JPCC Kota Kasablanka Service 4 (16 September 2018)
Tuhan kita tidak hanya melihat pergumulan kta, tetapi Dia juga Tuhan yang sanggup untuk menjawab doa kita. Bulan ini kita sebagai gereja membahas sebuah topik berjudul “Attitude” atau “Sikap“.
Attitude adalah kecenderungan seseorang untuk merespon segala sesuatu dengan sikap tertentu. Respon kita berasal dari cara pikir dan cara pandang kita terhadap seseorang atau sesuatu.
Sebagai pengikut Kristus, sikap dan attitude kita penting, Apa yang orang lihat ketika mereka melihat attitude kita?
Ini adalah pertanyaan yang baik dan perlu kita renungkan sebagai orang percaya yang merepresentasikan Cinta Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tuhan tidak kelihatan, tetapi yang kelihatan adalah kita, Citra Kristus direpresentasikan oleh kita sebagai pengikut-Nya. Hal ini juga berlaku di dalam sebuah organisasi dan gereja.
Kami di tim JPCC worship seringkali mendapatkan kehornatan diundang untuk melayani di gereja lain, dan kita tidak bisa mengelak dari sebuah kebenaran bahwa kemanapun kita pergi, kita mewakili nilai-nilai yang ada di JPCC.
Opening Verse – “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16 TB
“Let your light shine before men in such a way that they may see your good deeds and moral excellence, and [recognize and honor and] glorify your Father who is in heaven.” MATTHEW 5:16 AMP
Good Deeds and Moral Excellence, dengan perbuatan yang baik dan kehidupan moral kita yang excellent, maka Bapa kita di surga akan dihormati dan dimuliakan.
Attitude adalah elemen yang terlihat sangat kecil di dalam perbuatan yang baik, dengan dampak yang sangat besar, karena Good Attitude attracts the Favour of God and men.
Sharing Ps. Gea – Sebuah sikap yang baik mendatangkan perkenanan Tuhan dan Manusia, beberapa waktu lalu saya dan suami pergi ke sebuah department store, dan melihat ada koper-koper yang lagi sale.
Kami berhenti sejenak untuk melihat koper itu, dan ada staff yang datang dan menjelaskan fitur koper yang sedang kami lihat. Padahal saat itu Kami hanya ingin melihat-lihat dan belum tentu beli, tetapi respon staff ini sangat tidak kami ekspektasi, dimana staff ini begitu tetap excited dan ramah menjelaskan jenis dan fitur koper-koper lain yang ada disana.
What a service! Sikap yang sangat baik sampai saya menyuruh suami saya untuk membeli koper ini, bahkan jika saya membuka sebuah toko, saya ingin mengajak orang ini bergabung, itulah good attitude. Sesuatu yang kecil tetapi punya dampak yang sangat luar biasa.
Kita tidak bisa mengontrol dan memprediksi apa yang akan terjadi atas hidup kita, tetapi kita bisa mengontrol respon kita. Kita tidak bisa mengubah keputusan dan respon orang lain, tetapi kita bisa mengontrol respon kita.
Seorang olahragawan tahu betul bahwa disaat bertanding, menang atau kalah itu biasa. Ada hari-hari dimana mereka bermain baik dan menang, dan begitu juga sebaliknya. Begitu juga kita di dalam usaha, pekerjaan dan hidup kita. Tetapi respon kita disaat menang maupun kalah jauh lebih penting.
Disaat doa kita tidak dijawab, dan kita merasa bahwa hidup kita tidak berjalan dengan baik, atau malah sebaliknya, terlepas dari situasi yang kita alami, respon dan sikap kita hari ini penting.
Ada satu prinsip yang bernama “Tabur-Tuai“, apa yang kita tabur akan kita tuai. Jangan menjadi sombong disaat kita sedang berhasil. Pastikan agar kita tetap menabur disaat sedang berhasil atau bahkan disaat sedang mengalami kegagalan.
Supporting Verse – “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Amsal 16:18 TB
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Galatia 6:9 TB
Kalau hari ini kita merasa sedang kalah, terus tabur sikap yang baik karena Firman Tuhan tidak pernah gagal, your attitude today matters, terlepas dari situasi yang kita alami sekarang.
Attitude apa yang Tuhan inginkan dari kita?
Supporting Verse – “You must have the same attitude that Christ Jesus had.” Philippians 2:5 NLT
“You must have the same attitude that Christ Jesus had. Though he was God, he did not think of equality with God as something to cling to. Instead, he gave up his divine privileges; he took the humble position of a slave and was born as a human being. When he appeared in human form, he humbled himself in obedience to God and died a criminal’s death on a cross. Therefore, God elevated him to the place of highest honor and gave him the name above all other names, that at the name of Jesus every knee should bow, in heaven and on earth and under the earth, and every tongue declare that Jesus Christ is Lord, to the glory of God the Father.” Philippians 2:5-11 NLT
“Hendaklah kalian berjiwa seperti Yesus Kristus: Pada dasarnya Ia sama dengan Allah, tetapi Ia tidak merasa bahwa keadaan-Nya yang ilahi itu harus dipertahankan-Nya. Sebaliknya, Ia melepaskan semuanya lalu menjadi sama seperti seorang hamba. Ia menjadi seperti manusia, dan nampak hidup seperti manusia. Ia merendahkan diri, dan hidup dengan taat kepada Allah sampai mati — yaitu mati disalib. Sebab itulah Allah mengangkat Dia setinggi-tingginya, serta memberikan kepada-Nya kekuasaan yang lebih besar daripada segala kekuasaan yang lain. Maka untuk menghormati Yesus, semua makhluk yang di surga, dan yang di bumi, serta yang di bawah bumi, akan menyembah Dia. Mereka semuanya akan mengaku bahwa Yesus Kristuslah Tuhan; dengan demikian Allah Bapa dimuliakan.” Filipi 2:5-11 BIMK
Kita harus menjadi sama dengan Kristus, mempunyai sikap yang sama dengan Diri-Nya, Dia adalah Benchmark kita. Sikap yang Dia miliki adalah Humility atau Kerendahan Hati, ini adalah sikap yang harus kita miliki sebagai Pengikut-Nya,
Bisakah kita bayangkan bahwa Yesus yang adalah Tuhan, memiliki segala kuasa atas dunia ini, menciptakan kita semua dan tidak terbatas ruang, tempat dan waktu. Tetapi Dia memilih untuk melepaskan posisiNya dan menjadi sama serupa dengan kita semua, kenapa? Karena Dia ingin dekat dengan kita semua, Dia begitu mengasihi kita semua.
Rendah hati tidak sama dengan Rendah diri, rendah diri itu tidak pede dan minder, Humility is not thinking less of yourself, but thinking of yourself less – C.S Lewis
Rendah hati adalah ketika kita tahu betul siapa diri kita, tetapi tidak merasa perlu berkoar-koar untuk membuktikan itu.
Rendah hati adalah sikap dimana kita tidak merasa lebih hebat atas orang lain.
Rendah hati adalah sikap untuk tahu dimana saat kita perlu untuk melepaskan posisi kita demi kenyamanan orang lain.
Sharing Ps. Gea – Disaat saya masih kuliah di Hillsong Australia, ada satu dosen bernama John Scott yang sangat hebat dan terkenal disana, tetapi begitu rendah hati.
Disaat Conference tahunan berlangsung, dari semua pelayanan yang ada, ada satu tim bernama Excellence Team yang berfungsi untuk membersihkan toilet.
Setiap tahun selama saya ada disana (kurang lebih 5 tahun), saya melihat John Scott yang selalu melayani di excellence team, dan disana dia hanya menjadi member saja, dan meski sudah cukup berusia, tetapi dia bersedia untuk dipimpin oleh anak kuliahan disana
Saya pernah bertanya kenapa dia melakukan ini? Dia katakan bahwa dia sengaja melakukan ini karena dua hal.
Pertama, saya ingin menunjukkan kepada setiap rekan tim disini bahwa identitas kita tidak ditentukan dari apa yang kita lakukan, dan yang kedua, saya ingin memberikan teladan bahwa dimanapun kita melayani, itu adalah sebuah kehormatan untuk melayani Tuhan. Dan Bukankah itu yang terlebih dahulu Tuhan lakukan untuk kita semua?
Sebuah inspirasi yang luar biasa untuk saya, hari-hari ini ada banyak orang yang berlomba-lomba untuk membuktikan bahwa mereka yang terbaik dan paling pintar, bahkan murid-murid Yesus juga sempat melakukan hal ini.
Tetapi Yesus katakan bahwa jika kita ingin menjadi besar, kita harus menjadi yang terkecil dan mau melayani, itu adalah sikap yang harus kita miliki sebagai pengikut-Nya.
Supporting Verse – “Tetapi kalian tidak boleh begitu. Sebaliknya, orang yang terbesar di antaramu harus menjadi seperti yang terkecil, dan pemimpin haruslah menjadi seperti pelayan.” Lukas 22:26 BIMK
Ada seorang ahli teologia bernama John Stott yang berkata bahwa :
Humility is the rarest and fairest of all Christian Virtues, because it is the exact opposite of the vilest of sins, which is Pride – John Stott.
By nature, sikap kita adalah mau yang sebaiknya, yaitu selalu ingin dianggap menjadi yang terbesar atau paling sukses. Karena itu, sikap yang rendah hati perlu kita latih secara sengaja setiap harinya, bagaimana caranya? Less is More.
Sedikit itu efeknya lebih banyak, disaat bermain musik, jika ada satu instumen yang berisik sendiri, efeknya akan jelek secara keseluruhan.
1. Less Speaking, More Listening
Bicara lebih sedikit dan lebih sering mendengar, orang-orang di jaman sekarang sangat mudah berkomentar apalagi melalui social media.
Bagaimana kita bisa mengerti konteks disaat kita lebih sering berbicara daripada mendengar? Dibutuhkan latihan untuk melakukan hal ini.
Supporting Verse – “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;” Yakobus 1:19 TB
2. Less Criticizing, More Praising
Lebih jarang mengkritik dan lebih sering memuji, bukan berarti kita tidak boleh memberikan masukan atau kritik, tetapi yang saya katakan adalah “maksud” dari kritik tersebut, apakah membangun atau menjatuhkan?
Kalau itu adalah kritik yang membangun, pastikan itu agar bisa disampaikan dengan baik.
Dibutuhkan usaha atau effort untuk memberikan pujian yang details, ini perlu kita latih, baik di dalam pekerjaan, keluarga dan juga di dalam hubungan suami istri.
Disaat kita memberikan pujian, kita memberikan sikap yang rendah hati karena itu menunjukkan bahwa kita tidak bisa melakukan semua hal ini dengan sendirian.
Supporting Verse – “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Efesus 4:29 TB
3. Less Making Excuses, More Taking Responsibility.
Memilih untuk lebih sering mengambil tanggung jawab di dalam kehidupan, orang yang rendah hati berani mengakui kesalah dan berani mengambil tanggung jawab, ini adaalah sikap yang mau belajar dan merupakan sikap yang sangat “rare” hari-hari ini.
Belajar untuk lebih jarang mengambil alasan atau excuses dan berani untuk mengambil tanggung jawab, karena itu akan menunjukkan bahwa kita adalah orang yang bisa dipercaya.
Sama seperti kisah seorang pegawai toko koper yang saya temui tadi, saya tidak heran jika suatu hari dia akan menjadi pemimpin perusahaan karena Good Attitude attracts the Favor of God and Men.
Bayangkan jika kita semua disini bersedia untuk menerapkan ketiga hal diatas secara konsisten dalam hidup kita, ada begitu banyak hal yang baik bisa terjadi di dalam keluarga, lingkungan, kota dan negara ini, dan kita bisa menjadi wakil kerajaan Allah yang baik di dunia.



