JPCC Online Service (9 August 2020)
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua, ingat juga bahwa Pandemi belum berakhir dan Kita perlu saling membantu agar dapat menurunkan jumlah penularan.
Saya senang membaca Firman Tuhan yang sudah saya dengar sebelumnya. Kisah seperti anak yang hilang, Mukjizat 5 roti dan 2 ikan, Petrus berjalan di atas air, Air yang diubah menjadi anggur, atau Kisah Daud mengalahkan Goliat, dan kisah lainnya di Alkitab.
Dulu, seringkali over-familiarity dapat menghalangi saya dari pewahyuan yang baru. Karena merasa sudah tahu ceritanya, saya menjadi sok tahu sehingga tidak berhasil mendapat pewahyuan baru dari cerita tersebut.
Karena selalu ada pewahyuan yang baru yang bisa didapat dari cerita yang sama karena Firman Tuhan begitu luar biasa dan berlapis-lapis kedalamanNya.
Itu sebabnya saya bertobat dan selalu memberikan perhatian yang khusus disaat membaca kisah-kisah yang saya sudah dengar sebelumnya. Salah satu yang sering saya kunjungi adalah Kitab Kejadian pasal pertama sampai ketiga. Karena di kisah ini saya mendapatkan gambaran dan rencana awal Tuhan menciptakan manusia.
Bagaimana keadaan manusia sebelum dan sesudah dosa masuk, dan ini membantu saya untuk mengerti tentang kemanusiaan kita dan juga Rencana Tuhan.
Di bulan ini kita membahas tema Kemerdekaan atau Freedom, dan ide tentang kebebasan atau kemerdekaan ini sudah bisa didapatkan di awal, yaitu dari Kitab Kejadian.
Opening Verse – Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Kejadian 2:16-17 TB
Disini kita dapat mempelajari konsep kemerdekaan yang Tuhan maksud. Minggu lalu Ps. Jose telah banyak memberitahukan beberapa hal tentang kemerdekaan, seperti bahwa :
Freedom comes with Boundaries. Batasan penting karena menunjukkan sampai dimana wewenang kita, otoritas serta tanggung jawab kita. Batasan juga menunjukkan wilayah aman karena diluar batas itu berbahaya buat kita.
Setiap negara punya batasan baik itu dalam sisi air, darat dan udara. Batasan ini menentukan wewenang, otoritas dan tanggung jawab negara tersebut.
Sebagai warga negara, kita bebas beraktifitas sampai di wilayah perbatasan, begitu kaki kita beranjak keluar dari batasan itu, maka kita masuk ke dalam wilayah otoritas negara lain dan kita bisa ditangkap jika kita masuk tanpa mempunyai visa.
Setiap jenis olahraga juga punya batasan, bayangkan jika semua jenis permainan tidak dibatasi oleh garis, waktu, atau babak. Saya rasa tidak ada yang mau bermain sepakbola kalau lapangan tidak ada garis atau batasnya. Tidak ada aturan berarti kita juga tidak bisa menentukan siapa yang menang atau kalah, mana yang bolanya keluar atau masuk.
Kita berani ke kebun binatang bersama keluarga karena ada batas antara kita dengan binatang buas yang ada disana. Tanpa batasan yang ada adalah kekacauan dan bahkan bisa mengakitbatkan kematian.
Batasan melahirkan aturan yang akan melindungi kemerdekaan kita. Kalau kita mau mengalami kemerdekaan secara kesehatan, kita harus hidup sesuai dengan batasan yang ditentukan oleh dunia kesehatan.
Ada batasan yang aman untuk kolesterol, tekanan jantung dan kadar gula dalam darah. Kalau kita berada diluar batas berarti berbahaya dan kita dapat kehilangan kesehatan kita.
Kalau kita ingin mengalami kemerdekaan dalam hal finansial, kita harus hidup dalam batasan yang sudah ditentukan. Jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang, karena kalau tidak kita akan masuk dalam jerat hutang.
Dalam ayat Kejadian diatas, Tuhan memberikan Batasan yang berbentuk Peringatan atau Warning. Dengan bunyi “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati“.
Hari ini saya beri judul kotbah saya sebagai Warning atau Peringatan.
Ilustrasi – Barang-barang yang kita beli juga biasanya datang dengan warning atau peringatan. Baju yang kita pakai umpamanya, dijahitkan di dalamnya ada sebuah peringatan dimana kita harus memperlakukan baju itu dengan baik, dari cara mencucinya, menyetrikanya, agar kita dapat mengenakan baju ini sebagaimana mestinya.
Siapa yang pernah mencuci baju dan bajunya menjadi kecil dan tidak bisa dipakai lagi? Saya juga pernah pinjamkan jaket saya ke seorang teman, dan maksud dia baik bahwa dia ingin mencuci jaket itu sebelum dikembalikan ke saya. Tetapi dia tidak memperhatikan peringatan yang ada di dalam jaket tersebut dan mengakibatkan jaket ini menjadi rusak.
Dalam buku panduan dari alat elektronik yang kita beli pasti ada warning atau peringatan. Istri saya baru membeli sebuah microwave dan kemudian memberikan buku panduan kepada saya untuk dipelajari.
Saya kaget disaat membuka buku panduan itu, hampir 3 halaman isinya tentang peringatan lebih dahulu, dan baru setelahnya tentang penunjuk cara pemakaian.
Kita mempelajari terlebih dahulu sebelum memakainya. Peringatan yang ada seperti : jauhkan alat ini dsri api atau panas, jangan sampai jatuh ke air, simpan dalam suhu udara tertentu.
Ini adalah warning dari alat-alat yang kita beli, tetapi kita saja yang kurang memperhatikannya. Pencipta alat dan barang inilah yang paling mengerti bagaimana produk mereka dapat berfungsi dengan baik, dan mereka juga berkepentingan untuk memberikan peringatan ini kepada pemakai agar produk bisa berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.
Selama peringatan diikuti, maka alat tersebut akan berfungsi dengan baik. Kalaupun ada yang rusak, ada jaminan garansi selama kita mengikuti peringatan yang ada.
Mengapa mereka begitu perhatian meskipun produk sudah dibeli dan menjadi milik kita? Karena nama perusahaan mereka dipertaruhkan atas keberhasilan produk tersebut.
Kepuasan pembeli dan tingkat penjualan akan naik, begitu juga dengan nama baik perusahaan.
Demikian juga dengan hidup kita, Tuhan mau agar kita bisa hidup di dalam kelimpahanNya. Artinya, kita ini hidup produktif dan berbuah banyak, dan pada akhirnya hidup kita juga akan memuliakan dan meninggikan nama Tuhan.
Untuk itulah, Tuhan memberikan buku panduan berupa Alkitab dalam hidup kita. Ada begitu banyak peringatan dan petunjuk bagaimana kita menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Sebagai orang tua, kita berusaha memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak kita. Kalau bisa bahkan harus lebih baik dari pendidikan orang tuanya supaya mereka dapat mandiri, mengembangkan kemampuan dan menjadi berhasil.
Kepada setiap orang, Tuhan sudah memberikan kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan ini terpendam dalam diri setiap orang dan disebut sebagai Potensi.
Potensi masih harus dikeluarkan. Masa depan kita bukan berada di depan, tetapi ada di dalam kita. Inilah Potensi atau Kekuatan.
Kondisi yang diperlukan agar kita dapat mengeluarkan Potensi yang Tuhan berikan adalah Kemerdekaan. Karena Potensi akan sulit dikeluarkan kalau manusia hidup sebagai tawanan atau di dalam perbudakan dan penindasan.
Itu sebabnya di Alkitab kita melihat bagaimana Tuhan membawa bangsa israel keluar dari penindasan bangsa mesir dan masuk ke dalam tanah perjanjian, karena Tuhan ingin agar umatNya mengalami kemerdekaan dan bebas dari penindasan.
Supporting Verse – Bertahun-tahun kemudian raja Mesir meninggal. Tetapi bangsa Israel masih mengeluh karena mereka diperbudak, sehingga mereka berteriak minta tolong. Jeritan mereka sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka, dan Ia mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Ia melihat orang-orang Israel diperbudak, maka ia memutuskan untuk menolong mereka. Keluaran 2:23-25 BIS
Tuhan selalu ingin melepaskan UmatNya dari perbudakan karena ukuran standar manusia yang Tuhan ciptakan adalah untuk berada dalam kemerdekaan.
Kita mungkin bisa berkata bahwa kita tidak diperbudak secara fisik, tetapi banyak di antara kita yang diperbudak oleh dosa, terikat oleh kebiasaan buruk, dan tertindas dengan ketakutan dan kekuatiran sehingga kita tidak dapat lagi melakukan hal yang benar.
Ilustrasi – Seekor lalat bebas terbang kemana saja dia mau. Dia memang diciptakan demikian dengan sayapnya. Suatu saat, dia berpikir bahwa tidak ada yang bisa menghentikannya karena dia adalah mahluk bebas. Lalu terbanglah lalat dan masuk ke sebuah toples yang isinya Sirup.
Ia tidak lagi dapat terbang dan mendapati kejadian yang belum pernah dialami sebelumnya. Badan dan sayapnya menjadi begitu basah dan lengket, ia tidak lagi bisa terbang semaunya. Semakin ia mencoba, semakin ia masuk ke dalam sirup.
Lalat itu tidak bisa bergerak meskipun mencoba sekuatnya, sampai suatu saat dia merasa letih dan berhenti mencoba, menyerah akan keadaan. Lalat ini tidak bisa menolong dirinya sendiri, ia perlu dikeluarkan dalam toples. Perlu ada kekuatan dari luar untuk melepaskan dirinya.
Pada saat Adam melanggat perintah Tuhan, dia keluar dari batasan yang ditetapkan dan masuk ke wilayah yang bukan menjadi kekuasaannya, inilah yang dinamakan Dosa.
Supporting Verse – Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. 1 Yohanes 3:4 TB
Itu sebabnya istilah yang sering dipakai ialah “jatuh ke dalam dosa“. Kita tidak pernah mendengar istilah naik ke dalam dosa. Karena pelanggaran ini menyebabkan kita jatuh dan menjadi tawanan dan hamba dosa.
Seperti ilustrasi lalat diatas, manusia kehilangan Kemerdekaannya dan terjebak dalam kekuasaan dosa. Tahu mana yang baik, dan mau untuk berbuat baik tetapi tidak sanggup karena ada dalam keadaan tertawan. Semakin berusaha dengan kekuatan sendiri, semakin terpuruk.
Supporting Verse – Saya tahu bahwa tidak ada sesuatu pun yang baik di dalam diri saya; yaitu di dalam tabiat saya sebagai manusia. Sebab ada keinginan pada saya untuk berbuat baik, tetapi saya tidak sanggup menjalankannya. Saya tidak melakukan yang baik yang saya ingin lakukan; sebaliknya saya melakukan hal-hal yang jahat, yang saya tidak mau lakukan. Kalau saya melakukan hal-hal yang saya tidak mau lakukan, itu berarti bukanlah saya yang melakukan hal-hal itu, melainkan dosa yang menguasai diri saya. Jadi, saya mengambil kesimpulan bahwa hukum inilah yang memegang peranan: yaitu bahwa kalau saya mau melakukan yang baik, maka hanya yang jahat saja yang timbul pada saya. Batin saya suka akan hukum Allah, tetapi saya sadar bahwa dalam diri saya ada pula hukum lain yang memegang peranan–yaitu hukum yang berlawanan dengan hukum yang diakui oleh akal budi saya. Itu sebabnya saya terikat pada hukum dosa yang memegang peranan di dalam diri saya. Nah, beginilah keadaan saya: saya mentaati hukum Allah dengan akal budi saya, tetapi dengan tabiat manusia saya, saya takluk pada dosa. Alangkah celakanya saya ini! Siapakah yang mau menyelamatkan saya dari badan ini yang membawa saya kepada kematian? Syukur kepada Allah! Ia mau menyelamatkan saya melalui Yesus Kristus. Roma 7:18-24 BIS
Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri dan perlu ada kekuatan dari luar untuk menolongnya dan membebaskannya dari kuasa dosa. Karena begitu besar Kasih Allah kepada manusia, maka Yesus diutus Allah untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa.
Supporting Verse – Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Lukas 4:17-21 TB
Kejadian ini menyingkapkan bahwa Yesus datang untuk menggenapi apa yang dituliskan oleh Nabi Yesaya. Yesus punya misi dan sudah diperlengkapi untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, membebaskan mereka yang tertawan, memberikan visi yang baru kepada mereka yang tidak punya pandangan akan masa depan, dan juga membebaskan mereka yang tertindas.
Dia memberitahukan bahwa Rahmat Tuhan sudah tersedia sehingga siapapun yang percaya kepadaNya tidak perlu binasa, tertawan, diperbudak menjadi hamba dosa, tetapi menjadi Anak-anak Tuhan yang bebas, merdeka dan memperoleh hidup yang kekal.
Supporting Verse – Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yohanes 8:30-32 TB
Pada saat kita percaya Yesus, kita dilahirkan kembali secara roh dan menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Kita diselamatkan dan sudah mengalami kemerdekaan dalam Roh kita.
Menarik untuk disimak dari ayat diatas apa yang Yesus kepada mereka yang percaya kepadaNya, bahwa “Jikalau kamu tetap dalam Firman”, artinya dengan percaya kepadaNya, kita sudah dibebaskan dan sebagai orang merdeka, kita punya pilihan untuk tinggal dalam Firman atau tidak.
Yesus tidak memaksa dan memberikan kebebasan kepada kita yang percaya kepadaNya. Dengan tetap tinggal di dalam Firman, artinya kita serius menjadi disciple atau Murid Tuhan dan ingin menjadi sepertiNya.
Pada saat kita percaya Yesus, kita memang sudah diselamatkan, tetapi mental dan karakter kita tidak langsung berubah menjadi sepertiNya. Untuk itu, kita perlu menjadi murid.
Sama seperti Bangsa Israel disaat mereka keluar dari perbudakan Mesir, bukan berarti mereka langsung bisa melepaskan diri dari mental perbudakan yang selama ini mereka miliki.
Tetap dalam Firman artinya juga menghormati semua PerintahNya. Memperhatikan Peringatan yang ada dan tidak keluar dari batasan yang diberikan.
Tetap dalam Firman merupakan sebuah proses, Firman Tuhan yang adalah Kebenaran akan memperbaharui cara kita berpikir dan akhirnya akan membentuk mental dan karakter kita menjadi serupa denganNya.
KebenaranNya akan menjaga kemerdekaan kita. True Freedom can only be experienced in the obedience to God and His Commandments.
Kemerdekaan yang sesungguhnya hanya dapat dinikmati dalam taat akan Tuhan dan kepada PerintahNya.
Jadi, setelah percaya, ambil keputusan untuk tetap tinggal di dalam FirmanNya. Jangan seperti orang yang percaya kepada Yesus, mau menerima keselamatan, hidup yang kekal, tetapi tidak mau tinggal di dalam Firman Tuhan.
Mau menerima berkat, tetapi tidak mau menyalibkan dagingnya.
Mau ikut menuai, tetapi tidak mau ikut menanam.
Supporting Verse – Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119:105 TB
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 2 Timotius 3:16 TB
Setiap kali membaca atau mendengar Firman Tuhan, gunanya untuk kita adalah 4 hal : Mengajar, Menyatakan Kesalahan, Memperbaiki Kelakukan dan Mendidik orang dalam Kebenaran.
Dengan kata lain, Truth Hurts. Kebenaran menyakitkan karena salah satu fungsinya adalah untuk menegur. Tidak semua orang suka ditegur dan dikoreksi.
Jadi, Kebenaran tidak enak didengar di telinga, terutama untuk orang yang perlu diinsyafkan dari jalan yang salah. Kebenaran tidak nyaman untuk dilakukan tetapi akan membawa kemerdekaan atau pemulihan, dan kesembuhan.
Supporting Verse – Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Matius 9:12 TB
Kalau kita sakit, kita pergi ke dokter dan dokter akan memeriksa kita. Terkadang kita perlu disuntik, dan sakit rasanya. Kita juga disuruh membeli obat. Obat ini juga pahit dan tidak enak rasanya, tetapi kita menurut dan meminum obatnya sesuai dosis dan aturan yang ada meski tidak nyaman. Kita membayar, dan bahkan juga berterima kasih kepada dokter karena kita mau sembuh.
Kita mengerti ini karena kita sudah dewasa dalam bersikap, mengerti bahwa ini semua demi kebaikan kita sendiri. Tetapi lain halnya dengan anak kecil, kebanyakan mereka tidak suka dibawa ke dokter dan akan menangis apabila mau dibawa ke dokter.
Seperti ini bedanya antara orang yang dewasa secara rohani dengan orang yang belum dewasa secara rohani dalam menyikapi Firman Tuhan. Respon kita terhadap Firman Tuhan menentukan tingkat kedewasaan kita secara rohani.
Di JPCC, Maturity atau Kedewasaan merupakah salah satu nilai yang kita pegang jadi jangan marah kalau Firman Tuhan menegur atau mengoreksi kita.
Kebenaran tidak enak di depan tetapi enak di belakang, sedangkan dosa itu adalah kebalikannya, enak di depan sesaat, tetapi sengsara untuk waktu yang lama di belakang.
Closing Verse – Kita sekarang bebas, sebab Kristus sudah membebaskan kita! Sebab itu pertahankanlah kebebasanmu, dan jangan mau diperhamba lagi. Galatia 5:1 BIS
So, Stay within the lines, jangan sampai kelewat batas dan hormati semua Peringatan Tuhan. Kerjakan dan keluarkan potensi kita agar bisa berbuah banyak, dan nama Tuhan ditinggikan atas hidup kita.



