It all starts with Grace By Ps. Jose Carol

JPCC Kota Kasablanka Service 3 (12 Mei 2019)

Opening Verse – “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” ‭‭Yohanes‬ ‭1:14-15‬ ‭TB‬‬

“Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” ‭‭Yohanes‬ ‭1:16-17‬ ‭TB‬‬

Bulan ini kita akan berbicara mengenai Truth and Grace, Kasih Karunia dan Kebenaran. Oleh karena kepenuhan Yesus, kita semua disini bisa menerima Kasih Karunia demi Kasih Karunia, Grace upon Grace.

Dikatakan bahwa Musa memberikan Hukum berupa Hukum Taurat, tetapi kemudian juga dikatakan bahwa Yesus datang untuk memberikan kasih karunia dan kebenaran. Dan karena kepenuhanNya, Yesus memberikan Kasih Karunia demi Kasih Karunia.

Kita perlu tahu bahwa Hukum yang Musa berikan adalah hukum yang utuh dan sempurna, dan Yesus datang bukan untuk menghapuskan hukum tetapi sebaliknya untuk menggenapinya.

Hukum yang ada ini berdasarkan jasa dan kepatutan kita dalam memenuhi hukum, jika kita bisa memenuhinya, kita akan menerima berkat, tetapi oleh karena kita tidak mampu memenuhi hukum dan standarnya yang diberikan oleh Musa (Cth : Kita sudah melakukan dosa disaat berpikir mengenai perzinahan).

Yesus datang dan Dia datang tidak untuk menghapus hukum, tetapi Yesus datang untuk menggenapi apa yang Hukum tuntut dengan Kasih Karunia.

Supporting Verse – “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” ‭‭Roma‬ ‭3:23-24‬ ‭TB‬‬

Kita yang berdosa ditebus Yesus dengan Kasih Karunia yang cuma-cuma, tetapi kita perlu tahu bahwa meski “cuma-cuma”, bukan berarti bahwa itu tidak ada harganya.

Kita sebaliknya tidak mampu membayarnya, dan oleh karena itulah maka Yesus yang membayarnya untuk kita.

Ilustrasi – Seringkali disaat ada sebuah seminar, tiket seminar diberikan cuma-cuma, tetapi meskipun tiket itu diberikan cuma-cuma bukan berarti tidak ada biayanya untuk mempersiapkan seminar tersebut. Dan sedihnya di hari seminar berlangsung seringkali kita temukan bahwa 40% peserta yang mengambil tiket itu tidak datang karena mereka mengambil itu dengan cuma-cuma dan tidak menghargainya.

1. Kasih karunia membawa kehidupan, Grace Bring Life

Kalau bukan karena kasih karunia kita tidak akan bisa mendapatkan kesempatan untuk luput dari kematian dan masuk menuju kehidupan. Hukum Taurat bersifar “merit-based” dan berdasarkan apa yang kita lakukan. Kita hanya bisa mendapatkan sesuai dengan apa yang kita lakukan. Kalau kita tidak melakukan itu maka kita tidak layak mendapatkan. Tetapi oleh karena Kasih Karunia-lah kita mendapat akses untuk masuk ke dalam kehidupan

Kasih Karunia yang memberikan akses bagi kita untuk pindah dari kehidupan yang lama ke kehidupan yang baru. Grace has granted the access for all of us to move from death to life.

Kasih karunia mendatangkan kehidupan, keselamatan yang kita terima bukan dari hasil pekerjaan kita dan melainkan pemberian dari Tuhan.

Kita perlu tahu bahwa Kekristenan bukanlah perubahan perilaku dari yang jahat menjadi baik dan selanjutnya membuat kita layak untuk nenerima keselamatan. Tetapi kita harus tahu bahwa Anugerah Keselamatan ini kita bisaterima karena Kebaikan dan Kasih Karunia Tuhan.

Supporting Verse – “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” ‭‭Efesus‬ ‭2:8-9‬ ‭TB‬‬

Segala sesuatu yang mau kita hidupkan perlu kasih karunia seperti halnya pernikahan, persahabatan, bisnis, mimpi dan juga pekerjaan. Dalam hal mimpi contohnya, ada orang yang mungkin melakukan sesuatu di masa lalu dan hal tersebut mematikan cita-cita yang dia punya, perlu ada kasih karunia agar dia bisa mengampuni dirinya dan menerima apa yang Tuhan telah sediakan bagi dirinya.

Kasih Karunia dijelaskan sebagai Unmerited Favor, perkenanan yang sebenarnya tidak layak kita terima. Sementara Mercy dijelaskan sebagai pengampunan atas hukuman yang harusnya kita terima

Ilustrasi – Katakan ada seorang ayah yang meninggalkan anak dan istrinya tanpa alasan yang jelas. 39 tahun kemudian sang ayah tiba-tiba muncul kembali di keluarga anak yang sekarang sudah besar.

Mercy adalah kondisi dimana setelah selama 39 tahun anaknya bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri, dan disaat dia bertemu ayahnya, dia rela dan bersedia untuk mengampuni ayahnya serta melakukan rekonsiliasi hubungan antara ayah dan anak, itu adalah Mercy.

Tetapi untuk sang istri yang tiba-tiba bertemu sang suami setelah 39 tahun, dan kemudian berkata bahwa disaat melihat suaminya tidak ada tempat tinggal dan tinggal di jalanan; dia memutuskan untuk menerima suaminya kembali, inilah Grace atau kasih karunia.

Ada satu kisah di injil yang menceritakan ketegangan atau tension antara hukum dan kasih karunia, mari kita pelajari kisah ini.

Supporting Verse – “tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” ‭‭Yohanes‬ ‭8:1-11‬ ‭TB‬‬

Di dalam Hukum Taurat yang ditulis Musa, Hukuman atas Dosa Perzinahan adalah untuk melempari pelaku seperti perempuan yang melakukan dosa perzinahan dari kisah diatas, itulah hukuman atau konsekuensi dari dosa di dalam hukum.

Kita lihat bahwa dalam kejadian ini, diperlukan dua orang untuk melakukan perzinahan. Barang bukti yang satu lagi hilang dan hanya ditemukan si wanita ini aja saja. Menarik Bahwa para ahli farisi disini bisa mendapatkan info yang begitu jelas dari kejadian ini, ada beberapa pendapat yang berpikir bahwa ahli farisi sudah mempersiapkan hal ini.

Kasih karunia tidak pernah bertentangan dengan hukum, Yesus tidak menyangkali dan berdebat dengan hukum. Yesus tidak menyangkali dosa, tetapi Kasih Karunia memberikan kesempatan walaupun ada kesalahan atau kebodohan, karena Kasih Karunia adalah ekspresi dari Kasih Tuhan.

Aturan yang ada diberikan untuk melindungi kita dari kecelakaan, dan kita perlu tahu bahwa Kasih Karunia tidak pernah menyangkali dosa, tetapi melindungi kita dari konsekuensi hukum.

2. Kasih Karunia membebaskan Tuntutan dan memberikan Pengampunan

Tidak ada seorangpun yang bebas dari dosa, Yesus yang lepas dari dosa bahkan tidak menghukum wanita yang berbuat zinah ini, bukan karena Yesus mengabaikan hukum, tetapi Dia memberikan Pengampunan karena Dia yang menggantikan kita untuk menerima hukuman atas dosa.

Supporting Verse – “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,” ‭‭Roma‬ ‭8:1-3‬ ‭TB‬‬

Merdeka bukan berarti tidak ada batasan atau aturan, bebas membutuhkan batasan untuk menjaga kemerdekaan. Seperti halnya apa yang terjadi di taman eden untuk Adam dan Hawa. Batasan diberikan untuk menjaga kemerdekaan, karena ancaman terbesar dari kebebasan adalah kebebasan itu sendiri.

Contoh di dalam kesehatan, jika kita tidak mengenal batasan dalam memakan sesuatu. maka kita akan kehilangan kebebasan dan tidak bebas untuk memakan apa saja. Begitu juga di dalam keuangan untuk batasan dalam mengelola keuangan yang bsia menyebabkan hutang.

Kebenaran datang untuk membantu kita mengenal batas, dan memberikan kemerdekaan yang sesungguhnya sehingga kita tidak kehilangan kebebasan yang kita miliki.

3. Kasih Karunia mendatangkan Kebenaran atau Righteousness.

Itu sebabnya selain kehidupan, Kasih Karunia juga membawa kebenaran dalam kehidupan kita.

Supporting Verse – “Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.” ‭‭Titus‬ ‭3:4-7‬ ‭TB‬‬

Setelah kita dibenarkan oleh Kasih Karunia, maka kita bisa hidup dalam kebenaran dan mempertahankan kebebasan yang kita miliki. Kasih karunia memberikan kehidupan, kemerdekaan, pembenaran tetapi juga menuntut kita untuk hidup dalam kebenaran.

Supporting Verse – “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?” ‭‭Roma‬ ‭6:1-3‬ ‭TB‬‬

So what do we do? Keep on sinning so God can keep on forgiving? I should hope not! If we’ve left the country where sin is sovereign, how can we still live in our old house there? Or didn’t you realize we packed up and left there for good? That is what happened in baptism. When we went under the water, we left the old country of sin behind; when we came up out of the water, we entered into the new country of grace—a new life in a new land! That’s what baptism into the life of Jesus means. When we are lowered into the water, it is like the burial of Jesus; when we are raised up out of the water, it is like the resurrection of Jesus. Each of us is raised into a light-filled world by our Father so that we can see where we’re going in our new grace-sovereign country.” ‭‭Romans‬ ‭6:1-3‬ ‭MSG‬‬

Ilustrasi – Seandainya kasih karunia dan keselamatan ibaratnya gelang tanda masuk bracelet yang kita gunakan untuk memasuki sebuah taman bermain, ada yang berpendapat bahwa disaat kita menerima keselamatan, kita diampuni untuk dosa masa lalu dan bahkan dosa kita di masa mendatang. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa kita bisa kehilangan keselamatan disaat berbuat dosa setelah menerima keselamatan itu.

Menurut saya, Kasih Karunia akan membuat kita untuk bersyukur kepada Tuhan, rasa syukur dalm kehidupan seseorang ditentukan akan pengertian dia akan Kasih Karunia Tuhan dalam hidupnya.

Gratitude in someone’s life is proportional to his level of understanding of Grace in their life.

Seperti yang saya sampaikan di kotbah sebelumnya, Nilai ditentukan oleh pengorbanan. Murid-murid Yesus tidak mengerti mengapa ada seorang wanita seperti Maria yang rela mengorbankan gajinya selama 1 tahun untuk memberikan Minyak Narwastu yang begitu mahal kepada Yesus.

Maria yang sama ini juga sebelumnya melihat bagaimana Yesus memanggil saudaranya, Lazarus keluar dari kuburnya, bayangkan jika kita ada di sisi Maria, dissat semua harapan hancur, dan kemudian melihat Pribadi Yesus datang dan memulihkan kembali harapan dan hidupnya. Jika kita ada di posisi maria, mungkin kita juga akan melakukan hal yang sama, dan rela berkorban dalam pelayanan yang kita lakukan, begitu juga dengan si wanita pendosa yang mengurapi Yesus dengan air matanya.

Hanya orang yang tidak mengerti berapa besar dan berharganya akses keselamatan yang mereka punya, akan menganggap remeh hal itu.

Ilustrasi – Akan sangat konyol dan sedih jika anak saya punya akses ke themepark yang begitu bagus seperti disneyland, dan kemudian memutuskan untuk hanya akan bermain di kolam di depan taman disneyland.

Seperti itulah kehidupan orang yang telah menerima keselamatan tetapi terus memutuskan untuk jatuh di dalam dosa. Ada banyak orang begitu menikmati kehidupan masa lampau, meskipun telah memiliki keselamatan.

Saya percaya bahwa jika kita tahu dan mengerti betapa besar Pengorbanan yang telah kita terima, maka kita tidak akan rela untuk menyia-nyiakan semua yang sudah Tuhan bayar untuk keselamatan yang kita punya.