JPCC Sutera Hall (17 September 2023)
Selamat datang kepada saudara semua, dan juga bagi saudara yang baru pertama kali hadir ke JPCC, ada yang berkunjung dari gereja GBI Rock Samarinda. Minggu lalu kita sudah belajar tentang Penyembahan atau Worship, dan hari ini kita akan meneruskan apa yang sudah kita pelajari.
Minggu lalu kita sudah belajar tentang apa yang kita bawa kepada Tuhan, dan bukan apa yan bisa kita konsumtif dari Tuhan. Penyembahan sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai orang percaya. Sebab sebagai anak-anak Tuhan, kita mengakui Tuhan adalah pribadi yang layak untuk diagungkan, ditinggikan.
Pribadi yang berkuasa dan ada diatas kita, yang sudah seharusnya worship itu menjadi lifestyle dan gaya hidup kita, bukan hanya sebagai satu kali di hari minggu saja, itu sebabnya mengapa kita perlu membahas penyembahan karena kita ingin menjadi Penyembah-penyembah yang benar, dan kalau ada penyembah yang benar maka ada juga penyembah yang keliru atau salah.
Opening Verse – Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: ”Abraham,” lalu sahutnya: ”Ya, Tuhan.” Firman-Nya: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: ”Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” Kejadian 22:1-5 TB
Kita berhenti sampai disini dulu, Firman Tuhan ini dibuka dengan pernyataan bahwa Allah mencoba Abraham. Saya tidak tahu dengan saudara, di jaman hal ini dilihat sebagai sesuatu yang negatif, bahwa Allah mencoba Abraham.
Menurut saya, Tuhan ingin memastikan dimana Iman Abraham saat ini, apakah Imannya, Ketaatannya, Kesetiaannya, Pengenalan akan Tuhan masih “tetap” setelah dia mempunyai anak yang dijanjikan Tuhan, yang dia rindu-rindukan bersama dengan istrinya.
Tuhan ingin mencoba, dan ingin tahu apakah Abraham masih tetap sama, apakah imannya serta pengenalan akan Tuhan masih tetap sama. Karena tidak demikian dengan kebanyakan di antara kita, pada saat kita sudah menerima apa yang kita inginkan dan rindukan dari Tuhan.
Banyak orang yang berdoa dan mencari Tuhan sungguh-sungguh karena ingin berharap sesuatu dari Tuhan, entah itu jodoh, pekerjaan, bisnis, dan lain halnya, tetapi setelah mereka mendapatkan apa yang mereka mau, kerajinan tersebut mulai hilang dan iman mereka mulai luntur, dan tidak mencari Tuhan sebagaimana mereka mencari Tuhan sebelumnya.
Jadi menurut saya, sah-sah saja jika Tuhan ingin mencoba Abraham, bahwa apakah setelah dia mendapatkan anak di usia yang sangat tua, apakah hati abraham menempel kepada anaknya, atau kepada Tuhan dan BerkatNya.
Dan ini bukan pertama kalinya Abraham menerima perintah seperti itu dari Tuhan, dimana sebelumnya Tuhan menyuruh Abraham untuk pergi ke suatu tempat yang dia belum tahu dimana.
Supporting Verse – Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Kejadian 12:1 TB
Dan Abraham pergi, apakah kita juga akan pergi jika berada di posisi Abraham? Ada kesamaan dengan Ayat Kejadian 22 sebelumnya, dimana Tuhan belum menjelaskan details lokasi tempat yang akan dikunjungi Abraham.
Kita tahu bahwa Tuhan tidak suka memberitahukan secara detail, sementara kita semua mau informasi secara menyeluruh atau detail dengan anggapan bahwa itu lebih nyaman. Pekerjaan Tuhan atas kita begitu besar dan kalau kita diberitahu sampai begitu detail, saya ragu bahwa kita semua akan berani untuk melakukannya.
Oleh karena itu Tuhan tidak memberitahukan secara details, dia memberitahukan selangkah demi selangkah, kita akan dipimpinNya, sehingga iman kitapun selangkah demi selangkah akan berkembang.
Sharing Ps. Jeffrey – Saya masih ingat saat anak-anak saya masih kecil dan disaat kita mau pergi liburan, mereka mengajukan begitu banyak pertanyaan seperti : “Besok kita akan kemana, Dad?”, “Apa yang mau kita lihat disana?”, “Lama tidak perjalanannya?”, “Jam berapa kita pulang”. Kadang saya suka menjawab “Shut Up, just follow, ikut saja pokoknya, pasti enak dan bagus!”
Saya pikir Tuhan juga seperti itu. Dan memang luar biasa Iman Abraham ini, setelah dia punya Ishak dan mendapatkan ama yang dia mau, dia tetap taat dan beriman kepada Tuhan. Bahkan ketika diminta untuk mempersembahkan anaknya yang pertama, dia tidak segan-segan melakukannya.
Kita bisa melihat pernyataan Iman Abraham ketika dia berpesan kepada kedua bujangnya. Saya percaya bahwa ini didasari akan pengenalan akan siapa Tuhan sehingga dia bisa berkata bahwa Tuhan adalah Tuhan yang baik.
Karena Abraham bilang begini, “Kami akan sembahyang, dan sesudah itu “Kami” akan kembali kepadamu. Kami disini adalah Abraham dan anaknya Ishak, padahal dia kan disuruh untuk mempersembahkan anaknya. Seharusnya setelah itu, dia akan balik sendirian kepada kedua bujangnya. But for some reason, dia yakin bahwa dia tidak akan kembali sendirian dan akan kembali bersama anaknya.
Bagaimana caranya, tentu dia tidak tahu. Tapi Abraham sudah mengatakannya terlebih dahulu sebelum dia melihat kenyataannya. Dan itulah Iman.
Supporting Verse – Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: ”Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. Ibrani 11:17-19 TB
Luar biasa, padahal di jaman Abraham belum ada cerita tentang orang mati yang dibangkitkan oleh Tuhan, tetapi Abraham punya iman bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang sanggup membangkitkan, walaupun anaknya harus mati, Dia akan bisa membangkitkannya, itulah Iman.
Karena kita sedang membahas tema “Worship”, mari kita pelajari kata “Kami akan sembahyang” dari ayat Kejadian 22. Kata “sembahyang” disini di dalam bahasa inggris diterjemahkan sebagai worship. Sembahyang yang dilakkan oleh Abraham tidak dalam bentuk nyanyian, tidak ada juga latar belakang musik, tetapi merupakan sebuah ungkapan imannya, ketaatan terhadap perintah Tuhan dan korban yang ia bawa.
Iman, Ketaatan dan Korban adalah bagian dari sebuah penyembahan yang kita dapatkan di kisah ini. Penyembahan yang dilakukan oleh Abraham adalah sebuah tindakan iman yang didasari oleh ketataan atas perintah Tuhan, untuk pergi ke gunung yang lokasinya belum pasti dimana, dan untuk mempersembahkan korban terbaik yang ada padanya, yaitu anaknya yang tunggal bernama Ishak. Itulah Worship dalam cerita ini.
Kita berangkat ke gereja merupakan langkah iman, berkumpul untuk menyembah Tuhan yang tidak bisa kita lihat. Tetapi kita tetap datang untuk menyembah Tuhan karena Firman katakan disaat dua-tiga orang berkumpul atas NamaNya, maka Dia akan berada di tengah-tengah kita, kita melakukan sesuai Perintah Tuhan.
Tetapi yang jadi pertanyaan apakah kita juga membawa korban persembahan? karena ada 3 elemen penyembahan yaitu Iman, Ketaatan dan Korban.
Jadi, Penyembahan adalah perbuatan iman berdasarkan ketaatan tetapi juga menuntut adanya pengorbanan dari pihak kita.
Supporting Verse – Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: ”Bapa.” Sahut Abraham: ”Ya, anakku.” Bertanyalah ia: ”Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Kejadian 22:6-7 TB
Ishak disini tentu sudah cukup besar, dia sudah bisa mengambil kayu untuk korban bakaran dan juga sudah mengerti budaya dan kebiasaan yang ada untuk datang menyembah Tuhan, dan membawa korban bakaran kepada Tuhan.
Supporting Verse – Sahut Abraham: ”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Kejadian 22:8-9 TB
Disini juga kita temukan bahwa Abraham sudah mengatakannya terlebih dahulu sebelum melihat korban bakaran yang ada. Selain itu, kita juga melihat bahwa ada kontak lanjutan antara Abraham dan Tuhan dimana sekarang Abraham sudah tahu tempat yang dituju untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan.
Kita juga temukan bahwa sama seperti Abraham yang taat kepada Tuhan, demikian juga Ishak taat kepada bapanya. Apa yang ditunjukkan oleh seorang ayah, itulah yang ditiru oleh anaknya dan mau disuruh tidur dan diikat oleh bapanya tanpa memberontak, karena dia punya kepercayaan penuh kepada bapanya.
Supporting Verse – Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: ”Abraham, Abraham.” Sahutnya: ”Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: ”Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: ”Tuhan menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: ”Di atas gunung Tuhan, akan disediakan.” Kejadian 22:10-14 TB
Hati Abraham tidak melekat kepada anaknya dan Berkat Tuhan, tetapi hati Abraham tetap melekat kepada Tuhan. Kita melihat bahwa semuanya ini terjadi sesuai dengan apa yang Abraham imani dan sudah katakan. Dia mengatakannya terlebih dahulu sebelum dia melihatnya, tidak heran mengapa Abraham dikenal sebagai Bapa orang beriman.
Dia mengatakan apa yang akan terjadi sebelum dia melihat kejadian bagaimana Tuhan akan berperkara. Kalau kita lihat dulu baru ngomong, maka semua orang tentu bisa, tidak perlu yang namanya Iman. Iman adalah mengatakan terlebih dahulu sebelum tahu kejadiannya seperti apa.
Abraham mengatakan bahwa Allah-lah yang akan menyediakan korban bakaran anak domba, dan oleh kejadian ini Abraham melihat sisi Allah yang lain yaitu “Jehovah Jireh”, Tuhan yang menyediakan. Tanpa kejadian ini, maka dia tidak tahu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang menyediakan semua hal yang dia perlukan.
Jadi, maksud Tuhan untuk mencoba Abraham selain ingin tahu dimana Iman dia sekarang setelah dia mendapatkan berkat Tuhan (Anaknya Ishak), Tuhan juga ingin memperkenal sisi yang lain dari pribadiNya, supaya Abraham punya pengalaman berjalan bersama dengan Tuhan sendiri, punya Iman yang “personal”, dan bukan iman yang “nebeng”.
Apa yang kita baca di Alkitab bisa menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang menyediakan atau Jehovah Jireh.
Pertanyaannya, apakah saudara juga percaya bahwa Tuhan sanggup untuk menyediakan buat saudara semua? Punyakah kita pengalaman atau iman dimana Tuhan menyediakan secara ajaib pada saat kita membutuhkan?
Kalau belum, Tuhan ingin mengenalkan sisi dari Pribadi Tuhan yang belum dikenal, yaitu Dia adalah Tuhan yang menyediakan atau Jehovah Jireh.
Sharing Ps. Jeffrey – Ketahuilah bahwa saudara semua yang ada di Sutera Hall sedang duduk di atas God’s provision, penyediaan kita. Beberapa tahu yang lalu kami berdoa karena tempat yang ada di Kota Kasablanka sudah penuh sehingga banyak volunteer kelabakan menghadapi jemaat yang tidak bisa masuk beribadah. Banyak yang memberikan usulan untuk membuka tempat baru, tetapi tidak memberikan solusi.
Kami terus berdoa dan mencari Kehendak Tuhan sampai akhirnya Tuhan menjawab doa kami, menyediakan kami akan kebutuhan yang kami penuhi, dan saya sering mempunyai pengalaman ini bersama dengan Tuhan. Punyakah saudara akan pengalaman yang sama?
Jika belum, bergembiralah karena saudara diundang oleh Tuhan. Mungkin sekarang saudara berada dalam situasi demikian dimana saudara tahu bahwa saudara perlu sesuatu dari Tuhan. Berimanlah bahwa Tuhan pasti akan menyediakan. Jika kita mengenal Tuhan dengan baik, maka penyembahan akan selalu mengalir dengan mudah dari hidup kita.
Pada saat saudara bernyanyi “God is Good”, saudara bukan sekedar bernyanyi karena irama atau liriknya enak, tetapi saudara bernyanyi karena punya pengalaman akan begitu baikNya Tuhan dalam hidup kita.
Pengenalan akan membawa kita akan kepercayaan yang akan memimpin kita pada ketaatan. Kalau kita mengenal dan sudah merasakan kebaikan Tuhan, maka kita ingin selalu membalas kebaikanNya dengan mempersembahkan yang terbaik melalui hidup kita, bisnis kita, pekerjaan kita, pelayanan kita dan bahkan melalui keuangan kita.
Supporting Verse – Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Yohanes 4:22-23 TB
Menyembah apa yang kita tidak kenal bukanlah penyembahan yang benar, bahwa pada dasarnya kita hanya dapat menyembah apa yang kita kenal. Penyembahan kita terbatas akan pengenalan kita akan sesuatu atau seseorang. Semakin kita kenal akan sesuatu atau seseorang, akan semakin mudah bagi kita untuk menyembahnya.
Tanpa kita sadari, banyak dari kita yang menyembah “berhala”, karena pengenalan kita akan sesuatu atau seseorang melebihi pengenalan kita akan Tuhan.
Secara tidak sadar, banyak dari kita yang melakukan penyembahan berhala. Ada banyak yang lebih mengenal artis K-Pop daripada mengenal Tuhan, ada juga yang lebih mengenal klub sepakbola daripada mengenal Tuhan, dan ada pula yang lebih mengenal Branded Accesories daripada mengenal Tuhan.
Tanpa kita sadari, kita sudah melakukan penyembahan berhala, padahal Artis K-Pop dan Klub sepakbola tidak melakukan apa-apa untuk saudara, tetapi Yesus mati di atas kayu salib untuk saudara semua. Jadi hati-hati akan siapa yang kita sembah.
Jangan sampai pengenalan kita tentang apa dan sesuatu lebih besar dari pengenalan kita akan Tuhan.
Supporting Verse – Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan Tuhan terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya itu. Keluaran 14:30-31 TB
Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi Tuhan yang berbunyi: ”Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. Tuhan itu pahlawan perang; Tuhan, itulah nama-Nya. Keluaran 15:1-3 TB
Tahukan anda akan latar belakang ini, mereka bangsa israel baru saja lolos dari kejarang bangsa Firaun, mereka berhadapan dengan laut merah dan Tuhan dengan ajaib membuka laut merah sehingga orang israel bisa menyebranginya.
Karena mendapatkan pengalaman yang luar biasa ini, maka bangsa israel menaikkan lagu kepada Tuhan, bernyanyi lagu baru, pengagungan kepada Tuhan.
Itu sebabnya Tuhan senang memberikan kita pengalaman-pengalaman baru supaya keluar dari mulut kita nyanyian pengagungan yang baru. Itu sebabnya Alkitab mengatakan, “Sing a new song for the Lord!”
Supporting Verse – Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi! Mazmur 96:1 TB
Itu sebenarnya undangan agar kita mempunyai pengalaman-pengalaman baru bersama Tuhan karena setiap kali kita punya pengalaman baru, maka kita punya banyak alasan untuk menyanyikan lagu baru.
Supporting Verse – Tabut Allah itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tengah-tengah kemah yang dipasang Daud untuk itu, kemudian mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan Allah. Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama Tuhan. Kemudian pada hari itu juga, maka Daud untuk pertama kali menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi Tuhan: Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan! 1 Tawarikh 16:1-2, 7-10 TB
Jadi setiap kali mereka bertemu dengan campur tangan Tuhan yang luar bisa, lagu-lagu keluar dari mulut mereka. Sebetulnya dari nyanyian seseorang, kita seharusnya bisa mendeteksi apakah orang itu punya pengalaman baru atau tidak dengan Tuhan.
Itu sebabnya sebagai Worship Leader, hati-hati disaat memilih lagu untuk dinyanyikan, karena saya bisa tahu apakah mereka punya pengalaman baru bersama Tuhan atau tidak. Saya bersyukur di JPCC kita bisa keluar dengan lagu-lagu baru yang merupakan ekspresi dari pengalaman-pengalaman berjalan dengan Tuhan.
Worship is our lifestyle and we worship who we know. Itu sebabnya tema tahunan kita adalah closer, kita mau agar kita bisa mengenal dan mendekat kepada Tuhan, agar bisa benar-benar mengerti dan mengenap siapa Tuhan sehingga penyembahan bisa keluar dengan mudah dari hidup saudara.
Saya tutup dengan ini, ada tiga tingkatan dalam hidup. Saudara menerima berkat, Saudara mengelola berkat, atau Saudara mendistribusi berkat.
Saudara yang mana? Ada orang-orang yang happy untuk bisa menerima Berkat Tuhan, tetapi ada panggilan lebih tinggi yaitu mengelola Berkat Tuhan. Setia dengan perkara kecil maka kita akan diberikan perkara yang lebih besar.
Tetapi jangan berhenti disana, jadilah orang yang bisa mendistribusikan berkat-berkat. Karena ini akan menjawab pertanyaan : Apakah saudara ini turis atau resident (warga negara)?
Maksudnya, misalnya saudara belum pernah ke Paris sebelumnya, maka disaat saudara sampai kesana, pasti yang akan dituju adalah Eiffel Tower. Saudara akan foto dan berpose sedemikian rupa, dan tunggu sampai malam karena lampu-lampunya begitu bagus untuk difoto. Hal itu begitu luar biasa untuk saudara karena saudara adalah seorang turis.
Tetapi jika saudara adalah penduduk, KTP anda bertempat tinggal di Paris, France. Dari sejak saudara kecil, buat anda Eiffel Tower dari dulu di situ-situ saja, dari sejak kecil sampai sekarang. Bahkan saudara tidak punya foto bersama Eiffel Tower.
Artinya kalau saudara jarang-jarang bertemu mukjizat dari Tuhan, jangan-jangan saudara adalah “Turis”, karena kalau saudara adalah “Penghuni” Kerajaan Allah, maka saudara akan melihat mukjizat sebagai hal yang biasa karena tinggal di dalam KerajaanNya, karena Allah yang kita sembah sanggup membuat apa yang tidak ada menjadi ada, Dia adalah Jehovah Jireh, bisa menyediakan semua hal yang kita perlukan.
Kenapa kita musti bingung dan kaget bahwa Tuhan sanggup untuk membuat mukjizat dalam hidup kita? Kita seharusnya bisa expect itu setiap hari karena He is a Good, Good Father who supplies all of our needs. Sehingga hati kita tidak melekat kepada BerkatNya, tetapi hati kita melekat kepada Dia yang adalah Tuhan. Sehingga pada saat Dia meminta untuk kita mengorbankan sesuatu, kita tidak ragu untuk melakukannya karena kita tahu bahwa Dia adalah tambatan hati kita.
P.S : If you like our site, and would like to contribute, please feel free to do so at : https://saweria.co/316notes