Tidak sesuai Rencana By Ps. Jose Carol

Online Service (30 Oktober 2022)

Salam kepada Saudara semua yang bergabung di dalam ibadah daring JPCC hari ini, Minggu tanggal 30 Oktober 2022. Minggu ini adalah minggu yang terakhir untuk topik pembahasan kita di bulan ini yaitu “Agenda Tuhan.”

Saya yakin sepanjang bulan ini Saudara telah belajar dan menerima banyak dari Tuhan melalui setiap pembicara yang telah Tuhan pakai untuk menyampaikan suara dan pesan-Nya secara spesifik bagi Saudara masing-masing. Amin?

Untuk hari ini, judul khotbah saya adalah “Tidak Sesuai Rencana.” Kita akan belajar tentang apa yang terjadi pada saat hidup kita berjalan tak sesuai dengan rencana yang kita miliki.

Saya ingin mulai dengan mengutip beberapa ayat yang saya yakin Saudara sudah sangat kenal dan telah berulang kali dikutip sepanjang bulan ini. Ayat yang pertama adalah Yesaya 55:8-9 (TB) yang berbunyi seperti ini:

Opening Verse – Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Yesaya 55:8-9 (TB)

Ayat ini mengingatkan kita mengenai jarak perbedaanantara rencana atau rancangan kita dengan Tuhan. Dan bukan hanya bentuk dari apa yang kita rancangkan yang berbeda, melainkan juga jalan menuju penggenapan rancangan tersebut sepenuhnya berbeda, bahkan sejauh langit dari bumi perbedaannya.

Jadi hanya dari ayat ini saja pun, saya rasa sebenarnya cukup untuk menyadarkan kita akan realita perjalanan hidup kita bersama Tuhan yang akan penuh dengan kejutan-kejutan dan interupsi atas semua yang kita rencanakan dan atas perjalanan kita untuk mewujudkan segala rancangan yang telah kita susun.

Ayat berikutnya yang saya ingin kutip, sebelum sebentar lagi saya mulai berbagi mengenai apa yang dapat Saudara lakukan pada saat perjalanan hidup Saudara tak berjalan sesuai dengan rencana. Bagaimana sebaiknya Saudara meresponi kejutan-kejutan dan interupsiyang kita bisa harapkan terjadi?

Mari kita lihat ini terlebih dahulu. 1 Korintus 2:9 (TB) berkata seperti ini:

Supporting Verse – Tetapi seperti ada tertulis: ”Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1 Korintus 2:9 (TB)

Ayat ini merupakan salah satu ayat favorit yang sering kita—termasuk saya sendiri—kutip pada saat kita menaruh iman dan pengharapan kita kepada semua rencana yang baik untuk masa depan kita, termasuk visi dan mimpi yang datang di dalam kehidupan kita.

Karena memiliki visi dan mimpi merupakan tanda kehidupan, Alkitab, di dalam Kisah Para Rasul 2:17 (TB), mencatat mengenai tanda-tanda ini.

Supporting Verse – Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Kisah Para Rasul 2:17 (TB)

Pada saat Roh Allah yang hidup memenuhi kita, visi dan mimpi akan hadir di dalam kehidupan kita masing-masing dan Tuhan mulai menyingkapkan tujuan dan rancangan-Nya bagi setiap kita.

Namun kita perlu selalu ingat akan peringatan yang Tuhan berikan bagi kita dalam 1 Korintus 2:9 tadi, bahwa terlepas dari seberapa besarnya mimpi dan visi yang kita miliki, sepertinya Tuhan ingin mengingatkan kita bahwa apa yang Dia sediakan sesungguhnya jauh lebih besar dari apa yang pernah kita lihat, jauh lebih dahsyat dari apa yang pernah kita dengar, dan bahkan jauh lebih besar dari semua yang tersimpan di dalam hati kita.

Jadi, “tidak sesuai rencana“— sebagaimana judul khotbah ini— akan menjadi sebuah perjalanan yang sebenarnya tidak terelakkan bagi setiap kita jika kita berjalan bersama Tuhan.

Jadi, pertanyaan saya yang pertama bagi setiap Saudara hari ini adalah apakah Saudara siap untuk menjalani hidup dengan agenda Tuhan dan memberi ruang untuk hidup Saudara berjalan tidak sesuai dengan rencana yang Saudara miliki, dan apakah Saudara akan memilih untuk tetap percaya pada kebaikan dan kesetiaan Tuhan saat hidup Saudara berjalan tak sesuai dengan rencana Saudara?

Karena saya menemukan bahwa tak semua orang yang menyebut dirinya “orang percaya”, yang berkata bahwa mereka percaya kebaikan dan kesetiaan Tuhan, yang tak merubah sikap dan pendirian mereka pada saat hidup mereka berjalan tak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Banyak yang menjadi kecewa, marah, dan pahit kepada Tuhan. Mereka mempertanyakan kebaikan dan keberadaan Tuhan di saat-saat seperti itu. Menjalani hidup dengan memberi ruang untuk hidup kita berjalan tak sesuai rencana kita sendiri dan mengizinkan Tuhan untuk melakukan interupsi dan intervensi bukan berarti kita tak perlu membuat perencanaan apa-apa sama sekali.

Latar belakang pendidikan saya di Jerman sangat memengaruhi cara berpikir dan cara kerja saya dalam hidup saya sehari-hari. Kalau Saudara tak terlalu kenal mengenai kebiasaan orang Jerman, izinkan saya jelaskan sedikit supaya Saudara punya gambarannya.

Orang Jerman terkenal sebagai bangsa yang ekstrem dalam hal kendali dan perencanaan. Dan mereka tak suka pemikiran mengenai kejutan atau menjalani sesuatu tanpa perencanaan apa-apa sama sekali.

Jadi kalau mereka melakukan perencanaan, pada umumnya perencanaan mereka itu akan sangat rinci atau detail. Misalnya, kalau mereka mau pergi berlibur,mereka bukan hanya akan merencanakannya dari jauh hari sebelumnya— yaitu bisa 1-2 tahun sebelumnya, bahkan lebih—, melainkan mereka juga sudah menentukan ke mana mereka mau pergi liburan, di mana mereka akan menginap, jenis kamar apa yang mereka pilih, berapa lama mereka akan di sana, naik apa ke sana— jika dengan pesawat, penerbangan yang mana, maskapai apa, duduk di kursi baris nomor berapa.

Lalu sepanjang liburan, mereka mau melakukan apa saja, makan di mana, melakukan aktivitas apa, berenang di kolam yang mana, bahkan mungkin berenang jam berapa, mungkin sambil minum apa di situ. Mereka ingin merencanakan serinci dan sedetail mungkin, apa yang mereka ingin lakukan.

Saudara mungkin tertawa mendengar “kegilaan” perencanaan yang dilakukan sedetail ini setahun sebelumnya, atau lebih. Saya sedikit banyak terpengaruh oleh cara berpikir atau cara perencanaan seperti itu karena pendidikan saya di situ.

Kenyataan ini sering mempersulit saya untuk meresponi kehidupan dengan baik, terutama pada saat-saat di mana apa yang saya sudah rencanakan dan bayangkan tak terjadi sesuai dengan apa yang saya harapkan. Berulang kali saya harus mengingatkan diri saya akan kedua ayat tadi, bahwa “sejauh langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan Tuhan dari jalanku, demikian juga rancangan Tuhan dari rancanganku”; bahwa Tuhan menyediakan apa yang mata saya belum pernah lihat, telinga saya belum pernah dengar, dan bahkan apa yang belum pernah muncul di dalam hati saya, karena Tuhan mengasihi saya.

Oleh sebab itu, Dia ingin intervensi dan interupsi apa yang sudah saya rencanakan. Jadi sebagus apa pun mimpi dan sedahsyat apa pun visi dan rancangan yang saya miliki, apa yang Tuhan telah sediakan itu sesungguhnya jauh lebih besar dari apa yang sudah tersimpan di dalam hati saya.

Saya yakin beberapa di antara Saudara mungkin memiliki pergumulan sama seperti saya. Apa yang dapat Saudara lakukan pada saat Tuhan interupsi rencana Saudara? Bagaimana Saudara seharusnya merespon pada saat segala sesuatu terjadi tak sesuai dengan apa yang Saudara rencanakan? Ada di antara Saudara yang belum menemukan pasangan hidup sesuai dengan target batas umur yang tadinya Saudara tetapkan? Bisnis yang Saudara bangun belum berkembang seperti harapan, tidak masuk jurusan impian, tidak diterima di universitas idaman, belum mendapatkan anak yang dinanti-nantikan, masih menunggu promosi yang dijanjikan,kondisi keuangan yang masih berat, kesehatan yang tidak baik, dan lain sebagainya.

Apa yang dapat kita lakukan? Bagaimana kita merespon dengan baik saat yang terjadi tak seperti yang kita inginkan atau harapkan?

Saya ingin berbagi beberapa pelajaran berharga yang saya dapatkan dari sikap Maria dan Yusuf, orang tua Yesus, pada saat hidup mereka diinterupsi oleh Tuhan dan segala sesuatu berjalan tak sesuai dengan rencana mereka.

Supporting Verse – Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Matius 1:18-20 (TB)

Pada saat Yusuf mengetahui Maria mengandung, dan dia tahu persis bahwa bukan dia penyebabnya, dia berencana untuk menceraikan Maria, yang telah bertunangan dengannya. Walaupun tidak ditulis di sini, saya mencoba membayangkan perasaan Yusuf saat itu yang menyebabkan dia ingin menceraikan Maria.

Mungkin kesal, marah, kecewa karena rencana mereka untuk menikah dan membangun masa depan seperti bayangan mereka hancur berantakan karena apa yang terjadi yang di luar rencana mereka dan tak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Mari kita lihat kisah ini dari perspektifnya Maria. Tadi kita sudah melihatnya dari perspektif Yusuf.

Supporting Verse – Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Lukas 1:28-29 (TB)

Berikutnya di ayat 30-33 dikatakan:

Supporting Verse – Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”Lukas 1:30-33 (TB)

Perasaan yang muncul di dalam diri Maria pada saat intervensi Tuhan terjadi atas hidup mereka adalah terkejut, kemudian takut, walaupun Maria tahu dengan jelas bahwa kehamilan ini terjadi secara supranatural. Namun Alkitab mencatat dengan jelas reaksi Maria—terkejut dan takut.

Apa yang dapat kita lakukan dan apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman mereka?

Yang pertama, saya bisa mengusulkan, kalau Saudara sedang mengalami intervensi dan interupsi Tuhan dalam kehidupan Saudara pada saat segala sesuatu berjalan tak seperti yang Saudara rancangkan, Saudara bisa memeriksa ulang fokus yang Saudara miliki.

Mari kita periksa ulang fokus kita. Apakah fokus kita kepada semua ketidaknyamanan dan kesulitan yang muncul pada saat hidup kita berjalan tidak sesuai dengan rencana? Atau kita memilih untuk fokus dan memberi ruang pada kesempatan yang lebih baik dari apa yang kita rancangkan untuk dapat terjadi di dalam kehidupan kita?

Di sini saya yakin ada beberapa Saudara yang langsung berargumentasi dalam diri Saudara, pikiran Saudara berteriak: “Ya tapi apa yang terjadi ini tak kelihatan lebih baik dari apa yang saya rencanakan! Ini jauh lebih buruk sepertinya. Ini berantakan.”

Saya tak kaget kalau kekecewaan dan kemarahan terjadi karena kekecewaan dan kemarahan adalah konsekuensi dari kesimpulan yang telah kita ambil atas kejadian yang sedang kita alami. Yusuf dan Maria sebenarnya memiliki semua alasan yang cukup untuk marah dan kecewa saat malaikat intervensi dalam kehidupan mereka dan impian hidup mereka jadi berantakan.

Mereka harus memilih ke mana mereka berikan fokus mereka— apakah kepada masalah yang muncul? Ingat, Yusuf segera merencanakan untuk menceraikan Maria diam-diam. Atau, pilihan yang lain, mereka memberi kesempatan untuk sesuatu yang mungkin lebih baik, untuk sesuatu yang lebih besar dapat terjadi dalam hidup mereka.

Kemudian dikatakan,“Malaikat itu berkata: ‘Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Tuhan.’”

Ada pilihan yang Maria harus ambil di sini: memilih untuk takut, menolak dan lari, atau melihat apa yang terjadi sebagai sebuah kasih karunia seperti yang malaikat katakan.

Di dalam dunia ekonomi, ada istilah “biaya peluang” atau “biaya kesempatan.” Definisi “biaya peluang” atau “biaya kesempatan” adalah bahwa nilai total yang kita keluarkan untuk sebuah pilihan bukan hanya sebesar apa yang kita bayarkan untuk pilihan tersebut saja, melainkan juga ditambah dengan nilai dari kehilangan yang kita alami karena tidak memilih yang lain.

Contoh, seandainya tadi subuh saya memilih untuk begadang dan menonton bola, maka saya akan kehilangan waktu tidur saya.

Jadi ada harga untuk setiap pilihan yang kita buat dalam hidup. Dan harga totalnya termasuk peluang yang kita lewatkan pada waktu yang bersamaan, oleh karena pilihan yang kita ambil. Fokus yang kita pilih akan membantu kita di dalam pengambilan keputusan dan mempermudah penentuan prioritas di dalam pengambilan keputusan tersebut.

Hanya karena segala sesuatu tak berjalan seperti yang kita inginkan, bukan berarti masa depan kita tidak bisa terjadi lebih baik dari apa yang pernah kita bayangkan. Amin?

Harga yang saya bayarkan untuk pilihan saya berpacaran dengan si A bukan hanya seharga waktu yang saya habiskan saja, melainkan termasuk peluang untuk bertemu dengan si B misalnya.

Jadi karena Tuhan begitu mengasihi kita semua, maka Tuhan sebenarnya senantiasa berusaha untuk melakukan intervensi dan interupsi dalam kehidupan kita, memperkenalkan agenda Dia dan apa yang ada di dalam pikiran Dia kepada kita semua sehingga Dia dapat mengarahkan kita kepada segala sesuatu yang lebih baik dari yang kita bayangkan, yang telah Dia sediakan bagi kita. Jadi yang pertama, memeriksa fokus kita.

Yang kedua, memilih untuk tetap percaya.

Pertanyaan saya untuk Saudara adalah percayakah Saudara bahwa Tuhan itu baik dan hanya melakukan yang baik?

Tuhan hanya menyediakan yang baik. Tuhan tak punya rancangan yang buruk dan Tuhan tak menyediakan sesuatu yang lebih buruk dari apa yang kita inginkan atau lebih buruk dari yang terbaik yang kita inginkan.

Supporting Verse – Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yeremia 29:11 (TB)

Tuhan itu baik. Tuhan hanya punya rencana yang baik. Tuhan hanya menyediakan yang baik bagi kita. Hanya karena segala sesuatu tak berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan, tidak berarti kita tak akan pernah bisa mencapai tujuan atau menerima yang terbaik yang Tuhan sediakan.

Percayakah Saudara kepada Tuhan? Percayakah Saudara akan kebaikan Tuhan? Itu hal kedua yang dapat Saudara lakukan: memilih untuk tetap percaya kepada Tuhan terlepas dari apa pun yang Saudara alami, percaya pada kebaikan dan kesetian-Nya walaupun Saudara belum melihat hasilnya. Amin?

Yang ketiga, Saudara dapat mengandalkan pertolongan Tuhan seperti yang dilakukan Maria.

Supporting Verse – Bagaimana hal itu mungkin terjadi— bagaimana mungkin saya bisa hamil—, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Lukas 1:34-35 (TB)

Pada saat Tuhan intervensi dan interupsi kehidupan kita dengan agenda-Nya yang besar, sangat besar kemungkinan respon kita juga akan sama seperti Maria. Kita akan terkejut, merasa takut, khawatir, bahkan mungkin saat kita membayangkan apa yang akan terjadi yang begitu besar, di luar apa yang pernah kita bayangkan, maka rasa mustahil juga akan muncul bersamaan.

Seperti yang Maria katakan: “Mana mungkin! Apakah benar?”

Saya rasa itu merupakan perasaan yang sangat lumrah yang sering kali kita miliki. Pada saat inilah kita perlu mengandalkan pertolongan Tuhan.

Sama seperti Maria yang diberi janji bahwa Roh Tuhan akan menolong dia, bahwa dia akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan, demikian juga dijanjikan bagi setiap kita. Di Mazmur 94:14 (TB) dijanjikan seperti ini:

Supporting Verse – Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya. Mazmur 94:14 (TB)

Saya suka terjemahan The Message, yang berbunyi seperti ini:

Supporting Verse – GOD will never walk away from his people, never desert his precious people. Psalms 94:14 MSG

Tuhan tak akan pernah meninggalkan kita. Tuhan tak akan pernah membiarkan kita. Di dalam Perjanjian Baru juga ada ayat yang sering kita kutip: “Dia tidak akan pernah melupakan dan membiarkan kita.” Versi bahasa Inggrisnya lebih terkenal. Dia berjanji: “I will never leave you nor forsake you.

Tuhan tak akan pernah meninggalkan dan melupakan kita. Jadi sama seperti janji malaikat kepada Maria: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau”, demikian juga Roh Kudus akan menolong dan Roh Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi kita. Amin?

Jadi datang kepada Dia dan andalkan pertolongan Tuhan dalam perjalanan Saudara bersama dengan Dia.

Yang terakhir, apa yang dapat Saudara lakukan? Saudara dapat berjalan di dalam penyerahan dan ketaatan.

Supporting Verse – Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Lukas 1:37 (TB)

Dia mengakui bahwa kalau bukan Tuhan yang melakukannya, maka sulit baginya untuk melihat dan percaya bahwa apa yang dijanjikan dapat terjadi. Dia melangkah dalam ketaatan dan penyerahan sepenuhnya. Dan dilengkapi dengan ayat 38, Maria kemudian mengatakan ini:

Supporting Verse – ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”—perkataan malaikat itu.[38] Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Lukas 1:38 (TB)

Sebagaimana Maria memilih untuk percaya, kemudian berjalan dalam penyerahan total dan ketaatan, saya berdoa Saudara juga memilih yang sama. Saudara memilih untuk berserah kepada Tuhan dan berkata: “Terjadilah padaku sesuai dengan keinginan dan perkataan-Mu Tuhan. Terjadilah seperti yang Tuhan inginkan.”

Saudara, saya berdoa agar apa yang saya bagikan menolong setiap Saudara dalam perjalanan iman Saudara bersama dengan Roh Kudus sehingga apa yang belum pernah Saudara lihat, apa yang belum pernah Saudara dengar, dan bahkan apa yang belum pernah muncul di dalam hati Saudara, semuanya akhirnya Saudara terima karena Tuhan telah menyediakannya bagi Saudara. Ketahuilah bahwa Tuhan mengasihi setiap Saudara tanpa terkecuali. Dia tidak membeda-bedakan. Dan Dia memiliki rancangan yang besar bagi setiap Saudara.

Jadi pada hari ini, di mana pun juga engkau berada, bagaimanapun kesulitan dan tantangan yang engkau hadapi, seberapa pun besarnya engkau merasa sudah di luar rancangan terbaik yang engkau miliki karena ada intervensi dan interupsi Tuhan yang terjadi dalam kehidupan Saudara, doa saya Saudara memilih untuk punya fokus yang benar hari ini, memberi ruang untuk Tuhan dapat menunjukkan pada Saudara sesuatu yang lebih besar yang mungkin terjadi di dalam kehidupan Saudara sehingga Saudara tidak menyerah dalam perjalanan Saudara, tidak melepaskan iman percaya Saudara kepada Tuhan, Saudara memilih untuk tetap percaya pada Dia dan kemudian meminta dan mengandalkan pertolongan Tuhan dan Roh Kudus yang ada dalam kehidupan Saudara. Amin?

Saudara tidak akan menyerah di tengah-tengah jalan. Dan di tengah-tengah keputusan itu Saudara memilih untuk berserah, percaya dan mempersembahkan kehidupan Saudara, bahkan menyerahkan seluruh mimpi dan visi terbaik yang Saudara miliki, masa depan Saudara, dan semua yang Saudara kelola di dalam tangan Saudara kembali kepada Tuhan, mengakui bahwa semuanya sepenuhnya berasal dari Tuhan, untuk kemuliaan Tuhan, dan ada di dalam rencana Tuhan.

Pada saat Saudara berserah seperti itu sepenuhnya, sebagaimana Maria berkata, “Terjadilah padaku sesuai dengan kehendak-Mu”, maka rasa khawatir dan takut tidak akan punya tempat untuk mencuri dan merampas kehidupan Saudara.

Saudara bisa menjalani apa pun yang Saudara alami tanpa rasa takut karena Saudara tahu bahwa Tuhan ada di pihakmu dan hidup Saudara adalah milik Tuhan. Ini berlaku untuk kesehatanmu, pekerjaanmu, bisnis yang engkau kelola. Doa saya adalah Tuhan memeteraikan kebenaran ini di dalam hati dan pikiran Saudara.