JPCC Sutera Hall 2nd Service (15 June 2025)
Thank You Team, Good Morning Everyone! Semua dalam keadaan yang baik? Puji Tuhan. Hari ini kita akan emmasuki minggu Ketiga dimana kita sedang membahas tema “Creative Commission“. Dan sebagai seseorang yang sudah melayani utamanya di creative ministry selama 30 tahun, saya sangat excited pagi ini, saya berdoa agar bisa membagikan sesuatu yang saya harap bisa membuka mata kalian tentang DNA Kreatifitas yang Tuhan sudah berikan kepada kita semua. Kita sudah belajar dari minggu pertama bahwa Tuhan Yesus sudah memberikan kita perintah, Amanat Agung sebelum Dia naik ke surga, yang kita kenal sebagai “The Great Commission”.
Opening Verse – [19] Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, [20] dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:19-20 TB
Bukan hanya memikirkan atau mendoakan tetapi juga “melakukan”. Dari amanat Agung, kita be;ajar bahwa kita semua “harus” menjadi saksi tentang Kristus melalui kehidupan kita. Ini adalah amanat atau perintah bukan hanya kepada Hamba Tuhan seperti Gembala atau Pendeta, tetapi juga perintah dan amanat untuk kita semua agar bisa kita lakukan.
Artinya kita harus mengajarkan dan meneladankan bagaimana kehidupan kita diubahkan oleh Tuhan Yesus untuk menjadi semakin baik. Bukan semakin kaya atau diberkati, tetapi hidup kita penuh dengan Damai, Kasih, Sukacita, dan Pengharapan, bahkan kita menjadi kuat di tengah-tengah kesulitan karena Tuhan Yesus. This is the the great commission, bahwa kita menjadi saksi Yesus, Duta BesarNya di dunia.
Namun Yesus juga tahu bahwa hidup seperti demikian sangat tidak mudah, makanya Dia memberikan kepada kita Roh Kudus sebagai “Helper”.
Supporting Verse – [8] Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah Para Rasul 1:8 TB
Dengan Kuasa Roh Kudus yang ada di dalam kita, kita dimampukan untuk membangun kehidupan yang Tuhan inginkan dan kehendaki melalui perkataan, perbuatan, tindakan, pemikiran dan juga melalui Kreatifitas kita. Kita dipanggil, diwajibkan dan diharuskan untuk menjadi Saksi daripada Kristus.
Mungkin beberapa dari kita ada yang ragu karena berpikir bahwa Kreatifitas itu hanya untuk orang-orang yang berseni saja seperti designer, musisi, pemulis. Tetapi Tuhan melalui DNA-nya sendiri sudah menanamkan Kreatifitas kepada kita semua.
Karena pada dasarnya, Kreatifitas artinya berkarya, dan artinya semua pekerjaan kita membutuhkan Kreatifitas. Kita berkarya dalam segala hal yang kita lakukan, baik itu di bengkel, bakery, dan sebagai apapun juga, kita memerlukan kreatifitas untuk memecahkan masalah dalam keseharian kita.
Kita menemukan tujuan hidup sejati ketika bakat dan Kreatifitas yang Tuhan anugerahkan memenuhi kebutuhan dunia, sambil memaksimalkan setiap kekuatan yang Dia berikan untuk kebaikan dan kemulianNya.
This is when we find our purpose, pada saat kita diciptakan secara unik menjadi jawaban sesuai dengan fungsi yang Tuhan telah berikan. Kursi yang sedang kita duduki memenuhi tujuannya karena kita mendudukinya dan bukan dipajang saja, sama seperti kita semua, kita diciptakan secara unik dengan kemampuan dan talenta yang bisa kita berikan kepada Tuhan, dan pada saat apa yang kita karyakan dan kerjakan berjumpa dengan kebutuhan dunia, pada saat itulah kita menemukan tujuan kita.
When our skills meet the needs of the world, that’s when our vocation lies – Aristotle
Tujuan kita adalah untuk menggali semua potensi dan kekuatan yang Tuhan sudah berikan agar bisa dipakai untuk menjadi jawaban bagi kebutuhan di sekeliling kita. Karena Tuhan sudah menciptakan bumi dan segala isinya yang mengandung begitu banyak potensi agar kita semua bisa kembangkan. Tujuannya agar kita bisa mencerminkan sifat dan karakter Kristus di dunia, apapun yang sudah Tuhan tempatkan di tangan kita, dan ini yang dimaksudkan dengan “Surga di bumi”, ini terjadi pada saat kita sebagai murid-murid Tuhan bisa mencerminkan karakter dan sifatNya Yesus dalam hidup kita, dan ini yang dunia lihat dan nantikan saat ini.
Yesus yang seperti apakah yang sedang kita cerminkan kepada sekeliling kita melalui apa yang kita kerjakan, saksikan dan cerminkan melalui karya, perkataan dan tingkah laku kita? Dan ini adalah tanggung jawab kita semua.
Supporting Verse – [1] Pada permulaan segala sesuatu, Allah menciptakan tingkat-tingkat surga dan langit serta bumi. [31] Allah melihat bahwa semua yang sudah diciptakan-Nya itu sungguh amat baik. Hari keenam berakhir ketika petang menjadi malam. Kejadian 1:1, 31 TSI
Everything He created is good. Artinya, Kreatifitas Tuhan bukan hanya sekedar baik, tetapi juga bermoral. Karena semua CiptaanNya yang baik mencerminkan karakter Tuhan yang sempurna seperti Kasih, Kebenaran dan HikmatNya. Artinya, semua Kreatifitas kita yang sesuai dengan rencana Tuhan harus selalu berpusat kepada “moral compass” daripada Sang Pencipta.
Semua pekerjaan, kreasi dan karya yang kita kerjakan, kita tundukkan kepada kedaulatan Tuhan dan pasti akan menjadi alat perubahan yang dahsyat bagi sekeliling kita. Semua yang kita kerjakan akan membentuk sifat dan karakter kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. It’s already in our hands.
Tetapi seringkali banyak dari kita mencari Kreatifitas diluar daripada diri kita sendiri, seolah-olah Kreatifitas itu sesuatu yang harus kita temukan diluar daripada diri kita. Utamanya di jaman sekarang dimana banyak orang yang membandingkan diri, kreasi, konten dan kreatifitasnya dengan Kreatifitas dan pekerjaan orang lain. Padahal kita semua diciptakan sesuai dengan DNA dan gambar Tuhan. Kita semua adalah ciptaan yang Kreatif.
Kita sedang menggali dan bukan mencari apa yang Tuhan sudah berikan di tangan kita. Seperti biji yang mempunyai potensi menjadi sebuah pohon yang besar. Kitapun memilikin benih Kreatifitas Tuhan di dalam kita. Jika kita sadar bahwa Kreatifitas ini adalah warisan rohani yang Tuhan sudah berikan bagi kita, maka kita tidak perlu lagi membanding-bandingkan dan merasa tidak cukup.
Saya akan menunjukkan 3 aspek DNA kreatifitas Tuhan yang sudah Dia berikan sejak pertama kali Dia menciptakan segalanya.
1. Keteraturan dari Kekacauan (Order from Chaos)
Saat setiapkali kita mengatur dan memperbaiki barang yang rusak, kita sedang mencerminkan Kreatifitas Tuhan yang membawa keteraturan.
2. Kasih dan Kepedulian (Love and Care)
Saat kita sedang melakukan segala sesuatu dengan penuh passion dan perhatian, baik itu dalam bisnis dan juga hobby kita, memasak atau sekedar mendengarkan teman dengan peduli. Saudara dan kita sedang memancarkan Kasih dan Kepedulian yang Tuhan tunjukkan disaat Dia menciptakan kita.
3. Transformasi menyuruh (Radical Transformation).
Ketika kita membantu orang lain bertumbuh di dalam komunitas dan membantu orang lain keluar dari masalah mereka, atau memberikan pengaruh positif pada kehidupan orang lain. Kita sedang mewujudkan harapan yang Tuhan tanamkan dalam diri kita semua.
Semua yang ditulis ini sudah ada di dalam DNA kita dan ini adalah pemberian dan anugerah dari Tuhan. Kreatifitas ada di dalam diri kita semua, bukan hanya kepada seorang seniman saja. Pertanyaan yang penting bukan hanya sekedar “Apa yang sedang saya buat atau kerjakan hari ini?, melainkan “Apa yang sedang saya kerjakan ini akan membentuk saya menjadi siapa?”.. Who am I becoming?
Dengan semua yang saya kerjakan ini, Tuhan tertarik dengan “who we are becoming”, Tuhan tidak mau kita sekedar berkarya, bekerja, bermusik, menulis lagu, dan melakukan pelayanan saja, tetapi Tuhan mau saya diubahkan agar menjadi serupa dengan karakterNya melalui semua Kreatifitas dan apa yang saya kerjakan di tangan saya. Kita perlu mengubah pola pikir kita bahwa semua yang kita kerjakan hari ini, apapun tugas, pekerjaan, dan kekuatan kita, semuanya itu adalah alat untuk mentransformasi diri kita untuk menjadi seperti Kristus dan menjadi terang bagi orang lain.
Untuk menggali Kreatifitas pemberian Tuhan ini, kita perlu mindset yang berbeda.
1. Ubah Pola Pikir “Performance” menjadi Worship.
Hidup untuk “perform” menjadi hidup yang menyembah, Worship disini bukanlah lagu untuk menyembah Tuhan. Tetapi Persembahan sejati kita adalah disaat kita mempersembahkan kehidupan kita, “I offer my life as a sacrifice”. Kita harus mengubah dari hidup yang terjebak dengan “performance trap” dimana setiap hari kita harus “perform” dan menunjukkan bahwa diri kita capable, good dan excellent. Tentu akan lelah sekali jika kita hidup seperti itu.
Fokus kita akan selalu menjadi apa kata orang lain jika fokusnya di performance saja. Tetapi dengan fokus hidup adalah penyembahan atau worship, maka fokus kita adalah apa kata Tuhan tentang diri kita. Dan ini yang luar biasanya bahwa Tuhan tidak melihat seberapa baik performance kita, karena Tuhan menyayangi kita apa adanya.
Supporting Verse – [17] Hendaklah semua perkataan dan perbuatanmu mewakili Tuhan Yesus di dunia ini. Dan melalui Dia marilah kita terus bersyukur kepada Allah Bapa! Wujud hidup baru di antara keluarga Kolose 3:17 TSI
Semua yang kita lakukan baik di sekolah, pernikahan dan pekerjaan kita, dan bukan hanya sekedar pelayanan di hari minggu, mewakili dan mencerminkan Tuhan Yesus dalam dunia ini, dan melalui Dia, kita mengucap syukur dalam setiap hal yang kita kerjakan. Everything in life is Worship. Baik itu dalam keseharian kita, sebagai seorang Ibu rumah tangga, guru yang membantu murid yang kesulitan dalam kelasnya, dan bahkan disaat kita mendengarkan keluh kesah teman kita, melakukan itu semua sebagai jejak DNA Kreatifitas Tuhan dalam hidup kita.
Jika kita hanya fokus kepada performance, maka kreatifitas dan karya kita akan haus dan bergantung kepada pujian orang lain. Kita akan dimotivasi oleh ego kita dan bukan untuk suatu tujuan yang bermakna.
Apakah Kreatifitas dan kemampuan yang kita miliki, kita gunakan untuk mencari pengakuan dan pujian manusia, atau untuk memuliakan Tuhan dengan AnugerahNya?
2. Ubah Pola Pikir “tidak cukup” menjadi Kelimpahan
Karena pemikiran ini membuat kita merasa tidak cukup dan membandingkan talenta, apa yang kita miliki, dan kemampuan kita dengan orang lain, sehingga melumpuhkan dan membuat kita mundur dan tidak berani melangkah. Kita harus mengubah pola pikir kita dari “tidak cukup” menjadi “Kelimpahan”, karena Kreatifitas yang berpusat kepada Tuhan selalu memanggil kita kepada kelimpahanNya Tuhan dan bukan terjebak dalam keterbatasan.
Kelimpahan ini mengubah kita menjadi pribadi yang generous dan penuh dengan Iman. Karena kita sadar bahwa “We are owners of nothing but we are stewards of everything”. Semua kemampuan, kepandaian, dan semua yang baik dalam kehidupan saya adalah Karya Tuhan. Kalau kita mengerti pola pikir ini dan sadar bahwa semua dari Tuhan. Mungkin yang kita miliki itu kecil dan tidak sebesar orang laln, tetapi dengan sekecil apapun yang saya punya, saya memiliki Tuhan yang besar dan memiliki segala-galanya.
Ingat, sewaktu Yesus memberi makan 5000 orang?
Supporting Verse – [5] Waktu Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat banyak orang berdatangan kepada-Nya, Dia berkata kepada Filipus, “Di mana kita dapat membeli roti supaya mereka semua bisa makan?” [6] Dia berkata begitu hanya untuk menguji Filipus, karena sebenarnya Yesus sendiri sudah tahu apa yang hendak Dia lakukan. [7] Lalu Filipus menjawab, “Aduh, mana mungkin?! 200 keping uang perak pun tidak akan cukup untuk membeli makanan bagi mereka semua, walaupun masing-masing hanya mendapat sepotong kecil.” Yohanes 6:5-7 TSI
[34] Yesus bertanya, “Ada berapa roti yang kalian punya?” Jawab kami, “Hanya tujuh, dan ada beberapa ikan kecil.” Matius 15:34 TSI
Perhatikan, Tuhan tidak pernah tertarik dengan apa yang kita tidak miliki. Baik itu dalam masa lalu atau kondisi keuangan kita, Tetapi Tuhan selalu memulai dengan pertanyaan ini “Cobalah, apa yang ada di tangan kamu” atau “What’s in your hand?“, dan itu adalah judul kotbah saya hari ini.
Mau satu roti saja, atau setengah ikan, it doesn’t matter! Karena yang terjadi adalah Yesus melipatgandakan apa yang ada di tangan mereka. 5 roti dan 2 ikan cukup untuk memberi makan 5000 orang sampai kenyang dan bahkan sampai berlimpah 12 bakul, Itulah Tuhan yang kita sembah.
Mukjizat ini juga mengubah karakter dan Iman daripada murid-murid mereka. Dan mereka yang tadinya kuatir dengan apa yang mereka tidak punya, tetapi pada waktu Yesus melakukan mukjizat, mereka bisa melihat perubahan pola pikir dari “tidak cukup” menjadi “Kelimpahan”.
Alkitab penuh dengan kisah-kisah seperti ini, dari Musa yang berdebat bahwa dia seorang yang gagap dan bukanlah seorang pemimpin kepada Tuhan disaat diminta untuk mengeluarkan bangsa Israel dari mesir. Tuhan bertanya, “What’s in your hand?”.
Supporting Verse – [2] Kata TUHAN kepada Musa, “Apa itu yang ada di tanganmu?” Jawab Musa, “Tongkat.”
[10] Tetapi Musa berkata kepada TUHAN, “Ya Penguasaku, aku ini tidak pandai berbicara. Sejak dulu hingga sekarang setelah TUHAN berbicara denganku pun, cara bicaraku lambat dan tidak lancar.” Keluaran 4:2, 10 TSI
Dari kisah Janda yang dengan sedikit minyak, kisah Daud dan Goliath, dimana Dia hanya menggunakan ketapel untuk mengalahkan si raksasa, dan begitu banyak cerita yang lain di Alkitab. Dari yang sedikit dan kecil, Tuhan kita melakukan mukjizat dan mengubah keadaan. Jadi hari ini, mulailah dengan apa yang ada di tangan kita. Saya tahu ini adalah musim yang sulit untuk banyak orang, tetapi mulailah dengan apa yang ada di tangan kita, sekecil atau sebesar apapun itu.
Sharing Ps. Sidney – 30 tahun yang lalu saat saya masih di Band Kristen”GMB (Giving My Best)”, saya ingat disaat album yang kedua, penulis lagu kami keluar dan saya diminta oleh teman-teman disana untuk menulis lagu menggantikan dia. Saya merasa tidak layak dan tidak cukup saat itu, tidak punya studio, laptop, makan saja masih susah dan saya ingat bahwa yang ada di tangan saya hanyalah HP Sony Ericsson, pemberian dari Ps. Jeffrey saat itu.
HP yang masih mono, pulsa saja, tidak ada internet dan tidak ada fungsi kecuali fungsi voice note untuk rekaman, itu yang saya punya. Dan di kamar kost saya yang kecil, dengan gitar pinjaman dari teman saya bernama “Glenn Fredly”, saya mulai belajar menulis lagu dan sampai hari ini, lagu-lagu yang sering kita nyanyikan sekarang, itu semua dimulai dari voicenote Sony Ericsson dengan kualitas suara MP3 yang kecil dan jelek. Mungkin terlihat kecil dan “insignificant”, tetapi saya punya Tuhan yang sangat luar biasa besar dan Dia bisa melipatgandakan serta menjawab kebutuhan banyak orang sehingga mengubah karakter dan kehidupan saya sehingga saya bisa terus menerus menjadi serupa dengan Kristus.
The more we give creativity, the more we have – Maya Angelou
Jangan pelit dengan apa yang ada di tangan kita. Semakin kita memberikannya, semakin bertambah. Setiap kali kita memilih untuk menggunakan apa yang ada di tangan kita untuk melayani orang lain, kita sedang mengijinkan Tuhan untuk mengubah kita menjadi semakin sepertiNya. Karena Yesus menggunakan Kreatifitas tertinggiNya yaitu dengan melayani dan Dia mati di kayu salib untuk kita, bukan untuk meninggikan DiriNya sendiri.
Kreatifitas kita tidak dimaksudkan untuk membuat kita menjadi lebih baik dari orang lain, Kreatifitas Ilahi dimaksudkan untuk membuat kita lebih baik bagi orang lain.
Karena apa yang ada di tangan kita bukan untuk membuat kita berkompetisi dengan apa yang orang lain kerjakan. Tetapi apa yang ada di tangan kita seharusnya kita kembangkan agar supaya kehidupan saya melayani dan memuliakan nama Tuhan dengan semua energi, talenta, kekuatan, pemikiran dan ide kita. Dalam hidup, semua adalah pilihan, semua Kreatifitas dan kemampuan, Tuhan sudah berikan kepada kita, tetapi pilihan untuk menggunakan serta memaksimalkanNya ada di tangan kita semua.
Closing Verse – [19] Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, Ulangan 30:19 TB
[10] Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10 TB
“Ia mau”, tentu itu adalah pilihan bagi kita. Tuhan sudah menciptakan kita untuk melakukan pekerjaan baik dengan semua DNA kreatifitas yang ada dalam hidup kita. Tetapi untuk kita melakukannya demi kemuliaan Tuhan atau tidak, pilihan itu ada di tangan kita semua. Choose Life!
Creativity + Choices = Character
Kreatifitas yang ditambah dengan pilihan yang benar akan membentuk karakter yang ilahi, dan hari-hari ini, ada begitu banyak orang menggunakan Kreatifitas untuk membangun atau sebaliknya merusak, Kreatifitas untuk melayani atau sebaliknya menipu sesama. Pilihannya ada di tangan kita. Semua itu Tuhan tanamkan dan pilihannya ada di tangan kita, Apakah kita menggunakan itu semua itu untuk menyatukan atau memecah belah?
Menentukan kreatifitas kita untuk memuliakan Tuhan, Mengapa kita mengerjakannya dan untuk siapa kita mengerjakannya? Dan berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi untuk kita semua, utamanya untuk generasi muda yang bisa membantu menggali kekuatan dan kreatifitas anda.
- Apakah pencapaian terbesarmu? Apa yang saudara kerjakan dan membuat saudara maju.
- Aktifitas apa yang sangat engkau nikmati sampai lupa waktu?
- Hal apa yang orang lain sering minta bantuan darimu? Dan ini sebabnya kita butuh komunitas, karena ini menunjukkan “hidden gem” kita.
- Apa nilai-nilai yang paling penting bagimu? Karena nilai kita akan menentukan prioritas kita, dan prioritas kita akan menentukan apa yang kita kerjakan, katakan dan pikirkan. Menentukan apa yang kita terima dan tolak. Dan disaat prioritas dan nilai hidup kita dicontohkan orang lain, itu menjadi budaya. Seperti budaya untuk tepat waktu yang ada di JPCC. Inilah yang menentukan kekuatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita.
Tuhan tidak pernah dibatasi dengan kekurangan kita. Justru, Dia memakai keterbatasan kita untuk menunjukkan KelimpahanNya.


