Grace and Truth By Ps. Jeffrey Rachmat

JPCC Kota Kasablanka Service 3 (26 Mei 2019)

Grace and Truth, Kasih Karunia dan Kebenaran menjadi tema gereja kita di bulan ini. Hukum Taurat datang melalui Musa, tetapi Kasih Karunia dan Kebenaran datang melalui Yesus Kristus.

Opening Verse – “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Yohanes‬ ‭1:16-17‬ ‭TB‬‬

Hukum Taurat diberikan Tuhan melalui Musa, dan Hukum Taurat merupakan suatu sistem hukum yang mengatur bagaimana bangsa Israel untuk berhubungan satu dengan yang lain, dan juga berhubungan dengan Tuhan.

Hukum Taurat menggambarkan keadilian Tuhan, yang kudus dan juga murni. Masalahnya adalah ukuran Tuhan begitu tinggi dan manusia sudah jatuh di dalam dosa.

Bagaimana manusia sanggup untuk melakukan standard Tuhan yang sudah begitu tinggi dan manusia sudah jatuh di dalam dosa?

Supporting Verse – “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan: “Jangan berzinah”, Ia mengatakan juga: “Jangan membunuh”. Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga.” Yakobus‬ ‭2:10-11‬ ‭TB‬‬

“Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Galatia‬ ‭3:10‬ ‭TB‬‬

“Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma‬ ‭3:20-24‬ ‭TB‬‬

Hukum Taurat diberikan sebagai suatu keseluruhan, sebagai satu unit yang tidak dipisahkan antar satu sama lain dan tidak bisa dikerjakan sebagian saja. Jadi meskipun kita sudah melakukan 99% tetapi gagal melakukan 1% maka kita telah melanggar hukum Taurat. 

Hukum Taurat membuat kita sadar akan kekurangan kita, bahwa Kebenaran Tuhan tidak bisa didapat dari usaha kita sendiri, dan Hukum Taurat juga memperkenalkan manusia akan dosa.

Hanya satu orang yang sanggup untuk menggenapi Hukum Taurat, yaitu Yesus Kristus. Hal yang sangat penting dan perlu kita ketahui adalah Hukum Taurat yang datang melalui Musa didasari oleh Perbuatan atau Pekerjaan. 

Supporting Verse – “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Matius‬ ‭5:17‬ ‭TB‬‬

“Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.” Roma‬ ‭10:4‬ ‭TB‬‬

Hukum Taurat didasari dengan apa yang kita perlu lakukan dan perbuat untuk mendapatkan sesuatu, sedangkan Kasih Karunia dan Kebenaran yang datang dari Yesus tidak didasari oleh perbuatan, tetapi didasari oleh percaya dan Iman kita kepada Yesus Kristus.

Dalam Hukum taurat, apa yang kita lakukan akan menentukan apa yang kita dapatkan, sedangkan Kasih Karunia dan Kebenaran yang datang melalui Yesus didasari oleh Iman kita kepada Yesus Kristus. 

Supporting Verse – “Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.” Roma‬ ‭11:6‬ ‭TB‬‬

“And if by grace, then it cannot be based on works; if it were, grace would no longer be grace.” Romans‬ ‭11:6‬ ‭NIV‬‬

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” ‭‭Efesus‬ ‭2:8-9‬ ‭TB‬‬

Kasih Karunia bukan dan tidak datang karena perbuatan. Kasih Karunia ada karena kita percaya kepada Yesus, Kasih Karunia adalah Kasih Tuhan dan perkenanan Tuhan yang dikaruniakan dan diberikan kepada kita dengan cuma-cuma, kepada siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus. 

Dari kata Grace, kita dapatkan juga kata Gratis, Kasih Karunia diberikan cuma-cuma karena kita tidak bisa membayarnya dan mencapainya, dan Yesuslah yang melunasi itu untuk kita di atas kayu salib, kita perlu untuk percaya dan beriman terhadap apa yang Yesus buat untuk kita semua. 

Oleh karena itu, Kita tidak bisa memisahkan Kasih Karunia dan Kebenaran dari Yesus Kristus, karena Dialah yang datang dan memperkenalkan ini kepada kita.

Seringkali dalam banyak kejadian di Alkitab, kita melihat bahwa Yesus menemui banyak ahli taurat dan farisi yang mempunyai pola pikir Hukum Taurat, sedangkan Yesus datang untuk memperkenalkan Kasih Karunia dan Kebenaran.

Ahli taurat dan orang farisi ini tidak mengerti konsep Kasih Karunia yang diperkenalkan oleh Yesus, dan disaat mereka mencoba menyalahkan Yesus, mereka semakin kesal karena apa yang dikatakan Yesus adalah benar. Contohnya adalah kejadian di bawah ini.

Supporting Verse – “Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Markus‬ ‭2:15-17‬ ‭TB‬‬

Disini kita lihat bagaimana dua pola pikir yang berbeda melihat sebuah kejadian, orang farisi begitu memandang rendah orang yang berdosa, dan mereka kaget melihat Yesus bergaul dengan orang berdosa seperti pemungut cukai.

Yesus melambangkan Kasih Karunia, sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh ahli taurat dan orang farisi pada jaman itu yang merasa lebih kudus dan suci, dan lebih benar daripada si pemungut cukai.

Di jaman sekarangpun ada banyak orang percaya yang merasa bahwa dia dan pelayanan yang dilakukan jauh lebih kudus daripada yang lain.

Yesus yang melambangkan Kasih karunia punya pendekatan yang berbeda terhadap orang yang berdosa, Dia tidak memisahkan diri tetapi justru duduk dan bergaul dengan mereka, bukan untuk menjadi lebih keren, karena Dia punya tujuan dan misi untuk menyelamatkan hidup mereka. 

Karena kalau seorang tabib tidak mau berhubungan dengan orang yang sakit, bagaimana bisa orang sakit menjadi sembuh?

Kasih Karunia tidak melihat bagian luar, tetapi juga melihat bagian dalam dari seseorang, sementara Hukum Taurat hanya melihat luarnya saja.

Di kejadian lain, ahli taurat dan orang farisi juga mempersalahkan Yesus yang tidak mengikuti tradisi ahli farisi dengan tidak mencuci tangan disaat mau makan, lebih jelasnya ada di kejadian berikut.

Supporting Verse – “Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya.”” Lukas‬ ‭11:37-44‬ ‭TB‬‬

“Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Yohanes‬ ‭8:2-11‬ ‭TB‬‬

Kejadian terakhir disaat Ahli Taurat menangkap basah perempuan yang berbuat zinah sedikit unik karena berarti mereka semua “menunggui” peristiwa ini.

Menurut hukum taurat jelas sekali hukuman yang ada dari hubungan zinah. Seharusnya yang dihukum tidak hanya perempuan saja, tetapi juga pihak lelaki. 

Yesus tidak menyangkali apa yang dikatakan oleh ahli taurat dan orang farisi, karena memang wanita ini memang berbuat zinah dan hukum taurat serta aturannya sudah jelas, yaitu hukuman mati.

Tetapi Kasih Karunia meresponi dengan jawaban Yesus yang benar. Kita tidak tahu mengapa wanita ini melakukan apa yang dia lakukan, tetapi saya yakin Yesus tahu, dan dia menawarkan Kasih Karunia kepada wanita itu, dan jikalau ada yang berhak untuk menghukum wanita itu, maka hanya Yesuslah yang berhak melakukan itu karena Dia tidak berdosa.

Dengan tidak ada yang melempari wanita itu, hal ini menandakan bahwa semua ahli taurat dan orang farisi adalah orang yang berdosa. Orang yang lebih tua dan berumur disini juga kemungkinan mempunyai dosa yang lebih banyak dari orang yang muda.

Perbedaan antara wanita ini dengan orang yang lain adalah mereka tidak tertangkap basah saja disaat melakukan dosa.

Yesus membebaskan wanita ini dari hukuman, dia memberikan grasi, yang datang dari kata Grace, memberikan pengampunan untuk melepaskan wanita ini dari hukuman. Bukan karena apa yang wanita ini buat, tetapi ada karena dari pemberian Tuhan. Kasih Karunia tidak datang sendirian dan selalu datang bersama dengan Kebenaran, dan Kebenaran berkata kepada wanita ini agar jangan berbuat dosa lagi.

Yesus mengatakan ke wanita ini agar jangan berbuat dosa lagi, ini adalah hal yang sangat luar biasa. Kasih Karunia menuntut wanita ini untuk merubah cara hidupnya.

Kebenaran diperlukan untuk menjaga wanita ini agar bisa hidup dalam kebebasan. Perlu ada aturan dan batasan agar wanita ini tidak kembali lagi dalam dosa. 

Ilustrasi – Seorang yang berhutang banyak, dan tiba-tiba ada seorang yang membantu melunasi semua hutangnya, seharusnya momen ini menjadi saat dia untuk bersyukur dan mulai merubah cara hidup dan mengatur keuangannya, serta membuat aturan dan batasan agar dia tidak terjebak lagi dalam hutang yang sama.

Begitu juga dalam orang yang terbebaskan dalam kehiduoan narkoba dan seks bebas, diperlukan aturan dan batasan agar mereka bisa terus bebas.

Oleh katena itu Kasih karunia dan Kebenaran tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, Kasih Karunia tidak untuk dipermainkan dan menjadi lisensi bagi kita untuk terus berbuat dosa. Kasih Karunia merupakan wake up call bagi kita untuk merubah cara hidup kita. 

Kasih Karunia mungkin bisa membebaskan kita dari hukuman, tetapi dosa itu sendiri yang akan menghukum kita karena setiap dosa ada konsekuensinya, karena apa yang kita tabur akan kita tuai.

Wanita yang berbuat zinah ini dibebaskan tetapi dosa yang dia buat ada konsekuensinya, karena kemana dia pergi, dia akan selalui dikenali sebagai wanita yang ketahuan berbuat zinah. Di hadapan Tuhan dia sudah dibenarkan tetapi dosa membawa konsekuensi sendiri. 

Masalahnya di jaman sekarang ini, Banyak orang menerima Yesus untuk mendapatkan Kasih karunia tetapi tidak mau menerima Kebenaran.

Kita tidak bisa memisahkan satu dengan yang lainnya, jika kita mau menikmati dan hidup dalam Kasih Karunia, kita juga harus hidup dan mengikuti Kebenarannya. 

Di kejadian lain, Yesus juga berkata kepada seorang yang sudah dibebaskan agar mereka jangan berbuat dosa lagi supaya kepada mereka tidak terjadi sesuatu yang lebih buruk dari sebelumnya.

Kasih Karunia tanpa kebenaran seperti anak kita yang dimanjain terus, dan kita sebagai orang tuanya tidak mau sekali-sekali untuk mendisiplinkan anaknya.

Jangan sampai kita mengasihi anak kita sedemikan rupa sampai lupa untuk mendisplinkan mereka, karena seperti itulah Tuhan kepada kita.

Dia mengasihi dan menerima kita apa adanya, dia begitu mencintai kita untuk meninggalkan kita sebagaimana apa adanya, Dia menawarkan Kebenaran supaya kita bisa berubah, mendisplinkan kita supaya kita bisa bersinar lebih terang lagi untukNya.

Kasih Karunia dan Kebenaran datang melalui Yesus Keistus dan diberikan kepada semua orang yang datang dan percaya kepadaNya. Ini adalah seusatu yang kita perlu syukuri, dan kita juga perlu terbuka untuk menerima Kasih Karunia dan diajar dalam Kebenarannya agar kita bisa membanggakan Bapa kita di surga.

Closing Version – “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.” Amsal‬ ‭29:15‬ ‭TB‬‬

“Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” ‭‭Amsal‬ ‭13:24‬ ‭TB‬‬

“Those who spare the rod of discipline hate their children. Those who love their children care enough to discipline them.” Proverbs‬ ‭13:24‬ ‭NLT‬‬