JPCC Online Service (14 November 2021)
Hi Church! Apa kabarnya dan Selamat datang di ibadah online JPCC! Saya berharap saudara semua ada dalam keadaan yang baik dan sehat, saya sangat senang melihat kondisi pandemi di Indonesia yang sudah berangsung membaik. Tetapi saya juga berdoa bahwa kita jangan menjadi lengah dan terus memperhatikan protokol kesehatan dimanapun kita berada sehingga kita dan keluarga tetap terjaga dan bangsa kita akan terus pulih kembali.
Kita sudah masuk ke Bulan November dengan tema “Blue Print” atau Cetak Biru. Kita akan membahas tentang visi dan tujuan (vision and purpose). Biasanya kita membahas tema ini di awal tahun tetapi sejak pandemi ini dimulai, kami melihat ada begitu banyak orang di sekeliling kami yang mulai kehilangan arah dan tujuan.
Karena buat kebanyakan orang, musim yang penuh dengan tantantan ini telah banyak mengubah arah kehidupan mereka. Banyak yang kehilangan pendapatan mereka, pekerjaan mereka, kesempatan dalam menempus bisnis yang baru, hubungan dan bahkan orang-orang yang mereka kasihi.
Dalam musim yang penuh tantangan ini, banyak orang yang bertanya kepada saya, “Pastor, I don’t know what to do anymore, saya sudah tidak tahu harus melangkah kemana, segala sesuatu yang saya anggap sudah pasti dan berjalan dengan baik malah hancur lebur dalam musim pandemi ini”.
Sharing Ps. Sidney – Beberapa waktu lalu saya berada di Bali bersama istri saya, karena saya ada tugas pemberkatan pernikahan disana. Saat saya sedang berdiri dengan istri saya di depan kapel depan pantai, ada 3 ibu-ibu yang mendatangi saya dan meminta foto dengan kami.
Mereka adalah jemaat dari sebuah gereja di Bandung, dan saya secara casual bertanya, “Wah, lagi liburan ya ke Bali? Ini lagi liburan bersama dengan para suami-suami ya?”.
Mereka terdiam dan berkata, “Sebenarnya kami ke Bali ini untuk mengajak teman kami (sambil menunjuk salah satu teman mereka), Kita ajak dia ke bali karena dia baru saja kehilangan suaminya yang meninggal karena Covid-19.”
Saya segera meminta maaf karena menanyakan hal itu, dan setelah mereka pergi saya langsung diingatkan kembali bahwa meskipun keadaan bangsa kita semakin membaik, tetapi tetap masih ada begitu banyak orang yang harus membenahi hidup mereka yang hancur dan pecah berkeping-keping.
Orang-orang yang telah kehilangan begitu banyak hal dalam hidup mereka, dan orang-orang yang sedang mencari tahu cara terbaik untuk menjalani masa depan mereka. Dan saya tahu saat ini pun, ada orang-orang yang menyaksikan online service ini dan sedang desperate, dan putus asa menantikan jawaban Tuhan atas apa yang sedang mereka pergumulkan. Saya sangat berdoa agar Tuhan sendiri yang akan berbicara kepada Saudara pada hari ini.
Opening Verse – “Sadarkanlah kami akan singkatnya hidup ini supaya kami menjadi orang yang berbudi.” Mazmur 90:12 BIMK
“Teach us to number our days, that we may gain a heart of wisdom.” Psalms 90:12 NIV
Ini adalah doa kita bersama hari ini. Minggu lalu Ps. Jeffrey sudah memulai tema ini dengan sangat luar biasa. Dia mengajarkan bahwa Visi Tuhan dalam hidup kita selalu berhubungan dengan potensi yang ada dalam diri kita. Dan potensi yang ada dalam diri Kita dikembangkan agar bisa dinikmati oleh orang lain.
Artinya tujuan kehidupan kita bukanlah sekedar untuk bertumbuh saja, seperti banyak orang yang berkata, “Wah senang sekali di gereja saya bisa bertumbuh, No! Tujuan hidup kita bukanlah sekedar bertumbuh, namun untuk Berbuah”. Dan buah dari sebuah pohon selalu dinikmati oleh sekitarnya dan bukan dinikmati oleh pohon itu sendiri.
Supporting Verse – “Begitu juga terangmu harus bersinar di hadapan orang, supaya mereka melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik, lalu memuji Bapamu di surga.” Matius 5:16 BIMK
Jadi saya membuat gambar ini, saat kita menemukan potensi atau gifts kita, dan apapun itu, dan membagikannya untuk kepentingan orang lain dan bukan untuk diri kita sendiri, saat itulah kita sedang menjalankan tujuan kehidupan kita.
Saya pernah bagikan ini di kotbah saya dulu bahwa setiap dari kita suatu hari kelak akan mempunyai tulisan di batu nisan kita, saat kita kembali ke Rumah Bapa. Setiap dari kita, tidak terkecuali, akan ada tulisan di bawah nama kita, yang menuliskan tanggal kelahiran dan kematian kita.
Dan di tengah kedua tanggal itu ada sebuah “Garis”, dari saat kita lahir sampai mati, kita telah diberikan Tuhan segala kesempatan untuk mengisi garis kehidupan tersebut. Dan inilah kebenarannya, bahwa saudara dan saya ada di dunia ini untuk sebuah jangka waktu yang tidak bisa kita tentukan (garis yang tadi saya sebutkan).
Dan dalam waktu itu kita tentu melakukan banyak hal, dan beberapa hal yang kita lakukan itu penting seperti halnya sekolah, belajar, lulus, wisuda, jatuh cinta, menikah, bekerja, berkeluarga dan sebagainya. Beberapa hal yang kita kerjakan dalam waktu itu juga tidak terlalu penting, dan bahkan kelihatannya seperti biasa-biasa saja. And that is okay, hal-hal seperti main game, nonton youtube dan netflix, itu yang membuat hidup menjadi menyenangkan. Dalam hidup ini kita belajar bahwa melakukan hal-hal yang penting itulah yang akan memberikan makna dan kebahagiaan dalam hidup kita.
Jadi artinya ketika ada orang yang bertanya kepada saya akan “Apa yang perlu saya lakukan dalam hidup atau apa tujuan hidup saya?”, yang sebenarnya mereka atau kita tanyakan adalah pertanyaan ini :
“Hal-hal penting apakah yang bisa saya lakukan dengan waktu saya dalam hidup ini?”
Ini adalah pertanyaan jutaan manusia, “What is my purpose in life?”. But here is the simple truth, Tuhan telah menaruhkan potensi, kemampuan, talenta dan bakat dalam kehidupan setiap manusia. Tuhan sudah persiapkan sesuatu dalam kehidupan kita agar kita dapat menjalankan TujuanNya Tuhan; bukan tujuan kita, dalam hidup kita.
Supporting Verse – “Sekali lagi, kita diselamatkan oleh karena kebaikan hati Allah. Dan keselamatan itu kita terima hanya karena kita percaya penuh kepada Kristus. Kita tidak bisa selamat dengan usaha kita sendiri. Keselamatan itu adalah pemberian Allah. Jadi kita selamat bukan karena kita melakukan perbuatan baik. Memang Allah sudah mengatur hal itu supaya tidak ada seorang pun yang dapat membanggakan diri tentang keselamatannya. Keselamatan kita adalah hasil karya Allah sendiri. Kita yang bersatu dengan Kristus Yesus secara rohani diciptakan kembali menjadi manusia baru. Dengan begitu, kita dimampukan untuk melakukan hal-hal baik yang sudah Allah rencanakan sejak semula untuk kita lakukan.” Efesus 2:8-10 TSI
Tuhan sudah rencanakan sejak semula dan kita sudah dimanpukan, dan diperlengkapi untuk melakukan hal-hal baik dalam hidup ini.
Supporting Verse – “For by grace you have been saved through faith, and this is not your own doing; it is the gift of God— not the result of works, so that no one may boast. For we are what he has made us, created in Christ Jesus for good works, which God prepared beforehand to be our way of life.” Ephesians 2:8-10 NRSV
Dan saya sadari bahwa ada begitu banyak orang yang merasa frustrasi dan bingung akan visi dan tujuan dalam hidup mereka, karena mereka tidak sadar bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan.
We were made by God and for God and until we understand that, our life will not make sense.
Dan ini adalah titik awalnya! Kalau dalam GPS, di app kita baik itu dengan Waze atau Google Maps, selalu ada kolom destination dan tujuan kita mau kemana, dan lokasi tempat kita berada adalah starting pointnya. GPS akan membantu kita untuk menemukan rute terbaik agar mencapai tujuan kita jika kedua kolom tersebut sudah terisi. Betul, bukan?
Nah, Kesadaran akan siapa kita di dalam Tuhan dan siapa Tuhan di dalam kita, bahwa kita adalah anak-anakNya. Itu adalah the starting point atau titik awal dalam perjalanan kehidupan kita. Ini adalah Identitas diri kita. Jika starting point di GPS kita saja belum jelas, bagaimana GPS tersebut dapat membantu menavigasi ke tujuan kita?
Sharing Ps. Sidney – Saya pernah lagi menyetir pakai GPS di aplikasi handphone saya, dan saya tiba di daerah yang terpencil dan hilang sinyal handphonenya. Nah, otomatis GPSnya tidak bisa mendeteksi lokasi saya, dan saya kehilangan navigasi untuk mencapai tujuan saya.
How can you find your destination if you don’t even know where you are?
Saat kita belum sadar akan kedaulatan Tuhan akan hidup yang Dia ciptakan, yaitu hidup dari Tuhan dan untuk Tuhan, bagaimana mungkin kita bisa menemukan tujuan yang Dia sudah persiapkan bagi kita, untuk melakukan hal-hal baik yang Dia sudah rencanakan sejak semula untuk kita lakukan?
Pengenalan akan Tuhan adalah permulaan atas pengenalan atas diri kita sendiri. Saudara tidak akan pernah bisa menemukan tempatmu di dalam rencana Tuhan, sampai engkau memiliki perspektif yang benar tentang diri anda sendiri.
Supporting Verse – “Sebab itu, perhatikanlah baik-baik cara hidupmu. Jangan hidup seperti orang-orang bodoh; hiduplah seperti orang-orang bijak. Gunakanlah sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada padamu, karena masa ini adalah masa yang jahat. Jangan bodoh, tetapi selidikilah apa yang dikehendaki Tuhan.” Efesus 5:15-17 BIMK
Selidikilah apa yang Tuhan sudah persiapkan dan rencanakan untuk kita semua. Ini adalah satu yang saya temukan dari sekian banyak Janji Tuhan bagi kita.
Supporting Verse – “Bukankah Aku sendiri tahu rencana-rencana-Ku bagi kamu? Rencana-rencana itu bukan untuk mencelakakan kamu, tetapi untuk kesejahteraanmu dan untuk memberikan kepadamu masa depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11 BIMK
Jadi jangan katakan bahwa Tuhan jahat dalam hidup kita, atau Tuhan tidak adil. Memang kita sering tidak bisa mengerti, mengapa kita harus mengalami kesengsaraan atau penderitaan dalam hidup kita. Namun satu hal yang saya yakini adalah Tuhan sudah mempersiapkan rencana yang terbaik untuk kita. Dia sudah mempersiapkan kesejahteraan dan masa depan yang penuh harapan bagi kita.
Saya belajar akan this simple truth dalam hidup saya, bahwa Penundaan Tuhan bukanlah Penolakan Tuhan.
Saya sadar bahwa banyak dari kita yang mengalami pergumulan dan tantangan saat ini, banyak hal yang tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Saya tahu beberapa dari kita bertanya “Mengapa semua ini terjadi?”, dan mungkin beberapa dari kita berpikir bahwa Tuhan adalah Tuhan yang jahat dan tidak adil karena engkau merasa bahwa Tuhan sudah menolak saudara.
But what if this is only a Delay? Bahwa semua ini hanyalah sebuah penundaan untuk waktu yang Tuhan sudah persiapkan bagi saudara? Semuanya dari Tuhan dan untuk Tuhan. Kembali lagi kepada penundukan diri, bukan?
A life surrendered, kehidupan yang berserah sepenuhnya kepadaNya. Apakah saudara punya perspektif yang benar tentang Tuhan? Tentang siapa diri kita dalam rencana Tuhan?
Nilai yang kita letakkan pada diri kita menentukan bagaimana orang akan menilai kita dan memperlakukan kita – Ps. Jeffrey Rachmat
This is so true, di generasi dimana kita menilai diri kita dan orang lain dari apa yang mereka lakukan dan mereka pakai, seberapa sempurnanya kehidupan orang-orang yang kelihatan hanya dari media sosial mereka, atau seberapa populer dan lavish gaya hidup para influencer dan sebagainya, kita seharusnya sadar bahwa nilai kita atau our value ditentukan dari apa yang Tuhan katakan tentang kita.
Supporting Verse – “For we are God’s masterpiece. He has created us anew in Christ Jesus, so we can do the good things he planned for us long ago.” Ephesians 2:10 NLT
Kita adalah maha karyaNya Tuhan dan kita diciptakan oleh Dia dan untuk Dia, agar hidup kita bisa membawa manfaat bagi orang lain dan kita tidak hidup sekedar untuk diri kita sendiri. Jadi berhentilah berpikir bahwa nilai kita hanya ditentukan oleh karir kita atau berapa penghasilan kita. Berhentilah berpikir bahwa identitas kita tergantung dari pekerjaan atau jabatan kita, dan dari apa yang kita kerjakan.
Itu sebabnya banyak orang frustrasi karena mereka berpikir bahwa identitas dan tujuan hidup mereka tergantung dari apa yang menjadi prestasi mereka. Nah, saudara mungkin frustrasi karena engkau pikir tujuan hidupmu akan ditemukan dalam apa yang orang lain lihat dalam pekerjaanmu.
What we do does not define who we are. Apa yang kita kerjakan tidak mendefinisikan siapa diri kita.
Seringkali kita mendefinisikan siapa kita dari apa yang kita lakukan.
“Saya pengusaha, saya pemusik, saya wiraswasta, saya seorang pelukis, saya supir taksi”, dan lain sebagainya. Dan kita menilai diri kita dari apa yang kita kerjakan, tanpa kita sadari bahwa kita jauh lebih berharga dari apa yang sedang kita kerjakan.
Itu sebabnya ada orang-orang yang saat bisnisnya sedang goyah, jati diri merekapun turut goyah. Atau pemusik yang tidak ada lagi job yang memanggil mereka bermusik, malah kehilangan jati diri mereka. Atau ada orang-orang yang hilang pekerjaab dan fondasi mereka menjadi goyah dan mereka mulai mempertanyakan tujuan hidup mereka.
Hari ini saya mau ingatkan anda kembali bahwa tujuan hidupmu, tidak ditemukan dari sekedar apa yang anda sedang kerjakan, namun ditemukan di dalam Siapa yang menciptakan anda.
What you do does not define who you are. Engkau adalah MahakaryaNya Tuhan, engkau adalah anak kesayangan Tuhan. Engkau adalah alasan mengapa Tuhan mengirimkan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk mati di kayu salib dan menebus dosa kita semua supaya kita bisa hidup kekal bersama dengan Dia. Itulah jati diri anda!
Engkau adalah si anak yang hilang yang pulang ke rumah Bapa. Itulah identitas kita yang sebenarnya, dan saat kita sadar akan kebenaran ini, dan menyerahkan hidup kita ke sang pencipta dan berserah penuh kepadaNya. Percayalah, kita akan menemukan tujuan hidup kita.
Karena setelah kita sadar akan siapa diri kita di dalam Tuhan, itu yang akan menjadi the starting point dalam GPS kita. Baru setelahnya kita bisa memikirkan tentang bagaimana kita bisa menemukan dan mengembangkan setiap potensi yang Tuhan sudah persiapkan dari sebelumnya dalam hidupmu. Meskipun bentuk tujuan hidup setiap manusia itu unik dan berbeda-beda bagi setiap manusia, namun semua tujuan ini punya fondasi dan hukum yang sama, dan sangat sederhana yaitu untuk mengasihi Tuhan dan sesama. To love God and love others.
Jadi pertanyaan kita di awal pun bisa berubah, dari sekedar bertanya “hal-hal penting apakah yang bisa saya lakukan dengan waktu saya dalam hidup ini; menjadi pertanyaan “hal-hal penting apakah yang bisa saya lakukan dengan waktu saya dalam hidup ini, untuk mengasihi Tuhan dan sesama?”
Izinkan saya dalam beberapa waktu ke depan membantu saudara hari ini untuk bertanta kepada diri saudara sendiri, dan saya harap jawaban-jawaban saudara akan membantu saudara menemukan potensi dan gifts yang Tuhan sudah persiapkan sejak semula dalam hidupmu. Jadi catatlah dan jawab pertanyaan ini disaat saudara sudah bisa berpikir dengan tenang.
Pertanyaan Pertama, Apakah saya melakukan apa yang Tuhan ciptakan saya untuk lakukan?
Dan jujur seringkali ini bukan sesuatu yang kita anggap spiritual, tetapi sekedar melakukan apa yang menurut engkau indah, baik, melakukan apa yang bisa membuat hati saudara merasa penuh dan puas yang sejalan dengan apa yang engkau kuasai, or what you are good at.
Hal ini bisa berupa memasak, menulis buku, membuat apps, menulis naskah film, atau membuat resep nasi goreng yang baru, apapun itu. Are you doing what you were made to do?
Dan jika tidak, apa yang menghentikan saudara untuk melakukannya? Kalau saudara masih bingung, mulailah dengan hal-hal yang sudah pasti, bahwa engkau diciptakan sebagai PenyembahNya, mulailah dengan itu! Engkau diciptakan untuk taat kepadaNya dan menjadi saksi Tuhan di bumi ini. Mulailah dengan itu.
Pertanyaan Kedua, Hal-hal apa yang saya rela untuk berkorban dan “endure”?
Because here is the secret, our power to endure is our secret weapon. Karena ini yang saya temukan, yang menentukan kemampuan kita untuk bertahan dalam mengerjakan hal-hal yang kita cintai adalah kemampuan kita untuk melewati masa-masa sulit atau bahkan hari-hari yang membosankan.
Kita selalu rela berkorban untuk hal-hal yang kita cintai, Am I right? Yesus rela dicaci maki, dipukuli dan disiksa, bahkan sampai rela mati di kayu salib untuk menyelesaikan His Purpose (TujuanNya), yaitu untuk mengasihi dan menebus dosa kita semua.
Buat saya, perjuangan saya untuk menulis lagu berjam-jam, mengejar lirik atau melodi, bahkan di studio dari pagi sampai malam, bahkan sampai pagi lagi, untuk sebuah rekaman, sebuah album. Saya rela “endure” itu semua karena saya melakukan sesuatu yang telah Tuhan letakkan di hati saya dan saya menyukainya.
Pertanyaan Ketiga, Hal-hal apa yang sudah tidak saya lakukan lagi yang bisa membuat diri saya waktu masih muda cemberut kepada saya?
Sewaktu saya masih muda, saya bisa menggambar berjam-jam, menggambar apa saja dan dimana saja, I love it. Beberapa waktu lalu saya berpikir, “Kok saya sudah tidak melakukan itu lagi ya?”. Sidney yang masih muda dulu pasti akan kecewa dan cemberut sama saya karena saya sudah berhenti menggambar dan melukis, karena dulu saya sangat menyukainya, dan mahir melakukannya.
Jadi, saya mulai melakukannya kembali dan bahkan sampai hari inipun, saya masih tetap menulis lagu dan bermain musik, sekedar karena “I love doing it!”. Meskipun saya tahu bahwa lagu yang baru saja saya tulis itu, tidak untuk direkam atau bahkan didengar orang lain.
So, what is it? Bagaimana dengan saudara? Mungkin saudara sudah berhenti bermain? mungkin saudara berhenti bersenang-senang, atau stop membaca buku, untuk berteman?
Pertanyaan Keempat, Hal-hal apa yang orang minta saya lakukan dan jawaban saya sering, “Ah malu, orang lain saja?”
Saya sering temukan bahwa orang-orang yang mempunyai potensi dan sebenarnya mau dan bermimpi untuk melakukannya, mereka tidak berani karena mereka takut apa kata orang atau malu untuk gagal. Jika alasan saudara untuk tidak mengembangkan potensi anda hanya karena “Nanti teman-teman akan ketawain kalau aku gagal!”, atau saudara berpikir, “Aduh, aku akan kelihatan bodoh kalau aku enggak berhasil!”.
Artinya, engkau menghindari sesuatu yang sangat engkau pedulikan hanya karena engkau takut akan penilaian orang lain. I have learned, dalam sejarah manusia bahwa hal-hal yang besar yang dilakukan manusia, semuanya besifat unik dan tidak konvensional. Justru karena itu, untuk melakukan perkara-perkara itu kita harus melawan arus dan mengambil resiko, dan itulah yang menakutkan buat banyak orang.
Untuk menguasai rasa malu kita, rasa “bodoh dan enggak jago”, itu adalah bagian dari perjalanan kita untuk mencapai sesuatu yang penting dan bermakna. Saya belajar bahwa semakin kita takut untuk mengambil keputusan besar dalam hidup kita, semaking besar kemungkinan bahwa kita harus melakukannya. Apalagi kalau kita sadar bahwa dengan melakukannya, kita bisa mempermuliakan nama Tuhan dan membawa dampak bagi sesama kita.
Pertanyaan Kelima dan terakhir, “Bagaimana saya ingin diingat oleh orang-orang terdekat saya saat saya sudah tidak ada?”
Pandemi ini menajamkan kembali fokus akan apa yang terpenting dalam hidup saya, mengevaluasi kembali prioritas dari hal-hal yang terpenting. Hal terpenting dalam hidup tidak berupa barang; melainkan orang-orang di sekeliling kita yang kita kasihi. Dan saya sadar bahwa saya tidak ingin meninggalkan legacy kepada orang-orang yang saya cintai dalam berupa barang, atau album yang saya rekam, atau penghargaan yang saya terima dalam karir saya.
No! Saya ingin meninggalkan hal-hal yang bertahan lama dalam hidup mereka. Alkitab mengajarkan bahwa hanya satu yang everlasting, dan hal ini yang menjadi dorongan terbesar Yesus, dalam melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidupNya, yaitu Kasih. Kasih yang murah hati, penuh kesabaran, penuh dengan kebaikan hati, penuh dengan pengampunan, anugerah, ketidaksombongan, penuh dengan pengharapan.
Bagaimana orang-orang terdekat akan mengingat saya, saat saya sudah tidak ada? karena potensi kita hanya bisa ditemukan dalam Kasih. Yesus sadar akan hal ini saat Dia mati di kayu salib untuk kita, untuk memenuhi tujuan terbesar. Sebab tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Supporting Verse – Jadi, untuk saat ini ada tiga hal yang kita harus tetap lakukan: percaya, berharap dan saling mengasihi. Yang paling penting dari ketiganya itu ialah mengasihi orang-orang lain. 1 Korintus 13:13 BIMK
Saya berdoa agar lima pertanyaan sederhana ini bisa membantu saudara mengisi kolom “tujuan” dalam GPS kehidupan saudara, dan memenuhi tujuan Allah dalam hidup saudara.
Saya akan tutup dengan apa yang anak saya, Charis katakan beberapa waktu lalu. Dia baru saja genap delapan tahun beberapa waktu lalu, dan waktu saya lagi mengerjakan kotbah ini, dia masuk ke studio saya dan bertanya “Dad, kotbahnya tentang apa?”, dan saya jawab “tentang tujuan hidup, sayang”.
Dan dia langsung berkata seperti ini dengan gayanya dia, “Okay, write this, Daddy!”
Our purpose in life is to worship God and admire all the things that He has given us. To be thankful and grateful for God and make a change in the world – Charis Mohede.
I think she is going to have a great future. Dan itulah seluruh isi kotbah saya hari ini, dalam satu kalimatnya Charis, anak saya. God Bless.
P.S : Aside than my daily working hours activities, I also have passion and interest in writing article for both traditional and modern media. My experience varies from content creation, creative writing for established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web,mobile, and tablet), social media, marketing materials and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links
If your organization need a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Feel free to contact me, and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring so any support is very much appreciated. Thanks much and God Bless!