The Most Excellent Way By Ps. Alvi Radjagukguk

JPCC Sutera Hall 2nd Service (26 October 2025)

Kita sampai di minggu terakhir dari seri pengajaran bulan ini, yaitu “Dari rasa Hormat kepada Keunggulan“. Di minggu pertama, kita belajar sebuah prinsip bahwa kita tidak menampilkan kecermelangan tetapi kita mencerminkan excellence karena Tuhan yang excellent hidup di dalam kita.

Saudara, keunggulan ini ibaratnya seperti pertobatan, bukan modifikasi perilaku, tetapi sebuah perubahan yang terjadi dari dalam ke luar.

Orang Kristen, murid Kristus, sudah selayaknya jadi orang-orang yang excellent karena kita merepresentasikan kecemerlangan Tuhan yang excellent yang hidup di dalam dan melalui kita.

Di Minggu kedua kita belajar bahwa kehidupan yang patut diteladani adalah “By-product”, adalah hasil atau buah dari kehidupan yang berakar kuat di dalam pengenalan akan Allah.

Pengenalan kita akan Tuhan akan terlihat dari kehidupan kita yang mau jadi teladan. Tahukah saudara memuridkan orang lain bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang kebersediaan saudara untuk dijadikan teladan?

Disinilah beda antara sekedar tahu tentang Tuhan dan sungguh-sungguh mengenal Tuhan, pribadiNya dan kebenaran FirmanNya. Minggu lalu kita belajar bahwa Tuhan memakai ujian, supaya apa?

Supaya iman kita menjadi semakin murni, supaya iman kita menjadi unggul, supaya kita menyadari bahwa Kristus lebih dari cukup bagi kita.

God is always more than enough in every kind of season in our life.

Bersyukurlah kalau hari-hari ini, saudara sedang menghadapi ujian iman. Nah sebenarnya, saudara sedang diberikan kesempatan untuk kembali berkenalan, kembali berhadapan, dan kembali mengalami karakter Tuhan di musim tersebut.

Dan karena Yesus-lah saudara, kita selalu bisa memberikan yang terbaik, sekalipun situasi kita tidak baik-baik saja. Hari ini kita belajar kehidupan jemaat di Korintus. Korintus adalah sebuah gereja yang beroperasi dalam karunia roh kudus secara begitu dinamis.

Surat Paulus di Korintus diawali dengan rasa syukurnya kepada jemaat, termasuk atas keunggulan jemaat dalam bergerak dalam karunia rohani.

Opening Verse – [7] Sekarang Saudara memiliki segala anugerah serta berkat; dan sementara kita menunggu Tuhan Yesus Kristus datang lagi, Saudara diberi segala karunia dan kuasa Roh untuk melakukan kehendak-Nya. 1 Korintus 1:7 FAYH

Kalau saudara baca dan lakukan observasi di 1 Korintus ini, saudara akan melihat bahwa mulai terjadi persaingan, terjadi gontok-gontokan, ada yang merasa lebih baik, ada yang merasa lebih unggul, ada yang merasa lebih sakti karunianya dari yang lain.

Tidak heran akhirnya saudara akan baca terjadi perselisihan, , terjadi mementingkan kepentingan diri sendiri dan terjadi perpecahan.

Ada gereja yang bergerak dengan karunia roh kudus begitu rupa, tetapi gaya hidup mereka tidak mencerminkan karunia yang hebat itu. Mungkin saudara pernah berhadapan dengan orang-orang seperti ini, saya pernah. Bahasa rohnya kencang, tetapi bahasa Indonesianya juga lancang. Bahasa rohnya keras, dan bahasa Indonesianya juga kasar.

Karena ternyata memungkinkan untukjemaah sebuah gereja fokus mengejar karunia rohani, tetapi tidak diimbangi dengan mengejar karakter. Ini yang membuat gereja menjadi “syulit” untuk diterima buat beberapa orang.

Ada beberapa dari kita yang mungkin bahkan trauma sama gereja-gereja yang seperti itu. Ada beberapa dari kita yang mungkin pindah kesini karena kita melihat dengan langsung orang-orang yang seperti itu. Fokus mengejar karunia rohani tetapi mengabaikan sesuatu yang jauh lebih penting.

Sehingga Paulus harus menulis ini di pasal 12 ayat 31.

Supporting Verse – And yet I will show you the most excellent way. 1 Corinthians 12:31b NIV

Ini juga yang menjadi judul pesan kotbah hari ini. Apa yang Paulus maksudkan dengan ini? Paulus menunjukkan kepada jemaat di Korintus bahwa ada jalan yang lebih baik, ada jalan yang lebih unggul daripada sekedar bergerak dalam karunia rohani tetapi tidak mengedepankan yang namanya ini, yaitu Kasih.

Tahukah saudara bahwa 1 Korintus 13 sebetulnya dimulai dari pasal 12 ayat 31b, Intronya sudah diberitahu “And I will show you and yet”, meskipun kamu harus mengejar karunia-karunia yang lebih utama, tapi aku kasih tahu bahwaada jalan yang lebih utama namanya “Kasih”.

Langsung dia jabarkan di ayat pertama.

Supporting Verse – [1] Meskipun saya dapat berbicara dengan berbagai bahasa manusia, bahkan dengan bahasa malaikat sekalipun, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka ucapan-ucapan saya itu hanya bunyi yang nyaring tanpa arti. 1 Korintus 13:1 BIMK

Di sini dikatakan bahwa karunia berbahasa roh tanpa kasih hanya menjadi kebisingan yang tidak berarti, “an empty noise”. Paulus berkata dalam hidup ini, “We either hear a voice or a noise“.

Pilihannya kita mendengar suara atau kebisingan. Jangan kaget, jangan gampang kecewa, kalau kita melihat orang yang bergerak dalam karunia roh, tetapi kasihnya belum jalan. Dia masih “a work in progress”.

Saudara tidak bisa menjaga mulutnya, Saudara tidak bisa menjaga perkataannya, tetapi kita bisa menjaga hati kita.

Supporting Verse – [2] Meskipun saya pandai menyampaikan berita dari Allah, dan mengerti semua hal yang dalam-dalam, dan tahu segala sesuatu serta sangat percaya kepada Allah sehingga dapat membuat gunung berpindah, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang lain, maka saya tidak berarti apa-apa! 1 Korintus 13:2 BIMK

Karunia bernubuat, karunia marifat, karunia melakukan mujizat pun tanpa kasih, tidak ada artinya. Bahkan Alkitab mencatat, ada orang yang berlnbuat, mengusir setan demi nama Tuhan, melakukan berbagai macam mukjizat, tetapi Tuhan sebut mereka sebagai “pembuat kejahatan”.

Supporting Verse – [3] Meskipun semua yang saya miliki, saya sedekahkan kepada orang miskin, dan saya menyerahkan diri saya untuk dibakar, tetapi saya tidak mengasihi orang-orang lain, maka semuanya itu tidak ada gunanya sama sekali. 1 Korintus 13:3 BIMK

Yang Paulus ingin katakan, bahwa motivasi dan tujuan utama dari kita melayani harusnya kasih. Dan kalau kasih dalam bahasa Yunani, ternyata memiliki empat kata yang menjelaskan tentang kasih:

Kasih Pertama adalah Eros. Berbicara tentang nafsu jasmani atau seksual, dan dari situlah kita mendapatkan erotis.

Kasih Kedua adalah Storge. Cinta kasih antara anggota keluarga, cinta kasih keluarga antara orang tua dan anak.

Kasih Ketiga adalah Philia. Kasih persahabatan yang mendalam antara rekan atau sahabat, antara sesama volunteers. Kasih pada sesama DATE members, leaders dan tahukah saudara, kasih Philia adalah tingkat kasih tertinggi manusia, tertinggi yang manusia mampu lakukan tanpa pertolongan Tuhan.

Tetapi ada tingkat kasih yang paling tinggi namanya, Agape.

Inilah kasih dengan tingkat paling tinggi yang dimaksudkan dalam 1 Korintus pasal 13 ini, sebuah kasih yang memberi tanpa menuntut balasan, sebuah kasih yang mengorbankan diri tanpa hitung-hitungan, sebuah kasih yang diberikan meskipun ditolak oleh sang penerima, dan sebuah kasih yang diberikan kepada orang-orang yang kita anggap tidak layak kita kasihi.

Dan mungkin sampai hari ini kita masih menyimpan nama-nama ini. Mengasihi yang lain, gampang Tuhan, tetapi yang ini nih, yang satu ini, berat! Kasih Agape, ternyata tidak tergantung perasaan. Karena melibatkan yang namanya penyangkalan diri demi orang lain.

Saudara, kalau kita mau ngomong tentang penyangkalan diri. Sebetulnya narasi yang sama, yang Yesus katakan sebagai syarat bagi kita mau mengikuti Dia, bukan?

Supporting Verse – [23] Kata-Nya kepada mereka semua: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Lukas 9:23 TB

Kasih Agape, sekali lagi, tidak tergantung perasaan kita. Karena kalau kasih Agape, masih tergantung perasaan, jangan-jangan itu masih kasih storage, Philia atau bahkan eros.

Supporting Verse – [5] Hendaklah Saudara bersikap seperti Yesus Kristus, [6] yang tidak menuntut dan tidak tetap berpegang kepada hak-hak-Nya sebagai Allah, meskipun sebenarnya Dia Allah. [7] Ia mengesampingkan kuasa serta kemuliaan-Nya dan mengambil kedudukan rendah seorang budak dan dilahirkan sebagai manusia. [8] Ia lebih merendahkan diri-Nya lagi, bahkan sampai mati di kayu salib seperti seorang penjahat. Filipi 2:5-8 FAYH

Salah satu musuh terbesar untuk kita mengasihi, namanya adalah “Spirit of Entitlement”. Merasa berhak. Hati-hati, saudara. Utamanya adalah generasi-generasi yang muda. Karena generasi saudara lahir di generasi yang berbeda dengan kami. Saudara lahir dengan semua fasilitas. Sehingga perasaan berhak lebih mudah dibandingkan generasi kami. We need to earn something. Tetapi Yesus mencontohkan.

Kasih Agape adalah sebuah penyangkalan diri. Penyangkalan diri konsepnya adalah menyerahkan hak. Dan ini yang lagi-lagi Yesus contohkan kepada kita.

Dia tidak tuntut hak. Dia tidak berpegang kepada hak-hakNya. Apa yang dia lakukan? Dia menyampingkan kuasa. Dia tidak mengedepankan kuasa. Dia tidak mengambil kedudukan “prominent”. Sebaliknya Dia ambil kedudukan rendah seperti “Budak”.

Dilahirkan sebagai manusia. Dia tidak menjujung tinggi, tetapi Dia merendahkan dirinya. Bahkan sampai mati di kayu salib seperti seorang penjahat. Sekali lagi, kasih agape bukanlah perasaan. Tetapi sebuah penyangkalan diri demi orang lain.

Kita perlu belajar untuk menjadi orang-orang yang piawai dalam menyerahkan hak. Meskipun kita berhak, tetapi bukan berarti kita bisa menuntut atau bahkan perlu menuntut hak itu. Ingat teladan Yesus. Makanya Filipi 2 diawali dengan ini.

“Saudara, hendaknya kamu bersikap seperti Yesus Kristus”.

Supporting Verse – [4] Kasih itu sangat sabar dan baik hati, tidak pernah cemburu atau iri hati, tidak pernah sombong atau tinggi hati. 1 Korintus 13:4 FAYH

Saya sengaja mengambilm versi FAYH karena ada kata “sangat sabar”, karena terkadang narasi kita seperti ini, “Gue sih bisa sabar ya sama elu, tetapi sabar ada batasnya!”

Terjemahan Inggrisnya, “long suffering”. Jadi, tahan menderita. Endure long. Tahan menderita lama. Jadi memang saudara, mengasihi itu sesuatu yang membuat kita menderita kadang-kadang.

Ingat waktu beberapa minggu lalu saya titipkan sebuah mantra. “Pain is my friend“. Masih ingat itu? Pengulangan adalah awal dari pewahyuan.

Sangat sabar dan baik hati. Ternyata baik hati itu bukan ciri orang yang people person. Atau tipe orang dengan kepribadian intim. Tapi baik hati itu ciri orang mengasihi.

Apa lagi?

Tidak pernah cemburu atau iri hati. Bagaimana reaksi kita waktu melihat orang lain mendapat kesempatan promosi, berkat, terobosan yang kita idam-idamkan selama ini.

Apakah Kita bilang, “Happy for you my friend!”. Atau dalam hati kecil kita, kita bilang “Tunggu saja, nanti juga hilang”.

Tidak pernah sombong. Bicara tentang iri hati. terkesan sepele. Tetapi karena iri hati, Habel dibunuh, Yusuf menjadi budak dan karena iri hati, Yesus disalibkan.

Supporting Verse – [18] Pilatus berkata begitu sebab ia tahu, bahwa penguasa-penguasa Yahudi menyerahkan Yesus kepadanya karena mereka iri hati. Matius 27:18 BIMK

Kata “tidak sombong” disitu, dalam terjemahan bahasa Inggris, does not parade itself. Tidak pamer, tidak flexing, tidak merasa perlu dipuji dan dihargai.

Bicara tentang tinggi hati. Tadi ayatnya bilang “tidak pernah sombong atau tinggi hati”. Apa yang menjadi reaksi kita sewaktu kita mendapat umpan balik, nasehat atau teguran yang “brutally honest”?

Saya pernah mendapat umpan balik dari jemaat, “Gue ga ngerti tadi lu kotbah apa”, atau “Yang berkotbah bukan Ps. Jeffrey Rachmat, dan dimension beliau dengan caption – We want you back!”.

Terlalu itu, Kalau kau berkotbah, tidak kencing pun sudah bagus disini. Makanya saudara, bersyukurlah kalau di gereja ini tidak pernah dikasih tahu siapa yang berkotbah.

Supaya fokus saudara kepada Firman Tuhan dan bukan kepada Hamba Tuhan.

Supporting Verse – [5] Kasih tidak pernah kasar, tidak ingin menang sendiri, tidak mudah tersinggung, tidak menaruh dendam. 1 Korintus 13:5 FAYH

[15] Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 1 Korintus 13:5 TB

Orang yang punya Kasih tidak cuek terhadap tata karma dan etika. Itu sebabnya di JPCC ada budaya “antri”. Ada orang yang mau tertanam di gereja karena dia merasa sangat amat diberkati. Kalau mulai selalu tepat waktu, saya pernah sebelum gereja disini, ibaratnya lagu pertama itu adalah lagu penunggu jemaat datang. Padahal disaat dua atau tiga orang berkumpul, Tuhan hadir disana.

Sedikit pesan, jangan sering membatalkan pertemuan DATE karena ada beberapa yang tidak bisa datang. Saudara adalah DATE Leader, dan jika hanya ada satu DATE member yang hadir, Tuhan tetapi hadir disana.

Tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak “ajimumpung”, tidak hanya mencari kenyamanan pribadi, tidak pemarah dan mudah tersinggung. Dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih adalah memilih untuk tidak mengingat-ingat, tidak menyimpan kesalahan orang lain. Sampah adalah tempatnya di tempat sampah, bukan di hati dan pikiran kita.

Supporting Verse – [6] Kasih itu berdukacita waktu melihat orang lain melakukan yang jahat, tetapi bersukacita waktu melihat mereka hidup sesuai ajaran benar. 1 Korintus 13:6 TSI

Disinilah pentingnya pemuridan, kita terus belajar dan diajar untuk melakukan kebenaran Firman Tuhan. Pertanyaannya, apa yang timbul di hati saudara sewaktu melihat orang lain tidak hidup sesuai kebenaran saat menjalani hidup mereka?

Apa kita acuh tak acuh? Atau punya belas kasihan untuk membawa mereka untuk bisa hidup dalam kebenaran?

Supporting Verse – [7] Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 1 Korintus 13:7 TB

Pertanyaannya, apa yang kasih tutupi? Apa yang dimaksud dengan menutupi?

Supporting Verse – [8] Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. 1 Petrus 4:8 TB

Jadi yang ternyata Kasih lakukan, kasih tidak menggembar-gemborkan dosa orang. Kasih menutupi dosa orang. Kasih menutupi pelanggaran orang.

Supporting Verse – [8] Above all things have intense and unfailing love for one another, for love covers a multitude of sins [forgives and disregards the offenses of others]. [Prov. 10:12.] 1 Peter 4:8 AMPC

Memaafkan dan mengabaikan kesalahan, pelanggaran dan kejahatan orang lain. Kalau kita boleh jujur, kadang-kadang komunitas yang lebih menyenangkan untuk dibicarakan bukan untuk menutupi kesalahan orang, narasi awal biasanya seperti “Eh, lo tahu ga?”, “Tetapi janji ya biar inin cuman kita saja yang tahu”, atau “Eh, tapi biar ini menjadi beban doa saja yah?”.

Itu sebabnya ayat ini lanjut, tidak hanya menutupi segala sesuatu tetapi juga percaya segala sesuatu, artinya bahwa kita percaya akan yang terbaik kepada orang lain. Tetapi kadang-kadang kita lebih gampang percaya akan yang terburuk pada setiap orang, bukan?

Mari kita bangun budaya baru. Mulai hari ini, kita akan mulai menggosipkan hal-hal yang baik juga. Baik tentang orang. Sebenarnya kalau kita seringkali melihat apa yang buruk tentang orang lain, pola yang sama, kita juga akan lebih gampang melihat yang buruk tentang kehidupan ini. Jika kamu baik kepada orang lain, hidupmu juga akan lebih baik.

Lanjut, “Mengharapkan segala sesuatu”. Artinya terus berharap bahwa orang-orang yang pernah menggagalkan kita suatu saat bisa tidak akan gagal lagi ketimbang menyimpulkan bahwa kegagalan mereka pasti terulang lagi.

Kadang-kadang orang yang gagal itu, dia tidak percaya diri bahwa dia bisa berubah. Sampai ada orang yang bilang, “No bro, I believe you still can change, there is hope for you”.

Ada orang yang sudah gagal dalam hidupnya kadang-kadang narasi dia sudah negatif semua. Dia perlu satu narasi yang mengubah kenyataannya. “No, I think you can change still in Jesus name!”

Yang terakhir, “Sabar menanggung segala sesuatu”.

Artinya ada ketekunan, perseverance, ada daya tahan atau endurance dalam menghadapi keadaan apapun serta tidak membiarkan dirinya overwhelm atau kewalahan. Orang yang hidupnya berporos kepada Kasih lebih mudah untuk tidak kena mental atau “Burn-out”.

Setelah itu Paulus menjelaskan perilaku-pelaku orang yang mengasihi tadi. Saya rasa dia bisa mengerti. Dia memprediksi keraguan jemaat di Korintus setelah dia tulis ini semua. Termasuk keraguan kita yang membaca ribuan tahun setelah Alkitab ini ditulis.

“Bisa gak ya gua jadi orang yang mengasihi?”

Sehingga dia merasa perlu untuk menebalkan keyakinan dan pengertian pembaca dari ayat perenungan kita di minggu ini.

Supporting Verse –

Satu Korintus 13 ayat 8. Salah satu pertemanan terbaik atas ayat ini.

Baca sama-sama 3, 4. Tidak pernah akan ada saat di mana orang tidak perlu saling mengasihi. Baca sama-sama 3, 4. Tidak pernah akan ada saat di mana orang tidak perlu saling mengasihi. Kenapa sih? Tidak pernah akan ada alasan justifikasi kelaksa di mana orang tidak perlu saling mengasihi. Saya kasih tahu alasannya. Ada di ayat yang sama. Tidak pernah akan ada alasan di mana orang tidak perlu saling mengasihi. Karena Tuhan mau berkenan dalam hidup. Tuhan mau berkenan dengan sesuatu yang bisa gagal namanya kasih. Tapi ternyata selama ini kita mau berkenan dengan sesuatu yang bisa gagal namanya ego, nafsu, hitung-hitungan, simpan kesalahan, dan sebagainya. Kenapa kasih gak punya gagal? Satu ayat 16. Kita sendiri tahu dan percaya dengan kasih alat. Alat itu… Lanjut. Orang yang hidupnya dikuasai oleh kasih dan bukan ego. Lanjut. Orang itu bersatu dengan alat dan alat bersatu dengan dia. Setiap orang yang dikuasai oleh kasih hidupnya akan dikuasai oleh pribadi sama kasih.

Apa yang terjadi kalauhidup kita dikuasai oleh pribadi sama kasih? Maka Allah yang bersatu dengan kita akan memampukan kita untuk menang. Kita tidak perlu belajar dengan kekuatan sendiri. Tapi dengan dikuasai oleh semua dendam, amarah, trauma masa lalu. Kalau kita memiliki satu orang yang satu tokoh namanya setan. Dia berkata, itu benar, itu benar, itu benar. Itu kesalahannya. Lihat apa yang dia terima. Sekali lagi, orang yang hidupnya dikuasai oleh kasih. Maka Allah yang ada melakukannya akan memampukan kita untuk menang.

Sebab kita melihat di dalam Paulus tadi, love is the most excellent way of living. Love is still the most excellent way of living. Pada satu hari ini kita harus jadi paling buruk. Itu bukan di portfolio kita. Bukan di keuangan kita. Bukan di kehidupan kita. Dan bahkan bukan di tempat kita. Tapi dalam kita mengasihi orang-orang. Sebagai murid Kristus, kasih masih menjadi cara hidup yang paling unggul. Itu sebabnya Tuhan memberi perintah yang sudah ada di perjanjian lama. Tapi di kulis di perjanjian baru, kali ini kita makan klausul yang adalah solok ukur mengasihi. Yohannes 13 bilang, Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi. Sama seperti aku telah mengasihi. Berdiri di situ.

Bukan seperti orang tuamu, bukan seperti mantanmu, bahkan bukan seperti pasanganmu saat ini. Sama seperti Tuhan telah mengasihi kamu. Lanjut. Dengan demikian, semua orang akan tahu bahwa kamu adalah yang keras. Yaitu jika kamu saling mengasihi. Keunggulan dalam kuliah. Ini, bisnis, portfolio, tangan pelayanan, segala. Semua itu belum tentu bisa membuat orang lain kenal Tuhan. Tapi waktu kita saling mengasihi, semua orang akan tahu akan lain. Akan lain, saudara. Akan lain buat kita. Akan lain yang akan membuatku hari ini.

Kenapa? Karena keunggulan dalam kasih yang tak terbatas. Love is still the most excellent way of living. Itu sebabnya, saudara, excellence in love itu justru ditaruhkan akhir dari pembelajaran kita. Percuma kita excellence di kanasi ini. Tapi kalau kita gak excellence dalam kasih, gak ada gunanya. Dan saya akan tutup dengan tiga pemikiran yang bisa kita aplikasikan: 1. Kita harus ingat bahwa Tuhan sudah terlebih dulu mengasihi. Hashtag jangan salah ingat. Bukan dosanya yang diingat. Yang diingat pengorbanan Kristusnya. Kalau kita ingat dosanya, yang kita ingat kelemahan orangnya, eskit salib Kristus gak cukup buat kita. 2. Dan waktu kita ingat bahwa Tuhan terlebih dulu mengasihi kita, disinilah kita mau belajar untuk melatih dewasa, semakin dewasa dalam kasih.

Dari yang sekedar eros, torjeviya yang bisa tanpa Tuhan, kita mulai berpindah ke kasih agape. 3. Sekali lagi, kasih agape yang gak tergantung perasaan kita karena membutuhkan penyangkalan diri, menyerahkan hak demi orang lain. 5. Itu sebabnya, saudara-saudara, orang di sekitar saudara, keluarga saudara, ide saudara, di bisnis saudara, di kantor saudara, yang seperti punya karunia rohani khusus untuk menguji orang sabar. Disitulah berarti Tuhan menonton sebagai dewa dalam kasih. Alfi Sakira, berdoa Allah. Berhenti merasa jadi korban. Tapi kamu gak tahu itu. Tapi itu adalah satu-satunya.Satu-satunya yang saya tahu adalah kasih Kristus cukup buat Tuhan. Yang dinilai adalah bagian lain.

Yang dilihat adalah bagaimana Tuhan mengasihi kita, mengasihi sebab Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Sebab pengenalan kita akan Tuhan, bukan terlihat dari karunia rohani saja, tapi terlihat dari bagaimana kita mengasihi orang lain. Karena ini adalah cerminan dari keunggulan kasih Tuhan dalam hidup kita. Yang kedua, terus berakar dan berdasar dalam kasih. Akar bicara tentang kedalaman, dasar bicara tentang kekokohan. Kita gak bisa memberi apa yang kita sendiri gak terima. Kita sulit meneruskan apa yang kita sendiri jarang alami. Efektif tiga, efektif belas dan belas. Semoga karena kalian percaya kepada Kristus, Kristus tinggal dalam hatimu. Dan hidupmu berdasarkan kasih yang tercinta lagi.

Dan dikuasai oleh kasih. Ini tidak berdasarkan apa yang kita sendiri. Dengan didasarkan oleh pengetahuan rohani itu, tapi didasarkan dan dikuasai oleh kasih. Makanya saya berdoa semoga bersama-sama dengan semua makhluk Allah. Kalian dapat menyelami berbagai macam aspek dari kasih Tuhan. Luas, panjang, tinggi, dalam kasih Kristus. Yang dengan pengalaman manusia tidak dapat dipahami secara mendalam. When you think you have experienced the love of God, you have not experienced the love of God fully and completely. Karena pengalaman kita dengan kasih Kristus tidak bisa kita pahami secara mendalam. Baca lagi deh, semua. Semoga kalian mengenal kasih Kristus itu. Kata mengenal dari bahasa kita, ginosko.

To know especially through personal experience. Tahu karena mengalami Tuhan sendiri. Bukan karena apa-apa dari diri, bukan karena apa-apa dari kekuatan. Tahu Tuhan, kenal Tuhan karena mengalami firsthand. Bukan secondhand atau thirdhand. Yang akan terjadi kalau kita mengenal dan mengalami Tuhan. Bersama-sama dengan kita, tiga, empat. Sehingga pengalaman penuh dengan apa? Kebebasan apa ya? Benar waktu hidup kita belajar dikuasai dan dikasai oleh kasih. Kita bisa disakiti oleh orang lain. Kita bisa bertemu orang lain di gereja. Orang lain sedikit-sedikit. Dulu kamu lihatnya jalanan, jalanan. Gue udah gak punya top, cuma gue gak pengen itu aja. Ini juga gak punya pengetahuan. Gue bilang ke Tuhan, oke buat sekarang gue ampunin. Gue pengen itu pengetahuan. Ini kalau ambil, sudah selesai. Gosipannya sekarang, nanti apa datang sudah selesai. Rimaannya gak lunas, pastinya gak lunas. Waktu hidup kita didasari dan dikuasai oleh kasih.

Cara kita melihat orang lain. Kita pakai mata lah sudaranya. Kita mulai dari, masih ada amin. Tuhan, dia masih bisa berubah. Waktu kita hidupnya dikuasai dan didasari oleh kasih. Tiba-tiba yang tadinya berkecamuk amarah. Tiba-tiba, kok gue ada perasaan iba yang kita simulasikan. Ada seperti belas kasihan yang belum pernah saya alami sebelumnya. Ini yang saya alami. Papa saya, meskipun besar dalam puluhan tahun kepahitan sama papa saya. Belas kasihan Tuhan menguasa saya. Setelah saya minta maaf sama papa saya. Dan saya membantu papa saya untuk doa lahir baru. Dua minggu sebelum dia tinggal. Apa yang terjadi kalau saya gak ngikutin belas kasihan Tuhan? Apa yang terjadi kalau saya keep the records of wrong? Dia kan bapak, dia kan anak pendeta. Dia kan harusnya kan. Jika hidupmu belaka dalam belas dalam kasih. Kalau kita memilih dikuasai oleh kasih. Kepribadian yang lain yang sempurna. Untuk kerja atas kita.

Dan mengasihi lebih bisa dilakukan karena kitamelakukan dengan kemampuan. Poin yang terakhir, belajar membalas dengan yang tidak bisa balas. Namanya? Dengan yang tidak bisa balas namanya? Sudah siap. Definisikan ulang pengertian kita tentang membalas. Kenapa kita membalas dengan kesakitan? Siklus kebencian, siklus kemarahan, siklus kejahatan terus berulang sampai hari Tuhan. Berbaiklah hari ini, siklus kemarahan kebencian bisa berakhir hari ini dalam nama Tuhan. Saya mantang kepada yang masih belum berdoa. Dalam doa pribadi sederhana, sebutkan nama orang, katakan ini Tuhan, aku ampuni. Tadi itu sudah 24 tahun yang saya umumkan: 1. Aku ampuni mama. 2. Aku ampuni mitra usahaku yang mencuri duit aku. 3. Aku ampuni exku. 4. Aku ampuni anggapan Tuhan yang telah merancarkan aku. 5. Aku ampuni dia. 6. Aku lepaskan pelampauan atas dia. Aku berkati keluarganya dalam nama Tuhan. Tidak perlu lupa kejadiannya.

Cuma perlu mengampuni dia. Dan Tuhan akan membantu melupakan rasa sakit, bukan kejadiannya. Balas dengan kasih. Roma 12, bila ada orang yang berkejahat kepadamu, jangan membalasnya dengan kejahatan lagi. Saudara-saudaranya yang saya kasihi, jangan balas dendam kepada orang yang berkejahat kepada mu. Biar alam yang membalas. Jangan orang yang benar-benar. 21-23. Jangan biarkan dirimu dikalahkan oleh terus. Tetapi kalahkan kejahatan dengan fokus di kata terus. Gak ada di slide. 1. Halus dan renang. 2. Aku los mimpin. 7. Bagian kita bukan mengubah orang. Bagian kita bukan menyaksikan dia berubah. Bagian kita terus tambur kebaikan. Terus merapat kebaikan. Terus siram kebaikan. Baik itu di desa 3 dan 4. Yang lebih penting bukannya merawat orang yang hilang. Yang menakutkan. Yang paling penting adalah alat karena dia memberikan pertumbuhan. Berhenti minta orang lain berubah kalau kau gak mau terus berbuat baik. Katakan yang terakhir. Change starts with.ErosStorgePhillaAgape