JPCC Online Service (27 November 2022)
Memasuki bulan November, setelah kita belajar mengenai agenda Kristus di bulan Oktober, maka bulan ini kita akan membahas mengenai “Melayani di Segala Musim.” Melayani tubuh Kristus. Melayani di segala musim. Judul khotbah saya hari ini adalah “Why Should I Serve?” Mengapa saya harus melayani?
Memangnya melayani itu keharusan? Memangnya kalau saya tidak pelayanan, saya tidak bisa dapat tempat duduk di hari Minggu?
Zaman di mana kita semua sibuk, memangnya saya kekurangan kerjaan sampai ikut melayani? Belum lagi kita defisit perhatian, terutama saat kita pun makin terbatas dalam kehidupan kita. Belum lagi banyak di antara kita sedang berada di musim-musim yang sangat sulit dalam kehidupan kita, bukan?
Secara keuangan, secara pernikahan, secara pekerjaan. Kami sangat mengerti. Namun hari ini kita akan belajar mempertimbangkan pertanyaan tadi: Mengapa kita perlu melayani?
Hari ini saya harap apa yang saya bagikan bisa memberikan Saudara beberapa pemikiran. Saya ingin memberikan usulan untuk Saudara pertimbangkan mengenai mengapa Saudara harus terlibat pelayanan.
Mungkin Saudara berkata, “Saya sendiri secara kesehatan juga sedang bergumul. Secara keuangan bergumul. Pernikahan saya bergumul. Bagaimanakah mungkin saya bisa melayani?Anak-anak saya sedang bergumul. Saya rasa ini bukan musim untuk saya melayani.”
Izinkan firman Tuhan hari ini melayani Saudara di mana pun juga Saudara menyaksikan ibadah ini. Saya berdoa supaya firman Tuhan bisa menolong Saudara. Amin? Saudara siap belajar?
Opening Verse – Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang.— Ada di sini yang mencintai diri sendiri dan menjadi hamba uang? Tidak ada yang mengaku. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! 2 Timotius 3:1-5 (TB)
Saya ingin mulai dari ayat kelima. Ayat kelima katakan bahwa ada banyak orang yang hanya menjalankan ibadah secara apa? Lahiriah saja. Hanya menjadi rutinitas agamawi saja.
Mereka bukan lagi beribadah untuk mendapat kekuatan rohani dari ibadah itu sendiri. Dan ayat ini memperingatkan kita untuk menjauhi sifat atau kehidupan seperti ini, bahkan menjauhi orang-orang yang seperti ini.
Sebelum peringatan Paulus kepada Timotius tentang sifat-sifat ini, ayat kedua sampai ayat keempat tadi juga mengatakan bahwa semua sifat-sifat yang dituliskan Paulus ini adalah ciri-ciri manusia pada hari-hari terakhir, dan semua sifat-sifat itu berkaitan dengan karakter dasar kita sebagai manusia.
Dikatakan tentang membual—yang artinya suka omong yang lebih besar daripada kenyataan—, sombong, fitnah, berontak terhadap orang tua. Kalau Saudara lihat, ini semua adalah hal-hal yang bermasalah dengan karakter dasar kita menurut firman Tuhan, yaitu seperti hormat orang tua, rendah hati.
Sebaliknya dikatakan mereka tidak tahu berterima kasih, tidak mau berdamai, tidak tahu mengasihi, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, mengkhianat, berlagak tahu, menuruti hawa nafsu, dan lain sebagainya. Semua ini berkaitan dengan pembentukan karakter dasar kita sebagai manusia.
Pembentukan karakter Kristus di dalam kehidupan kita merupakan salah satu tujuan utama kebersamaan kita yang ada di gereja. Itu salah satu tujuannya. Salah satu tujuan utama kita ada adalah untuk pembentukan diri kita menjadi makin serupa dengan Kristus, bukan? Amin?
Tujuan kita berkumpul di sini, terutama di JPCC, bukanlah supaya kita punya kebaktian dengan jumlah yang besar, apalagi jumlah yang paling besar. Itu bukan tujuannya. Tujuan kita berkumpul bukanlah supaya kita mampu punya gedung yang mewah, apalagi yang paling mewah. Itu bukan tujuannya.
Tujuan kebersamaan kita di sini adalah supaya—seperti yang Alkitab katakan,“besi menajamkan besi”— kita bisa menajamkan sesama, sehingga bersama-sama kita bertumbuh menjadi makin serupa dengan Kristus.
Amin, Saudara? Kembali ke pertanyaan saya tadi, yang merupakan judul khotbah ini: “Kalau begitu, mengapa saya harus melayani? Apa hubungannya pelayanan saya—atau bagaimana saya perlu melayani—dengan pembentukan karakter saya atau penajaman diri saya menjadi makin serupa dengan Kristus? Apa untungnya saya melayani? Anda tidak tahu kalau saya kerja di hari Minggu? Anda tidak tahu kalau saya perlu waktu dengan keluarga? Anda tidak tahu kalau saya perlu ‘healing’? Anda tidak tahu kalau saya perlu ‘me-time’?”Belum lagi yang main sepeda: “Anda tidak tahu kalau hanya hari Minggu saya bisa fondo?”
Yang tidak ketawa, yang tidak mengerti itu apa, tidak apa-apa. Jadi pertanyaannya adalah “Mengapa kita perlu melayani?”
“Oh, gereja hanya mau manfaatkan, manipulasi tenaga kita dengan gratis.” Benarkah begitu? Kenapa kita disuruh melayani?
Ada tiga usulan yang saya ingin berikan bagi Saudara yang akan membantu pembentukan karakter kita seiring dengan perjalanan kita bersama dengan Tuhan. Ketiga usulan ini dalam bahasa Inggris dan dimulai dengan huruf ‘E’ dalam bahasa Inggris.
Kalau Saudara mencatat, tujuan atau alasan pertama mengapa kita perlu melayani adalah enlargement.
Enlargement artinya memperbesar atau diperbesar. Melayani akan memperbesar kapasitas dirimu— kalau Saudara belum tahu.
Melayani akan memperbesar diri Saudara dan kapasitas yang ada dalam diri Saudara. Dan ketahuilah bahwa Tuhan tertarik untuk memperbesar Saudara karena Dia perlu memperbesar Saudara sebelum Dia memercayakan Saudara yang lebih besar yang perlu Saudara kelola dalam kehidupan Saudara.
Tuhan memakai padang gurun sebagai tempat untuk mempersiapkan bangsa Israel antara Mesir dengan tanah Kanaan. Dibutuhkan padang gurun untuk mengubah atau membentuk bangsa Israel, yang tadinya budak, agar mampu mengelola susu dan madu yang akan dipercayakan pada mereka saat mereka memasuki Tanah Perjanjian.
Saudara semua tahu bahwa perubahan— karakter terutama—tidak terjadi dalam satu malam. Ada amin? Semua orang tua yang punya anak bisa katakan ‘Amin’?
Perubahan karakter tidak terjadi dalam satu malam, walaupun sesungguhnya tidak perlu 40 tahun untuk mereka berubah. Mereka bisa melakukannya dalam waktu lebih singkat. Namun sejarah mencatat bahwa 40 tahun dibutuhkan untuk mempersiapkan mereka untuk kemudian mengelola apa yang Tuhan ingin mereka kelola.
Jadi kesimpulan saya, perubahan itu pilihan karena ada orang yang bisa berubah lebih cepat, tapi ada yang dalam waktu sangat lama pun masih tidak berubah. Jadi perubahan adalah sebuah pilihan.
Apakah Saudara mau berubah atau tidak berubah— itu pilihan Saudara.Saya ingin mengutip perkataan Doctor A.R. Bernard yang saya suka sekali.
“When change becomes necessary, not to change becomes destructive.” Dr. A.R. Bernard
Pada saat perubahan dibutuhkan, menolak untuk berubah menjadi sesuatu yang menghancurkan. Itu terjadi di dalam pekerjaan, pernikahan, kehidupan. Pada saat kita perlu dan harus berubah tapi kita tidak mau berubah, terutama dalam karakter kita, maka ketidakbersediaan kita untuk berubah itu kemudian menghancurkan kehidupan kita. Jadi sekali lagi, melayani akan mengubah atau membentuk karakter Saudara dan memperbesar kapasitas Saudara.
Supporting Verse – Barangsiapa terbesar di antara kamu,— bahkan ada terjemahan lain yang berkata, “barangsiapa ingin menjadi yang terbesar” atau “menjadi besar,”— hendaklah ia menjadi—apa?—pelayanmu. Matius 23:11 (TB)
Tuhan ingin memperbesar diri Saudara. Tuhan ingin memperbesar saya. Dan ayat ini menyingkapkan bahwa melayani adalah jalan untuk memperbesar diri kita. Tidak ada yang ‘Amin.’ Pada saat kita melayani, kita memperbesar kapasitas diri kitauntuk tidak cepat sombong. Berapa banyak yang melayani bisa katakan ‘Amin’?
Waktu Saudara melayani, Saudara melatih diri untuk tidak gampang sombong. Kalau Saudara tidak gampang sombong, kemungkinan besar Saudara juga tidak gampang membual dan jadi tahu berterima kasih.
Berapa banyak yang sudah melayani yang tidak diucapkan terima kasih? Waktu kita melayani kita belajar untuk mengerti dan tahu berterima kasih. Kita belajar mengasihi pada waktu kita melayani orang-orang yang kita tahu tidak akan mungkin bisa membalas. Kita juga belajar menguasai diri dan lain sebagainya ketika melayani. Ada amin?
Melayani akan memperbesar kapasitas diri kita di dalam segala aspek. Yesaya 54:2-3 (TB) merupakan salah satu ayat yang saya suka kutip.Banyak sekali pebisnis yang suka kutip ayat ini, terutama pada saat mereka mengharapkan bisnis mereka berkembang. Pada saat cabang-cabang perusahaan mereka bisa ekspansi ke mana-mana,pada saat mereka mau memperluas apa yang mereka kelola, mereka suka kutip ayat ini karena ayat ini berkata seperti ini.
Supporting Verse – Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang— Semua orang suka itu.”Kamu akan berkembang, bertumbuh”— ke kanan dan ke kiri,— Satu-satunya hal yang orang tidak ingin mengembang ke kanan dan ke kiri adalah berat badan dan bentuk tubuhnya.Namun kalau soal keuangan, bisnis, dan lain sebagainya, mereka selalu aminkan ini. Dikatakan: keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa- bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.—Yesaya 54:2-3 (TB)
Ada amin? Rahasia untuk kita bisa ekspansi– Mari kita perhatikan. Terjemahan bahasa Inggris versi Amplified berkata begini.
Supporting Verse – Enlarge the place of your tent, and let the curtains of your habitations be stretched out; spare not; lengthen your cords and strengthen your stakes, Isaiah 54: 2-3 (AMP)
Dikatakan, pada waktu engkau mau diperbesar atau memperbesar [enlarge], menyimpan [sparing], menahan, berlaku picik itu bukan strategi yang tepat. Halo? Kalau engkau mau mengembang— baik itu tempat tinggal, pelayanan, hidup—, menahan itu bukan solusi atau strateginya. Halo? Jadi bukan menahan, menguasai, atau mengendalikan, melainkan justru menyerahkan [letting go].
Dikatakan “panjangkan tali.” Kalau Saudara mau bertumbuh dalam kehidupan Saudara,menahan diri, mementingkan diri sendiri, berpikir picik itu bukan strateginya.
Berulang kali saya melihat orang-orang yang di dalam menjalankan usahanya punya pikiran dan hati yang besar. Walaupun sering kali beberapa keputusan bisnis mereka mungkin pada saat itu tidak menguntungkan, bahkan mungkin merugikan, tapi karena mereka tidak berpikir picik dan berhati sempit, akhirnya bisnis mereka bertambah, berkembang, dan bertumbuh dengan pesat.
Ayat ini sedang berkata pada kita bahwa sebenarnya kalau kita mau bertumbuh, kita tidak bisa pelit, picik, sempit. Masuk akal bagi Saudara?
Oleh sebab itu, kalau saya rangkum ayat ini,saya ingin katakan ini: Kepicikan dan mementingkan diri sendiri adalah musuh utama dari usaha kita untuk memperbesar diri. Setuju? Karena kalau Saudara hanya memikirkan dan mementingkan diri sendiri, hidup kita tidak akan bertambah besar.
Orang yang hanya memikirkan dan mementingkan diri sendiri, hidupnya tidak akan bertambah besar—kalau cara kerja, bisnis Saudara hanya mementingkan dan memikirkan diri sendiri.
Saya masih ingat betul waktu Sari tulis salah satu lagu yang luar biasa bagus, dia tanya saya—kejadiannya mungkin hampir 18 atau 20 tahun yang lalu—, “Bagaimana ya?”—karena dia diminta oleh salah satu perusahaan rekaman yang menulisnya—“Saya berikan atau saya tahan ya, karena lagunya bagus sekali.” Saya jawab, “Kalau kamu sayang untuk memberi, hanya memikirkan ‘Wah ini sepertinya bagus sekali’, maka hidup kamu tidak akan bertambah besar.
Kalau kamu diminta, kasih saja.” “Terus nanti bagaimana?” “Nanti kamu bisa dapat yang lebih besar dan lebih bagus lagi. Jika mentalitasmu memberi, maka tinggal tunggu waktu kamu akan dapat yang lebih baik lagi.”
Tahukah Saudara, setelah itu ada lagu “Karya Terbesar” yang rilis, dan lain sebagainya. Ada lagu-lagu yang jauh lebih dahsyat yang Tuhan berikan. Berpikiran sempit atau mementingkan diri sendiriakan menghalangi kita untuk bisa memperbesar diri kita.
Kerinduan untuk melayani dari kehidupan kita—kalau memang Saudara mulai rindu—hanya bisa mengalir dari dalam kehidupan kita apabila kita punya mental kelimpahan atau mental yang berlimpah dalam diri kita.
Masalahnya, sering kali kita berpikir mental yang berlimpah itu adalah kalau kita punya lebih.
“Saya hanya bisa punya mental berlimpah kalau saya punya waktu berlebihan, punya talenta berlebihan, punya materi berlebihan.”
Sebenarnya tidak begitu. Kalau bicara tentang mental yang limpah atau mental yang kaya, tidak ada urusannya dengan apa yang kita punya. Waktu Saudara mungkin terbatas, talenta Saudara terbatas, materi Saudara terbatas, tapi Saudara bisa punya mental yang limpah atau mental yang kaya karena definisi mental yang kaya dan mental yang miskin yang saya temukan di Alkitab tidak ada urusannya dengan jumlah yang kita kelola.
Coba saya berikan Saudara definisinya. Waktu saya belajar Alkitab, saya temukan Alkitab berkata bahwa mental yang limpah atau mental yang kaya ini bicara mengenai sifat seseorang yang selalu ingin memberi dari dirinya, dari hidupnya, tidak peduli sesedikit apa pun yang masih ada di tangannya yang dikelolanya. Dia selalu punya kerinduan untuk memberi dari apa yang ada di tangannya.
Sementara definisi ‘miskin’ yang saya temukan di Alkitab adalah sifat yang dimiliki seseorang yang selalu mementingkan dan hanya memikirkan diri sendiri dan hanya selalu ingin mengambil saja walaupun sudah banyak yang dia kelola dan dapati.
Itu mentalitas orang yang miskin— miskin walaupun yang dikelolanya sudah banyak. Itu sebabnya korupsi terjadi, karena orang yang korupsi itu bukan orang yang tidak punya, melainkan orang yang sudah punya banyak untuk dikelola, tapi mentalnya miskin dan selalu merasa harus mengambil lagi walaupun di tangannya sudah banyak.
Sementara orang dengan mental kaya adalah orang yang walaupun hanya punya dua peser di tangannya, tapi dia memberikan apa yang ada di tangannya. Itu orang yang kaya.
Jadi untuk bisa melayani dengan tulus–Kerinduan untuk melayani itu hanya bisa dimiliki oleh orang dengan mental yang kaya atau mentalitas yang berlimpah dalam kehidupan walaupun yang dia kelola di tangannya masih kecil.
Namun kalau mentalitasnya kaya, tinggal tunggu waktu untuk apa yang ada di tangannya berubah. Kalau kapasitasnya besar, tinggal tunggu waktu untuk surga menambahkan dan melipatgandakan apa yang ada di tangannya.
Dan pada saat yang besar itu datang, dia tidak akan terusakkan atau hancur karena dia punya kapasitas untuk mengelola apa yang Tuhan ingin dia kelola. Amin, Saudara?
Berdasarkan itu, saya ingin katakan ini. Seharusnya hanya orang yang “kaya” yang boleh melayani karena hanya orang yang “kaya” yang akan melayani dari kelimpahannya karena dia melayani bukan untuk mendapatkan sesuatu. Dia melayani karena dia ingin memberi sesuatu karena dia tahu segala sesuatu berasal dari surga.
Hanya orang “kaya” yang boleh melayani. Karena kalau orang yang mentalnya miskin melayani, dia melayani untuk mendapatkan kesempatan atau mendapatkan sesuatu. Dia lagi menunggu, “Untungnya apa ya untuk saya?” Saya percaya saya sedang bicara di hadapan orang-orang yang kaya pada hari ini.
Tak peduli Saudara datang dengan mobil sendiri atau naik angkutan umum, Saudara bisa jadi orang yang kaya hari ini karena apa yang ada di sini. Dan perubahan itu adalah pilihan Saudara.
Saya tahu kita sedang ada di musim yang susah. Ada banyak yang secara keuangan, pekerjaan, kesehatan tak sedang berada di musim yang baik. Namun percayalah, di musim apa pun, apa pun yang ada di tanganmu, sebagaimana pun terbatasnya yang engkau punya, kau bisa melayani dan kau bisa keluar dengan kelimpahan yang ada karena Saudara keluar dari keberadaan Saudara dan Saudara tidak izinkan keadaan itu menghalangi Saudara untuk melayani Tuhan. Amin?
Supporting Verse – The world of the generous gets larger and larger; the world of the stingy gets smaller and smaller. The one who blesses others is abundantly blessed; those who help others are helped. Proverbs 11:24-25 (MSG)
Orang yang memberkati lah yang akan diberkati. Orang yang memberkati, yang melayani, yang membantu yang juga akan dilayani. Jadi yang pertama, kenapa saya harus melayani? Enlargement. Karena Tuhan mau memperbesar kapasitas Saudara.
Alasan kedua atau usulan kedua adalah entrustment.
Entrustment artinya bisa dipercaya. Kalau Saudara tidak familier dengan kata ‘entrustment’, ada dua komponen di dalam kata ini. Selain ada kata ‘percaya’ [trust], ada kata ‘tanggung jawab’ [responsibility] di sini.
Supporting Verse – Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25:23 (TB)
Ayat ini diucapkan oleh Yesus kepada hamba yang setia yang Saudara tahu dipercayakan masing-masing dua dan lima talenta. Kemudian dikatakan di sini, “Karena kamu telah setia memikul tanggung jawab dalam hal yang kecil, maka kamu dipercayakan perkara yang lebih besar.”
Percaya [trust] tidak bisa datang sebelum kita setia. Betul tidak?Kesetiaan pada hal yang kecil lah yang kemudian akan membukakan pintu peluang untuk kita mendapatkan kepercayaan yang lebih besar.
Kepercayaan lebih besar datang karena kesetiaan kita memikul tanggung jawab yang lebih kecil. Berulang kali saya temukan dan saya lihat bahwa kehancuran datang dalam kehidupan seseorang karena mereka belum siap mengelola kepercayaan yang lebih besar dalam kehidupan mereka. Mereka tidak terlatih untuk bertanggung jawab dalam hal-hal kecil.
Sudah banyak perusahaan yang didirikan opa atau papanya untuk mereka, tapi karena sang cucu atau sang anak tidak terbiasa untuk bertanggung jawab mengelolanya dari sejak kecil, maka pada saat aset dan kepercayaan besar itu datang, itu kemudian menghancurkan kehidupan mereka.
Ini berlaku di bisnis, pekerjaan, pelayanan. Oleh sebab itu, kalau kita tidak terlatih untuk menjadi setia pada hal-hal kecil, maka kita tak akan punya kapasitas untuk tak menjadi sombong dan berpikir bahwa itu semua kita yang melakukannya saat kita dipercayakan kepercayaan dan posisi yang lebih besar.
Yang Tuhan percayakan dalam kehidupan Saudara dan saya adalah waktu yang berharga. Setiap kita punya 24 jam yang sama. Apa yang kau lakukan dengan 24 jam itu menentukan hasilnya. Jadi jangan mengeluh tentang penghasilan, gaji, dan promosi yang datang karena apa yang engkau lakukan dengan waktu yang sama yang Tuhan berikan bagi kita lah yang menentukan.
Demikian juga dengan talenta. Demikian juga dengan karunia-karunia rohani, yang tadi kita baca ayatnya. Itulah yang menentukan seberapa besar kepercayaan yang Tuhan bisa berikan bagi kita. Tuhan memercayakan waktu, talenta, dan karunia itu dalam kehidupan kita sebagai benih yang harus kita taburkan.
Benih tak akan pernah bisa bertumbuh dan bermultiplikasi apabila tak ditaburkan. Kalau waktu, talenta yang Saudara miliki semuanya Saudara pakai hanya untuk dirimu sendiri saja, maka tak heran apa yang ada pada Saudara tak bisa bermultiplikasi dan bertumbuh.
Pelayanan adalah tanah di mana benih waktu, talenta, dan karunia yang kita miliki dapat ditaburkan. Tantangan bagi gereja adalah justru bagaimana menciptakan peluang untuk melayani di luar aktivitas hari Minggu saja karena hari Minggu hanya membuka peluang untuk hanya sebagian kecil dari kita bisa melayani.
Namun JPCC, ketahuilah, hari Senin sampai Sabtu ada begitu banyak peluang untuk Saudara bisa melayani dan bisa belajar untuk setia kepada hal-hal yang kecil sehingga Tuhan bisa memercayakan hal-hal yang besar bagi setiap Saudara.
Ada amin? Harapan saya sepanjang bulan ini Saudara mulai mencari “tanah di mana saya bisa menabur waktu, perhatian, waktu yang saya miliki yang walaupun masih sedikit, tapi ini benih yang bisa saya tabur sehingga bisa dilipatgandakan.” Amin?
Supporting Verse – Ia [Elohim] yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya— Yang dilipatgandakan Tuhan pertama-tama adalah benihnya dulu. dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;— Saya berhenti di sini. 2 Korintus 9:10 (TB)
Dikatakan Tuhan memberikan benih bagi penabur dan roti untuk dimakan. Ada yang Tuhan berikan bagi kita untuk kita taburkan, ada yang memang Tuhan berikan bagi kita untuk kita nikmati.
Roti untuk kita nikmati, tapi benih untuk kita tabur. Ada waktu yang Tuhan berikan bagi kita untuk kita nikmati sendiri, tapi ada bagian dari waktu yang kita punya yang memang seharusnya ditaburkan bagi orang lain. Kalau semuanya kita makan, maka tidak ada yang bisa dilipatgandakan melalui kehidupan kita. Ada amin?
Oleh sebab itu, entrustment bicara soal bagaimana Saudara menabur apa yang ada di tangan Saudara supaya Tuhan bisa melipatgandakannya. Satu ayat terakhir sebelum saya pindah ke poin yang ketiga.
Supporting Verse – A generous man will prosper; he who refreshes others will himself be refreshed. Proverbs 11:25 NIV
Perhatikan di sini dikatakan, “A generous man will prosper.” Orang yang murah hati akan berlimpah, bukan orang yang berlimpah yang bisa murah hati.
Sering kali saya temukan dalam pelayanan banyak kita berkata, “Saya tak mungkin bisa melayani karena waktu saya sudah terbatas sekali.” Ibaratnya, “Benih yang saya punya ini sedikit. Kalaupun saya makan sendiri saja tidak cukup. Saya anggap roti ini saja tidak cukup, apalagi untuk saya taburkan. Mana mungkin.
Talenta saya pas-pasan. Emosi saya pas-pasan. Aduh, bagaimana mau doakan orang sakit. Saya sendiri… Aduh, keluarga, keuangan…”
Saya sangat mengerti. Namun saya ingin bawa Saudara ke momen di mana Yesus melakukan mukjizat lima roti dan dua ikan, sampai bisa beri makan lima ribu kepala keluarga.
Lima ribu kepala keluarga. Kalau hitungnya per kepala sekitar dua puluh ribu. Saya yakin malam hari itu, pelipatgandaan lima roti— sampai bisa beri makan lima ribu kepala keluarga dan sisa 12 bakul—tidak terjadi di tangan Yesus. Kalau itu yang terjadi, akan spektakuler dan gampang.
Alkitab saya mencatat Yesus ambil roti itu—omong-omong, ini bukan bohongan; ini roti sungguhan—,Yesus ambil roti dan Dia mengucap syukur. Saya baca, setelah Dia mengucap syukur, roti itu tetap berjumlah lima. Kalau langsung jadi banyak, pasti catatan Alkitab beda. Saya yakin murid-murid-Nya akan panik karena begitu mereka bilang ‘Amin’, mereka lihat tumpukan roti yang begitu banyak, dan mereka perlu menggalinya karena di dalamnya terkubur Yesus yang sedang berdoa.
Masih lima roti dan dua ikan. Kemudian Alkitab saya mencatat, Yesus membagikan kepada 12 usher, murid-murid-Nya,yang kemudian besoknya mengumpulkan 12 bakul. Orang-orang itu, lima ribu kepala keluarga, dibagi dalam kelompok per 50-100 orang.
Jadi ada kelompok per 50-100 orang. Setiap usher, setiap murid perlu mendatangi kelompok-kelompok tersebut dan membagikannya. Hari sudah malam, toko sudah tutup, pemesanan ojol [ojek daring] tidak ada.
Saudara bisa bayangkan lima roti, satu porsi makan siang anak kecil, dibagi 12? Sampai di tangan murid-murid Yesus juga tidak banyak. Apalagi sampai di tangan anggota kelompok yang ada. Saya bayangkan mungkin lebih sedikit lagi.
Untuk mempercepat cerita, seandainya saya salah satu dari anggota kelompok yang ada- -Saya yakin murid-murid tidak bagikan satu per satu. Mereka akan bagikan kepada beberapa orang sambil berkata, “Tolong ya kalian bagi-bagi sendiri.”
Kalau saya jadi anggota kelompok di situ, saya akan berpikir, “Maaf, ini disuruh bagi-bagi? Sementara istri, anak kami semua belum makan. Kebutuhan kami sendiri lebih besar daripada apa yang di tangan.” Betul tidak? Itu adalah kondisi kita sering kali saat dituntut pelayanan.“Saya tidak bisa. Bagaimana mungkin?”
Itu pilihan yang Saudara harus tentukan. Saya yakin malam itu ada orang yang berpikir, “Saya harus mengurus keluarga saya sendiri. Saya harus mengurus diri sendiri. Saya harus pikirkan keluarga saya sendiri, pikirkan istri, mertua, anak makan.”
Namun ada juga orang yang bilang, “Toh ini benih. Kalau saya makan tidak bisa berlipat ganda. Kenapa tidak saya tabur saja?” Sedikit sih, tapi saya mau bagikan.”
Saya yakin justru multiplikasi lebih banyak terjadi saat engkau makin sering memecahkan ini karena dengan begitu, makin ini tak habis terbagi. Kalau engkau berhenti memecahkannya, engkau berhenti melipatgandakannya.
Sharing Ps. Jose – Saya temukan dalam kehidupan saya, sering kali saya sendiri juga sedang deg-degan tunggu hasil cek darah saat saya ditelepon, “Boleh doakan saya?” “Oke.”
Saya hanya punya sedikit, tapi setelah saya lakukan itu, saya temukan saya tidak kekurangan. Saya bayangkan besoknya ada orang-orang yang berkata, “Kamu lihat tidak kemarin?” Ada yang bilang, “Ya. Keren banget ya! Lihat itu, 12 bakul.”Ada yang bilang, “Mereka bicara apa, sih? Saya tidak mengalami apa-apa” karena mereka memang tidak memecahkannya.
Mereka hanya memecahkan sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri, maka sebanyak itulah kebutuhan yang dicukupi. Namun ada orang yang terus-terusan, tidak berhenti memecahkannya dan mereka kemudian berkata, “Bagi Allah segala kemuliaan” karena mukjizat terjadi saat mereka memecahkan apa yang sedikit yang ada di tangan mereka.
Jadi, JPCC, saya menantang Saudara, dalam segala musim, jangan pernah berhenti melayani karena itu untuk kebutuhan Saudara sendiri menurut apa yang Tuhan percayakan engkau kelola. Amin?
Yang terakhir, enjoyment.
Tuhan mau Saudara menikmati kehidupan. Tuhan tidak mau Saudara runtuh pada saat berkat itu datang dalam kehidupan Saudara. Saya berikan Saudara ayatnya terlebih dahulu.
Supporting Verse – dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang.— Ini ayat yang Tuhan tuliskan kepada bangsa Israel berkaitan dengan janji Dia kepada bangsa Israel pada waktu mereka masuk ke Tanah Perjanjian. “Tuhan akan menyediakan. Kamu akan makan. Anggur, gandum, rumput.Semuanya akan berlimpah. Kamu akan dicukupkan.” Namun kemudian Tuhan berkata, “sehingga engkau makan dan menjadi kenyang.”Perhatikan. Semua orang bilang “kenyang” dulu. Setelah kenyang, kata-kata berikutnya apa? – Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Ulangan 11:15-16 (TB)
Tuhan ingin engkau dipercayakan banyak orang, tapi hati-hati. Kalau engkau tak mampu menjaga keseimbangan, apa yang datang hanya akan membuat engkau menyimpang dari jalan-Nya. Satu ayat lagi, lalu saya akan selesai.
Closing Verse – Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia—apa?— memberi dari pada menerima.” Kisah Para Rasul 20:35 (TB)
Engkau akan bisa bahagia kalau engkau tahu bagaimana mengelola antara bagaimana engkau menerima dan bagaimana engkau memberi. Dikatakan adalah lebih sukacita, lebih bahagia waktu engkau memberi daripada waktu engkau menerima.
Kalau engkau tak tahu bagaimana memberi, engkau tak akan bisa menikmati kebahagiaan. Kalau engkau tak tahu bagaimana menyalurkan, engkau akan makan, kenyang, lalu lupa—seperti tadi peringatan di kitab Ulangan.
Melayani akan menjaga keseimbangan Saudara sehingga sampai seberapa besar pun berkat yang Tuhan percayakan datang padamu, Saudara tak hanya akan mementingkan diri sendiri dan sibuk makan sampai kenyang lalu menyimpang.
Seberapa besar pun yang Tuhan percayakan engkau kelola, engkau bisa menyalurkannya dan bisa berbahagia menikmati berkat-berkat yang datang dalam dan melalui hidupmu.
Sungguh menyedihkan kalau saya dengar ada orang diberkati Tuhan kemudian mereka mulai lupa. Lebih sedih lagi kalau mereka lupa akan keluarga dan anak.
Dan terlalu sering saya harus menanggung beban kesedihan itu melihat, mendengar orang-orang yang mudah melupakan Tuhan. JPCC, doa saya adalah untuk Saudara diperbesar kapasitasnya sehingga Saudara semua menjadi generasi bintang di mana Tuhan tempatkan engkau berada.
Engkau bisa menjadi pengelola-pengelola benih yang Tuhan percayakan sehingga engkau ditemukan setia mengelola hal yang kecildan Tuhan bisa mendatangkan yang besar. Dan pada saat yang lebih besar datang, engkau tahu bagaimana menikmatinya dan memberikannya kepada dunia sekitar Saudara yang membutuhkan.
Pada waktu Saudara melakukan itu, nama Tuhan dipermuliakan dalam kehidupan Saudara, Saudara terus naik, tidak turun, Saudara menjadi kepala dan tidak pernah menjadi ekor. JPCC, saya berdoa agar Saudara terus bertumbuh dan terus mengambil komitmen untuk melayani Tuhan di mana pun engkau berada sehingga nama Tuhan dipermuliakan di dalam dan melalui kehidupan Saudara. Amin?
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes
If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!