What Do You See? By Ps. Jose Carol

JPCC Online Service (21 November 2021)

Hai JPCC, salam damai sejahtera untuk Saudara semua dari mana pun juga Anda mengikuti ibadah online pada hari ini. Apa kabar? Saya berharap tentunya Saudara semua tetap dalam keadaan baik dan berada di dalam perlindungan tangan Tuhan yang sempurna. Kita bersyukur keadaan di bangsa kita sudah semakin membaik, dan ditandai dengan terbukanya semakin banyak perbatasan negara-negara untuk warga negara Indonesia berkunjung, tanpa harus melewati masa karantina lagi.

Sebuah kemajuan yang harus kita syukuri, bukan? Nah, bersama-sama kita akan terus berdoa, supaya keadaan kita semakin pulih di dalam segala aspek di bulan-bulan yang akan datang. Sehingga dengan semakin pulihnya keadaan kita ini, maka rencana kita untuk kembali bisa beribadah on-site pun—di semua kampus kita, secara bertahap— dapat kita jalankan.

Nah, apa yang akan kita pelajari pada hari ini, sebagaimana Saudara sudah tahu bahwa tema kita sepanjang bulan November ini adalah mengenai vision and purpose; dan kita beri judul “Blueprint”, untuk tema kita bulan ini, karena di dalam sebuah “Blueprint” atau cetak biru, kita menemukan semua informasi dan kebenaran mengenai visi dan tujuan daripada sebuah ciptaan.

Boleh dikatakan bahwa semua yang ada di dalam benak dan pikiran sang pencipta pada saat merancang ciptaan tersebut, dituangkannya dalam sebuah “blueprint”, lengkap dengan semua detail-detail yang ada. Oleh sebab itu, saya yakin tidak kebetulan apabila justru di bulan November ini sebenarnya, Tuhan menginginkan kami untuk membahas mengenai vision and purpose dengan Saudara semua, dan bukan seperti biasanya dilakukan di awal sebuah tahun.

Saya pribadi melihat ini sebagai sebuah prophetic message buat kita semua, karena sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini, kita semuanya seperti berada di dalam kabut yang sangat tebal yang menghalangi kita untuk dapat melihat jauh. Kita sama sekali tidak mampu untuk melakukan perencanaan jangka panjang, seperti yang biasanya kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya.

Tantangan ini kita hadapi, semua tanpa terkecuali; dari Saudara yang kesulitan untuk melakukan perencanaan dalam bisnis, pekerjaan, mau kuliah, bahkan Saudara yang berencana mau menikah dan lain sebagainya. Saya pribadi yakin bahwa Tuhan ingin membuka mata kita semua, untuk melihat lebih jauh daripada apa yang ada di dalam benak dan pikiran-Nya bagi kita semua.

Saya yakin Tuhan ingin setiap Saudara dan saya untuk dapat melihat rancangan-Nya bagi perkerjaan, bisnis, pernikahan, dan masa depan Saudara masing-masing. Nah, oleh sebab itu, saya ingin memulai berbagi apa yang ada di dalam hati saya untuk setiap Saudara pada hari ini, dengan mengajak Saudara membuka firman Tuhan.

Opening Verse- Setelah itu— setelah Elia melakukan semua mukjizatmengalahkan nabi-nabi Baal dia berkata— Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: ”Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut.” Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: ”Tidak ada apa-apa.” Kata Elia: ”Pergilah sekali lagi.” Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: ”Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia: ”Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.” 1 Raja-raja 18:43-44 (TB)

Pemikiran pertama yang saya ingin ajak Anda renungkan adalah: What do you see? Apa yang Saudara lihat? Apa yang Saudara lihat kepada masa depan Saudara?

Di firman yang baru kita baca dikatakan bahwa bujangnya Elia yang disuruh untuk mencari awan, karena mereka sebenarnya sedang menantikan hujan, dan berulang kali— dikatakan bahkan sampai tujuh kali—bujang itu kembali dan bilang, ”Tidak ada apa-apa.” Nothing, there is nothing; tidak ada yang terlihat, hingga yang ketujuh kali.

Tadi ayat kita melompat begitu cepat dari pertama kali sampai ketujuh kali. Tapi, realitanya, Saudara pasti tahu bahwa, itu terjadi berulang-ulang kali dan butuh waktu yang cukup panjang sampai kemudian ketujuh kalinya, si bujang itu melihat awan sebesar kepalan tangan!

Supporting Verse – Then he said to his young servant, “On your feet now! Look toward the sea.” He went, looked, and reported back, “I don’t see a thing.” “Keep looking,” said Elijah, “seven times if necessary.” And sure enough, the seventh time he said, “Oh yes, a cloud! But very small, no bigger than someone’s hand, rising out of the sea.” “Quickly then, on your way. Tell Ahab, ‘Saddle up and get down from the mountain before the rain stops you.'” 1 Kings 18:43-44 (MSG)

Sang bujang berkata— dalam bahasa Inggrisnya dikatakan,—“Ada sih, tapi kecil sekali!” So small! Dengan kata lain, tidak mungkin, awan sebesar kepalan tangan dapat menghadirkan hujan. Nah, sekali lagi pertanyaan saya kepada Saudara pada hari ini: “What do you see?” Apakah mungkin, dalam kehidupan Saudara, Saudara luput melihat sesuatu yang Tuhan tempatkan dalam kehidupanmu, karena ukurannya hanya kecil, bahkan tidak sebesar apa yang Anda harapkan?

Atau mungkin Anda melihatnya, tapi Anda tidak percaya bahwa yang kecil seperti sebesar kepalan tangan—awan sebesar kepalan tangan—dapat bertumbuh menjadi sesuatu yang besar apabila ada– berada di dalam tangan Tuhan? Bagaimana Anda melihat kepada masa depanmu dan melibatkan Tuhan di dalam perjalananmu, sangat menentukan seberapa jauh apa yang Tuhan sudah rancangkan dapat digenapi di dalam hidupmu.

Saudara, saya yakin ada banyak hal yang Tuhan sediakan bagi engkau. Terutama saat-saat di mana kita sedang keluar dari kabut dan awan yang tebal; di mana kita sulit, untuk dapat melihat jauh. Pertanyaan saya kepada Saudara adalah: what do you see?Mampukah Saudara menembus kelam dan menembus kabut yang tebal ini, untuk mulai melihat apa yang Tuhan ingin Saudara lihat, apa yang Tuhan tempatkan di dalam kehidupan Saudara, apa yang Tuhan tempatkan di masa depan Saudara, untuk bisnis, pekerjaan, pernikahan, untuk masa depan Saudara, untuk karir Saudara? Mungkin masih kecil bentuknya, sepertinya tidak berarti.

Tetapi apabila Saudara mulai mampu melihatnya, saya percaya, apa yang ada di depan Saudara, akan jauh lebih baik daripada apa yang ada di belakang Saudara. Amin?

Nah, mari kita lanjut melihat apa yang terjadi dengan apa yang kita lihat, karena apa yang kita lihat, akan menentukan apa yang terjadi di masa depan kita.

Supporting Verse – Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ”Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga. Kejadian 13:14-16 (TB)

Di ayat yang baru kita baca tadi menyingkapkan bahwa: Besaran dari luas wilayah yang akan Abraham terima, sepenuhnya ditentukan oleh apakah Abraham mampu melihat, apa yang Tuhan sediakan. Bukan ditentukan oleh Tuhan, tetapi justru ditentukan oleh kemampuan Abraham untuk melihat apa yang ada di depannya. Tuhan berkata, “Lihat ke Utara, Selatan, Timur dan Barat. Semua yang mampu engkau lihat, akan diberikan kepadamu.”

Doa saya hari ini adalah supaya Roh Kudus membuka mata rohani Saudara—setiap Saudara— untuk melihat apa yang Tuhan telah sediakan dan rancangkan bagi setiap kita. Dia merancangkan yang baik, bagi Saudara dan saya. Dan tidak ada seorang pun yang luput melihat awan—yang walaupun hanya sebesar kepalan tangan di dalam kehidupan Saudara masing-masing—sehingga hujan berkat dapat turun atas kehidupan Saudara semua, amin?

Nah, pertanyaan yang berikutnya adalah: What to do after you see the vision?

Saya berdoa, Saudara, you can see the vision God has for you; apa yang ada dalam pikiran dan rancangan Tuhan bagi setiap Saudara. Sebesar atau sekecil apa pun juga, you are going to see it. Nah, pertanyaanya adalah, what to do, after you can see; seandainya Saudara mulai melihatnya. Mari kita fast forward kehidupan Abraham. Mari kita pelajari dan telusuri kehidupan Abraham.

Supporting Verse – Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: ”Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.” Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: ”Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Saya tahan di sini sebentar. Dalam bahasa Inggris dikatakan:“I will make you father of many nations.”Kalimat yang Tuhan pakai di sini, ”I will make you,”adalah future tense.Kemudian dikatakan, lanjutannya: Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Kejadian 17:1-6 (TB)

Di pasal 17 yang baru kita baca ini, Tuhan kembali mengulangi pola yang sama dengan apa yang Dia lakukan dengan Abraham pada saat dia berusia lebih muda. Dan pada saat itu dia baru disuruh untuk keluar–untuk keluar dari negeri dan meninggalkan sanak-saudaranya, seperti yang kita baca tadi di pasal 13.

Nah, kali ini, Tuhan mengubah namanya dari Abram menjadi Abraham, dan berjanji kepadanya bahwa: dia akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa, akan beranak-cucu sangat banyak; dari padanya akan lahir bangsa-bangsa dan raja-raja. Nah, bahkan apa yang Tuhan katakan di sini lebih jauh daripada sekadar sebuah janji, sebenarnya. Karena di kalimat yang tadi kita baca— ayat yang kita baca—dikatakan, “Engkau telah kutetapkan…”.

Nah, dalam tata bahasa–sebenarnya dalam tata bahasa teks aslinya, kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, akan berbunyi: “I have made you Father”. Artinya kalau Saudara perhatikan, dari janji yang Tuhan katakan, ”I will make you…”—pakai future tense (akan)—Tuhan berubah kemudian— setelah Tuhan mengubah namanya—menjadi, “I have made you Father,” jadi present perfect tense (telah); dari ‘sesuatu yang akan terjadi’ menjadi sesuatu yang sudah terjadi.

Bukan hanya dengan mengubahkan namanya Abram menjadi Abraham, Tuhan mengubah apa yang belum ada menjadi ada, tentunya, tetapi di dalam dimensinya Tuhan, sesungguhnya, keturunan Abraham yang telah Tuhan janjikan, telah Tuhan tempatkan dan Tuhan jadikan, dan Tuhan tempatkan di masa depan daripada Abraham. Itulah janji dan seperti itulah vision (visi), gambar daripada apa yang Tuhan telah sediakan bagi kita.

Tuhan bukan hanya telah menyediakannya, Tuhan bukan hanya telah menciptakannya, dan tapi juga Tuhan telah menempatkannya di dalam kehidupan kita, supaya kita dapat melihatnya.

Pertanyaannya adalah: Mampukah Abraham melihatnya? Karena realitanya berkata bahwa dia sudah berusia 99 tahun, dan kasat mata dia masih sama sekali belum punya anak. Dapatkah dia melihat dan dapatkah dia membayangkan,bahwa keturunannya akan menjadi bangsa-bangsa?

Tidak terlalu mulukkah janji atau visi tersebut, di usia tua seorang Abraham? Di sinilah iman Abraham diuji. Jadi mari kita lihat apa yang ditulis oleh surat Roma tentang keberadaan Abraham.

Supporting Verse – seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa” –di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Roma 4:17-22 (TB)

Selain Abraham telah tua, rahim Sara juga sudah tertutup. Pelajaran apa yang kita bisa dapatkan dari kesaksian Abraham dan Sara ini, mengenai vision (visi) dan purpose (tujuan)? Ada empat pelajaran berharga yang saya ingin bagikan bagi Saudara.

Pertama, Vision helps you to discover and develop your potential.

Visi akan menolong Saudara untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri Saudara. Saudara, kalau Saudara mampu melihat visi dalam kehidupan Saudara, dan Saudara tahu ada sesuatu yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan Saudara, maka visi akan menolong Saudara untuk menemukan potensi yang masih tersembunyi, yang terpendam, yang ada di dalam diri Saudara.

Pada saat seorang perancang merancang sesuatu, dia tidak hanya menempatkan tujuan di dalam rancangannya, tetapi juga menempatkan semua potensi yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut dapat tercapai. Pada saat Saudara mampu melihat visi dan mimpi dalam kehidupan Saudara, maka melalui visi, Saudara bisa menemukan potensi yang ada di dalam diri Saudara, yang bahkan mungkin Saudara tidak sadari ada di dalam diri Saudara.

Saudara bayangkan, waktu Abraham disuruh membayangkan dia jadi bapa; dia berusia 100 tahun, istrinya rahimnya sudah tertutup. Sebuah mimpi dan sebuah visi yang mustahil. Pertanyaan tadi saya katakan: mampukah Abraham melihatnya? Mungkin yang dia lihat lebih nyata adalah kuburan atau batu nisannya yang lebih dekat, dibandingkan dia menjadi seorang ayah daripada keturunan yang begitu banyak. Sebuah janji yang sebenarnya terlihat terlalu muluk. Tetapi dikatakan—seperti tadi kita baca dalam Roma 4—karena dia percaya kepada janji Tuhan, dan itulah diperhitungkan kepada dia sebagai iman.

Makanya pada waktu dia percaya, dia mulai melihat bahwa kalau Tuhan merencanakan, kalau Tuhan menjanjikan, maka sebenarnya dia punya potensi atau kemampuan untuk melakukannya. Saudara, dia kemudian menindaklanjuti dan Saudara tahu bahwa akhirnya, dia punya anak, tentunya.

Walaupun Sara sempat tidak sabar dan menawarkan jalan pintas, untuk Abraham bisa punya anak dengan Hagar. Tapi sesungguhnya, janji Tuhan adalah Abram memiliki anak dengan Sara. Dengan kata lain, walaupun berusia 100 tahun, Abraham sebenarnya masih punya potensi di dalam diri dia, untuk bisa menghasilkan keturunan. Masih ada potensi di dalam diri dia, yang dia tidak sadari tersembunyi di dalam diri dia.

Saudara, apabila Saudara hari ini bisa mulai melihat, mata Saudara mulai terbuka, untuk melihat apa yang Tuhan taruh dalam kehidupan dan masa depan Saudara, walaupun masih kelihatannya kecil, sesungguhnya di dalam diri Saudara juga ada potensi, yang Tuhan telah tempatkan untuk bisa memampukan Saudara, untuk menjadikan apa yang engkau mimpikan atau engkau lihat sebagai visi menjadi kenyataan. Jadi, vision helps you to discover and develop your potential.Itu yang pertama.

Kedua, adalah vision helps you break your limits.

Visi akan menolong Saudara untuk mendobrak batasan-batasan dan keterbatasan yang ada dalam kehidupan Saudara. Apa yang selama ini Saudara pikir mustahil, dapat Saudara taklukkan, apabila Saudara mampu melihat visi dan tujuan yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan Saudara.

Abraham di sini berusia 100 tahun. Sara rahimnya sudah tertutup. Mustahil! Karena itu ada keterbatasan jasmani dan manusiawi yang mengatakan bahwa apa yang dijanjikan Tuhan itu tidak mungkin terjadi. Di sinilah letak iman bekerja, dan apa yang mustahil bisa menjadi kenyataan. Apabila kita takluk kepada keterbatasan yang ada, maka kita tidak akan pernah melihat mukjizat yang Tuhan janjikan bisa terjadi.

Maka Greysia Polii pun tidak akan pernah bisa memenangkan medali emas (Olimpiade) apabila Greysia percaya kepada keterbatasan yang ada. Apabila Greysia melihat data statistik yang ada, tidak ada wanita yang pernah mencapai itu di usianya seperti Greysia. Saya masih ingat satu tahun sebelum dia memutuskan untuk apakah dia akan ikut di dalam Olimpiade (Tokyo) yang ada.

Saya masih ingat, kita duduk dan dia menceritakan semua data, statistik, realita yang ada. Tapi sekali lagi, saya melihat visi yang Tuhan taruh dalam hati dia dan hidup dia, dan pada saat dia setia untuk menjalaninya, setia untuk membayar harganya, dan akhirnya kita bisa melihat bahwa vision helps you break your limits. Dan saya percaya ada banyak di antara Saudara, yang selama ini mungkin dibatasi oleh semua keterbatasan yang ada.

Dan engkau berkata, “Enggak mungkin! Enggak bisa! Keadaan terlalu sulit, hidup terlalu susah! COVID terlalu parah, ekonomi terlalu hancur.” Ada keterbatasan yang membatasi hidup Saudara. Tapi hari ini apabila Saudara mau buka mata Saudara untuk melihat apa yang Tuhan tempatkan di dalam hati dan hidup Saudara, apa yang mustahil bisa menjadi kenyataan, karena potensi itu sudah ada dalam diri Saudara, dan bersama dengan Tuhan tidak ada yang mustahil.

So, vision helps you, break your limits. Karena visi itu datang daripada Tuhan,dan apabila Tuhan mengizinkan engkau memilikinya, dan apabila Tuhan ingin engkau melihatnya, maka engkau akan punya kemampuan untuk menghancurkan keterbatasannya. So, pelajaran yang kedua, vision helps you break your limits.

Ketiga, vision helps you to avoid comparison.

Visi akan menolong Saudara, untuk kemudian menghindarkan diri daripada pembandingan. Saudara saya temukan ada begitu banyak orang yang hidupnya habis tenaganya karena mereka terjebak di dalam pembandingan yang ada. Ada orang lain yang hidupnya lebih maju. Ada orang yang gajinya lebih tinggi. Ada orang yang rumahnya lebih besar. Ada banyak sekali hal-hal yang merampas sukacita dan damai sejahtera dalam kehidupan kita, karena kita terjebak di dalam pembandingan yang ada.

Iri hati mulai muncul, cemburu mulai muncul, karena kita terjebak di dalam pembandingan yang ada. Apabila Saudara tahu visi yang Tuhan taruh dalam kehidupan Saudara, dan Saudara yakin akan tujuan yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan Saudara, itu ibaratnya Saudara lari di lintasan Saudara dan Saudara tidak tergoda untuk dibandingkan atau membandingkan diri Saudara dengan siapa pun juga.

Bisnis Saudara, pekerjaan Saudara, kesehatan Saudara, bahkan your look, Saudara tidak akan terjebak untuk dibandingkan dengan siapa pun juga. Saudara bayangkan ada dua alat musik, yang kalau dibandingkan—katakanlah sebuah drum dan sebuah gitar—akan sangat amat konyol, apabila drum iri dengan dengan pinggang yang dimiliki oleh gitar, karena memang drum didesain untuk purpose yang berbeda, untuk mengeluarkan suara yang bentuknya berbeda dibandingkan gitar. Drum akan sangat konyol apabila drum ingin habis-habisan mengecilkan pinggangnya seperti sebuah gitar. Demikian juga sebaliknya; apabila gitar ingin berbentuk seperti drum. Mereka dua-duanya berbentuk berbeda karena didesain untuk purpose yang berbeda.

You and I, Saudara dan saya, setiap kita didesain untuk purpose yang berbeda. Akan sangat aman konyol, apabila Saudara dan saya tidak hati-hati dan kita terjebak di dalam pembandingan dan dibanding-bandingkan. Saya berdoa supaya Saudara setia in running your own race, sehingga Saudara setia pada visi dan panggilan; visi dan tujuan yang Tuhan tempatkan dalam kehidupan Saudara, sehingga kehidupan Saudara sepenuhnya bebas dari pembandingan, dan Saudara memiliki damai sejahtera Tuhan di dalam hidup Saudara.

Damai dalam menikmati apa pun juga yang Tuhan sediakan dan apa yang Tuhan izinkan engkau hidupi, amin? Jadi pelajaran ketiga, vision helps you to avoid comparison.

Keempat, vision helps you to overcome your failure.

Visi akan menolong Saudara untuk bisa menaklukkan dan mengalahkan rasa gagal dalam kehidupan Saudara. Saudara, kegagalan adalah bagian daripada perjalanan kita menuju keberhasilan. Saudara tidak akan pernah bertemu dengan keberhasilan apabila Saudara tidak siap untuk berhadapan dengan kegagalan.

Saya temukan ada begitu banyak orang menyerah di tengah-tengah perjalanan mereka menuju keberhasilan, dan mereka tidak tahu berapa seberapa dekatnya mereka sudah, dengan keberhasilan yang ada di depan mereka. Kadang kala ada orang yang sudah sangat dekat dengan garis finish dan keberhasilan yang akan datang menjemput mereka, namun mereka memutuskan untuk menyerah di tengah jalan.

Saudara, failure is part of your journey towards success. Gagal adalah bagian dari perjalanan kita untuk meraih keberhasilan. Dan kisah Abraham ini…Tahukah Saudara, bahwa Abraham juga harus berulang kali gagal, karena Alkitab memang tidak mencatat berapa seringnya dia harus kecewa, karena setelah dia menghampiri istrinya, dia tidak segera mendapati istrinya langsung hamil.

Memang kita tidak mendapati Alkitab mencatat secara statistik, tetapi fakta bahwa Sara kemudian berkata ‘mungkin’yang dijanjikan Tuhan menjadi istri bukanlah dirinya, itu adalah salah satu bukti bahwa Sara sudah mencoba, ternyata tidak berhasil. Sehingga dia berusaha untuk menolong Tuhan, untuk menghadirkan keturunan bagi Abraham, dengan menawarkan Ibu pengganti atau istri pengganti; Hagar.’

Betul, Abraham mendapatkan anak daripada Hagar, yang bernama Ismail. Tetapi apa yang Tuhan janjikan adalah anak keturunan dari Abraham melalui Sara, dan Tuhan harus meyakinkan Sara, bahwa, “Sara, engkaulah ibu, dari keturunan yang Aku janjikan.” And sure enough kita melihat pada saat mereka kembali meyakini dan mempercayai apa yang Tuhan janjikan, maka kemudian Ishak dilahirkan.

Saudara, failure is part of our journey; gagal adalah bagian daripada perjalanan kita. Saya tidak tahu berapa banyak di antara Saudara, yang mungkin selama dua tahun ini terus mencoba tetapi gagal. Saya ingin mendorong Saudara; don’t you give up, janganlah Saudara menyerah, karena kegagalan adalah bagian daripada perjalanan kita untuk mencapai keberhasilan.

Saya berdoa supaya vision helps you to overcome your failure. Supaya Saudara bisa melihat visi yang Tuhan taruh dalam kehidupan Saudara, sehingga Saudara sudah tidak menyerah di tengah-tengah kegagalan, dan Saudara menjadikan kegagalan itu pelajaran, dan bagian daripada perjalanan Saudara.

Saya berharap empat pelajaran ini bisa menolong Saudara untuk melihat visi yang Tuhan taruh dalam kehidupan Saudara, dan tujuan yang Tuhan Taruh dalam kehidupan Saudara, sehingga Saudara bisa menggali potensi, mendobrak batasan (limits) ,dan terbebaskan dari pembandingan dalam kehidupan, dan bisa menikmati damai sejahtera dan sukacita daripada Tuhan, dan bisa memakai kegagalan yang ada dalam kehidupan Saudara menjadi pelajaran yang berharga sehingga Saudara bisa melihat hujan berkat itu, janji itu digenapi dalam kehidupan Saudara, Amin?

Closing Verse – Kata-kata ini—kata Firman Tuhan— yaitu “hal ini diperhitungkan kepadanya,” tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati. Roma 4:23-24 (TB)

Friends, kalau Saudara percaya  bahwa Allah telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita dari kematian,dan engkau percaya bahwa Dia hidup; maka engkau percaya bahwa Dialah yang memberikan kehidupan, dan memberikan visi dan panggilan-Nya dalam kehidupan Saudara yang telah menetapkan masa depan yang berharga bagi Saudara, masa depan penuh dengan damai sejahtera bagi setiap Saudara.

Maka apabila engkau percaya hari ini, apa yang engkau lihat, percaya pada masa depan yang Tuhan tetapkan dalam kehidupan Saudara maka itu akan diperhitungkan pada Saudara dan saya juga sebagai kebenaran. Dan pada saat kita beriman seperti itu maka apa yang mustahil dapat menjadi kenyataan.

Doa saya adalah apa yang terjadi dalam kehidupan Abraham terjadi dalam kehidupan Saudara dan saya juga. Sehingga sepanjang akhir tahun ini hingga kita menutup tahun 2021, kita dapat melihat awan yang sebesar kepalan tangan tadi dapat berubah menjadi hujan menggenapi apa yang Tuhan janjikan dalam kehidupan kita.

P.S : Aside than my daily working hours activities, I also have passion and interest in writing article for both traditional and modern media. My experience varies from content creation, creative writing for established magazine such as Pride and PuriMagz, web copywriting, fast translating (web,mobile, and tablet), social media, marketing materials and company profile. Click here to see some of my freelancing portfolios – links

If your organization need a Freelance Copywriters or Social Media Specialist, Feel free to contact me, and see how I can free up your time and relieve your stress over your copy/content needs and deadlines. My contact is 087877383841 and vconly@gmail.com. Sharing is caring so any support is very much appreciated. Thanks much and God Bless!