Worship By Ps. Jose Carol

JPCC Online Service (17 Mei 2020)

Hari ini judul kotbah saya sama dengan Tema bulanan kita yaitu “Worship”. Di dalam bahasa inggris, kata ini memakai 7 huruf dan 7 huruf ini akan saya pakai untuk menggambarkan elemen-elemen yang dapat kita pelajari. Saya berdoa agar aspek yang akan kita pelajari ini dapat memperdalam pemahaman kita akan Worship atau Penyembahan.

Apakah itu Penyembahan dan Mengapa kita menyembah Tuhan, dan apakah Dampak dari Penyembahan itu dalam hidup kita?

Penyembahan adalah sebuah pertemuan antara Tuhan dengan UmatNya. Penyembahan bukanlah pengantar atau protokol untuk kita bertemu dengan Tuhan, Penyembahan adalah sikap kita pada saat berhadapan dengan keilahian dan kemuliaan Tuhan yang maha kuasa. Seperti di dalam perjanjian lama, Orang-orang yang bertemu dengan keagungan Tuhan dalam hidup, mereka akan mengambil postur sikap menyembah.

Pertama, adalah Huruf “W”, yang artinya Wholehearted atau Dengan Segenap Hati.

Opening Verse – 12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” 12:29 Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan. Markus 12:28-33 TB

Dengan kata lain, Mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan segenap hati adalah jauh lebih utama dari semua korban bakaran dan korban sembelihan. Tidak ada korban bakaran atau sembelihan yang dapat menggantikan persembahan hidup kita yang sepenuhnya kepadaNya.

Tuhan ingin the wholehearted, atau sepenuhnya dari kita. Dia tidak mau hanya sebagian saja.

Supporting Verse – Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1 TB

Pertama kali kata Penyembahan dipakai adalah pada waktu Abraham dituntut untuk mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal, meskipun dia punya anak yang lain dari budaknya, Hagar. Tetapi Ishak adalah Anak Tunggal yang mewarisi Janji Allah kepada Abraham. Tuhan menuntut Abraham untuk mempersembahkan semuanya dan segala-galanya.

Demikian juga kisah persembahan seorang Janda, yang secara nilai dan angka jauh lebih kecil daripada orang-orang kaya. Namun yang diberikan Janda jauh lebih tinggi karena dia mempersembahkan segala-galanya. Dengan kata lain, sebagaimana Abraham dan Janda yang menempatkan segala-galanya dengan segenap hati ke tangan Tuhan, baik itu harapan, hidup, dan masa depannya kepada Tuhan.

Tidak ada korban persembahan yang bisa menggantikan persembahan diri dan hidup kita dengan segenap hati kepada Tuhan. Apakah dalam hidup kita, masih ada bagian penyembahan yang kita simpan selain untuk Tuhan itu sendiri?

Supporting Verse – TUHAN telah mengadakan perjanjian dengan mereka dan memberi perintah kepada mereka: “Janganlah berbakti kepada allah lain, janganlah sujud menyembah kepadanya, janganlah beribadah kepadanya dan janganlah mempersembahkan korban kepadanya. 2 Raja-Raja 17:35 TB

Huruf Kedua adalah “O”, atau Obedient. Bulan lalu kita berbicara tentang ketaatan. Ketaatan kepada Tuhan bukan hanya pelajaran pertama yang manusia terima pada saat kehidupan Adam dan Hawa, dimana Tuhan memberikan batasan untuk taat kepadaNya.

Ketaatan sebenarnya adalah penyembahan kita dalam seumur hidup, agar kita bisa menggenapi apa yang Tuhan rencanakan untuk kita. Kita belajar minggu lalu tentang ketidak-taatan Saul yang berpikir dan memutuskan bahwa apa yang dia lakukan lebih baik dari apa yang Tuhan perintahkan tentang persembahan.

Supporting Verse – Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. 1 Samuel 15:22 TB

But Samuel replied, “What is more pleasing to the Lord: your burnt offerings and sacrifices or your obedience to his voice? Listen! Obedience is better than sacrifice, and submission is better than offering the fat of rams. 1 Samuel 15:22 NLT

Membayar harga seringkali harus kita lakukan dalam hidup, dan kita sering berpikir bahwa ini jauh lebih penting dari ketaatan kita kepadaNya. Tetapi kenyataan hidup berkata bahwa pengorbanan kita tidak sebanding dan tidak bisa membayar ketidak-taatan kita kepadaNya.

Pengorbanan tidak dapat menggantikan Ketaatan, tetapi Penyembahan yang sepenuh hati dalam ketaatan pasti mengandung Pengorbanan.

Huruf yang ketiga adalah “R”, atau Relational. Penyembahan ini bukan tentang gedung gereja, atau jam, lagu, urutan dan tata cara tertentu. Tetapi Penyembahan adalah sebuah pertemuan antara Tuhan dengan UmatNya. Ini adalah Hubungan yang kita bangun dengan Pencipta kita.

Penyembahan adalah usaha kita mengalami Kehadiran Tuhan dalam hidup kita yang kemudian kita ekspresikan. Penyembahan bukan sebuah protokol dan sesuatu yang harus kita lakukan, tetapi Penyembahan adalah pertemuan dengan Tuhan itu sendiri.

Supporting Verse – Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu. Keluaran 33:13 TB

Now therefore, I pray you, if I have found favor in Your sight, let me know Your ways so that I may know You [becoming more deeply and intimately acquainted with You, recognizing and understanding Your ways more clearly] and that I may find grace and favor in Your sight. And consider also, that this nation is Your people.” Exodus 33:13 AMP

Musa bukan hanya tertarik kepada informasi, tuntunan, berkat dan pewahyuan yang Tuhan akan berikan kepadaNya, tetapi dalam doanya, jelas sekali bahwa Dia lebih tertarik untuk bisa semakin dalam mengenal Tuhan. Dia ingin sekali terhubung dengan Tuhan seumur hidupnya. Dia ingin berjalan bersama dengan Tuhan. Saya harap rasa lapar dan haus yang musa miliki juga bisa dimiliki oleh setiap dari kita, karena tidak ada yang bisa menggantikan keinginan kita untuk berjalan bersama dengan Tuhan.

Huruf yang Keempat adalah “S” atau Spiritual. Penyembahan itu sifatnya Spiritual, dengan artian bukan cuman sesuatu yang kasat mata, tetapi sesuatu yang tidak kasat mata.

Supporting Verse – Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Allah adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Yohanes 4:24 TB

Kata Roh (Spirit) dan Kebenaran tidak terpisahkan, kata spirit dalam bahasa aslinya adalah “Pneuma” atau Angin. Kita tidak bisa melihat angin secara kasat mata, tetapi kita akan bisa melihat dampak dari angin tersebut. Penyembahan kita kepada Tuhan memang tidak bisa dilihat, tetapi dampak dan gesture kita disaat kita menyembah Tuhan dalam Roh setiap harinya, kita sedang melatih panca indera kita untuk mengenalNya.

Supporting Verse – Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. … KSKK: Sedang makanan keras diberikan kepada orang-orang dewasa, yang telah melatih diri dalam membedakan yang baik dari yang jahat. Ibrani 5:14 TB

Peka untuk merasakan dan mendengar arahan daripada Tuhan. Kedewasaan kita akan ada disaat Kebenaran terbangun dalam kehidupan kita.

Supporting Verse – Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Matius 23:27 TB

Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Matius 23:28 TB

Penyembahan kita bukan apa yang kita tunjukkan diluar. Mungkin ada orang yang mengangkat tangan tetapi hatinya bisa penuh dengan kecongkakan. Tuhan melihat apa yang ada di dalam diri kita.

Huruf berikut adalah Huruf “H” atau Honor. Kata Honor dalam bahasa aslinya “Shachah” pertama kali dipakai dalam ayat berikut.

Supporting Verse – Ketika ia mengangkat wajahnya tampaklah tiga orang berdiri tak begitu jauh dari dia. Setelah ia melihat mereka, berlarilah ia dari pintu kemahnya menyongsong mereka lalu sujud memberi hormat. Apabila dia mengangkat kepalanya kelihatan kepadanya tiga orang berdiri tidak begitu jauh daripadanya. Kejadian 18:2 TB

Sujud dalam penyembahan adalah Sikap Tubuh pada saat kita berhadapan dengan keilahian dan kemuliaan Tuhan yang maha kuasa.

Alkitab berkata bahwa setiap kali seorang manusia berhadapan dengan Kemuliaan Tuhan, baik itu Pribadi yang ditampakkan, mereka selalu mengambil postur “shachah”; atau bow down dan pengagungan kepada Tuhan yang agung.

Pertama kali kata Worship muncul dalam perjanjian baru muncul di ayat berikut :

Supporting Verse – “dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Matius‬ ‭2:2‬ ‭TB‬‬

Kata atau Sikap Menyembah disini memakai kata Proskyneo dalam bahasa Yunani dengan artian berlutut sujud di lutut dengan kepala menyentuh lantai sebagai wujud pengangungan dan ungkapan rasa hormat.

Pengungkapan rasa hormat kita dalam penyembahan harus mengalir tanpa paksa keluar dari dalam hati terdalam saat kita berhadapan dengan Tuhan.

Demikian juga pada waktu Iblis mencobai Yesus, dan dia mencoba meminta Yesus untuk sujud menyembahnya.

Supporting Verse – “Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lukas‬ ‭4:7-8‬ ‭TB‬‬

Hanya kepada Tuhanlah kita menyembah dan menghormatiNya. Worship is an act of Honor, kita bisa memakai gestur atau bahasa tubuh apa saja untuk menghormatiNya.

Huruf berikutnya adalah “I”, atau Intimate. Artinya intim, sesuatu yang bukan formal atau resmi. Ungkapan yang tidak mungkin kita sampaikan secara umum. Seperti halnya perkataan yang kita ucapkan kepada pasangan seperti “Aku mencintaimu”.

Kata-kata yang bisa kita ucapkan sebagai ungkapan kasih kita kepada Tuhan. Penyembahan adalah Respon kita terhadap KasihNya.

Saya temukan bahwa seringkali kata-kata intimate yang kita ungkapkan pada saat kita tidak bisa mengandalkan orang lain di antara kita dan Tuhan. Itu sebabnya saya suka sekali lirik lagu “Jujur” oleh Ps. Sidney.

Dia katakan, bahwa “Jujur aku tidak sanggup menghadapi bebanku, menantikan jawaban, menolak menyerah, kutahu kau Tuhan yang sanggup menolongku dalam kesesakan. Namun meskipun Engkau belum, Aku akan tetap menyembahmu”.

Sesuatu yang sangat pribadi, sangat intim, Dia berkata “sampai jiwaju percaya, hatiku mendengar dan percaya, lagu penghararapan, kuakan menyembah, kutahu aku tidak sendiri karena Kau mengasihiku, bahkan dalam apipun aku akan tetap menyembahMu”.

Penyembahan adalah respon yang lahir dari hati kita yang paling dalam, pada saat kita menerima pewahyuan dan kesadaran akan KebaikanNya, KesetianNya, dan KemulianNya. Pada saat kita tenggelam dalam Hadirat dan KasihNya, kita pasti akan berubah dan tidak pernah menjadi sama.

Semua rasa takut, cemas, dan khawatir tidak akan mendapatkan tempat di dalam hati dimana Yesus ditinggikan dan berkuasa di dalamnya.

Saya tahu minggu-minggu ini banyak di antara kita yang merasa cemas dan kuatir tentang apa yang akan terjadi kepada setiap dari kita. Tetapi saya ingatkan kembali bahwa rasa takur, cemas dan kuatir tidak akan mendapatkan tempat di dalam hati dimana Yesus berkuasa di dalamnya.

Musik dan lagu bukan hanya penyembahan itu sendiri, tetapi musik dan lagu adalah kendaraan untuk menyentuh hari dan pikiran kita. Kuncinya ada di hati dan sikap hati kita, bukan di lagunya. Curahkan hati kita kepadaNya dalam doa dan ucapan syukur.

Huruf terakhir adalah “P” atau Proclamation. Worship is declaring the Goodness and Greatness of God.

Pada waktu kita menyerahkan semua, kehebatan kita, dan menyatakan itu di hadapan semua orang bahwa Tuhan yang kita sembah jauh lebih dahsyat daripada kita.

Supporting Verse – “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.” Mazmur‬ ‭96:1-3‬ ‭TB‬‬

Setiap kali kita menyembahnya, bukan hanya dari segenap hati, bukan hanya dari ketaatan, bukan hanya dari menjalin hubungan yang begitu dalam, bukan hanya dalam roh dan kebenaran untuk ditunjukan kepda manusia, bukan hanya mengungkapkan hal-hal yang begitu intim bersamanya, tetapi pada waktu yang bersamaan kita juga menyatakan KemuliaanNya dan menceritakan itu kepada semua orang, agar mereka bisa mengakui bahwa Dialah Tuhan.

Supporting Verse – “Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.” Kisah Para Rasul‬ ‭16:25-26‬ ‭TB‬‬

Kelanjutan dari cerita ini, sebenarnya Paulus dan Silas bisa saja kabur, tetapi mereka memutuskan untuk tetap tinggal di penjara, dan akibatnya sampai membuat Kepala Penjara percaya kepada Tuhan dan mengundang mereka ubtuk makan di rumahnya.

Saya percaya disaat kita bisa turut menyembah seperti Paulus dan Silas, maka Pintu-Pintu akan terbuka, semua yang membelenggu kehidupan kita akan bisa dilepaskan. Di dalam penyembahan, jiwa kita menemukan damai yang sejati.

Pada saat Worship menjadi gaya hidup kita, maka Worship akan membentuk citra dan image kita, yang semakin hari bisa semakin serupa dengan Yesus. Worship bisa menjadi satu-satunya opsi yang kita miliki dalam keadaan yang tidak ideal seperti sekarang.

Doa saya, setiap dari kita akan tetap berdiri tegak dan tetap menyembah Tuhan pada saat badai Kehidupan berputar dan Kita dengan segenap hati bisa menyembahNya dalam Roh dan kebenaran, kita bisa tetap menjaga keintiman dengan Tuhan, sehingga pada saatnya nanti kita bisa melihat dan bersaksi bagaimana Tuhan bertindak bagi kita, dan bahwasanya Dia telah membuka pintu yang tertutup dan melepaskan rantai yang membelenggu kita, bahwa perjalanan iman telah mengubahkan kehidupan iman kita untuk sekarang dan selama-lamanya, marilah kita agar jangan berhenti untuk tetap menyembahNya.