Worship Station By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Online Service (7 Agustus 2022)

Setelah di bulan lalu kita membahas tentang Identitas yang baru sebagai Imamat yang rajani, maka di bulan agustus ini kita akan membahas tema baru yang berkelanjutan yaitu tentang Worship atau Penyembahan.

Sebagai layaknya seorang Imam, kehidupan kita tidak akan lepas dari penyembahan kita kepada Tuhan. Kita sudah belajar bahwa sebagai Imamat yang rajani, kita tidak hanya punya akses untuk menghadap kepada Hadirat Tuhan, tetapi juga perlu membawa korban persembahan setiap kali kita menghadap kepada HadiratNya. Kita datang untuk memberi, bukan hanya untuk menerima saja.

Opening Verse – Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.” Ulangan 16:16-17 TB

Jadi jelas disini, dijelaskan bahwa mereka (Bangsa Israel) untuk tidak menghadap Hadirat Tuhan dengan tangan yang hampa. Selanjutnya mari kita buka di Kitab Kejadian, untuk melihat bahwa sebelum Hukum Taurat ada, bagaimana Abraham hendak pergi untuk menghadap kepada Hadirat Tuhan. 

Supporting Verse – Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan. ” Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Kejadian 22:1-3 TB

Kita berhenti sampai disini dulu, disini saja kita sudah dapat mempelajari beberapa hal tentang Abraham, bahwa Abraham mengenal siapa Tuhannya, sebab dia mempunyai hubungan yang dekat denganNya. Untuk Abraham, segala sesuatu yang ada padanya adalah milik Tuhan dan dia menempatkan dirinya hanya sebagai seorang pengelola. 

Tidak heran ketika Tuhan meminta dia mempersembahkan anaknya, Abraham taat karena jika yang “Empunya mau mengambil apa yang menjadi kepunyaanNya”, Siapa abraham untuk menghalangiNya? Bahkan ketika diminta untuk mempersembahkan satu-satunya yang terbaik yang ada padanya, Abraham tidak keberatan. 

Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang mengalami kesulitan untuk memberi, apalagi untuk memberikan persembahan kepada Tuhan? karena mereka menempatkan diri mereka menjadi sebagai pemilik, bukan sebagai pengelola seperti halnya Abraham.

Supporting Verse – Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu. ” Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Kejadian 22:4-8 TB

Kita berhenti lagi disini, dan melihat bagaiman seorang anak, Ishak, sudah mempunyai pengertian bahwa untuk menghadap Tuhan haruslah membawa korban persembahan. Pertanyaannya, bagaimana Ishak tahu akan hal ini kalau bukan dari kebiasaan yang sudah dilakukan oleh Abraham sebagai orang tua dan Imam di dalam keluarganya? Ia tidak pernah pergi menghadap Tuhan dengan tanah kosong, itu sebabnya masuk akal jika Ishak bertanya dimana anak dombanya jika mereka mau menghadap kepada Tuhan dalam ayat diatas. 

Supporting Verse – Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham. ” Sahutnya: “Ya, Tuhan. ” Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan “; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan. ” Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri–demikianlah firman TUHAN–:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba. Kejadian 22:9-19 TB

Abraham lulus dalam sebuah ujian ketaatan, dan membuktikan bahwa dia tidak segan-segan untuk mengembalikan apa yang sudah menjadi milikNya Tuhan. Dan bahwa Tuhanlah yang paling utama dalam hidupnya, dan maka dari itulah Tuhan juga tidak segan-segan untuk memberkati Abraham secara berlimpah-limpah.

Kalau dari perjanjian lama, mereka datang menghadap Tuhan dengan membawa persembahan dari binatang yang mati, maka sebagai Imamat yang rajani, kita di perjanjian baru menghadap Tuhan dengan persembahan yang lebih baik, yaitu membawa tubuh kita sendiri sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Dan itulah Ibadah kita yang sejati, our true worship. 

Supporting Verse –  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1 TB

Pengertian worship sebenarnya sangatah luas, tetapi sayangnya sering dikerucutkan hanya sebagai musik dan jenis lagu rohani saja. Sehingga dalam pikiran banyak orang percaya, urusan worship hanya kepada pemusik dan hamba Tuhan saja dan bukan urusan mereka. Yang penting adalah mereka bisa ikut menyembah dalam ibadah hari minggu. 

Tetapi meskipun seseorang selalu terlibat dalam pelayanan musik (Praise and Worship), bukan berarti secara otomatis mereka akan hidup dalam penyembahan yang benar kepada Tuhan. Sebab Tuhan bukan hanyan melihat apa yang ada di luar saja, Dia juga melihat apa yang ada di dalam hati seseorang. Sehingga Tuhan bisa membedakan mana yang hidupnya bersungguh-sungguh, dan mana yang hidupnya pura-pura.

Supporting Verse – Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Matius 15:8-9 TB

Sebab yang Tuhan cari bukan penyembah yang hanya di bibir saja, tetapi penyembah yang Dia cari adalah penyembah yang menyembah dari dalam hatinya, dan terpancar dari kehidupannya, mengenal siapa yang disembah dan bukan hanya menyembah secara buta tanpa pengenalan.

Supporting Verse – Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Yohanes 4:23-24 TB

Jadi, Worship adalah urusan kita semua dan sudah semestinya menjadi gaya hidup keseharian kita, apalagi sebagai orang yang percaya kepada Yesus, karena kita ini diciptakan untuk menyembahNya, dan untuk membawa hormat serta pujian bagi nama Tuhan.

Supporting Verse – Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. Wahyu 4:11 TB

Ilustrasi – Handphone, mobil dan televisi upamanya, tidak diciptakan dirinya sendiri. Semua itu ada dan diciptakan untuk membawa keuntungan pada orang yang memakainya, dan pada akhirnya juga akan membawa harum nama perusahaan yang menciptakannya.

Selama produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti samsung, sony, apple membawa keuntungan dan menolong penggunanya, maka nama perusahaan-perusahaan itu akan terusk dikenal dan dipuji orang banyak. Sebaliknya, jika ada produk yang jelek, susah dan sulit untuk digunakan, maka tentunya nama perusahaan yang menciptakan akan tercoreng dan direndahkan orang.

Demikian juga dengan kita, kita tidak diciptakan untuk tujuan kita sendiri. Tuhan menciptakan kita dengan tujuan yang pasti. There is a Purpose for our being. Ada tujuan dari hidup kita, dan untuk mencapai tujuan itu, Tuhan memberikan kita potensi berupa bakat, kemampuan dan talenta yang berbeda-beda pada setiap orang.

Semua bakat, talenta dan kemampuan ini perlu kita temukan, keluarkan dan kita asah sehingga bisa menghasilkan sesuatu agar bisa berguna dan dinikmati bagi orang lain. Itulah yang dinamakan kehidupan yang berbuah, dan pada waktu orang bisa menikmati buah yang kita hasilkan maka yang harum adalah nama Tuhan yang menciptakan kita.

Supporting Verse –  Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. Yohanes 15:8 TB

Thou art worthy, O Lord, to receive glory and honour and power: for thou hast created all things, and for thy pleasure they are and were created. Revelation 4:11 KJV

Jadi, kalau kehidupan kita menghasilkan banyak buah maka nama Bapa-lah yang dipermuliakan. Kita ini diciptakan Tuhan untuk kesenanganNya, sayangnya banyak orang percaya justru percaya hal sebaliknya, bukan mereka ada untuk kesenangan Tuhan, tetapi malah Tuhan hadir untuk kesenangan mereka. Seakan-akan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Tuhan untuk membuat mereka bahagia, bahkan ada yang sampai marah dan menyalahkan Tuhan akan kesalahan yang mereka buat sendiri. 

Supporting Verse – Manusia merugikan diri sendiri oleh kebodohannya, kemudian menyalahkan TUHAN atas hal itu. Amsal 19:3 BIS

Selain itu, ada juga yang percaya bahwa tujuan hidup mereka adalah untuk mencari uang, berpikir bahwa kalau punya uang banyak akan membawa kebahagiaan dalam hidup mereka. Namun pada kenyataannya, ada banyak orang mempunyai banyak uang tapi tidak mendapatkan kebahagiaan yang mereka cari, sebab uang tidak dapat membeli kepenuhan hidup. Money cannot buy fulfillment in life.

Supporting Verse – Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit. Pengkotbah 6:1-2 TB

Kita perlu ingat bahwa kepenuhan hidup hanya didapatkan kalau kita punya hubungan dengan pencipta kita dan hidup sesuai dengan tujuan mengapa kita diciptakan. Itu sebabnya menjadi tugas dan kewajiban kita untuk mengeluarkan potensi yang Tuhan sudah sediakan dalam hidup kita dan memakainya untuk kemuliaan nama Tuhan. Itulah penyembahan kita yang sejati, our true worship. 

Saya ingat apa yang pernah dikatakan oleh salah satu investment banker yang cinta Tuhan bernama Ken Costa. Dia katakan bahwa : “My work station is my worship station“.  Tempat saya bekerja di dunia bisnis adalah tempat penyembahan saya kepada Tuhan, dia menganggap bahwa pekerjaan sehari-hari adalah sarana bagi dia untuk menyembah dan mengharumkan nama Tuhan. 

Supporting Verse – So here’s what I want you to do, God helping you: Take your everyday, ordinary life—your sleeping, eating, going-to-work, and walking-around life—and place it before God as an offering. Embracing what God does for you is the best thing you can do for him. Romans 12:1 MSG

Kalau kita mengerti bahwa tempat pekerjaan kita adalah tempat penyembahan kita, maka kita akan berusaha untuk memberikan yang terbaik, we will do an excellent job in everything that we do, dan dan dimanapun kita berada, ayat berikut ini seharusnya akan menjadi pegangan kita. 

Supporting Verse – Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Kolose 3:23-24 TB

Kita yang harus mengikuti perintahNya, dan bukan sebaliknya. Kita ada karena kepentingan Tuhan dan bukan sebaliknya, Kita ada untuk mengharumkan namaNya dan untuk menyembahNya. Semua itu dapat kita lakukan kalau kita berbuah banyak dan buah kita tetap, itulah gaya penyembahan kita. Kalau mindset ini ada dalam setiap anak Tuhan, maka saya yakin tidak akan ada yang korupsi atau bekerja seadanya dan bermalas-malasan. 

Yang ad adalah anak-anak Tuhan yang berkomitmen tinggi untuk memberikan yang terbaik, bahkan disaat pimpinan mereka tidak ada karena mereka sadar bahwa ada Tuhan yang memperhatikan mereka disaat bekerja, mereka bekerja tidak berdasarkan upah, sebab mereka selalu ingin memberikan yang terbaik karena mereka melihat pekerjaan mereka sebagai persembahan kepada Tuhan, my work station is my worship station.

Terakhir,  Worship bring Transformation. Penyembahan membawa transformasi.

Supporting Verse – Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya. Mazmur 115:4-8 TB

Worship changes the worshippers into the image of the one worshipped – Jack Hayford

Penyembahan mengubah para penyembah menjadi persis sepeeti yang disembah. Persis seperti apa yang dikatakan Kitab Mazmur diatas, kalau kita menyembah Tuhan  yang hidup, maka kita akan menjadi hidup secara rohani dan menjadi serupa dengan Dia. 

Sedangkan kalau kita menyembah benda mati apapun itu, maka kita pada akhirnya akan menemukan kematian secara rohani, seperti apa yang dikatakan ayat diatas, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan. Berbeda dengan apa yang dialami oleh Musa ketikda dia menghadap kepada Tuhan. 

Supporting Verse – Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel.” Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman. Ketika Musa turun dari gunung Sinai –kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu–tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN. Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia. Keluaran 34:27-30 TB

Ada perubahan yang bisa dilihat dari orang yang suka menghabiskan waktu dalam hadirat Tuhan, akibatnya bisa dilihat oleh orang lain. Demikian juga jika kita menjadi penyembah yang benar, maka kita akan menjadi seperti yang kita sembah. Saya berharap apa yang saya sampaikan hari ini bisa memberkati kalian semua, terlebih lagi mengubah mindset kalian agar Yesus bisa menjadi semakin nampak dalam hidup kalian sehingga kalian bisa menjadi penyembah yang benar. Tuhan Yesus memberkati. 

P.S : Dear Friends, I am open to freelance copywriting work. My experience varies from content creation, creative writing for an established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web, mobile, and tablet), social media, marketing materials, and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links.

If your organization needs a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Please contact me and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring, so any support is very much appreciated. Thanks, much and God Bless!