sehari-hari, seharusnya itu bisa merefleksikan dan membuat orang tahu, “Oh ini anak Tuhan. Oh, mereka memang berbeda”.
Kita perlu belajar dari jemaat di Makedonia melalui ayat berikut.
Supporting Verse – [1] Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. [2] Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. [3] Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. [4] Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. [5] Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. 2 Korintus 8:1-5 TB
Saya baca ini, saya tidak bisa, saya hanya bisa komentar, “Wow!”, Jemaat di makedonia ini sangat miskin. Bukan hanya sangat miskin, mereka pada saat itu sedang dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan. Tetapi keadaan mereka tidak membuat mereka merasa bahwa mereka ini korban yang harus selalu dikasihani oleh banyak orang.
Tetapi dalam pencobaan berat, dalam berbagai macam pencobaan, dikatakan mereka meluap dengan suka cita.
Artinya apa?
Saudara kalau ketemu mereka, saudara tidak tahu kalau mereka itu sebetulnya sedang dalam pencobaan yang sangat berat. Karena mereka meluap dengan suka cita. Itu saja sudah luar biasa.
Banyak di antara kita, kalau kita punya pencobaan atau pergumulan berat, satu kilometer saja sudah bisa kelihatan mukanya. “Wah, here comes trouble”.
Dari jauh saja mukanya udah musamnya bukan main, kayaknya dia juga mau tahu agar satu dunia tahu bahwa dia sedang mengalami percobaan berat yang perlu dikasihani. Satu dunia, satu gereja perlu berdoa, berpuasa buat dia karena dia sedang susah.
Tapi jemaat di makedonia tidak, meskipun mereka dalam keadaan seperti itu. Mereka berdoa dengan suka cita. Dikatakan mereka sangat miskin, tetapi mereka kaya dalam kemurahan.
Artinya apa?
Mereka tidak perlu kondisi mereka “perfect” lebih dahulu. Mereka tidak perlu, “Oh, nanti tunggu aku jadi kaya dulu baru aku berkemurahan, berkemurahan itu artinya suka memberikan”.
Mereka masih sangat miskin, tetapi mereka suka memberi. Bahkan mereka dikatakan memberi lebih dari yang diminta. Mereka memberi bukan karena disuruh memberi, bukan karena dituntut-tuntut memberi.
Alkitab katakan mereka mendesak kepada kami supaya mereka bisa ikut ambil bagian. Mereka ingin berkontribusi.
Saudara, paling enak jadi gembala sidang, jemaat makin banyak. That’s a perfect job. Mungkin saya perlu untuk melamar disitu karena saya udah tidak lagi jadi gembala sidang di JPCC.
Saya mau yang lebih enakan dikit deh. Disitu tuh paling enak. Tidak usah disuruh, kontribusi sendiri. Miskin tidak perlu dikasihani, tetapi penuh dengan suka cita dan suka memberi. Kalau lagi ditimpa dengan berbagai macam pencobaan, tidak kelihatan karena mereka penuh dengan suka cita. Haleluya, haleluya! Itu, a perfect communication.
Tetapi kenapa itu? Ditulis disini. Karena mereka “extraordinary”. Mereka mencerminkan kasih karunia. Itu yang mereka cerminkan. Perlu dengan pemcobaan, tetapi bersuka cita. Itu karena kasih karunia. Sangat miskin, tetapi bisa memberi. Bisa berkemurahan hati. Itu kasih karunia. Tidak merasa perlu dikasihani. Dan memberi lebih dari yang diminta. Itu yang mereka cerminkan.
Bisakah kita sebagai jemaat di JPCC mencerminkan kasih karunia Tuhan dalam kehidupan kita?
Amazing. Jadi bukan, excellent bukan sama dengan perfection. It’s not perfection. Excellent lebih mengutamakan sikap. Karena perfection lebih mengutamakan hasil.
Kalau jemaat-jemaat ini perfectionist, mereka akan tunggu dulu sampai mereka kondisinya baik, sampai mereka bebas dari pencobaan, sampai mereka tidak punya masalah, sampai mereka kaya, baru mereka bisa memberi. It’s not perfection.
Tetapi mereka juga bukan rata-rata, bahkan mereka tidak di bawah rata-rata. Mereka konsisten mencerminkan siapa? Yesus.
Mereka mencerminkan kasih karunia. Jadi, tujuannya bukan supaya orang dunia dapat menyaksikan perbuatan kita yang baik saja, tetapi pertanyaannya apakah perbuatan itu memuliakan Bapamu yang di surga? Bukan cuma hasilnya, tetapi apakah kamu telah melakukan dengan sungguh-sungguh?
Excellent bukan performa untuk mendapatkan sebuah pengakuan. Excellent is just a by-product from knowing the living God.
So, we need to know more of God than do more. Kita perlu mengenalNya lebih lagi. In fact, don’t do more without even know more about God. Jangan mencoba melakukan lebih tanpa tahu Dia siapa.
Yang ada saudara akan burn-out, yang ada saudara kena mental. Yang ada saudara bilang, “Aduh saya break dulu deh pelayanan, Kenapa? Kena mental”.
Pelayanan kena mental, gimana sih ceritanya? Yang saudara layani siapa? Excellent bukan tentang bekerja lebih keras. Untuk do more, perform harder, bukan.
Tetapi tentang mengenali Yesus lebih dalam lagi. Semakin kita mengenal Allah yang excellent, semakin sikap excellent itu akan mengalir dengan sendirinya dari dalam. You just have to let it flow out of you.
